Disusun Oleh :
HABIBULLAH RABBANI
152111713018
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
1. Latar Belakang Masalah 3
2. Tujuan Praktikum 4
Stott mengatakan apa yang terjadi di Kanjuruhan akibat tindakan semena-mena oleh polisi
ditambah buruknya pengelolaan stadion. Dia juga berpendapat, penggunaan gas air mata oleh
polisi tidak proporsional.
“Menembakkan gas air mata ke tribun ketika gerbang terkunci hanya akan menyebabkan
kematian dalam jumlah besar,” paparnya.
Setelah polisi menembakkan gas air mata, penonton di tribun 9 dan 10 mengungkapkan
kepada The Post, mereka batuk-batuk dan mata mereka mulai berair. Di tribun 12 dan 13,
para penonton hampir seluruhnya diselimuti asap gas air mata.
2. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui Label Bahan Kimia, Bahan Kimia, Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) atau MSDS Bahan Kimia Beracun yang terkandung di Gas Air Mata.
2. Mengetahui Sifat kimia bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
3. Mengetahui Sifat fisika bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
4. Mengetahui Rute pajanan bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
5. Mengetahui Toksikokinetik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
6. Mengetahui Toksikodinamik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air
mata.
7. Mengetahui NAB bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
8. Dapat memberikan rekomendasi pengendalian risiko dari bahan kimia beracun yang
terkandung dalam gas air mata.
BAB II : HASIL DAN PEMBAHASAN
PRAKTIKUM TM 1
Mengetahui Label Bahan Kimia, Bahan Kimia, Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) atau MSDS Bahan Kimia Beracun yang terkandung di Gas Air Mata.
a. Membahayakan lingkungan
b. Beracun
Simbol yang tertera di samping menunjukkan
bahan kimia yang pada level rendah dapat
menyebabkan masalah kesehatan. Simbolnya
sendiri digambarkan dengan tengkorak dan
tulang bersilang.
Sifat kimia bisa disebut sebagai karakteristik yang dapat diamati saat suatu zat
mengalami perubahan secara kimia. Perubahan ini merupakan jenis perubahan yang mampu
mengubah identitas suatu zat. Hal ini karena adanya perubahan dan pembentukan ikatan
kimia baru. Hasil perubahan dan sifat kimia ini bisa disebut dengan sifat fisik zat. Secara
umum bisa dikatakan bahwa sifat kimia adalah zat yang ada kaitannya dengan kemampuan
suatu zat saat bereaksi atau mengalami perubahan tertentu. Sifat kimia tidak mudah untuk
diamati karena ini berhubungan dengan pembentukan zat baru. Singkatnya, sifat zat yang
berhubungan dengan zat lain membentuk zat baru dapat disebut dengan sifat kimia.
Perubahan kimia merupakan suatu jenis perubahan yang dapat mengubah identitas
suatu zat karena perubahan dan juga pembentukan ikatan kimia baru. Perubahan kimia dan
juga sifat kimia yang bisa dihasilkan terkait langsung dengan sifat fisik sebuah zat. Adapun
beberapa sifat fisik yang umum yaitu bau, titik didih, titik leleh,dan juga kepadatan. Contoh
perubahan kimia antara lain seperti keterbakaran, membusuk, kereaktifan, mudah meledak,
beracun, dan terlarut.
Berdasarkan MSDS sifat kimia yang dimiliki gas ini antara lain :
Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.
Sifat ini dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisika
antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan,
kelarutan, kekeruhan, kemagnetan, dan kekentalan. Sifat perubahan fisika dapat dilihat
dan diamati perubahannya dari luar dan juga dapat kembali menjadi keadaan semula
setelah zat tersebut berubah. Contoh perubahan fisika seperti mencair, membeku,
mengkristal, menguap, menyublim, serta mengembun.
Berdasarkan MSDS sifat fisika yang dimiliki gas ini antara lain :
Pajanan toksikan pada manusia dapat berasal dari berbagai macam sumber, baik
dari udara, tanah, air permukaan, maupun air tanah. pajanan toksikan dibedakan menjadi
dua diantaranya:
● Pajanan langsung
terjadi kontak langsung antara sumber pajanan (toksikan) dan manusia.
● pajanan tidak langsung
adanya suatu tahapan atau media lain yang dilewati sumber pajanan kontak dengan
manusia. Media atau tahapan antara tersebut dapat berupa hewan (ternak),
tumbuhan, makanan (misalnya padi, susu, atau ikan), dan air minum.
Jalur pajanan toksikan bervariasi, yaitu dapat melalui inhalasi, kontak kulit dan
mata, ingesti, serta injeksi. Namun pada tempat kerja, jalur pajanan toksikan terutama
terjadi melalui inhalasi dan kontak kulit.
a. Mata
Mata sangat sensitif terhadap pajanan toksikan. Bahkan pajanan singkat
toksikan dalam memberi efek lokal serius pada mata. Selain itu, toksikan dapat
pula diserap oleh pembuluh darah mata dan disebarkan ke seluruh tubuh. pada
kasus kanjuruhan apabila kandungan gas tersebut mengenai mata seseorang akan
menyebabkan keluarnya air mata berlebih (edema kelopak mata dan lakrimasi),
sensasi terbakar, pandangan buram, mata menjadi kemerahan (konjungtivitis). Apabila
kandungan chlorobenzylidene malononitrile (CS) terkena pada mata dengan skala
berlebih akan menyebabkan glaukoma sampai kebutaan.
b. Inhalasi
Jika Chlorobenzylidene malononitrile (CS) masuk lewat jalur inhalasi dapat
menyebabkan hidung terasa perih hingga rasa terbakar, ingus akan mengalir secara terus
menerus, dapat mengakibatkan hidung bengkak, pada bagian paru-paru dapat
mengakibatkan dada sesak, batuk, serta kesulitan bernafas. bahan kimia CS dapat
dikeluarkan kembali lewat ekshalasi atau dapat menetap dalam saluran pernafasan dan
dapat menimbulkan gangguan.
c. Ingesti
Apabila bahan kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS) tertelan, dapat
menyebabkan mulut mengalami rasa terbakar, iritasi, kesulitan dalam menelan, pada air
liur yang terkontaminasi atau tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium
(rasa sakit di ulu hati), kemudian mual dan biasanya muntah atau diare. Jika muntah atau
diare berlanjut atau parah, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan elektrolit,
asidosis (penumpukan asam dalam darah), syok, kejang, obtundasi (penurunan
kesadaran) dan hipokal- aemia (kadar kalium yang rendah dalam darah).
d. Kontak kulit
Kontak kulit menjadi jalur pajanan toksikan yang berwujud cair dengan
kemampuan menguap (volatilitas) rendah. Selain itu, dapat juga menjadi jalur
masuk toksikan zat padat. pada kasus gas air mata di kanjuruhan apabila
Chlorobenzylidene malononitrile (CS) terkena kulit dan dapat menembus lapisan
kulit (skin barrier), diserap oleh sistem sirkulasi, dan disebarkan ke seluruh organ
internal, hingga menimbulkan gangguan yang menyebabkan iritasi pada kulit
(kulit mengalami sensasi terbakar dan terdapat ruam-ruam).
PRAKTIKUM TM 5
Toksikokinetik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
● Absorbsi
Rute masuk zat kimia dalam proses ini terdapat 3 rute yaitu inhalasi,
dermal, ingesti. Zat kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS) masuk melalui
inhalasi dan ingesti. Rute melalui inhalasi dapat langsung masuk ke paru-paru
melalui asap yang disebabkan oleh gas air mata. Sedangkan jalur ingesti dimulai
dari mulut, kerongkongan, dan lambung. Zat kimia yang masuk dalam jalur ini
biasanya terjadi karena ketidaksengajaan seperti dalam kasus keracunan.
● Distribusi
Proses distribusi merupakan proses reversibel yaitu zat kimia
Chlorobenzylidene malononitrile (CS) dapat masuk ke dalam sel dari darah
ataupun bisa masuk ke darah dari sel. Pengiriman zat kimia ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Aliran darah
b. permeabilitas kapiler
c. kekuatan dari pengikatan dari zat kimia ke darah ataupun jaringan protein
d. stabilitas relatif dari molekul zat kimia
● Metabolisme
Untuk pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat pelindung diri
(APD) saat menggunakan bahan kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS), antara lain :
● Menggunakan pakaian lengan panjang agar jika terkena tubuh terhalang oleh pakaian
tersebut
● Menggunakan respirator dan memastikan ruangan memiliki ventilasi yang memadai.
● Menggunakan safety goggles dan face protection shield (pelindung mata atau wajah)