Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TOKSIKOLOGI INDUSTRI

STUDI KASUS KANJURUHAN GAS AIR MATA

Disusun Oleh :

HABIBULLAH RABBANI

152111713018

PROGRAM STUDI D-III KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS


VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB I : PENDAHULUAN 3
1. Latar Belakang Masalah 3
2. Tujuan Praktikum 4

BAB II : HASIL DAN PEMBAHASAN 5


PRAKTIKUM TM 1 5
Mengetahui Label Bahan Kimia, Bahan Kimia, Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) atau MSDS Bahan Kimia Beracun yang terkandung di Gas Air Mata. 5
PRAKTIKUM TM 2 7
Mengetahui Sifat kimia bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata. 7
PRAKTIKUM TM 3 8
Mengetahui Sifat fisika bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata. 8
PRAKTIKUM TM 4 9
Mengetahui Rute pajanan bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata. 9
PRAKTIKUM TM 5 11
Toksikokinetik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata. 11
PRAKTIKUM TM 6 13
Mengetahui Toksikodinamik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
13
PRAKTIKUM TM 7 14
Mengetahui NAB bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata. 14
IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RISIKO 15
BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Media asing The Washington Post mengungkapkan hasil investigasi eksklusif


terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober lalu.
Sebanyak 131 orang tewas setelah petugas keamanan bentrok dengan penggemar di sebuah
stadion sepak bola di Indonesia pada 1 Oktober. Terungkap, polisi menembakkan 40 kali gas
air mata dalam peristiwa itu. Investigasi Washington Post menyebutkan penembakan gas air
mata sedikitnya dilakukan 40 kali ke arah kerumunan dalam rentang waktu 10 menit.
Kejadian itu melanggar pedoman keamanan internasional untuk pertandingan sepak bola.
Akhirnya kejadian itu membuat penggemar mengalir ke pintu keluar. Amunisi yang dipakai
termasuk gas air mata, flash bang dan flare.
Asap mengepul ke arah bagian tribune selatan.Penonton bagian 9 dan 10 mengatakan
mata mereka mulai berkaca-kaca. Di bagian 12 dan 13, orang-orang diselimuti oleh bahan
kimia. Massa melompat ke lapangan untuk menghindarinya. Massa yang mencoba pergi
menemukan pintu keluar terhalang, jadi mereka juga melompat ke lapangan. Petugas
menembakkan lebih banyak gas air mata ke arah ujung selatan stadion dan ke tribun
penonton. Situasi itu membuat pintu keluar tersendat. Pintu terbuka tetapi terlalu sempit
untuk menghadapi massa orang yang keluar.
Seorang pengacara hak asasi manusia, Ranto Sibarani, yang meninjau rekaman video,
mengatakan pihak berwenang tampaknya menembakkan amunisi secara sporadis dan tanpa
strategi yang jelas. “Hasilnya adalah penggunaan bahan kimia secara besar-besaran dan tidak
terkoordinasi,” kata Sibarani.
Profesor dan dari Keele Universitas di Inggris, Clifford Stott, meninjau video yang
menunjukkan situasi di Stadion Kanjuruhan. Ia mengatakan apa yang terjadi di Kanjuruhan
adalah akibat langsung dari tindakan polisi yang dikombinasikan dengan keburukan dari
manajemen stadion.
Clifford Stott bersama dengan pakar pengendalian massa lainnya dan empat aktivis
pembela hak-hak sipil, mengatakan penggunaan gas air mata oleh polisi tidak proporsional.
“Menembakkan gas air mata ke tribun penonton dengan pintu terkunci, kemungkinan besar
tidak akan menghasilkan apa-apa selain korbannya jiwa yang besar. Dan itulah yang terjadi,”
kata Stott.

Stott mengatakan apa yang terjadi di Kanjuruhan akibat tindakan semena-mena oleh polisi
ditambah buruknya pengelolaan stadion. Dia juga berpendapat, penggunaan gas air mata oleh
polisi tidak proporsional.

“Menembakkan gas air mata ke tribun ketika gerbang terkunci hanya akan menyebabkan
kematian dalam jumlah besar,” paparnya.

Setelah polisi menembakkan gas air mata, penonton di tribun 9 dan 10 mengungkapkan
kepada The Post, mereka batuk-batuk dan mata mereka mulai berair. Di tribun 12 dan 13,
para penonton hampir seluruhnya diselimuti asap gas air mata.

2. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui Label Bahan Kimia, Bahan Kimia, Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) atau MSDS Bahan Kimia Beracun yang terkandung di Gas Air Mata.
2. Mengetahui Sifat kimia bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
3. Mengetahui Sifat fisika bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
4. Mengetahui Rute pajanan bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
5. Mengetahui Toksikokinetik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
6. Mengetahui Toksikodinamik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air
mata.
7. Mengetahui NAB bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.
8. Dapat memberikan rekomendasi pengendalian risiko dari bahan kimia beracun yang
terkandung dalam gas air mata.
BAB II : HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM TM 1
Mengetahui Label Bahan Kimia, Bahan Kimia, Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) atau MSDS Bahan Kimia Beracun yang terkandung di Gas Air Mata.

Hasil Dan Pembahasan :


→ Gas air mata adalah senjata kimia yang berbentuk gas dan digunakan untuk melumpuhkan
dengan cara mengiritasi mata dan/atau sistem pernapasan. Gas air mata dapat disimpan
sebagai aerosol atau granat. Alat ini sangat umum digunakan oleh polisi dalam memerangi
kerusuhan dan penangkapan. Panjang gas air mata ini hanya sekitar 10 cm atau sebesar
telapak tangan orang dewasa. Biasanya gas air mata berbentuk seperti peluru dan
ditembakkan melalui peluncur. Setelah ditembakkan dan dilepaskan, gas air mata akan
mengeluarkan asap putih pekat dan jika orang terkena langsung asap ini, organ tubuh seperti
mata, hidung, mulut akan langsung bereaksi.

→ Gas Air Mata Terbuat Dari Senyawa-Senyawa Kimia Seperti :


A. chlorobenzylidene malononitrile (CS) (C10H5ClN2) ;
B. dibenzoxazepine (CR) (C13H9NO) ;
C. chloroacetophenone (CN) (C8H7ClO) ;
D. serta semprotan merica atau Oleoresin Capsicum (OC).

→ MSDS (Material Safety Data Sheet) dari chlorobenzylidene malononitrile (CS):


https://datasheets.scbt.com/sds/wpna/en/sc-352225.pdf
→ Label Bahan Kimia chlorobenzylidene malononitrile (CS) :

a. Membahayakan lingkungan

Simbol di samping menunjukkan bahwa bahan


kimia yang dapat menimbulkan bahaya
langsung atau tidak langsung bagi satu atau
lebih komponen lingkungan.

b. Beracun
Simbol yang tertera di samping menunjukkan
bahan kimia yang pada level rendah dapat
menyebabkan masalah kesehatan. Simbolnya
sendiri digambarkan dengan tengkorak dan
tulang bersilang.

Simbol yang tertera di samping menunjukkan


c. Bahaya bagi kesehatan
bahwa bahan kimia dapat merusak Kesehatan,
dapat menyebabkan iritasi kulit dan pernapasan,
dapat menyebabkan kantuk atau pusing, dapat
menyebabkan reaksi alergi pada kulit, gangguan
mata berat, iritasi kulit, berbahaya jika tertelan,
berbahaya jika bersentuhan dengan kulit, dan
berbahaya jika terhirup.

d. Bahaya kesehatan serius Simbol di samping menunjukkan bahan kimia


yang dapat menyebabkan kerusakan serius dan
jangka panjang pada Kesehatan dapat berakibat
fatal jika tertelan dan memasuki saluran udara,
menyebabkan kerusakan pada organ, merusak
kesuburan atau janin, menyebabkan kanker,
serta dapat menyebabkan cacat genetic.
PRAKTIKUM TM 2
Mengetahui Sifat kimia bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.

Hasil Dan Pembahasan :

→ Identifikasi Sifat Kimia Bahan Kimia

Sifat kimia bisa disebut sebagai karakteristik yang dapat diamati saat suatu zat
mengalami perubahan secara kimia. Perubahan ini merupakan jenis perubahan yang mampu
mengubah identitas suatu zat. Hal ini karena adanya perubahan dan pembentukan ikatan
kimia baru. Hasil perubahan dan sifat kimia ini bisa disebut dengan sifat fisik zat. Secara
umum bisa dikatakan bahwa sifat kimia adalah zat yang ada kaitannya dengan kemampuan
suatu zat saat bereaksi atau mengalami perubahan tertentu. Sifat kimia tidak mudah untuk
diamati karena ini berhubungan dengan pembentukan zat baru. Singkatnya, sifat zat yang
berhubungan dengan zat lain membentuk zat baru dapat disebut dengan sifat kimia.

Perubahan kimia merupakan suatu jenis perubahan yang dapat mengubah identitas
suatu zat karena perubahan dan juga pembentukan ikatan kimia baru. Perubahan kimia dan
juga sifat kimia yang bisa dihasilkan terkait langsung dengan sifat fisik sebuah zat. Adapun
beberapa sifat fisik yang umum yaitu bau, titik didih, titik leleh,dan juga kepadatan. Contoh
perubahan kimia antara lain seperti keterbakaran, membusuk, kereaktifan, mudah meledak,
beracun, dan terlarut.

Berdasarkan MSDS sifat kimia yang dimiliki gas ini antara lain :

a. perubahan warna : tidak ada data tersedia


b. massa molar : tidak ada data yang tersedia
c. suhu penyalaan otomatis : tidak ada data tersedia
d. batas ledakan : tidak ada data yang tersedia
e. pH : tidak ada data yang tersedia
f. massa molekul : 188.613g/mol
g. berat jenis/kepadatan : 1.389 g/ml
h. viskositas : tidak ada data tersedia
i. viskositas kinematik : tidak ada data tersedia
j. viskositas dinamis : tidak ada data tersedia
k. sifat pengoksidasi : tidak ada data yang tersedia
l. sifat eksplosif : tidak ada data yang tersedia
PRAKTIKUM TM 3
Mengetahui Sifat fisika bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.

A. Identifikasi Sifat Fisika

Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.
Sifat ini dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisika
antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan,
kelarutan, kekeruhan, kemagnetan, dan kekentalan. Sifat perubahan fisika dapat dilihat
dan diamati perubahannya dari luar dan juga dapat kembali menjadi keadaan semula
setelah zat tersebut berubah. Contoh perubahan fisika seperti mencair, membeku,
mengkristal, menguap, menyublim, serta mengembun.

Berdasarkan MSDS sifat fisika yang dimiliki gas ini antara lain :

a. Wujud Zat : Padat


b. penampilan : Bubuk kristal
c. rasa zat : tidak ada data yang tersedia
d. bau zat : tidak ada data yang tersedia
e. warna zat : putih hingga putih pudar
f. titik didih/nyala suhu : tidak ada data yang tersedia
g. titik lebur : 89 - 100 °C
h. titik nyala : 310 - 315 °C
i. kepadatan : Tidak ada data tersedia
j. tingkat penguapan : tidak ada data tersedia
k. tekanan uap : tidak ada data tersedia
l. kelarutan air : tidak terlarut
m. kelarutan dalam pelarut lain : tidak terlarut
n. viskositasi kinematic : tidak ada data tersedia
PRAKTIKUM TM 4
Mengetahui Rute pajanan bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.

B. Identifikasi Rute bahan Kimia

Pajanan toksikan pada manusia dapat berasal dari berbagai macam sumber, baik
dari udara, tanah, air permukaan, maupun air tanah. pajanan toksikan dibedakan menjadi
dua diantaranya:

● Pajanan langsung
terjadi kontak langsung antara sumber pajanan (toksikan) dan manusia.
● pajanan tidak langsung
adanya suatu tahapan atau media lain yang dilewati sumber pajanan kontak dengan
manusia. Media atau tahapan antara tersebut dapat berupa hewan (ternak),
tumbuhan, makanan (misalnya padi, susu, atau ikan), dan air minum.

Jalur pajanan toksikan bervariasi, yaitu dapat melalui inhalasi, kontak kulit dan
mata, ingesti, serta injeksi. Namun pada tempat kerja, jalur pajanan toksikan terutama
terjadi melalui inhalasi dan kontak kulit.

Chlorobenzylidene malononitrile (CS) masuk ke dalam tubuh seseorang melalui


rute pajanan sebagai berikut :

a. Mata
Mata sangat sensitif terhadap pajanan toksikan. Bahkan pajanan singkat
toksikan dalam memberi efek lokal serius pada mata. Selain itu, toksikan dapat
pula diserap oleh pembuluh darah mata dan disebarkan ke seluruh tubuh. pada
kasus kanjuruhan apabila kandungan gas tersebut mengenai mata seseorang akan
menyebabkan keluarnya air mata berlebih (edema kelopak mata dan lakrimasi),
sensasi terbakar, pandangan buram, mata menjadi kemerahan (konjungtivitis). Apabila
kandungan chlorobenzylidene malononitrile (CS) terkena pada mata dengan skala
berlebih akan menyebabkan glaukoma sampai kebutaan.

b. Inhalasi
Jika Chlorobenzylidene malononitrile (CS) masuk lewat jalur inhalasi dapat
menyebabkan hidung terasa perih hingga rasa terbakar, ingus akan mengalir secara terus
menerus, dapat mengakibatkan hidung bengkak, pada bagian paru-paru dapat
mengakibatkan dada sesak, batuk, serta kesulitan bernafas. bahan kimia CS dapat
dikeluarkan kembali lewat ekshalasi atau dapat menetap dalam saluran pernafasan dan
dapat menimbulkan gangguan.

c. Ingesti
Apabila bahan kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS) tertelan, dapat
menyebabkan mulut mengalami rasa terbakar, iritasi, kesulitan dalam menelan, pada air
liur yang terkontaminasi atau tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium
(rasa sakit di ulu hati), kemudian mual dan biasanya muntah atau diare. Jika muntah atau
diare berlanjut atau parah, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan elektrolit,
asidosis (penumpukan asam dalam darah), syok, kejang, obtundasi (penurunan
kesadaran) dan hipokal- aemia (kadar kalium yang rendah dalam darah).

d. Kontak kulit
Kontak kulit menjadi jalur pajanan toksikan yang berwujud cair dengan
kemampuan menguap (volatilitas) rendah. Selain itu, dapat juga menjadi jalur
masuk toksikan zat padat. pada kasus gas air mata di kanjuruhan apabila
Chlorobenzylidene malononitrile (CS) terkena kulit dan dapat menembus lapisan
kulit (skin barrier), diserap oleh sistem sirkulasi, dan disebarkan ke seluruh organ
internal, hingga menimbulkan gangguan yang menyebabkan iritasi pada kulit
(kulit mengalami sensasi terbakar dan terdapat ruam-ruam).
PRAKTIKUM TM 5
Toksikokinetik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.

C. Identifikasi Toksikokinetik bahan kimia

Toksikokinetika adalah bagian dalam ilmu toksikologi yang mempelajari proses


kinetika atau pergerakan toksikan di dalam tubuh, meliputi absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi. Toksikokinetik mempelajari kinetika zat toksik atau
pengaruh tubuh terhadap zat toksik.

Pergerakan zat kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS) dapat masuk ke


dalam tubuh melalui urutan proses antara lain :

● Absorbsi
Rute masuk zat kimia dalam proses ini terdapat 3 rute yaitu inhalasi,
dermal, ingesti. Zat kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS) masuk melalui
inhalasi dan ingesti. Rute melalui inhalasi dapat langsung masuk ke paru-paru
melalui asap yang disebabkan oleh gas air mata. Sedangkan jalur ingesti dimulai
dari mulut, kerongkongan, dan lambung. Zat kimia yang masuk dalam jalur ini
biasanya terjadi karena ketidaksengajaan seperti dalam kasus keracunan.

● Distribusi
Proses distribusi merupakan proses reversibel yaitu zat kimia
Chlorobenzylidene malononitrile (CS) dapat masuk ke dalam sel dari darah
ataupun bisa masuk ke darah dari sel. Pengiriman zat kimia ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Aliran darah
b. permeabilitas kapiler
c. kekuatan dari pengikatan dari zat kimia ke darah ataupun jaringan protein
d. stabilitas relatif dari molekul zat kimia
● Metabolisme

Untuk mempermudah ekskresi, zat kimia Chlorobenzylidene


malononitrile (CS) harus melalui proses metabolisme terlebih dahulu. Proses
metabolisme bisa berlangsung di hati atau ginjal baik dengan perubahan struktur
zat kimia ataupun dengan perubahan kimiawi dari zat kimia.
● ekskresi

Pengeluaran keseluruhan zat Chlorobenzylidene malononitrile (CS) dari


dalam tubuh disebut dengan ekskresi, Ginjal dan organ pencernaan menjadi
bagian penting dalam proses ekskresi ini.
PRAKTIKUM TM 6
Mengetahui Toksikodinamik bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.

D. Identifikasi Toksikodinamik bahan kimia

Toksikodinamika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana terjadinya efek atau


perubahan dalam tubuh yang ditimbulkan oleh toksikan, termasuk proses biokimia dan
fisiologi pada molekul dan jaringan target organ, seperti proses mengikat, mengaktifkan
atau menghambat reseptor. Selain toksikokinetik, di dalam konsep dosis, terdapat juga
toksikodinamik. toksikodinamik berarti dampak molekuler, biokimia dan fisiologis dari
toksikan atau metabolitnya dalam sistem biologik. Dampak ini terjadi sebagai hasil dari
interaksi antara dosis yang efektif secara biologis dari bentuk terakhir toksikan di dalam
target molekulernya. Dalam konsep toksikodinamik, seseorang bisa menjadi sakit
dimulai dari perubahan di dalam molekulernya yang berlanjut hingga respons dari
organismenya. Perubahan ini dapat berubah kembali ke kondisi awal baik dengan
perbaikan ataupun tidak. Namun, tidak semua perubahan organisme dapat berubah
kembali ke kondisi awal.

Bahan kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS) akan bereaksi dengan suatu


target kritis (critical target) yang dapat berupa deoxyribo nucleic acid (DNA) maupun
suatu enzim. Reaksi antara bahan racun/bahan toksik yang dengan target kritis (critical
target) lazim disebut sebagai interaksi kunci (key interaction). Perkembangan
selanjutnya akan menjadi modifikasi dari target kritis (modified critical target) sebagai
kunci dari kerusakan target (key lesion). Proses akan berjalan secara progresif dan
bahan toksik akan terus menyerang yang akhirnya akan menimbulkan respon biologi
dari organisme.
PRAKTIKUM TM 7
Mengetahui NAB bahan kimia beracun yang terkandung dalam gas air mata.

E. Identifikasi NAB bahan kimia


NAB bahan kimia dalam ppm atau mg/m3 adalah konsentrasi rata-rata pajanan
bahan kimia tertentu yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu. NAB Chlorobenzylidene
malononitrile (CS) terdiri dari ACGIH TLV, OSHA PEL, NIOSH IDLH antara lain,
sebagai berikut :

● ACGIH TLV : ceiling = 0.05 ppm


● OSHA PEL : TWA = 0.05 ppm

: TWA = 0.4 mg/m3

: ceiling = 0.05 ppm

: ceiling = 0.4 mg/m3

● NIOSH IDLH : IDLH = 2 mg/m3

: ceiling = 0.05 ppm

: ceiling = 0.4 mg/m3


IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RISIKO

Untuk pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat pelindung diri
(APD) saat menggunakan bahan kimia Chlorobenzylidene malononitrile (CS), antara lain :

● Menggunakan pakaian lengan panjang agar jika terkena tubuh terhalang oleh pakaian
tersebut
● Menggunakan respirator dan memastikan ruangan memiliki ventilasi yang memadai.
● Menggunakan safety goggles dan face protection shield (pelindung mata atau wajah)

Anda mungkin juga menyukai