Anda di halaman 1dari 8

Syarat-Syarat Pendidik dan Implementasinya

Dalam Proses Belajar Mengajar


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu pendidikan

Dosen pengampu:
Moh.Muchlish Huda, M.pd.I

Disusun Oleh:
Risma puji lestari (208220076)
Rizky yoga wibowo (208220078)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PONOROGO 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik ialah orang yang memikul bertanggung jawaban untuk mendidik.


Pengertian pendidik ini meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin
masyarakat, dan pemimpin agama. Secara umum dikatakan bahwa setiap orang
dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan suatu
perbuatan sosial, perbuatan fundamental yang menyakut keutuhan perkembangan
pribadi anak. Untuk menjadi pendidik diperlukan berbagai persiapan, seperti
pendidikan calon pendidik disekolah, pendidikan pemimpin dan sebagainya.
Dengan demikian diharapkan suatu kodrat dan sosialnya sanggup mendidik
orang lain, maksudnya memiliki kemampuan ( kompetensi ) untuk melaksanakan
tugas-tugas mendidik. Pendidik mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulai
dalam mengantarkan tunas tunas bangsa kepuncak cita cita. Oleh karena itu, sudah
selayaknya pendidik mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi pendidik
yang profesional, baik secara akademis maupun non akademis
Seorang pendidik dikatakan memiliki tugas yang berat dalam dunia
pendidikan, untuk itu pendidik tidak hanya dituntut mampu menguasai bahan ajar,
melainkan pendidik itu juga harus mampu memahami peserta didik, mampu
merancang dan melaksanakan pembelajaran, mampu mengevaluasi hasil belajar, dan
mampu mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya, yang mana semua itu dapat diperoleh seorang pendidik apabila
menguasai kompetensi pendidik. Jadi, seorang pendidik dapat melaksanakan
pendidikan dengan baik apabila telah menguasai kompetensi pendidik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa syarat-syarat pendidik?
2. Apakah yang diterapkan pada teori belajar mengajar?
3. Bagaimana implementasi syarat-syarat pendidik dalam proses belajar
mengajar
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui syarat-syarat pendidik
2. Untuk mengetahui teori belajar mengajar
3. Untuk mengetahui implementasi syarat-syarat pendidik dalam proses belajar
mengajar
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Syarat-Syarat pendidik
Di dalam Undang-Undang pokok pendidikan no.4 tahun 1950 pasal 15
ditetapkan bahwa: syarat-syarat utama untuk menjadi guru, selain ijasah, dan syarat-
syarat yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat yang perlu untuk
dapat memberikan pendidikan dan pengajaran, yaitu:
1. Syarat profesional (ijasah)
2. Syarat biologis (kesehatan jasmani)
3. Syarat psikologis (kesehatan mental)
4. Syarat paedagogis-didaktis (pendidikan dan pengajaran)
Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang pendidik dan
dosen berbunyi: “ Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Ternyata hal tersebut sejalan dengan pasal 13 peraturan menteri agama Republik
Indonesia No 16 tahun 2010 tentang pengelolahan pendidikan agama pada sekolah, yang
berbunyi: “ Guru pendidikan agama minimal harus memiliki kualifikasi akademik strata 1/
diplomad IV, dari program studi pendidikan agama dan program studi agama dari perguruan
tinggi yang terakreditasi dan memiliki sertifikat profesi guru pendidikan agama.1 Hal ini telah
diatur pada pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia nomer 14 tahun 2005
tentang pendidik dan dosen, berbunyi : “ Kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang di peroleh melalui pendidikan profesi.
Guru sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal di sekolah, secara langsung
atau tegas menerima kepercayaan dari masyarakat untuk memangku jabatan dan tanggung
jawab pendidikan. Maka harus memiliki syarat-syarat sebagai manusia dewasa, harus pula
memenuhi persyaratan yang lebih berat, yang dapat dikelompokan menjadi: persyaratan
pribadi dan persyaratan jabatan. Hal yang termasuk persyaratan pribadi, di antaranya:
1. Berbudi perketi luhur dan berbadan sehat
2. Memiliki kecerdasan yang cukup
3. Memiliki tempramen yang tenang
4. Kestabilan dan kematangan emosional
Sementara persyaratan jabatan adalah:
1. Pengetahuan tentang manusia dan masyarakat seperti antropologi, sosiologi, sosiologi
pendidikan dan psikologi
2. Pengetahuan dasar fundamental jabatan profesi seperti ilmu keguruan dan ilmu
pendidikan
3. Pengetahuan keahlian dalam cabang ilmu pengetahuan yang akan dihasilkan

1
Abdullah, Mohammad Khamid, ‘Implementasi Kompetensi Profesional Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMA Negeri 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas’ (IAIN Purwokerto, 2016)
4. Keahlian dalam kepempinan pendidikan yang demokratis seperti human public
relation yang luas dan baik
5. Memiliki filsafat pendidikan yang pasti dan tetap serta dapat dipertanggung jawabkan
B. Teori belajar mengajar

Teori dalam belajar mengajar ada 5 macam yaitu:


1) Teori mengajar Bruner
Bruner sebagai salah satu ahli psikologi dan pemikir mengembangkan
sebuah teori belajar yang berlandaskan pandangan kontruktivisme dan sangat
berkaitan dengan teori belajar kognitif.2 Teori ini mempercayai bahwa peserta
didik dapat membangun atau mengkontruksi konsep-konsep atau ide-ide baru
dari pengetahuan yang sudah dia miliki. Proses belajar menjadi sangat aktif
dan melibatkan transpormasi informasi, menurunkan makna dari pengalaman,
membentuk hipotesis dan mengambil keputusan. Model pembelajaran
penemuan (discovery learning) yang dikembangkan oleh Brunner dimana
siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan
melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan
prinsip untuk diri mereka sendiri.Dalam teori belajarnya Jerome Bruner
berpendapat bahwa cara belajar yang terbaik adalah dengan memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan
suatu kesimpulan.Kemudian adapun penerapan teori Bruner dalam pendidikan
dan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a) Guru perlu menciptakan suatu situasi yang mengandung masalah yang
dapt mendorong siswa untuk menemukan sendiri kaitan struktur
konsep dengan masalah yang dihadapinya dan mencari jalan
keluarnya.
b) Struktur konsep tersebut terdiri dari ide-ide pook yang terkandung
dalam masalah, hubugan-hubungan yang ada atau detail dari ide-ide
tersebut.
c) Proses pembelajaran sebaiknya berlangsung secara induktif, bergerak
dari fakta khusus dan spesifik kea rah generalisasi.
d) Pengambangan kemampuan dalam intuitive thinking atau berpikir
intuituif.

2) Teori mengajar Ausubel


David ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut
ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah  “bermakna”
(meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.3 Struktor kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan
generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.Ausubel
menyatakan bahwa belajar dilakukan dengan reception learnin yang artinya
seorang individu belajar ahnya dengan menerima informasi yang didapatnya
2
Nuryadi, Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran Matematika Di Tingkat SD
3
Harefa, Amin Otoni, Penerapan Teori Pembelajaran Ausebel Dalam Pembelajaran, Universitas
Dharmawangsa Medan (Medan, April )
tanpa mencari atau menemukan sendiri informasi tersebut. Menurut teori
David Ausubel bahwa belajar seharusnya asimilasi yang bermakna bagi siswa
untuk terjadinya belajar bermakna maka para guru, perancang pembelajaran,
dan pengembang program-program pembelajaran harus selalu berusaha
mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki peserta didik dan
membantu memadukannya secara harmonis dengan pengetahuan baru yang
akan dipelajari. Dengan demikian adapun langkah-langkah untuk menciptakan
pembelajaran yang berdasarkan meaningful reception learning ialah sebagai
berikut:
a) Materi pembelajaran disusun dalam urutan kerja
b) Materi pembelajaran disusun berdasarkan advabce arganizers
c) Materi pembelajaran dikatkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa
d) Menggunakan expository teaching yang disajikan dalam bentuk
penejelasan, demonstrasi atau narasi
e) Menyajikan materi pembelajaran dengan berbagai konteks yang
relevan
f) Mereview materi pembelajaran yang disajikan untuk mengetahui
efektifitas penyajian dan umpan balik yang diperlukan
g) Memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan konsep baru
yang dipelajarinya dalam konteks yang bermakna

3) Teori mengajar Gagne


Gagne mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai serangkaian
aktifitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan
terjadinya proses belajar. Proses belajar sebaiknya diorganisasikan dalam
urutan peristiwa belajar.4 Urutan peristiwa belajar merupakan strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai
tujuan pembelajarannya. Peristiwa belajar menurut Gagne disebut Sembilan
peristiwa pembelajaran (model nine instructional event Gagne), yaitu:
a) Menarik perhatian siswa
b) Memberi informasi kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang
perlu dicapai
c) Menstimulasi daya ingat tentang prasyarat untuk belajar
d) Menyajikan bahan pelajaran/presentasi
e) Memberikan bimbingan dan bantuan belajar
f) Memotivasi terjadinya kinerja atau prestasi
g) Menyediakan umpan balik untuk memperbaiki kinerja
h) Melakukan penilaian terhadap prestasi belajar
i) Meningkatkan daya ingat siswa dan palikasi pengetahuan yang telah
dipelajari.

4) Teori mengajar Islam klasik


4
Budiningsih, Asri, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)
Pembelajaran Islam klasik dimulai pada waktu kedatangan Nabi
Muhammad.Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad merupakan
prototype yang terus menerus dikembangkan umat Islam untuk kepentingan
pendidikan pada zamannya.5

5) Teori belajar konstruksivisme


Teori belajar konstruksivisme menekankan agar individu secara aktif
menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan
pemahaman.Penyusunan dan pembentukan pengetahuan ini harus dilakukan
oleh peserta didik.Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun
konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
Peran guru dalam belajar konstruksivisme adalah membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Peserta didik
dalam mengkonstruksi pengetahuan perlu disediakan sarana belajar seperti
bahan, media, peralatan, dan fasilitas lainnya.6
Pembelajaran konstruktivitis merupakan suatu teori yang menganggap bahwa
belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman
nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika
pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat.hal
tersebut dapat meningkatkan pola berpikir siswa kearah yang lebih baik dan
sistematis. Konstruktivitis kognitif dan konstruktivistik social.

C. Implementasi syarat-syarat pendidik dalam proses belajar mengajar


Implementasi diartikan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan, pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. Kompetemsi
professional pendidik artiya pendidik harus menguasai keilmuan bidang studi yang
diajarkan, serta mampu melakukan kajian kritis dan pendalaman isi.7 pendidik
professional adalah pendidik yang memiliki visi yang tepat dan berbagai aksi inovatif.
Misalnya adalah kemampuan/ kompetensi yang dimiliki guru IPS dalam
melaksanakan pembelajaran IPS yang berperan penting dalam mencapai tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Kompetensi pedagogic, misalnya tentang
pemahaman pendidik terhadap karakter dan kemampuan peserta didik yang berbeda-
beda sehingga dalam pemberian materi dan metode penyampain materi disesuikan
dengan karakter sebagian besar peserta didik yang ada di dalam kelas. Kompetensi
kepribadian, seperti akhlak mulia pendidik yang menjdai teladan bagi murid-
muridnya. Kompetensi social, seperti diadakannya konseling antara pendidik dan wali
murid untuk mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar
seorang anak di sekolah.
KESIMPULAN

5
Nafis, Muntahibun, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Kalimedia, 2017)
6
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013)
7
Abdullah, Mohammad Khamid, ‘Implementasi Kompetensi Profesional Guru Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas’ (IAIN Purwokerto,
2016)
Agar dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik berjalan dengan dengan
baik, maka seorang pendidik harus memiliki syarat-syarat yaitu: Syarat professional (ijazah),
Syarat biologis (kesehatan jasmani), Syarat psikologis (kesehatan mental), dan Syarat
paedagogis-didaktis (pendidikan dan pengajaran).
Teori dalam belajar mengajar yaitu : Teori mengajar Bruner, atau discovery learning
yaitu melibatkan siswa dalam pembelajaran katif, guru bertugas mendorong dan
mengarahkan siswanya. Teori mengajar Ausubel, atau meaningful reception learning dimana
guru berperan memberikan materi yang sesuai dengan konsep-konsep yang telah ada pada
peserta didik. Teori mengajar Gagne, atau model nine instructional event Gagne, dimana guru
berperan mengatur serangkaian kativitas yang dapat menunjang terjadinya proses belajar
peserta didik. Teori mengajar Islam klasik, sebagaimana teori belajar mengajar yang
dilakukan pada zaman Rasulullah, Khulafa’ Rasyidin, Bani Umayah dan Bani Abasiyah.
Teori belajar konstruksivisme, guru menyediakan sarana prasarana untuk membantu peserta
didik merekonstruksi pengetahuannya.
Implementasi dari syarat pendidik, persyaratan kepribadian seperti akhlak mulia
pendidik yang dapat menjadi teladan bagi muridnya, persyaratan pedagogic adalah
kemampuan pendidik memahami karakter dan kemampuan belajar peserta didik, dan
prasyaratan social adalah kemampuan pendidik bersosialisi dengan murid, orang tua murid,
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mohammad Khamid, ‘Implementasi Kompetensi Profesional Guru Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas’
(IAIN Purwokerto, 2016)

Nuryadi, Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran Matematika Di Tingkat SD


Harefa, Amin Otoni, Penerapan Teori Pembelajaran Ausebel Dalam Pembelajaran,
Universitas Dharmawangsa Medan (Medan, April )
Budiningsih, Asri, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)

Nafis, Muntahibun, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Kalimedia, 2017)

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013)

Abdullah, Mohammad Khamid, ‘Implementasi Kompetensi Profesional Guru Dalam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas’
(IAIN Purwokerto, 2016)

Anda mungkin juga menyukai