Anda di halaman 1dari 4

Nama : Holni Amelia Metaso

NIM : F061201011
Mata Kuliah : Sejarah Islam
“Warisan Intelektual Islam”

Tokoh/Paham Pemikiran
1 Ghazalisme Al-Ghazali (505 H), ia mengatakan bahwa pokok pikiran filosof
telah berada diluar ajaran Islam, sehingga perlu dibenahi kembali.
Ia memerintahkan umat Islam untuk memiliki pemahaman yang
mendalam soal peribadatan, yang tidak boleh ada yang melenceng
darinya. Sehingga peribadatan terasa dikekang oleh aliran paham
ini, atau dikenal dengan sebutan ortodoks
2 Paham Syi’ah Paham ini mulai disebarkan rezim Fatimiah di Mesir yang
Isma’iliah kemudian mereka mendirikan kota Kairo dan Universitas Al-
Azhar
3 Kelompok ahli Kelompok ini juga dikenal dengan golongan Sunni. Dimana
Sunnah wal kelompok ini tidak dapat berjalan berdampingan dengan
Jama’ah kelompok anarkisme seperti Khawarij dan Syi’ah, dalam
penerapannya jika dilihat hampir beriringan dengan rezim
umayyah, karena mereka memaklumkan sikap pendiri dinasti
tersebut yakni Mua’wiyyah karena dinilai sebagai sosok yang
pernah menjadi sahabat Rasulullah. Kelompok ini juga cukup
terbuka kepada pandangan-pandangan baru, sehingga konsep
jama’ah dapat dipraktekan.
4 Golongan Golongan ini menjunjung tinggi sikap netral dalam politik, dan
Mu’tazilah golongan ini tidak dicampuri paham teologis.
Kaum Murji’ah Penganut ini yang menjadi gandengan para rezim umayyah.
5 Golongan Berawal dari pendirinya yakni, Washil bin Atha’, seorang murid
Mu’tazilah Hasan Al-Bashri (dikenal sebagai sosok simpatisan golongan
(menganut paham Qadariah). Ia mencurahkan pikirannya tentang keberatannya akan
netral dalam sikap kaum qadariah maupun jabariah, menurutnya muslim yang
teologis) berbuat dosa besar memiliki kedudukan diantara muslim dan kafir
namun tidak tergolong diantar keduanya.
Pada masa dinasti Abbasiyah, golongan ini melancarkan Mihnah
yakni membasmi mereka yang tidak sepaham.
Pada masa akhir rezim Umayyah yang dirasa umat mulai
dipengaruhi hellenisme, maka golongan mu’tazilah ini mulai
memfokuskan diri pada prinsip-prinsip pokok agama, dalam
masanya lahir pemikir rasional dalam bidang hukum yakni Imam
Syafi’I (204 H). Perkembangan pikiran rasionalitas ini juga
banyak memengaruhi para pemikir barat.

6 Konsep Irja’ Konsep ini tumbuh dalam perkembangan golongan Mu’tazilah


(namun telah mengarah pada paham teologis), konsep ini
mengatakan bahwa penghakiman atas pendosa dalam kaum
muslim itu akan ditentukan dihari akhir. Namun dalam
perkembangannya konsep ini mendatangkan paham Jabariyyah,
yang bersemayang dibalik ayat Quran yakni “Hukum hanya ada
pada Allah” (Q 6:57).
7 Kaum Syi’ah Pemikiran mereka yang secara terang-terangan melancarkan
kritik terhadap khalifah Umar serta sahabat lainnya. Namun,
dikatakan bahwa arah kritikan telah berada diluar jangkau
keislaman, tak heran bahwa sebagian besar kaum ini berasal dari
Persia sehingga tidak terlepas dari semangat persianisme atau
iranisme, yang mana kerajaan Persia ditaklukan oleh Islam.
8 Kaum Khawarij Kelompok ini menentang kedua pemimpin baik Khalifah Ali
maupun Muawiyyah. Dalam rencananya dalam melancarkan
pembunuhan terhadap kedua orang ini, hanya Khalifah Ali yang
berhasil dibunuh. Dari pandangan intelektual Islam, pandangan
yang paling dikenal berasal dari kaum ini yakni, apakah seorang
muslim yang berdosa akibat zalim masi bisa tetap dikatakan
sebagai sosok muslim? ataukah justru ia membelot menjadi kafir?
terlebih lagi apabila pendosa tersebut merupakan seorang
pemimpin (khalifah).
9 Kelompok Bani Dipimpin oleh Muawiyyah bin Abi Sufyan, beliau memerintah
Umayyah Khalifah Ali untuk segera mengusut pembunuh Khalifah Utsman,
namun karena tuntutannya tidak disegerakan maka kaum dari
golongan ini berujung pada pendapat bahwa ketidakcakapan
Khalifah Ali mungkin saja terlibat juga dalam pembunuhan
Khalifah Utsman itu sendiri (fitnah kubra ke-2 kala itu). Hal ini
pun menimbulkan awal mula perseteruan antar kubu Muawiyyah
dan kubu Khalifah Ali, hingga terjadinya perang saudara yang
dikenal sebagai peristiwa Shiffin.
1 Paham Qadariyah Paham ini juga disebut dengan paham kemampuan manusia.
0 Paham ini lahir dari golongan kaum Khawarij, yakni mereka yang
berpendapat bahwa, akibat dari kebebasan yang diberikan kepada
manusia dalam menentukan tindakannya baik ataupun buruk, pada
hari akhir justru manusia akan diminta pertanggungjawaban atas
kebebasan yang diberikan kepada mereka
1 Paham Jabariyan Paham ini dikenal dengan paham keterpaksaan manusia. Paham
1 ini mengatakan bahwa, segala sesuatu ditentukan atas ketentuan
Tuhan yang mutlak, bahagia ataupun sengsara segalanya datang
dari ketentuan ini, oleh karena itu manusia haruslah tidak dapat
dituntut tanggungjawabnya atas kehendak Tuhan. Paham ini
banyak digunakan sebagai tameng para rezim bani Umayyah
untuk menutupi kedzaliman mereka, mereka mengatakan bahwa
apa yang mereka lakukan semuanya berdasarkan ketentuan Tuhan,
sehingga mereka tidak bisa dituntut pertanggungjawabannya
1 Kelompok Al- Kelompok ini berasal dari kelompok yang memisahkan diri dari
2 Waqifat kaum khawarij, mereka pula yang menjadi cikal bakal konsep
irja’, yakni pelaku serta umat yang turut dalam peristiwa Shiffin
biarlah Tuhan yang memberi penghakiman atas perbuatan mereka
1 Al-Faydliyah Pola berpikir yang berasal dari neoplatonisme yang banyak
3 memengaruhi kaum filsuf Islam. Dimana ajaran bahwa dunia
terbentuk akibat dari realitas Tuhan. Ajaran ini kelak banyak
digunakan oleh kaum sufi
1 Paham Jama’ah 1. Bidang ilmu Fiqh
4 dan Sunnah Aliran paham fiqih serta syariat yang masih ada hingga saat
ini, yakni Mazhab Hanafi (150 H), Mazhab Maliki (179 H),
Mazhab Syafi’I (204 H), Mazhab Hanbali (241 H). Aliran-
aliran ini lahir dari pengukuhan kembali paham dasar kaum
jamaah yang mengenal relativisme internal Islam sehingga
mereka dikenal lebih toleran dibanding kelompok Islam
lainnya kususnya Syiah, Khawarij, dan bahkan kelompok
Mu’tazilah sendiri.
2. Bidang ilmu Mustholah Hadist
Bidang ini melakukan klasifikasi hadist hingga kebenaran
serta keasliannya dapat dipercaya dan nilai yang
terkandung dalam hadist tersebut benar-benar sesuai Al-
Quran. Hadis-hadist yang teruji keshahihan nya tersebut
digolongkan dalam Al-kutubu Sittah : Al-BukharI (256 H),
Muslim (261 H), Ibn Majah (273 H), Abu Daud (275 H),
At-Tirmidzi (279 H), An-Nasa’i (303 H).
3. Bidang Pemikiran Teologis
Bidang ini diwakili oleh Abu Hasan Al-Asyari (300 H), Al-
Asya’ri merupakan mantan golongan Mu’tazilah yang
kemudia beralih pada paham sunni. Namun dalam
argumentasinya ia tak lepas dari metode filsafat Ilmu kalam
yang mana merupakan ajaran utama golongan Mu’tazilah.
Walaupun berawal dari banyaknya tantangan dari respon
umat kepadanya, namun ia berhasil membuktikan diri
dengan melemahkan kelompok Mu’tazilah serta mencegah
umat dari berbaurnya Hellenisme secara total. Hal ini pun
yang menjadikan ilmu Kalam dapat menduduki posisi
sebagai bidang intelektual Islam yang penting.
1 Paham Pemikiran dari paham ini ialah dimana intelektual Islam yang
5 Asy’arisme berusaha untuk memahami Islam secara total. Para aliran paham
Asy’arisme ini merupakan penengah antara dogmatisme kaum
sunni konservatif dan rasionalisme sistem kaum Mu’tazilah
(liberal). Berkat inilah paham ini dapat diterima dikalangan
banyak umat dan dianggap sebagai rumusan pokok ajaran agama.
1 Neoplatonisme 1. Al Farabi
6 Islam Seorang ahli filsuf penerus tradisi intelektual Al-kindi.
Dalam penjelasan filsafat politiknya, Al-Farabi banyak
melakukan pendekatan Neoplatonisme Islam, dimana
pemimpin harus memiliki klasifikasinya sebagai seorang
penguasa, dan diantara seluruh penguasa bahwa para
nabilah yang paling memenuhi klasifikasi tersebut, namun
yang paling ideal ialah Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan pijakan umat beragam islam yakni syariat.
1. Ibnu Sina (428 H)
Menganut paham Neoplatonisme Islam yang didasari oleh
kosmologi Aristoteles-Plotemi. Pokok pikirannya dikritik
oleh kaum ortodoks, salah satunya ialah Al-Ghazali
1 Aristotelanian Ibnu Rusyd (595 H)
7 Menurutnya kebenaran agama dan filsafat adalah sama. Namun
dalam pemahamannya digolongkan dalam 2 jenis, yakni al-
khawwah dan al-awwam. Dalam paham al-khawwah tidak bisa
dipraktekan kepada al-awwam atau akan menimbulkan kesesatan
atau kafir. Namun al-khawwah sendiri pun harus benar-benar
dapat menafsirkan apa yang benar menurut agama.
Karya-karyanya banyak dibumi hanguskan salah satunya karyanya
yang berisikan pokok pikirannya, ini dilakukan demi kepentingan
penguasa serta kaum ortodoks. Namun, karyanya justru
berkembang di wilayah barat
1 Hellenisme (130- Kemunculan Al-Falasifah (kaum filsuf Islam) serta lahirnya
8 340 H) disiplin ilmu Filsafat (Al-Falasafah) berasal dari Hellenisme.
Tokon yang berperan besar dalam penyebaran filsafat Yunani
setelah pikiran-pikiran itu disaring dalam bentuk ajaran Islam
yakni Al-Kindi (257 H).
1 Pakar filsafat Paham neoplatonisme dan aristotelenisme mendapati kritikan
9 Modern oleh berbagai pakar filsafat Modern, diantaranya yakni Ibnu
Taiymiyyah(penganut azhab Hanbali). Dalam bidang agama, ia
mengkritik penggunaan ijma dalam mazhab syafi’i sedang qiyas
syar’I perlu dilakukan dengan benar. Bersama dengan
positivismenya, Ibnu Taimiyah menampilkan literalisme kitab
suci sebagai bentuk kritik terhadap interpretasi rasional terlebih
lagi penafsiran dalam bahasa yang tidak mengandung Islam
seperti halnya Hellenisme. Baginya hukum Islam hanya berkiblat
pada Al-Quran dan Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai