Anda di halaman 1dari 13

Buatlah sebuah makalah dengan topik “E-learning pada masa pandemi covid-19”.

Adapun garis besar dalam membuat makalah harus mengacu pada poin-poin berikut ini.

a. Layout

1) Diketik di ukuran A4 dengan batas normal dan spasi normal

2) Batas minimal 7 halaman dan maksimal 15 halaman

b. Rujukan

1) Sumber rujukan di atas tahun 2000

2) Rujukan harus minimal bersumber dari

a) Jurnal nasional (5 sumber)

b) Jurnal internasional (3 sumber)

c) Buku nasional (5 sumber)

d) Buku internasional (2 sumber)

c. Makalah minimal memuat

1) Halaman judul

2) Kata pengantar

3) Daftar isi

4) Bagian pendahuluan

5) Bagian isi/pembahasan

6) Bagian penutup

7) Daftar rujukan (mengaju pada gaya APA edisi 7)

d. Tidak plagiasi
E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Oleh :
Nama : Maswari
Nim : 044979779

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Swt. yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19”. Salawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, yaitu Nabi Muhammad saw. yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Aamiin.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan......................................................................................................................4
Bab II Pembahasan.....................................................................................................................6
Bab III Penutup.........................................................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hadirnya era digitalisasi memberikan imbas pada bentuk pelayanan pendidikan yang
diberikan oleh tenaga pengajar yaitu menuntut kalangan pendidikan agar mampu menghadirkan
suasana kelas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Pendidikan di Indonesia berupaya dalam
menciptakan media ajar yang baru dan menarik untuk menyempurnakan tatanan pendidikan
agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas melalui kegiatan belajar yang aktif, kreatif,
inovatif, efektif dan menyenangkan sehingga mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia
yang kompetitif.

Pada era digital ini, kita disuguhi dengan kecanggihan teknologi yang berkembang
dengan pesatnya, terutama teknologi infomasi dan komunikasi sehingga memberikan pengaruh
yang besar dalam dunia pendidikan. Salah satu teknologi yang dapat dipergunakan oleh semua
kalangan adalah penggunaan internet dalam melakukan berbagai aktivitas. Peran internet ini
memberikan banyak kemudahan bagi semua kalangan karena selain digunakan untuk
kepentingan pembelajaran namun dapat digunakan kapan dan dimana saja tanpa dibatasi ruang
dan waktu. Pembelajaran dengan metode online merupakan cara baru dengan menggunakan
smartphoneyang terhubung dengan internet dalam proses belajar mengajar (sadikin,et al.,2020).
Pembelajaran berbasis internet memberikan dampak yang positif bagi pendidikan karena
selain dapat meningkatkan keterampilan, dan kemampuan bagi tenaga pengajar maupun peserta
didik namun efektif dalam menumbuhkan semangat belajar.

Teknologi menciptakan suasana belajar yang baru karena pelajar akan lebih tertarik jika
penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media sosial merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran onlinekarena peran media sosial yang secara cepat dapat
beradaptasi di kalangan masyarakat luas. Selain itu, media sosial mudah dan praktis dalam
akses dan pengunaanya sehingga, media sosial memungkinkan pelajar dapat berpikir kreaktif dan
kritis (Bodle, 2015).Mahasiswa merupakan generasi milineal yang melek internet sehingga sangat
sering menggunakan sosial media melalui smartphone. Fakta penggunaan internet dan smartphoneini
menunjukkan bahwa perkembangan internet dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Garcia, et al.(2017) mengatakan bahwa mahasiswa sudah mulai memanfaatkan media sosial
untuk kepentinganperkuliahan.

Saat ini, penggunaan teknologi sebagai salah satu alat diseminasi pengetahuan dilakukan
dalam berbagai bentuk acara seperti ceramah, seminar, workshop, diskusi, dan lain-lain. Chandrawati
(2010) menyebutkan bahwa e-Learning memberikan kemudahan untuk menuntut ilmu tanpa perlu
hadir di kelas secara fisik. Melalui aplikasi internet dapat menghubungkan pengajar dan pelajar dalam
sebuah ruang belajar online (Kusmana, 2011). Oleh karena itu, saat ini metode pembelajaran e-
Learning marak dipergunakan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, sampai dengan pendidikan dan
pelatihan di organisasi privat maupun organisasi publik, terlebih dalam menghadapi masa pandemi
covid-19 dimana semua hal yang kita lakukan sedapat mungkin dilakukan di rumah saja. Di
organisasi publik, peran teknologi dioptimalkan dalam rangka upaya mengembangkan kompetensi
ASN, salah satunya dengan penggunaan metode pembelajaran e-Learning.

E-Learning biasa disebut pula dengan istilah online learning, virtual learning, internetenabled
learning, distributed learning, networked atau web-based learning yang semuanya mengacu pada
makna yang sama (Karwati, 2014; Kusmana, 2011; Mutia, I. & Leonard, 2013). Karwati, (2014)
menyimpulkan e-Learning sebagai proses instruksi atau pembelajaran yang melibatkan penggunaan
peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan
memudahkan suatu proses belajar mengajar di mana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan secara
interaktif kapanpun dan dimanapun sama (Karwati, 2014). Menurut Kusmana (2011), e-Learning
merupakan pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi, seperti telepon, audio,
video, transmisi satelit atau komputer (Kusmana, 2011). Suartama, (2014) mendefinisikan e-Learning
sebagai proses pembelajaran yang difasilitasi/memanfaatkan dukungan teknologi internet/teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) (Suartama, 2014). Bisa disimpulkan bahwa e-Learning merupakan
proses belajar-mengajar yang dilakukan dalam jaringan/online dengan memanfaatkan penggunaan
teknologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :

Bagaiaman Implementasi E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19?


1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan karya tulis seperti makalah adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan data
sehingga bisa memecahkan suatu masalah secara ilmiah. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan makalah ini terbagi atas dua tujuan, yaitu :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara jelas peran youtuber dan konten youtube dalam pembelajaran

2. Tujuan Khusus

- Bagi penulis : Untuk penyelesaian tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


- Bagi mahasiswa : Menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya mengetahui secara
jelas peran E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19
- Bagi fakultas : Menambah referensi bacaan mengenai secara jelas peran E-Learning Pada
Masa Pandemi Covid-19

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam penulisan peran youtuber dan konten youtube dalam pembelajaran, diharapkan
dapat memberikan guna dan manfaat, adapun guna dan manfaat yang diharapkan dapat
diambil dari penulisan ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a) Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang
E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19
b) Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat menambah wawasan, dan dipakai
sebagai referensi bagi penulisan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

i. Bagi fakultas : meningkatkan pengetahuan akan peran E-Learning Pada Masa


Pandemi Covid-19
ii. Bagi penulis : untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kejelasan dalam peran
E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19
iii. Bagi pihak luar : untuk menambah pengetahuan akan peran E-Learning Pada
Masa Pandemi Covid-19
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep e-Learning

Konsep e-Learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian pembelajaran melalui media


elektronik atau internet sehingga setiap orang dapat mengaksesnya kapan saja dan di mana saja dari
seluruh penjuru dunia. Melalui e-Learning, pengajar dapat mengelola materi pembelajaran, mulai dari
menyusun silabi, mengupload materi, memberikan tugas, menerima dan menilai tugas, membuat
tes/kuis, memonitor keaktifan, mengolah nilai dan juga berinteraksi dengan pelajar dan sesama
pengajar melalui forum diskusi dan chat. Di sisi lain, pelajar juga dapat mengakses informasi dan
materi pembelajaran, berinteraksi dengan pengajar dan sesama pelajar, melakukan transaksi tugas,
mengerjakan tes/kuis, melihat pencapaian hasil belajar, dan lain-lain (Suartama, 2014).

E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya


bahan ajar ke pelajar dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer
lain. Pemanfaatan internet digunakan tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, namun juga
dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Perkembangan e-Learning di Indonesia
dimulai tahun 1990 dengan istilah CBT (Computer Based Training) dimana aplikasi e-Learning
berjalan dalam PC stand alone ataupun berupa CD-ROM dan isi materi berbentuk tulisan maupun
multimedia dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI. Pada tahun 1994, paket-paket CBT yang lebih
menarik dan diproduksi massal muncul dalam kuliah umum ilmu komputer. Pemanfaatan teknologi
internet/ICT untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai tahun 1996 dengan dibentuknya
telematika dan Asian Internet Interconnections Initiatives (AI3) yang dikoordinasikan oleh Institut
Teknologi Bandung. Hingga tahun 2014, sudah ada 21 lembaga pendidikan tinggi (negeri dan
swasta), lembaga riset nasional serta instansi terkait yang telah bergabung dalam AI3 dengan tujuan
untuk pengembangan pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasifik (Suartama, 2014)

2.2 Pengertian Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala bentuk dan sarana penyampaian informasi yang dibuat atau
dipergunakan sesuai dengan teori pembelajaran, dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran dalam
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan ,perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan ,dan terkendali.
Pendapat Ronald H Anderson yang dikutip oleh Sukiman, media pembelajaran merupakan
media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang
mata pelajaran dengan para peserta didik. Hujair AH Sanaky mendefinisikan bahwa media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Jika suatu media membawa pesan atau informasi yang mengandung maksud
pengajaran maka media itu dapat disebut sebagai media pembelajaran.

Yudhi Munadi mendefinisikan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara tersusun sehinnga
mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya mampu melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Pendapat ini seiring dengan pengertian media pembelajaran
menurut AECT yaitu bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk dan saluran yang dapat
digunakan orang untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Cecep Husrandi dan Bambang Sutjipto menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat
yang dapat mebantu kegiatan belajar mengajar dan memili fungsi untuk meperjelas arti pesan atau
informasi yang disampaikan sehingga mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
sempurna.

2.3 Implementasi e-Learning

` Dalam menerapkan e-Learning, instansi penyelenggara pendidikan dan/atau pelatihan harus


memperhatikan komponen utama dalam e-Learning dan kategori e-Learning yang akan digunakan.
Komponen utama e-Learning terdiri dari: (1) Pelajar, dimana dasar dari setiap e-Learning yang efektif
adalah memenuhi kebutuhan pelajar; (2) Fakultas, yang menjadi salah satu faktor keberhasilan e-
Learning; (3) Fasilitator, yang harus mengerti kebutuhan pelajar dan harapan instruktur dan bersedia
mengikuti arahan pengajar; (4) Staf Pendukung, yang memastikan detail-detail yang diperlukan bagi
keberhasilan program seperti pendaftaran, duplikasi/distribusi materi, penjadwalan, pemrosesan nilai,
dan lain-lain; (5) Administrator, yang berfungsi sebagai pembuat kesepakatan, pembuat keputusan
dan penengah serta memastikan sumber daya teknologi digunakan secara efektif dan
mempertahankan fokus agar tetap pada jalur yang benar (Mutia, I. & Leonard, 2013).

E-Learning memiliki 5 (lima) kategori yaitu: (1) learner-led e-Learning, dimana eLearning
dirancang untuk memungkinkan pelajar belajar secara mandiri. Dalam learner-led learning, semua
materi dikemas dan dikirim melalui jaringan internet atau web; (2) instructorled e-Learning, dimana
internet atau web digunakan untuk menyampaikan pembelajaran seperti pada kelas konvensional.
Bentuk synchronous banyak digunakan seperti konferensi video, audio, chatting, bulletin board, dan
sejenisnya; (3) facilitated e-Learning, yang merupakan kombinasi dari learner-led dan instructor-led
e-Learning; (4) embedded e-Learning, dimana upaya dilakukan agar terjadi semacam just-in time
training dengan tujuan agar dapat memberikan bantuan segera pada seseorang yang ingin menguasai
pengetahuan atau keterampilan sesegera mungkin saat itu juga dengan bantuan aplikasi program yang
ditanam di website; (5) telementoring dan e-coaching, dimana teknologi internet dan web digunakan
untuk memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh, bisa melalui telekonferensi, chatting, instant
messaging atau telepon (Mutia, I. & Leonard, 2013).

Sistem e-Learning dapat diimplementasikan dalam bentuk asynchronous (pada waktu yang
berbeda), synchronous (pada waktu yang sama) ataupun campuran antara keduanya. Bentuk
asynchronous banyak dijumpai di internet baik yang sederhana maupun yang terpadu melalui portal
khusus. Dalam asynchronous, pengajar dan pelajar berada dalam kelas virtual yang sama meskipun
di waktu dan tempat yang berbeda sehingga proses belajar dan mengajar bisa dilakukan dimanapun
dan kapanpun. Disinilah peran sistem LMS sangat penting dimana sistem dan content tersedia online
selama 24 jam non stop di internet sehingga pelajar dapat mengakses materi sesuai kebutuhan
kapanpun dan dimanapun. Sedangkan dalam bentuk synchronous, pengajar dan pelajar berada dalam
kelas dan waktu yang sama meskipun pada tempat yang berbeda, bentuk ini mengharuskan pengajar
dan pelajar berada di depan komputer/laptop/smartphone secara bersama-sama karena proses
pembelajaran dilaksanakan secara live, baik melalui video maupun audio conference. Implementasi
dalam bentuk synchronous membutuhkan bandwith dan biaya yang besar (S. R. (2010). Chandrawati,
2010; Elyas, 2018; Nugraha, 2017; Ratnasari, 2012; Suartama, 2014). Suartama, (2014) juga
menyebutkan bahwa selanjutnya dikenal pula istilah blended learning (hybrid learning) yakni
pembelajaran yang menggabungkan semua bentuk pembelajaran seperti on-line, live maupun tatap
muka (Suartama, 2014).

2.4 Kendala-kendala Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis E-learning Masa Covid-19

Menurut Soerkartawi (2003) dalam Poppy (2010, 141) dalam pelaksanaan E-learning
memiliki berbagai kendala yang sering dialami yaitu kurang memahami materi, kendala koneksi
internet dan kurangnya kedisiplinan. Kurangnya Pemahaman Materi oleh mahasiswa dengan
pembelajaran berbasis E-learning Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis E-learning
masa Covid-19 pada mahasiswa Tahun Masuk 2020 yaitu kurangnya pemahaman materi oleh
mahasiswa dengan pembelajaran e-learning. konten materi yang disampaikan melalui E-leaning
belum tentu bisa dipahami oleh mahasiswa. Sebab konten materi dalam pembelajaran berbasis
e-learning disajikan dalam bentuk e-book dan per Bab dengan materi dalam bentuk powerpoint
dan video pembelajaran. Mungkin materi dapat dipahami oleh mahasiswa tahun masuk 2020 tidak
secara komprehensif karena mereka memahami berdasrkan pemahaman dan sudut pandang
mereka sendiri. Mahasiswa hanya memahami materi sesuai dengan pemahaman yang dimiliki
oleh mahasiswa, mahasiswa mengalami kejenuhan dan mengalami kesulitan belajar secara mandiri.
Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan pengetahuan yang dimilki oleh mahasiswa terkait
materi dan tugas yang dikirimkan oleh dosen melalui E-learning, kurangnya penjelasan materi yang
diberikan oleh dosen PPKn pada saat perkuliahan. Selain itu, dilihat dari rendahnya kualitas
tugas yang dibuat oleh mahasiswa tahun masuk 2020. Kendala Koneksi Internet Dalam
pembelajaran berbasis E-learning sangat dibutuhkan koneksi internet yang baik sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang di
inginkan. Akan tetapi sebagai mahasiswa tahun masuk 2020 ada yang tinggal di wilayah yang
tidak memilki akses internet yang baik bahkan ada yang tidak memiliki jaringan internet sama
sekali. Akibatnya mereka tidak dapat menggunakan E-learning pada saat perkulihan. Mahasiswa
tahun masuk 2020 hanya menghandalkan sinyal wifi dalam proses pembelajaran berbasis e-
learning
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis E-learning masa Covid-19 pada


mahasiswa Tahun Masuk 2020 yaitu kurangnya pemahaman materi oleh mahasiswa
dengan pembelajaran e-learning. konten materi yang disampaikan melalui E-leaning
belum tentu bisa dipahami oleh mahasiswa. Sebab konten materi dalam pembelajaran
berbasis e-learning disajikan dalam bentuk e-book dan per Bab dengan materi dalam
bentuk powerpoint dan video pembelajaran.
2. Mahasiswa hanya memahami materi sesuai dengan pemahaman yang dimiliki oleh
mahasiswa, mahasiswa mengalami kejenuhan dan mengalami kesulitan belajar secara
mandiri. Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan pengetahuan yang dimilki oleh
mahasiswa terkait materi dan tugas yang dikirimkan oleh dosen melalui E-learning,
kurangnya penjelasan materi yang diberikan oleh dosen PPKn pada saat perkuliahan. Selain
itu, dilihat dari rendahnya kualitas tugas yang dibuat oleh mahasiswa tahun masuk 2020.

3.2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini apabila ada keterangan yang kurang bisa dipahami oleh
pembaca, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya dan penyusun sangat berterimakasih apabila
ada saran/kritik yang bersifat membangun sebagai penyempurna makalah ini di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Berk, R. A. (2009). Multimedia teaching with video clips: TV, movies, Youtube, and mtvU
in the college classroom. International Journal of Technology in Teaching & Learning, 5(1).
Buzzetto-More, N. (2015). Student Attitudes Towards The Integration Of YouTube In
Online, Hybrid, And Web-Assisted Courses: An Examination Of The Impact Of Course Modality
On Perception. Journal of Online Learning and Teaching , 11(1), 55.
Bahari, Nooryan. 2008. Kritik seni wacana apreasi dan kreasi. Yokyakarta. Pustaka Belajar.
Banoe, Pono.2003. Kamus Musik. Yokyakarta : Penerbit Kanisisus
Danis S Barry, F. M. (2016). Anatomy education for the YouTube generation. Anatomical
Sciences Education, 9(1), 90-96.
Erik, T. (2013).Implementasi Pembelajaran E- learning (Studi Kasus Di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Banyuwangi Program Studi DIII Kebidanan). Jurnal Healthy vol.2. No.1, 50-51.
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2020. Implementasi Manajemen Peningkatan
Lembaga Pendidikan Islam Secara Holistik.Yogyakarta: Teras.
Firdaus. (2020). Implementasi Hambatan pada Pembelajaran Daring Dimasa Pendemi
Covid -19. Jurnal Utile
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta Bumi Askara.
Kindarto, A. (2008). Belajar Sendiri Youtube. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Purwandari, E. (2019). Pemanfaatan Youtube Sebagai Sumber Belajar Fisika. Journal of
Education and Instruction (JOEAI), 2(2) 83-90.
Rachmwati, Yeni. 2005. Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Yokyakarta. Panduan.
Rohidi, Rohendi . 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang Cipta Prima Nusantara Semarang.

Anda mungkin juga menyukai