Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI 6

KENDARI

JURNAL

OLEH

FATMAWATI
G2G1012069

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
2014
ABSTRAK
Fatmawati (G2G1 12 069)Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMA Negeri
6 Kendari dibimbing oleh Dr. H. Nehru Husain, M.Pd, dan Dr. H. Samiruddin, M.Si.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Kendari bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis; (1) Implementasi kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari. (2)
Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari dalam
melaksanakan tugasnya.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk menjelaskan implememtasi
kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari.
Hasil penelitian ditemukan bahwa : 1) Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 6
Kendari yang diimplementasikan melalui tanggung jawab kepala sekolah terhadap tugas pokok
dan fungsi, bekerja sama dengan bawahan dan memberi pehatian kepada bawahan serta
mengambil keputusan dengan tegas dan disiplin di sekolah dan menunjukkan perannya sebagai
pendidik yang mengarahkan dan memotivasi guru-guru dan siswa di sekolah, menjadi
administrator dalam pelaksanan pelayanan administrasi pendidik, sebagai penyelia bagi
kemajuan sekolah dan menjadi pemimpin dalam mengarahkan dan mengawasi perkembangan
sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. 2) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala
sekolah untuk memimpin SMA Negeri 6 Kendari adalahgaya kepemimpinan kharismatik untuk
member dayatarik kepada bawahan untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada pengawasan dan
memberikan kepercayaan kepada bawahan untuk meningkatkan kompetensi dalam membangun
sekolah yang unggul.

Kata kunci ; Implementasi, kepemimpinan.

ABSTRAK
Fatmawati (G2G1 12 069)TheImplementationLeadership Headmaster in SMA Country 6
Kendari. guidanced by: Dr. H. Nehru Husain, M.Pd, dan Dr. H. Samiruddin, M.Si.
This research is done at SMA Country 6 Kendari aims to know and analysis; (1)
headmaster leadership Implementations at SMA Country 6 kendari. (2) leadership Style that
utilized by headmaster at SMA Country 6 Kendari in perform its task.
Analysis's method that is utilized is analysis qualitative to word implememtation headmaster
leadership at SMA Country 6 Kendari
.
The final research gotten that.1 ) headmaster leadership SMA'SCountry 6 kendari that
implementation via carries the ball headmaster to subject task and logistic, work equal to
subordinate and give attention to subordinate and taking a decision explicitly and discipline at
schooled and points out its role as educator that leads and motivate teachers and students at
schooled, as administrator in educator administrative services executor, as supervisor for
upturned schooled and as boss in leads and keep company school developing in achieving
education aim. 2 ) leadership Style that utilized by headmaster to captain SMA Country 6
kendari is styled charismatik's leaderships to give affinities to subordinates to perform works
without available observations and gives trusts to subordinates to increase interests in build
preeminent school

Key work ; The Implementations, Leadership.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kepala sekolah memikul tanggung jawab yang sangat besar dalam memimpin sekolah
dan mengatahui dengan jelas tentang arah dan tujuan yang akan dicapai oleh sekolah selain itu
bukan sekedar memimpin, kepala sekolah juga harus melakukan pengawasan dan penilaian
terhadap guru dan siswa di sekolah secara langsung, bukan berdasarkan laporan karena sebagian
kepala sekolah melakukan kepemimpinan dengan menggunakan laporan yang diterima tanpa
tindakan nyata di sekolah. Hal ini menunjukkan kepala sekolah yang tidak aktif terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah (Agung, 2013: 94).
Kepemimpinan kepala sekolah memang didasarkan pada empat pilar utama yaitu
bertanggung jawab, bekerja sama, perhatian kepada bawahan dan pengambil keputusan.
Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan adalah buah hasil dari kepemimpinan kepala
sekolah dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang membuat setiap bawahan percaya dan
mengikuti perintah serta arahannya. Hal ini menempatkan kepala sekolah sebagai individu untuk
melaksanakan tugas dan fungsi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kepala sekolah di SMA Negeri 6 adalah seorang guru yang diberi tugas dan tanggung
jawab untuk memimpin dan menyelenggarakan pelayanan administrasi pendidikan dan
pembelajaran di SMA Negeri 6 Kendari. Sekolah yang didirikan pada tahun 1996 telah dipimpin
oleh 5 orang kepala sekolah dengan periode kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan
kompetensi masing-masing kepala sekolah. SMA Negeri 6 Kendari merupakan salah satu
sekolah menengah atas yang berada di Kota Kendari dengan jumlah guru mencapai 52 orang
dengan siswa sebanyak 777 orang yang tersebar di kelas X, XI dan XII. Dalam penyelenggaraan
pendidikan di SMA Negeri 6 Kendari, kepala sekolah menggunakan gaya kepemimpinan
transaksional untuk mendelegasikan tugas kepada guru di sekolah dimana kepala sekolah
memberikan perintah kerja kepada masing-masing guru untuk membantunya dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam memimpin lebih banyak kepada
pelaksanaan pekerjaan rutin di sekolah tanpa memperhatikan hubungan sosial (social
relationship) dengan rekan guru yang dipimpin. Hubungan dengan bawahan hanya terbentuk
untuk menyelenggarakan pendidikan dan mendelegasikan tugas mengajar kepada guru-guru
melalui wakil kepala sekolah sesuai dengan bidang konsentrasi untuk mengajar berdasarkan
kurikulum pembelajaran yang diberlakukan di SMA Negeri 6 Kendari. Kepala sekolah yang
memimpin SMA Negeri 6 Kendari mengawasi dan mengevaluasi bawahan melalui laporan kerja
yang disampaikan oleh masih-masing wakil kepala sekolah dan hasil pengawasan dari pengawas
sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah diimplementasikan melalui tanggung jawab terhadap
pekerjaan sendiri sementara kerja sama dengan bawahannya hanya pada waktu tertentu seperti di
dalam rapat kerja atau kegiatan lainnya. Kepala sekolah ini juga jarang memberi perhatian
kepada bawahannya tetapi untuk pengambilkan keputusan, terkadang kepala sekolah
menentukan sikap sendiri dalam pengambilan keputusan yang harus dilaksanakan oleh setiap
bawahan.
Fenomena kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari yang menggunakan
gaya transaksional yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah yang menerapkan gaya
kepemimpinannya dengan melakukan transaksi pekerjaan, dimana batas waktu dan jenis
pekerjaan yang akan diberikan kepada guru ditentukan oleh kepala sekolah. Hal ini menjadi
penyebab terjadinya batasan hubungan kemitraan antara kepala sekolah dengan guru yang ada di
sekolah tersebut.
Kepala sekolah adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab yang besar di sekolah,
tetapi dengan kondisi kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari yang menerapkan
gaya kepemimpinan yang transaksional nampak bahwasannya pekerjaan itu dikendalikan sendiri
oleh kepala sekolah, sedangkan guru hanya diarahkan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Sementara itu salah satu peran besar
kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari adalah meningkatkan prestasi belajar mengajar di
sekolah, untuk mencapai peran tersebut kepala sekolah memerlukan kemampuan untuk
mengimplementasikan kepemimpinan yang baik serta membutuhkan keterlibatan guru-guru
secara partisipatif, sehingga pekerjaan dapat terlaksanakan dengan baik. Selain itu seorang guru
yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah, seharusnya bisa menjadi pendidik, manajer,
administrator, penyelia dan pemimpin yang baik guna dapat terlaksananya tujuan pendidikan.
2. Rumusan Masalah
Penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan hubungan kompetensi profesional dan
motivasi kerja dengankinerja guru. Secara spesifik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
a. Bagaimanakah implementasi kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari?.
b. Gaya kepemimpinan apakah yang digunakan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya di SMA
Negeri 6 Kendari.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis, tentang :
a. Implementasi kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari.
b. Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah di SMA Negeri 6 Kendari dalam
melaksanakan tugasnya.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep dan Teori Implementasi
Secara umum istilah implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan (Poerwadarminta,
1990:327). Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilaksanakan
oleh kelompok atau individul untuk mencapai tujuan tertentu.
Wahab (1997:67)menjelaskan implementasi berangkat dari istilahto implement
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carryingout (menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu), to give practical effect to (menimbulkan dampak atau akibat terhadap
sesuatu).
Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan
dan diterapkan adalah kurikulum yang telan dirancang atau didisain untuk kemudian dijalankan
sepenuhnya. Maka, implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya apa
yang telah direncanakan dalam kurikulumnya, permasalahan besar yang akan terjadi apabila
yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang maka
terjadilah kesia-siaan antara rancangan dengan implementasi.
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan
sudah dianggap sempurna. Berikut ini adalah pengertian tentang implentasi menurut para ahli.
Menurut Usman(2002: 70) mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau
pelaksanaan. Implementasi adalah nermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
mekanisme suatu sistem, implemantasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks
hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain
dengan berbagai cara (Yulk, 2005:9). Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut
penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala,
penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem
tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan
kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin (Poewadarminta, 1990:429).
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para
pekerja dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana
didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995:274), kepemimpinan adalah the process of
directing and influencing the task related activities of group members.
Pemimpin memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi. Peranan yang
dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja keamanan, kualitas kehidupan kerja
dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Sebagaimana dikatakan Handoko (2001:165)
bahwa pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi, atau
masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
Terry (2003:64) mengemukakan bahwa tipe kepemimpinan yang dikembangkan antara
lain :
1. Tipe Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yangsangat egois.
Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan sikap yangmenonjol ”keakuannya”,
antara lain dalam bentuk:
a) Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alatlain ddalam
organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurangmenghargai harkat dan martabat
mereka.
b) Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpamengaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan parabawahannya.
c) Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah:
1) Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.
2) Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3) Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4) Menggunakan pendekatan dalam hal terjadinya penyimpanganoleh bawahan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yangbersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utamamasyarakat tradisional ialah
rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh paraanggota masyarakat kepada orang tua atau
seseorang yang dituakan. Pemimpinseperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan
masyarakat. Biasanya tokoh-tokohadat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat
mengembangkan sikapkebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yangjumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yangkharismatik adalah seseorang
yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun parapengikut tersebut tidk selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orangtersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancardengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang yangsudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaranapa yang ingin dicapai, tugas
yang harus ditunaikan oleh masing-masing. anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
5. Tipe Demokratis
a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selakukoordinator dan
integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupasehingga
menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidakbisa tidak harus
dilakukan demi tercapainya tujuan.
c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkatdan
martabat manusia.
3. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan diimplementasikan dengan gaya-gaya yang dipilih oleh pemimpin sesuai
dengan kemampuam intelektualnya (Yukl, 2005:6). Gaya adalah aksi atau cara-cara yang
digunakan seseorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Ada banyak teori gaya
kepemimpinan yang bisa diterapkan kepala sekolah. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada
banyak teori kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan.
Solihin (2009:40) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi
tidak hanya sekedar pengawas bagi bawahannya dalam melaksanakan tugas. Seorang pemimpin
akan mempengaruhi lingkungan kerja yang bertujuan untuk mencapai target dalam organisasi
dan juga membangun hubungan tim yang solid untuk mengatasi berbagai keadaan yang dihadapi
oleh organisasi.
Pengertian kepemimpinan sendiri menurut ahli bernama Young (dalam Kartono, 2003:84)
“Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang
khusus.”
Maka dari itu gaya kepemimpinan seseorang, secara umum dipengaruhi oleh faktor seperti
keterampilan, pendidikan, kultur yang dimiliki oleh jiwa pemimpin tersebut. Pada umumnya
terbagi ke dalam 4 gaya kepemimpinan :
1) Gaya kepemimpinan administrator – Tipe kepemimpinan ini seperti berorientasi pada
pengertian administrasi yang taat terhadap peraturan dan terkesan kaku. Sikap konservatif
yang tidak berani mengambil resiko dan cenderung bermain aman. Model kepemimpinan
seperti ini hanya cocok pada keadaan dengan pekerjaan rutin dan lingkup yang kecil.
2) Gaya kepemimpinan analitis – Kepemimpinan ini mengambil sebuah keputusan berdasarkan
proses analisis secara logika pada setiap informasi yang ada. Memberikan tekanan terhadap
hasil dan rencana-rencana secara dan jangka panjang. Pendekatan yang masuk akal dan
kuantitatif menjadi kunci utama tipe kepemimpinan ini.
3) Gaya kepemimpinan entepreneur – Tipe kepemimpinan ini menaruh perhatian pada
kekuasaan dan hasil akhir. Gaya kepemimpinan model ini tercermin pada
karakteristik kewirausahaan yang berani mengambil resiko dengan mencari pesaing dan
standar yang tinggi.
4) Gaya kepemimpinan asertif – Mmemiliki sifat yang lebih agresif dan memberikan perhatian
yang besar untuk pengendalian personal sebagai kriteria pemimpin yang baik, karena lebih
terbuka dalam konflik dan kritik. Keputusan di ambil dari berbagai sudut pandang dengan
melewati proses argumentasi sehingga keputusan yang di ambil akan memuaskan seluruh
pihak.

4. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Seorang kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukanlangkah-


langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah Stronghe dalam Mahyuni
(2013:4).Kepala Sekolah merupakan suatu faktor yang terpenting dalam proses pencapaian, visi
sekolah. Dalam meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah, maka tujuan yang akan dicapai
antara lain : (1) Membangun dan menjaga visi sekolah, (2) Berbagi kepemimpinan, (3)
Memimpin komunitas pembelajaran, (4) Memanfaatkan data untuk membuat keputusan-
keputusan pengajaran, (5) Memonitor kurikulum dan pengajaran.
Perspektif kebijakan pendidikan nasional oleh Depdiknas terdapat tujuh peran utama
kepala sekolah yaitu, sebagai pendidik, manajer, administrator, penyelia, pemimpin, pencipta
iklim kerja dan wirausahawan. Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana
disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara
peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.
a. Kepala sekolah sebagai pendidik.
Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap
pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan
sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan
senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan
efisien.
b. Kepala sekolah sebagai manajer.
Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan
kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di
sekolah seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, diskusi
profesional dan sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,
seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
c. Kepala sekolah sebagai administrator.
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya
peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat
mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi
terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
d. Kepala sekolah sebagai penyelia.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara
berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui
kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama
dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2003:35).
e. Kepala sekolah sebagai pemimpin
Sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1) Memahami misi dan tugas pokoknya.
2) Mengetahui jumlah pembantunya;
3) Mengetahui nama-nama pembantunya;
4) Memahami tugas setiap pembantunya;
5) Memperhatikan kehadiran pembantunya;
6) Memperhatikan peralatan yang dipakai pembantunya;
7) Menilai pembantunya;
8) Memperhatikan karier pembantunya;
9) Memperhatikan kesejahteraan;
10) Menciptakan suasana kekeluargaan;
11) Memberikan laporan kapada atasannya.

C. Kerangka Pikir
Implementasi kepemimpinan kepala sekolah adalah tindakan-tingkatan kepala sekolah
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di SMA Negeri 6 Kendari tetapi tindakan-
tindakan tersebut dilaksanakan dengan cara pengawasan di tempat melalui laporan hasil kerja.
Namun demikian implementasi seharusnya mewujudkan 11 kriteria dalam mengukur proses
implementasi yang baik, namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kriteria yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan yaitu kriteria 5 dan 7 yang substansinya adalah
perencanaan, kriteria 9 adalah pelaksanaan dan kriteria 11 adalah evaluasi yang dikemukakan
Islamy (2001:26) untuk melaksanakan kepemimpinan yang baik.
Kriteria implementasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi merupakan
bagian dari indikator implementasi kepemimpinan yang bertujuan untuk mewujudkan hasil
pekerjaan yang diinginkan adalah melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinankepala sekolah
mengacu kepada pendapat Mulyasa (2003.98) yang menempatkan kepala sekolah sebagai : a)
penanggung jawab pekerjaan , b) bekerja sama, c) perhatian kepada bawahan, dan d) pengambil
keputusan. Hal ini menjadi bagian penting dalam implementasi fungsi manajemen untuk
memimpin sekolah dalam mewujudkan kualitas pembelajaran di SMA Negeri 6 Kendari.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pekerjaan di sekolah memberi pekerjaan
kepada guru-guru tertentu dan menyelesaikan pekerjaannya tanpa ada keterlibatan bawahan.
Kepala sekolah bekerja sama guru-guru di sekolah hanya pada pekerjaan tertentu seperti
pengelolaan pembelajaran dan penyusunan kalender pembelajaran dalam kurikulum pendidikan
di sekolah, selain itu kepala sekolah memberikan perhatian tertentu kepada bawahan hanya saat-
saat tertentu dan semua keputusan yang ada di sekolah diatur oleh kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin dan kepercayaan kepada
bawahan. Pengawasan dilakukan hanya melalui laporan hasil kerja bawahan yang didasarkan
pada kepercayaan kepala sekolah kepada kemampuan kerja guru dan kepercayaan inilah yang
menjadi ukuran kerja sama dan perhatian kepada bawahan sehingga dengan gaya kepemimpinan
kharismatiknya, kepala sekolah memimpin sekolah dengan kharismanya yang penuh
kepercayaan, disiplin, dan kemandirian kerja. Implementasi kepemimpinan yang bertanggung
jawab, bekerja sama, perhatian kepada bawahan dan pengambil keputusan, kepala sekolah dapat
mencapai hasil kerja dengan baik terutama dalam mencapai tujuan pendidikan. . Hal ini dapat
disajikan sebagai berikut :

Kepala Sekolah SMA


Negeri 6 Kendari

Kepemimpinan Kepala Sekolah Gaya Kepemimpinan


1. Penanggung Jawab Kharismatik Kepala Sekolah
2. Bekerja Sama 1. Kepercayaan
3. Perhatian Kepada Bawahan 2. Kediplinan
4. Pengambil Keputusan 3. Kemandirian Kerja

Implementasi Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Gaya
Kepemimpinan Kharismatik

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

D. METODE PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri 6 Kendari dengan waktu penelitiandimulai
dari bulan April sampai Mei 2014.
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada SMA Negeri 6 Kendari adalah penelitian i kualitatif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis implementasi kepemimpinan kepala
sekolah dan Gaya kepemimpinan kharismatik yang digunakan kepala sekolah di SMA
Negeri 6 Kendari dalam melaksanakan tugasnya.
3. Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalahimplementasi kepemimpinan kepala sekolah dan gaya
kepemimpinan yang digunakan untuk memimpin bawahannya yang ada di SMA Negeri 6
Kendari.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru SMA Negeri 6 Kendari sebanyak 56 orang. Informan
kunci dalam penelitian ini adalah 4 orang wakil kepala sekolah, 1 orang pengawas sekolah, 1
orang komite sekolah dan 4 orang guru.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumentasi

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian kualitatif adalah analisis deskriptif
kualitatif. Secara operasional teknik analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapan
sebagaimana model teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman
(1994:218) adalah:
a. Pengumpulan data sebagai proses untuk menghimpun data-data berupa keterangan atau
informasi yang berhubungan dengan tujuan penelitian seperti aktivitas kepala sekolah,
aktivitas sekolah dan kegiatan wawancara dengan subjek informan di sekolah.
b. Reduksi data sebagai proses pemilihan, penyederhanaan klasifikasi data kasar dari hasil
penggunaan teknik dan alat pengumpulan data di lapangan. Reduksi dilaksanakan secara
bertahap dengan cara membuat ringkasan data dan menelusuri tema yang tersebar untuk
menggali informasi dalam wawancara dan observasi.
c. Penyajian data merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi
pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan
terpisah diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan.
d. Menarik kesimpulan berdasarkan reduksi, interpelasi dan penyajian data dilakukan pada
setiap tahap sebelumnya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif dengan
hal-hal yang khusus (spesifik) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum
(general).
Gambar 2 Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (1997:187)
Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Kesimpulan-Kesimpulan:
Penarikan/Varifikasi
E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah


Dalam penelitian ini implementasi kepemimpinan kepala sekolah yang dikaji adalah
kepemimpinan kepala sekolah menurut kompetensi Kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari yang
telah berganti sebanyak 5 kali telah mengalami perubahan-perubahan yang signifikan (nyata)
dalam pembelajaran (kurikuler) maupun di luar pembelajaran (ekstra kurikuler). Dalam
penelitian ini implementasi kepemimpinan kepala sekolah yang dikaji adalah kepala sekolah
sebagai pendidik, manajer, administrator, penyelia dan pemimpin.
a. Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Pendidik
Implemenetasi kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik sudah menjadi tugas
utama dan fungsi pokok kepada sekolah adalah sebagai pendidik dan memiliki komitmen
yang tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki guru-
guru SMA Negeri 6 Kendari, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan
mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien di sekolah.
Seorang pendidik memahami kelebihan dan kelemahan anak didiknya, hal ini
diperlihatkan oleh kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari yang terus menerus mendidik guru-
guru dan pegawainya untuk meningkatkan profesi dan kompetensinya. Kepala sekolah selalu
menyediakan waktu untuk mendidik guru-guru dan pegawai diruang kerjanya. Didikannya
meliputi nasehat-nasehat dan pembelajaran terhadap upaya mencapaitujuan pendidikan,
karena setiap guru memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pekerjaan di sekolah dan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Implementasi kepemimpinan kepala sekolah sebagai
pendidik menjadikan kepala sekolah sebagai sosok penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang memiliki rasa tanggung jawab, kerja sama dan perhatian kepada
bawahan.
Kepala sekolah bertanggung jawab kepada guru dan pegawai serta keberadaan peserta
didik di sekolah. Sikap tanggung jawab kepala sekolah terhadap sekolah dan warga sekolah
menunjukkan kompetensi kepribadian kepala sekolah yang mengimplementasikan gaya
kepemimpinan kharismatik. Gaya kepemimpinan ini memperlihatkan pengaruh seorang
pemimpin untuk melindungi bawahannya dengan didikan dan pehatian yang besar.
Tugas sebagai pendidik membuat kepala sekolah sibuk dengan pengarahan dan
pengawasan terhadap aktivitas guru dan siswa di sekolah dan berkoordinasi dengan kepala
sekolah. Sebagai pendidik, kepala sekolah memprioritaskan tindakan untuk menanamkan
disiplin yang didukung dengan peraturan sekolah untuk dipatuhi oleh warga sekolah SMA
Negeri 6 Kendari. Tugas kepala sekolah adalah melaksanakan proses pendidikan di sekolah
yang disertai dengan pelayanan administrasi dan pembelajaran. Selain itu kepala sekolah
memfasilitasi dan memotivasi guru-guru untuk meningkatkan kompetensi belajar
mengalajar. Hal ini terlihat bahwa kepala sekolah terus memberi pengaruh kepada bawahan
untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka di sekolah.
b. Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Tugas kepala sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengawasi adalah tugas-tugas manajerial yang bersinergi dengan kompetensi manajerial.
Dalam kompetensi ini kepala sekolah dituntut untuk mampu menyusun perencanaan sekolah,
mengembangkan organisasi dalam rangka pemberdayaan sumberdaya sekolah, memimpin
sekolah, mengelola perubahan dan pengembangan skeolah menuju organisasi pembelajaran
yang efektif, menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik, mengelola guru dan staf pegawai dalam rangka pemberdayaan
sumber daya manusia secara optimal, mengelola sarana dan prasarana sekolah, mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencaria ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah, mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru
dan penempatan dan pengembangan peserta didik, mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan, mengelola keuangan sekolah,
mengelola ketatausahaan sekolah, mengelolan sistem informasi sekolah, memanfaatkan
kemajuan teknologi informatik, melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah.
Hasil penelitian diperoleh bahwa kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial yang
membuat kepala sekolah mampu mengimplementasikan kepemimpinannya sebagai seorang
manajer di sekolah yang selalu mendelegasikan pekerjaan kepada kami dengan komtimen
untuk dilaksanakan hingga selesai bukan menunda pekerjaan. Pekerjaan yang tidak selesai
dikerjakan oleh bawahannya, biasanya kepala sekolah mengambil alih sendiri untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Hal ini menunjukkan tanggung jawab kepela sekolah
terhadap pekerjaan yang dikerjakan dan pekerjaan yang didelegasikan kepada bawahan.
Secara manajerial pekerjaan-pekerjaan di sekolah adalah tanggung jawab kepala sekolah
dan bantu oleh wakil kepala sekolah, guru-guru dan pegawai di sekolah. Kepala sekolah
menyusun rencana pekerjaan yang meliputi strategi pembelajaran yang efektif dan
kompetitif. Kepala sekolah juga menyediakan fasilitas dan memotivasi siswa untuk
berprestasi, dan menciptakan iklim belajar. Dalam melakukan peran dan fungsi sebagai
manajer, kepala sekolah memiliki strategi untuk mendayagunakan guru-guru dan pegawai di
sekolah untuk meningkatkan profesinya dan melibatkan mereka dalam program kerja yang
telah disusun dalam visi dan misi sekolah.
Setiap guru dan pegawai diberi tanggung jawab untuk pekerjaan administrasi dan
pelayanan pendidikan pada setiap tahun ajaran atau sesuai kalender akademik sekolah.
Kompetensi guru dan pegawai sekolah akan terukur pada pekerjaan yang mereka kerjakan.
Ada sebagian guru dan pegawai yang mampu bekerja dan ada juga yang tidak mampu
selesaikan pekerjaannya sendiri. Hal ini membuat kepala sekolah terkadang memberi teguran
dan mengambil alih pekerjaan. Satu hal yang menyebabkan pekerjaan tidak selesai dengan
baik adalah kurangnya pengarahan dan pengawasan. Kepala sekolah hanya memberikan
pekerjaan saja dan menyampaikan informasi tujuan pekerjaan tersebut dan beliau berharap
pada kompetensi guru dan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada pengarahan
lanjutan dan pengawasan.
c. Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Administrasi adalah pekerjaan yang berkaitan dengan surat menyurat dan penataan
dokumen di skolah. Tugas kepala sekolah adalah memimpin pelaksanaan administrasi
sekolah yang diawali dengan penerimaan siswa baru, pendataan dan penempatan siswa di
kelas, pengelolaan siswa tahap akhir dan pengelolaan surat menyurat di sekolah. Tugas
administrasi sekolah diserahkan sepenuhnya kepada pegawai sekolah sebagai penyelenggara
tatausaha sekolah yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Selain administrasi
siswa, terdapat pelaksanaan administrasi yang dilakukan kepada guru dan pegawai.
Pelayanan administrasi di sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah akan tetapi
tugas ini kepala sekolah delegasikan kepada wakil kepala sekolah untuk mengarahkan dan
mengawasi jalannya pelaksanaan administrasi tersebut. Kegiatan administrasi sekolah
berlangsung setiap hari untuk menunjang aktvitas sekolah. Pelayanan penerimaan siswa baru
pada setiap tahun ajaran dilakukan secara bersama dan hasilnya disampaikan kepada kepala
sekolah dalam bentuk laporan. Kegiatan administrasi surat menyurat harus ditandatangi oleh
kepala sekolah, termasuk penerimaan dan pemindahan guru dan siswa diketahui dan disetujui
oleh kepala sekolah serta adminisitrasi pengelolaan kenikan kelas dan kelulusan siswa.
Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap perkembangan
SMA Negeri 6 Kendari untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi. Hal ini dipertegas
dengan hasil wawancara pada Tanggal 24 Juni 2014 bersama, Nurdin Jalil (Wakasek
Kesiswaan)yang mengatakan bahwa :
“Bapak Kepala Sekolah adalah penanggung jawab administrasi sekolah SMA Negeri 6
Kendari, beliau melimpahkan tugas ini kepada saya sebagai wakilnya tetapi segala sesuatu
harus melalui beliau termasuk kegiatan surat menyurat. Beliau yang mengambil keputusan
terhadap penyelenggaraan administrasi sekolah ini, saya hanya pemangku jabatan wakil
kepala sekolah dengan tugas struktural untuk memimpin bidang ini dan sekaligus juga
membantu kepala sekolah untuk memperlancarkan pekerjaan administrasi sekolah selain itu
tugas administrator bukan saja menandatangani surat atau pengambilan keputusan tetapi
juga menyusun rencana kerja bidang administrasi, terutama dalam penerimaan siswa baru,
guru baru, mutasi guru/pegawai sekolah dan siswa dan juga pengelolaan administrasi
kenaikan kelas dan kelulusan siswa yang harus dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Karena di sekolah ini ada guru tetap, guru honor, dan siswa-siswa yang harus dilengkap
dengan berkas dan dokumen-dokumen yang merupakan pekerjaan administrasi dan semua
itu harus diketahui dan disetujui oleh kepala sekolah”.
d. Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Penyelia
Kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari adalah orang analistik, artinya semua
tindakan dilakukan dengan pendekatan analisis untuk kemudian membuat keputusan yang
tepat untuk mengatasi pemasalahan yang dihadapi dan untuk mengetahui sejauh mana guru
mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati
proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Kekurangan dari
kepala sekolah sebagai penyelia adalah beliau kurang mengawasi langsung ke sasaran kerja
seperti aktivitas guru dan pegawai di sekolah. Tugas penyelia ini adalah tugas untuk
membina guru, pegawai sekolah dan siswa untuk menjadi warga belajar yang berkualitas.
Kinerja guru sampai saat ini didukung dengan kualitas pendidikan yang mereka
miliki saat ini yang sebagian besar adalah sarjana pendidikan, dan kepala sekolah juga
memberi kesempatan kepada untuk mengikuti pendidikan lanjutan seperti pendidikan
magister untuk membangun kualitas guru yang nantinya mendukung kinerja pembelajaran di
sekolah. Sebagai penyelia di sekolah, kepala sekolah juga supervisi tetapi supervisi kepala
sekolah hanya sebatas laporan hasil kerja guru yang disampaikan kepada tata usaha dan
wakil kepala sekolah. Selain itu kepala sekolah juga kurang mengawasi bawahannya tetapi
bukan berarti tidak ada pengawasan atau pengarahan. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
untuk memberi pengarahan dan pengawasan kepada bawahan di sekolah diimplementasikan
dengan gaya kepemimpinan kharismatik dan dikagumi oleh bawahannya karena tegas dan
disiplin. Ada karakteristiknya yang khas yaitudaya tariknya yang sangat memikat
bawahannya. Tegasnya kepala sekolah yangkharismatik dikagumi oleh guru-guru dan
pegawai untuk menjaga eksistensi SMA Negeri 6 Kendari meskipun parapengikut tersebut
tidk selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orangtersebut dikagumi.
Kepala sekolah mampu memberi pengaruh yang tepat kepada guru-guru dan pegawai
di sekolah sehingga tidak ada bawahan yang membantah perintahnya, bahkan mereka
menjadi segan jika tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh
kepala sekolah. Kebersamaan kepala sekolah dengan guru-guru dan pengawai membuat
sebagian guru mengatakan bahwa kepala sekolah adalah pemimpin yang demokratis, namun
kepemimpinan kepala seringkali berubah karena kondisi pekerjaan yang membuat kepala
sekolah berada dalam kondisi yang emosional dan tempramen atau tidak dapat menerima
pendapat dari bawahan. Kondisi yang demikian terkadang tidak menguntungkan posisi
kepala sekolah sebagai penyelia di SMA Negeri 6 Kendari karena sikap dan karakter
pemimpin yang dibutuhkan adalah sabar dan bijaksana dengan kharimatik yang dikagumi
dalam memimpin sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah yang unggul dan berpretasi.
Dalam rangka mewujudkan sekolah yang unggul dan berprestasi, dibutuhkan keterlibatan
guru dan pegawai secara langsung. Keterlibatan guru dan pegawai dalam penyelenggaraan
pekerjaan di sekolah menunjukkan sikap kepala sekolah sebagai pemimpin yang menjadikan
mitra kerja sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara tepat sasaran yang dengan
demikian visi dan misi sekolah dapat diwujudkan.
e. Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai pemimpin mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi
untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi sekolah yang telah dikemukakan
sebelumnya.Sebagai pemimpin, tugas pokok adalah memimpin
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan tugas-tugas administrasi
lainnya yang melekat pada tanggung jawab kepala sekolah dengan
menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras
terhadap para guru, staf, dan para siswa. Kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatan
yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap
para guru, staf, dan para siswa.
Implementasi kepemimpinan kepala sebagai pemimpin diukur dengan hasil yang
dinikmati oleh bawahan karena itu kepala sekolah dengan orang lain dan melalui orang lain
yaitu wakil kepala sekolah, guru-guru dan pegawai tata usaha dan juga warga belajar
lainnya. Dari sini kepemimpinan kepala sekolah akan terukur baik dan buruk atau berhasil
dan gagal dalam melaksanakan tugas dan fungsi di sekolah. Dalam mengimplementasikan
kepemimpinannya sebagai pemimpinyang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di
sekolah dimana kepala sekolah berperan sebagai saluran komunikasi lingkungan sekolah
danbertanggung jawab serta mempertanggung jawabkan segala tindakan bawahan yang
dilakukan oleh bawahan.
Aktivitas yang dilakukan oleh para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa tidak dapat
lepas dari tanggung jawab kepala sekolah sehingga kepala sekolah harus berpikir secara
analistik dan konsepsional untuk menghadapipermasalahan yang muncul di sekolahdan
harus dapat memecahkan persoalan dengan baik dengan solusi yang tepat dan menjadi juru
penengah dalam lingkungan sekolah
2. Gaya Kepemimpinan Yang Digunakan Oleh Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukanlangkah-langkah
pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah. Langkah-langkah pendidikan berhubungan
dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah untuk membuat strategi kerja yang efektif.
Hasil penelitian diperoleh bahwa gaya kepemimpinan yang dipergunakan kepala sekolah
adalah gaya kepemimpinan kharismatik. Sekalipun kepala sekolah menegosiasi pekerjaan
kepada bawahannya tetapi tidak ada transaksi karena guru tetap pada posisi dengan status
dengan pengajar dan pegawai sekolah adalah pengelola administrasi. Karena pelaksanaan
transaksi pekerjaan selalu diikuti dengan penghargaan (reward) dan hal ini menjadi beban
bagi kepala sekolah untuk selalu memikirkan penghargaan kepada guru yang berhasil
mengerjakan pekerjaanya sehingga gaya kepemimpinan kepala sekolah yang digunakan
untuk memimpin sekolah adalah gaya kharismatik dan memberi pengaruh mendalam kepada
para bawahan sehingga saat mereka menerima pekerjaan dari kepala sekolah mereka
menganggap hal tersebut sebagai sebuah perhatian dari atasan kepada bawahannya untuk
melaksanakan tugas kerja.
Kepala sekolah menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang kharismatik memberi pengaruh kepada bahwa dengan memperhatikan tingkat
kompetensi yang dimiliki guru-guru dan pegawai sekolah, serta berusaha memfasilitasi dan
mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
Hasil penelitian diperoleh bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri
6 Kendari adalah gaya kharismatik. Kekuatan diri untuk membuat orang patuh dan taat
terhadap perintah yang diberikan kemudian mengarahkan guru-guruuntuk bekerja dengan
baik. Kepala sekolah juga memiliki sikap otokrasi, pembinaan, demokrasi, dan kendali
bebas. Implementasi sikap ini dilakukan dengan sabar dan penuh kharismatik. Ada daya tarik
yang sangat memikat para guru untuk bekerja dan bekreasi di sekolah. Kondisi-kondisi yang
membuat bawahan memiliki daya pikat adalah bertanggung jawab untuk berbagai masalah di
sekolah, bekerja sama dengan guru-guru dan mencari solusi pemecahan masalah serta selalu
memberi perhatian kepada guru-guru walaupun tidak pernah melakukan pengawasan
langsung kepada mereka. Ini adalah suatu gaya kharismatik yang diperan kepala sekolah
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
Kharismatik kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari tercermin dari fungsinya sebagai
pejabat formal yang memiliki kewenangan dalam pengangkatan Pejabat formal memiliki
tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan dan
dipatuhi oleh karena kharismatiknya dalam memimpin.Kepala sekolah secara hierarkis
memiliki atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan serta mempunyai
hak, kepangkatan, gaji, dan karir.
Kepala sekolah terikat oleh kewajiban dan peraturan serta berkewajiban dan
bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai misinya dan sewaktu-waktu
dapat dapat diganti, diberhentikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, selain itu kepala
sekolah dapat dikembangkan ke jabatan yang lebih tinggi atas keberhasilannya dalam
memimpin sekolah.
Gaya kepeimpinan kharismatik kepala sekolah yang mempengaruhi bawahan sangat
tepat dilaksanakan di sekolah ini karena semua bawahan tunduk dan patuh kepada perintah
kepala sekolah. Secara perorangan kepala sekolah memiliki fungsi sebagai lambang kepala
sekolah mempunyai kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah. Kepala sekolah
dianggap sebagai lambang sekolah dan berperan sebagai pemimpin dalam mencerminkan
tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada
disekolah dan juga pengontrol segala aktifitas guru, staf, dan siswa, selain itu kepala sekolah
dengan gaya kharismatiknya menjadi penghubung antara kepentingan sekolah dengan
lingkungan diluar sekolah. Fungsi Leasionkepala sekolah menjadi alat perantara antara
wakil-wakil para guru, staf, siswa dalam menyelesaikan kepentingan mereka.
Implementasi gaya kepemimpinan kepala sekolah biasanya berkaitan erat dengan
perubahan, oleh karena itu tidaklah mengherankan masalah kepemimpinan sangat penting
dan perlu dicermati secara teliti dalam implementasi gaya kepemimpinan kharismatik sesuai
bagi kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari. Gaya kepemimpinanlah yang akan
berpengaruh terhadap cara-cara berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan di dalam
sekolah di mana semua itu nantinya akan bermuara pada terbentuknya iklim kerja di
sekolah.
Gaya kepemimpinan kharismatik kepala sekolah mencakup empat kelompok besaryang
membuat kepala sekolah memiliki daya tarik, dan pengaruh yang memikat perhatian bahwa
untuk melaksanakan pekerjaan, yaitu:
a. Gaya kepemimpinan kharismatik yang berkesan administrator. Gaya kepemimpinan
menempatkan kepala sekolah dalam perannya untuk membangun pelayanan administrasi
yang mudah dan lancar di sekolah. Selama ini pengurusan administrasi dapat dikatakan sulit
karena prosedur yang panjang dan akhirnya pengurusan kenaikan pangkat akademik menjadi
terhambat. Namun dengan kemampuan memikat hati bawahan, kepala sekolah mampu
menyeleggarakan kegiatan administrasi sekolah bersama bawawhannya dan menunjang
pelayanan kenaikan pangkat akademik, administrasi pembelajaran dan pelayanan pelayanan
pendidikan di SMA Negeri 6 Kendari.
Kepala sekolah sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya
adalahmenerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia memempin dan
mengawasitindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan-
keputusanyang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan oleh guru-guru dan
pegawai sekolah.
b. Gaya kepemimpinan kharismatik yang analitis (Analytical). Dalam gaya kepemimpinan
ini, kepala sekolah membuatberbagai instrumen untuk menilai keberhasilan pekerjaan guru.
Ada standar ketuntasan minimum yang digunakan sebagai standar ketuntasan belajar
mengajar guru. Hal ini dapat dijadikan sebagai alat analisis dan metode untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas di kela. Gaya kepemimpinan kharismatik untuk
membuat daya tarik guru melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Kepala
sekolah selalu melakukan analisis terhadap hasil pekerjaan guru dan kemudian memberikan
keputusan untuk pengembangan pembelajaaran secara tuntas. Ada juga guru yang tidak
tuntas dalam pembelajaran karena kelalaiannya tetapi diberi arahan dan bimbingan sehingga
kemudian dalam menuntaskan pekerjaannya dengan baik.
c. Gaya kemimpinan kharismatik yang asertifterjadi ketika kepala sekolah menginginkan
hasil kerja harus tempat waktu. Tetapi yang terjadi adalah guru-guru selalu menunggu
perintah untuk bekerja, mereka tida agrasif untuk melaksanakan pekerjaan yang akhirnya
pekerjaan menjadi tidak efektif.Gaya kepemimpinan kharismatik dengan sifat agresif dan
mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan
gaya kepemimpinan lainnya. Kepala sekolah menerapkan sikap asertif untuk mendekatkan
diri kepada bawahan dan memudahkan pengambilan keputusan dari proses argumentasi
dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan. Gaya
kepemimpinan ini memikat hati bawahan untuk saling menghargai dan saling menghormati
dalam melaksanakan pekerjaan di sekolah.
d. Gaya kepemimpinan kharismatik yangentepreneur membuat kepala sekolah menjadi
orang yang selalu memberi perhatian kepada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sangat
menaruh perhatian kepada hasil akhir. Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu
mencari pesaing dan menargetkan standar yang tinggi. Kepala sekolah menggunakan sikap
entepreneur untuk meningkatkan daya saing SMA Negeri 6 Kendari dan berhasil
menempatkan sekolah ini dalam berbagai perlombaan Gaya kharismatik kepala sekolah
membangun daya tarik kepada para guru untuk semangat dalam bekerja dan bertanggung
jawab terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
Hasil kerja adalah ukuran bagi keberhasilan yang dievaluasi dan dianalisis oleh kepala
sekolah. Banyak guru menjadi senan dan tegang ketika mereka diperiksa dan dievaluasi oleh
kepala sekolah. Bahkan ada yang stres jika akan dievaluasi. Hal ini memang demikian
adanya. Kepala sekolah ini lebih percaya laporan hasil kerja dibanding dengan pengawasan
di lapangan. Sebagai seorang enterpreneur kepala sekolah menjadi pemimpin yang elegan
dalam menentukan nilai akhir (baik atau tidak baik) (diterima atau ditolah) (berhasil atau
gagal) semua ini adalah pada sikap enterpreneur kepala sekolah
Implemementasi gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap sebagai seorang
enterpreneur mengakibatkan guru dan siswa harus menunjukkan kualitasnya hal ini
dibuktikan oleh guru dalam siswa yang berhasil mencapai prestasi belajar mengajar.
Kepemimpinan kepala sekolah yang kharismatik dengan enterpreneur membuat sekolah ini
meraih beberapa penghargaan seperti juara Pra Olimpiade Kimia, LCCM Matematika, Pra
Olimpiade Matematika, LKTI, Olimpiade Bahasa Indonesia, LCT Kimia, Cerdas Cermat
PKn, LCC Matematika. Prestasi ini tidak lepas dari peran kepala sekolah dalam memotivasi
dan menfasiilitasi guru-guru mata pelajaran dan siswa-siswa yang cerdas dengan sarana dan
prasarana pembelajaran di laboratorim kimia, buku paker dan media pembelajaran lainnya.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 6 Kendari yang diimplementasikan melalui
tanggung jawab kepala sekolah terhadap tugas pokok dan fungsi, bekerja sama dengan
bawahan dan memberi pehatian kepada bawahan serta mengambil keputusan dengan tegas
dan disiplin di sekolah dan menunjukkan perannya sebagai pendidik yang mengarahkan dan
memotivasi guru-guru dan siswa di sekolah, menjadi administrator dalam pelaksanan
pelayanan administrasi pendidik, sebagai penyelia bagi kemajuan sekolah dan menjadi
pemimpin dalam mengarahkan dan mengawasi perkembangan sekolah dalam mencapai
tujuan pendidikan.
b. Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah untuk memimpin SMA Negeri 6
Kendari adalah gaya kepemimpinan kharismatikuntuk memberi daya tarik kepada bawahan
untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada pengawasan dan memberikan kepercayaan kepada
bawahan untuk meningkatkan kompetensi dalam membangun sekolah yang unggul.
G. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disarankan sebagai
berikut :
a. Untuk mengimplementasikan kepemimpinan kepala sekolah, maka kepala sekolah harus
dapat menerapkan kepemimpian yang sesuai untuk kondisi sekolah agar kegiatan sekolah
dapat berlangsung dengan baik pada masa mendatang.
b. Untuk membentuk gaya kepemimpinan yang tepat, maka kepala sekolah harus menetapkan
gaya kepemimpian yang lebih sesuai untuk dapat melaksanakan kepemimpinannya di
sekolah dengan baik.
c. Untuk meningkatkan kegiatan sekolah, maka diharapkan adanya kepemimpinan kepala
sekolah yang profesional untuk bertanggung jawab, bekerja sama, memberi perhatian kepada
bawahan dan mengambik keputusan yang baik di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agung. S, 2013, Sinergi Antara Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Jakarta: Bestari buana
Murni.
Amsrtong, 2007. Manajemen Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Salembah
Empat.
Basu Swashta. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi Publik. Yogyakarta :
BPFE-UGM.
Djamarah, 2006. Manajemen Organisasi dan Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara.
Donnellyand, 1994. Managing Effective Organizations: And Introduction. Boston,
Massachusetts: Kent Publishing Company A Division Of Wadsworth Inc.
Feldom, 1986. Leadership. Prentice Hall, New Jersey.
Griffin J.R, 2000. Business Essentials. Prentice Hall, New Jersey.
Handoko T. Hani, 2001.Dasar – Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi ke-
1.Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Harsono, 2002. Implementasi Kebijakan dan Politik. Jakarta. Murai Kencana.
Islamy M. Irfan, 2001. Prinsip-PrinsipPerumusanKebijakan Negara danPrakteknya di
Indonesia.Jakarta : BumiAksara.
Indrafachrudi Soekarno, 2005. Administrasi Pendidikan. Malang : IKIP Malang
Kartono, K. 2006. Metode Pengembangan Pendidikan. Bandung : Mandarmaju.
Mahyuni Siti, 2013. Kualitas Kepala Sekolah Yang Efektif. Jakarta : Indeks
Marno dan Triyo Supriyanto, 2008, Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan, Bandung : Refika Aditama.
Miles dan Huberman, 1994. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Bina Aksara
Mulyasa, E. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Musbikin. Iman, 2013. Menjadi Kepala Sekolah Yang Hebat. Pekanbaru Riau : Zanafa
Publizhing
Nasution. A, 2003. Kebijakan Publik, Rumusan dan Implementasi. Jakarta : Elex Media
Komputerindo.
Nawawi Hadari, 1989. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Haji Masagung.
Newell, 1978. The Management
Nugroho D. Riant, 2004. Kebijakan Publk. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.
Owens R.G,, 1991. Organization Behavior In Education. Boston : Allyn and Bacon.
Poerwadarminta, 1990, KamusBahasa Indonesia, Jakarta :Tiga Serangkai.
Pressman dan Wildawsky.1995. ImplementasiKebijakan. Yogyakarta : Andi Offset.
Rivai Veithzal, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Personalia. Jakarta : Murai
Kencana.
Rohiat, 2008. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung : Rafika
Aditama.
Setiawan, 2004. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta : Pramadya Persada.
Solihin Ismail, 2009. Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Jakarta Kencana
Pranada Media Group.
Stoner, James A., Freeman, R.Edward, and Gilbert, Daniel R. 1995, ManagementVolume 6th,
Prantice Hall.
Sugiyono, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Suhandar Dadang, 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suharno, 2008. Manajemen Pendidikan Surakarta : UNS Press
Sunggono Bambang. 1994. Implementasi Pelayanan Publik di Daerah. Jakarta : Ghalia Ilmu.
Terry R. George, 2003. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Bina Aksara.
Thoha Miftha, 2004. Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali Press.
Usman Husaini, 2002. Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Wibawa, 1997. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Wahab, Abdul S. 1997. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi. Kebijaksanaan
Negara. Jakarta : Bumi Aksara.
Wahyudi, 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung : Alfabeta.
Wahyosumidjo 2004. Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Yulk, 2005. Kemempimpinan Dalam Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

Hasil Penelitian.
Mirwan (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah pada SMA
Negeri 2 Tulungagung. Yogyakarta : UNY.
Nuchiyah Nunu (2009) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kinerja Mengajar Guru
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Semarang : Undip.
Sukmawatu Meity (2007) Gaya KepemimpinanKepalaSekolah SMA Muhammadiyah 3
Tangerang.Medan : USU.
Wibawa (2006) Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMA Negeri 1
Pontianak. Pontianak : Universitas Negeri Pontianak.
YulianaLia (2005) Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja
Guru.Jakarta : Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai