Anda di halaman 1dari 21

KONSEP PUASA DALAM AGAMA PROTESTAN

*M. Darojat Ariyanto, *Abdullah Mahmud, **Tri Yuliana Wijayanti


*Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Telp. (0271) 717417, 719483 (Hunting) Faks. (0271) 715448,
darojatariyanto@ymail.com
**Mahasiswa FAI-UMS Jurusan Ushuluddin

ABSTRAK

Puasa merupakan salah satu ritual atau ibadah keagamaan yang


senantiasa dilaksanakan oleh seluruh pemeluk agama di dunia sejak
umat-umat terdahulu hingga sekarang. Puasa merupakan salah satu
bentuk ritus agama yang dapat meningkatkan kualitas spiritual
manusia dan sebagai wahana penyucian diri guna mendekatkan diri
kepada Tuhan yang dalam pelaksanaannya mengacu pada kitab suci
masing-masing, termasuk ajaran puasa dalam agama Protestan.
Agama ini secara demografi merupakan agama dengan jumlah
pemeluk yang banyak di dunia memiliki konsep ajaran puasa yang
khas dalam sudut pemahaman, tujuan, maupun aplikasinya. Penelitian
ini mengupas mengenai puasa dalam perspektif agama Protestan.
Penelitian ini bermanfaat sebagai stimulus bagi penelitian selanjutnya,
sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung
dan memperoleh hasil yang maksimal. Lebih dari itu, penelitian ini
juga diharapkan menjadi media dalam membangun sikap toleransi
antar umat beragama. Penelitian ini termasuk dalam penelitian
kepustakaan dengan menggunakan metode pendekatan fenomenologis
yang sumber datanya diperoleh dari Alkitab, buku, dan artikel dalam
internet. Data dikumpulkan melalui teknik dokumenter yang kemudian
dianalisis secara fenomenologis. Agama Protestan memiliki
pemaknaan tersendiri mengenai konsep ibadah puasa. Pada ranah
pemaknaan ini, peneliti menemukan keunikan atau kekhasan pada
tujuan, dasar hukum, macam, dan tatacara berpuasa.

Kata Kunci: puasa, agama Protestan

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 99


PENDAHULUAN tingkah laku pemeluk agama yang ber-
Agama merupakan aturan atau kaitan dengan ritus-ritus keagamaan, pu-
tatacara hidup manusia dalam hubung- asa merupakan salah satu ritual atau iba-
annya dengan Tuhan dan sesamanya. dah keagamaan yang senantiasa dilak-
Agama dapat mencakup tata tertib sanakan oleh pemeluk agama di dunia,
upacara, praktek pemujaan, dan keper- walau dalam tatacara pelaksanaan dan
cayaan kepada Tuhan. Agama juga ber- jumlah bilangan puasa berbeda antara
fungsi sebagai pedoman hidup manusia, satu ajaran agama dengan ajaran agama
sehingga tercipta suatu hubungan serasi yang lainnya (Rousydiy, 1986: 49).
antar manusia dan dengan Yang Maha Puasa merupakan suatu tindakan
Pencipta (Team, 1990: 125). menghindari makan, minum, serta segala
Agama bagi pemeluknya diyakini hal lain yang dapat memuaskan hasrat-
sebagai sesuatu yang luhur, yang dapat hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan
membawa ke jalan Tuhan dan keselama- pada masa tertentu. Makna dan tujuan-
tan hidup di dunia-akhirat. Agama me- nya secara umum adalah untuk menahan
rupakan kebutuhan yang sangat menen- diri dari segala hawa nafsu, merenung,
tukan dalam kehidupan pemeluknya, le- mawas diri, dan meningkatkan keiman-
bih dari kebutuhan yang lain (Nashir, an terhadap Tuhan Yang Maha Esa
1999: 102). Sidi Gazalba dalam Abu (Team, 1990a: 432).
Ahmadi (1990: 14) menambahkan, aga- Salah satu hikmah puasa ialah me-
ma merupakan hubungan manusia de- latih manusia untuk meningkatkan ke-
ngan Yang Maha Kudus yang dinyatakan hidupan rohani. Nafsu jasmani yang ter-
dalam bentuk yang kultus berdasar dok- dapat dalam diri tiap individu harus di-
trin-doktrin tertentu. Singkatnya, agama redam, dikendalikan, dan diarahkan de-
bagi kehidupan manusia merupakan pe- ngan sungguh-sungguh untuk mencapai
doman hidup (way of life). tujuan yang mulia. Setiap orang yang
Dengan adanya banyak agama di menjalankan puasa pada hakekatnya
dunia ini, tidak menutup kemungkinan sedang memenjarakan dirinya dari ber-
terdapat perbedaan maupun persamaan bagai nafsu jasmani (Rais, 1996: 20).
(kesejajaran) konsep ajaran antara aga- Puasa merupakan salah satu ben-
ma yang satu dengan agama yang lain. tuk ritus agama yang dapat meningkatkan
Adakalanya perbedaan terdapat pada kualitas spiritual manusia dan sebagai
hal-hal yang tidak prinsip seperti dalam wahana pensucian diri guna mendekat-
hal peribadatan, namun tidak menutup kan diri kepada Tuhan. Ibadah puasa
kemungkinan perbedaan juga terdapat terdapat dalam berbagai ajaran agama
dalam hal yang bersifat prinsip dan fun- sejak umat terdahulu hingga sekarang.
damental seperti dalam tataran teologi. Pelaksanaan puasa mengacu pada kitab
Dari semua pola yang khas dari suci masing-masing agama, termasuk

100 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


pada pelaksanaan puasa agama Islam jian Baru, puasa berasal dari bahasa Yu-
dan Protestan. nani nêsteuô (tidak makan), nêsteia dan
Agama Protestan ialah kekristenan nêstis. Dalam Alkitab surat (Kis 27: 21,
di luar kekristenan Katolik Roma. Istilah 33) kata asitia dan asistos digunakan
Protestan timbul dari aksi protes yang (Douglas (ed.), 2008: 280).
dilakukan oleh penduduk bukan Katolik Disiplin berpuasa akan menda-
di kota Spreyer, Jerman tahun 1529 ter- tangkan urapan, kemurahan, dan berkat
hadap keputusan-keputusan Sidang Par- dari Tuhan dalam kehidupan seseorang,
lemen Kerajaan Jerman yang didominasi seperti yang diungkapkan dalam Alkitab
agama Katolik (Team, 1990a: 419). “Berbahagialah orang yang lapar
Agama Kristen (termasuk Protestan) me- dan haus akan kebenaran, karena mereka
rupakan agama terbesar di dunia dengan akan dipuaskan” (Mat 5: 6). Puasa selalu
jumlah pemeluknya pada tahun 2010 merupakan bagian yang normal dari hu-
sebanyak 880,625,553 jiwa atau 90% bungan kita dengan Tuhan. Seperti yang
dari total penduduk dunia (http:// diungkapkan dalam permohonan Daud
in.wikipedia.org/wiki/Christianity_by_ yang penuh kerinduan (Maz 42). “Puasa
country diakses tanggal 12 Juli 2011 juga membawa seseorang ke dalam hu-
pukul 13.47 WIB). Dasar utama agama bungan yang lebih dalam, lebih dekat, le-
Protestan bukanlah tradisi, melainkan bih akrab, dan berkuasa dengan Tuhan”
Bibel atau Alkitab (Bleeker, 1985: 89) (Franklin, 2009: 4-10).
yang terbagi menjadi dua bagian yaitu: Puasa dalam masing-masing aga-
Perjanjian Lama (The Old Testament) ma mempunyai konsep yang berbeda-
dan Perjanjian Baru (The New Testa- beda, begitu juga puasa yang terdapat
ment) (Abdul, 1994: 77). Di dalam Alki- dalam agama Protestan. Namun, yang
tab dijelaskan mengenai berbagai ibadah perlu dipahami ialah bagaimana umat
atau sembahyang baik yang bersifat biasa beragama mampu memahami, menya-
maupun kebaktian (Ahmadi, 1990: 143), dari, dan menghargai makna-makna
termasuk di dalamnya ibadah puasa. fundamental yang terkandung di dalam-
Puasa dalam Alkitab pada umum- nya bukan terjebak pada ranah formali-
nya berarti tidak makan dan tidak minum tasnya.
selama waktu tertentu (misalnya Est 4: Pembahasan mengenai puasa me-
16) (Douglas (ed.), 2008: 280). Berpua- narik untuk dikaji, mengingat ajaran
sa juga tidak dilakukan secara musiman puasa terdapat dalam berbagai agama
(Agung, 2003: 3). Puasa dalam Perjanji- dan berlaku pada umat-umat terdahulu
an Lama berasal dari bahasa Ibrani hingga sekarang, termasuk di dalamnya
tsum, tsom dan ‘inna nafsyô yang se- agama Protestan. Berdasarkan uraian di
cara harfiah berarti merendahkan diri atas, maka penulis tertarik untuk meng-
dengan berpuasa. Sedang dalam Perjan- kaji permasalahan seputar puasa dalam

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 101
perspektif agama Protestan dalam pene- dalam buletin, majalah maupun internet
litian ini. yang berkaitan dengan konsep puasa
dalam agama Protestan.
METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan datanya me-
Jenis penelitian ini adalah penelitian nggunakan teknik dokumenter. Menurut
kepustakaan (library research), karena Hadari dalam Kusdiyanto (1997: 89)
data yang akan diteliti berupa naskah- teknik dokumenter yaitu teknik mengum-
naskah, buku-buku, atau majalah-maja- pulkan data melalui dokumen-dokumen
lah yang bersumber dari khazanah ke- tertulis yang berupa arsip, buku-buku
pustakaan (Nazir, 2003: 54). tentang pendapat, teori, hukum-hukum,
Pendekatan yang digunakan da- dan lain-lain yang berhubungan dengan
lam penelitian ini adalah pendekatan masalah penyelidikan. Pengumpulan data
fenomenologis. Dalam pendekatan ini dilakukan untuk memperoleh bahan-
fenomena agama difahami menurut bahan yang relevan, akurat, dan reliabel.
pandangan pemeluk agama itu sendiri. Setelah data terkumpul kemudian
Pemeluk agama memandang agamanya dianalisis dengan analisis fenomenologis.
unik, swatantra dan absolut (Kristensen, Ada dua langkah dalam analisis ini, yaitu
1960: 6). Jadi puasa dalam penelitian ini langkah epoche atau penghentian semen-
akan difahami sesuai dengan pandangan tara untuk semua usaha mengetahui ma-
pemeluk agama Protestan, bukan menu- salah kebenaran dan langkah eidetic
rut pandangan agama Islam. vision atau mencari esensi dalam feno-
Data diperoleh dari dua sumber mena agama (Ali, 1992: 78). Dalam hal
data, yaitu data primer dan sekunder. ini data tentang puasa tidak dinilai benar
Data primer ialah data yang berupa do- atau salah menurut agama peneliti tetapi
kumen, catatan harian, arsip, biografi dicari esensinya.
yang ditulis langsung oleh pelaku, dan
berbagai berita yang ditulis oleh orang- HASIL DAN PEMBHASAN
orang yang sezaman (Ali, 2002: 21). 1. Pengertian Protestan
Data-data primer dalam penelitian ini Agama Protestan ialah kekristenan
berasal dari buku-buku yang terkait, di luar kekristenan Katolik Roma. Istilah
yaitu Alkitab. Data sekunder adalah data Protestan timbul dari aksi protes yang di-
sejarah yang bersumber dari hasil re- lakukan oleh penduduk bukan Katolik
konstruksi orang lain, seperti buku dan di kota Spreyer, Jerman tahun 1529 ter-
artikel yang ditulis oleh orang-orang yang hadap keputusan-keputusan Sidang Par-
tidak sezaman dengan peristiwa tersebut lemen Kerajaan Jerman yang didominasi
(Ali, 2002: 21). Data-data sekunder agama Katolik (Team, 1990a: 419).
yang digunakan dalam penelitian berupa Protestan merupakan sebuah ge-
buku-buku, artikel-artikel yang terdapat rakan dalam gereja yang didalamnya ter-

102 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


kandung dua arti mendasar yakni: ber- kuno yang tidak memahkotakan raja,
keberatan atas beberapa pokok keper- namun mengurapi. Tatacara peno-
cayaan dan praktek gereja Roma Kato- batan raja ini dilakukan atas perintah
lik, serta menyatakan kepercayaan yang Yahweh (Bleeker, 1985: 71-72).
dianggap essensial bagi kepercayaan Pokok agama Kristen ialah pri-
Kristen (Soetapa dalam Djam’annuri badi perutusan dan riwayat Yesus
(ed.), 2002: 99), yakni firman suci Tuhan Kristus. Allah Putra yang menjadi
atau Byble (Bleeker, 1985: 88-89). manusia, yang dimulai saat Maria
Protestan mencakup umat Kristen mengandung-Nya hingga kenaikan-
yang menerima tata iman, ibadat dan ke- nya ke surga dan ketangannyalah
biasaan yang berdasarkan prinsip-prisip manusia akan kembali (Heuken,
reformasi abad ke-16. Nama Protestan 1991: 177). Yesus Kristus bukan na-
berasal dari bahasa latin protestation ma pribadi, namun singkatan pe-
(sanggahan) yang diajukan oleh para ngakuan bahwa Yesus adalah Kris-
bangsawan penganut Reformasi kepada tus, artinya Yesus dari Nazareth yang
dewan, yang menyerahkan boleh atau ti- disalib itulah Al-Masih (Kristus) yang
daknya memperkenalkan ajaran baru dinantikan Israel dan yang dijanjikan
yang dibawa oleh Marthin Luther pada Allah. Maka, pengakuan ini berarti
suatu konsili yang akan diselenggarakan pula bahwa Yesus Kristus adalah pe-
(Heuken, 1994: 49). wahyuan diri Allah yang sempurna
a. Pendiri dan Pembawa Agama Pro- (Team, 1990: 177). Dalam keperca-
testan yaan Kristen, Yesus Kristus adalah
Induk dari agama Protestan pendiri jemaat (gereja) dan kepe-
yakni agama Kristen yang dibawa mimpinan gereja yang abadi (Mat 18:
oleh Isa Al-Masih atau Yesus Kristus. 18-19). Murid-murid Yesus Kristus
Agama Kristen termasuk salah satu pertama kali dipanggil Kristen di
dari agama Abrahamik (http:// Antiokia (Kis 11: 26c) (http://
id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan id.wikipedia.org/ wiki/Kekristenan
diakses tanggal 20 Oktober 2011 diakses tanggal 20 Oktober 2011
pukul 10.30 WIB). pukul 10.30 WIB).
Nama agama Kristen berasal Yesus lahir di kota Betlehem
dari nama Kristus yakni suatu gelar yang terletak di Palestina sekitar ta-
kehormatan keagamaan bagi Yesus hun 4-8 SM, pada masa kekuasaan
dari Nazareth. Kristus dalam bahasa raja Herodes. Nama Yesus berasal
Yunani disebut Khristos, sedang da- dari bahasa Yunani Içsoûs, yang pada
lam bahasa Ibrani disebut Messias gilirannya mengalami alih aksara dari
yang berarti yang diurapi. Istilah ini bahasa Aram atau bahasa Ibrani yaitu
berasal dari kebiasaan bangsa Israel Yeshua, yang berarti juru selamat ba-

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 103
gi manusia yang berdosa, atau Tuhan lamanya, sebelum kemudian naik ke
yang menyelamatkan (http://id. surga (http://id.wikipedia.org/wiki/
wikipedia.org/wiki/Yesus diakses Kekristenan diakses tanggal 20 Ok-
tanggal 13 Oktober 2011 pukul tober 2011 pukul 10.30 WIB).
11.00 WIB). Yesus lahir dari Maria Sepeninggal Yesus, kepemimpi-
yang dikandung oleh Roh Kudus nan agama Kristen diteruskan ber-
(http://id.wikipedia.org/wiki/ dasarkan penunjukan Petrus oleh
Kekristenan diakses tanggal 20 Yesus. Setelah Petrus meninggal ke-
Oktober 2011 pukul 10.30). pemimpinan dilanjutkan oleh para
Yesus tumbuh dewasa di Naza- uskup yang dipimpin oleh uskup
reth, Galilea (http://id.wikipedia.org/ Roma. Pengakuan iman mereka me-
wiki/Sejarah_gereja diakses tanggal nyebutkan kepercayaan akan Allah
22 September 2010 pukul 07.51 Tritunggal yang Maha Kudus, yakni
WIB). Sejak usia tiga puluh tahun, Bapa, Anak (Yesus Kristus) dan Roh
ia berkhotbah bersama kedua belas Kudus (http://id.wikipedia.org/wiki/
muridnya selama tiga tahun dan Kekristenan diakses tanggal 20
melakukan mukjizat, mengusir setan, Oktober 2011 pukul 10.30 WIB).
menyembuhkan orang sakit, serta Setelah itu, gereja Kristen me-
membangkitkan orang mati (http:// ngalami dua kali perpecahan yang
id.wikipedia.org/wiki/Sejarah gereja besar. Perpecahan pertama terjadi
diakses tanggal 22 September 2010 pada tahun 1054, antara gereja Barat
pukul 07.51 WIB). Yesus yang se- yang berpusat di Roma (gereja Kato-
makin terkenal, dibenci oleh orang- lik Roma) dengan gereja Timur (gere-
orang Farisi yang kemudian ber- ja Ortodoks Timur) yang berpusat di
komplot untuk menyalibkan Yesus. Konstantinopel (sekarang Turki).
Yesus wafat di salib pada usia 33 Perpecahan kedua terjadi antara
tahun di bukit Golgota, Yerusalem gereja Katolik dengan gereja Protes-
sekitar tahun 29 SM-33 SM oleh tan pada tahun 1517 ketika Martin
perintah gubernur propinsi Judaea Luther memprotes ajaran gereja
Romawi Pontius Pilatus dan dikubur- yang dianggapnya telah menyimpang
kan di gua Batu (http://id.wikipedia. dari kebenaran (http://id.wikipedia.
org/wiki/Sejarah-gereja diakses org/wiki/Kekristenan diakses tanggal
tanggal 22 September 2010 pukul 20 Oktober 2011 pukul 10.30
07.51 WIB), namun setelah itu ia WIB).
bangkit dari kubur pada hari ketiga Protestan adalah sebuah mazhab
setelah kematiannya. Setelah ke- dalam agama Kristen. Mazhab atau
bangkitannya, Yesus masih tinggal di denominasi ini muncul setelah protes
dunia sekitar empat puluh hari Martin Luther pada tahun 1517 de-

104 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


ngan 95 dalilnya. Kata Protestan se- . Para pembaharu tidak mau meng-
ndiri diaplikasikan kepada umat akui kekuasaan paus, karena diang-
Kristen yang menolak ajaran mau- gap meniadakan instansi yang menya-
pun otoritas gereja Katolik (http:// tukan itu. Kebenaran dasar Injil di
id.wikipedia.org/wiki/Protestan berbagai gereja Protestan diajarkan
diakses tanggal 22 September 2010 menurut bahasa masing-masing. Hal
pukul 07.51 WIB). Puncak krisis ini berdasarkan pandangan bahwa
gereja Katolik Roma ialah ketika penafsiran Bibel yang tidak pernah
paus Leo X menganjurkan penjualan salah ditiadakan atau dihapus, jadi
surat-surat penebusan dosa (indol- Bibel harus memberikan sendiri arti
gensia) secara besar-besaran untuk dan isinya (Bleeker, 1990: 88-89).
mengisi kas gereja (Abdul, 1994: Marthin Luther merupakan re-
100). formator pertama yang kemudian
Dasar Protestan adalah Bibel usahanya diteruskan oleh Ulrich Zwi-
bukan tradisi gereja. Yang utama bagi ngli dari Swiss dan Yohanes Calvin
umat Protestan ialah firman suci dari Prancis yang memimpin refor-
Tuhan. Khotbah dan ajaran gereja masi di kota Jenewa (Swiss), tetapi
Protestan yakni kebenaran bahwa sebenarnya telah ada tokoh-tokoh
manusia yang bodoh dan berdosa ti- pra-reformasi seperti Wyclif di Inggris
dak berjasa bagi Tuhan, namun Tuhan dan Johannes Hud di Buhemia (Soe-
tetap akan mengampuni dan melin- tapa dalam Djam’annuri (ed.), 2002:
dunginya jika ia percaya. Pengertian 99-100). Di samping itu terdapat
akan kepercayaan itu memperbaiki pula sejumlah reformator yang tidak
hubungan langsung antara Tuhan dan terlalu terkenal dari Belanda, Skan-
manusia dan dengan demikian, me- dinavia, Inggris, dan Skotlandia yang
nimbulkan perasaan bahagia pada memiliki tujuan yang sama yakni
seseorang (Bleeker, 1990: 88). memulihkan keadaan gereja serta
Protestan tidak mengenal tokoh- meniadakan penyelewengan-penye-
tokoh seperti paus dan pengurus ge- lewengan yang terjadi dalam gereja
reja yang bertingkat-tingkat sebagai (De Jonge, 1997: 79). Mereka me-
perantara keselamatan. Para refor- ngesampingkan tradisi kuno Rum
mator mengajarkan bahwa setiap Katholik dan memakai Bibel sebagai
manusia sebagai padri (pemimpin dasar ajaran khotbah dan teologi.
upacara gereja) bagi Tuhan. Demi- Mereka mendukung pikiran Paulus
kian pula pandangannya atas kebak- dan Agutinus, bahwa manusia tidak
tian yang seperti kata Yesus mesti akan diampuni Allah hanya dengan
merupakan pemujaan akan roh dan berbekal amal dan ibadah saja, na-
kebenaran, karena Tuhan adalah Roh mun manusia diampuni Allah atas

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 105
dasar kepercayaan akan pengampu- Protestan diakses tanggal 22 Sep-
nan Allah. Mereka juga menolak un- tember 2010 pukul 07.51 WIB).
tuk mengakui kekuasan paus (Ble- b. Kitab Agama Protestan
eker, 1985: 84). Kitab suci agama Protestan yak-
Di antara dua orang reformator ni Alkitab. Istilah Alkitab berasal dari
abad ke-16, Martin Luther merupa- bahasa Arab kitab yang berarti ‘bu-
kan pencipta suatu religiusitas baru ku’. Dalam bahasa Inggris Alkitab di-
yang menyimpang dari religiusitas sebut dengan The Bible, dalam ba-
Katolik dan Yohanes Calvin diang- hasa Jerman disebut Die Bibel, dan
gap sebagai pendiri suatu gereja ba- dalam bahasa Indonesia kadang di-
ru. Lutheranisme lebih merupakan sebut dengan Bibel (http://id. wiki-
suatu gerakan dan sifat khas Luthera- pedia.org/wiki/Alkitab diakses
nisme terletak pada pikiran yang tanggal 22 Agustus 2010 pukul 10.57
individualistis, penuh perasaan, dan WIB). Kaum Kristen sendiri me-
menitiberatkan akan adanya peng- makai istilah Injil untuk menamai
ampunan Tuhan terhadap manusia Alkitab.
yang berdosa (Bleeker, 1990: 89). Alkitab merupakan kitab yang
Sedangkan Calvinisme merupakan diturunkan Tuhan kepada Isa Al-
suatu sistem yang terdapat ide ke- Masih untuk menjadi tuntunan bagi
masyarakatan yang kuat, yakni pe- umat Bani Israil (Ahmadi, 1990:
ngertian gereja (Helwig, 1988: 147). 127). Injil berasal dari kata Yunani
Calvinisme terpengaruh oleh ke- euaggelion yang artinya ‘kabar
sucian Tuhan yang telah menentukan gembira’, atau ‘berita baik’. Kedata-
dalam putusan-Nya apa yang akan ngan Yesus Kristus dan mulainya pe-
dialami oleh manusia di dunia mau- merintahan Allah di dunia ini merupa-
pun akhirat dan menganjurkan untuk kan inti Injil yang harus diberitakan
patuh kepada Tuhan (Bleeker, 1990: ke segala penjuru (Mat 24: 14). Ke-
89). mudian tulisan-tulisan rasul-rasul
Gereja di Indonesia telah muncul yang membukukan kesaksian tentang
sejak abad ke-XIX (Berkhof, 1988: diri Yesus Kristus disebut juga kitab-
313-314). Gereja Protestan di Indo- kitab Injil (Team, 2010: 373).
nesia merupakan kelanjutan dari De Sedang Bibel berasal dari kata Grika
Indische Kerk (Heuken, 1991: 392). babila yang berarti ‘buku’.
Karena pengaruh para misionaris da- Alkitab terbagi menjadi 2 bagian, yakni:
ri Belanda, kebanyakan gereja Pro- 1) Perjanjian Lama (The Old Tes-
testan di Indonesia bercorak Calvinis tament)
dan sebagian kecil bercorak Luthe- Bahasa asli dalam Perjanjian La-
ran (http://id.wikipedia.org /wiki/ ma sebagian besar berbahasa

106 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


Ibrani dan sebagian kecil ber- 1) Pembenaran Karena Iman (Sola
bahasa Aram (http://id. wikipe- Fide). Penerimaan pengorbanan
dia.org/wiki/Alkitab diakses Kristus sebagai dasar satu-satu-
tanggal 22 Agustus 2010 pukul nya dan yang mencukupi agar
10.57 WIB). manusia dapat diterima oleh
2) Perjanjian Baru (The New Tes- Allah. Manusia dibenarkan dapat
tament) diterima oleh Allah bukannya
Bahasa asli Perjanjian Baru ialah karena kekuatan dari sakramen
bahasa Yunani (http://id.wikipe yang ada dalam gereja, tetapi ha-
dia.org/wiki/Alkitab diakses nya karena iman atau kepercaya-
tanggal 22 Agustus 2010 pukul an yang mengakui bahwa Yesus
10.57 WIB). Kristus adalah Anak Allah dan
c. Sistem Kepercayaan Agama Pro- Juru Selamat bagi manusia. Ber-
testan dasarkan (Rom 1: 17) “Pembe-
Dasar ajaran Protestan terutama naran karena iman” berarti me-
ajaran-ajaran awal sebelum berkem- nerima karya Kristus yang men-
bang lebih jauh, tidak dapat dilepas- damaikan dan menebus, dengan
kan dari dasar ajaran gereja Katolik. keyakinan yang serius.
Hal ini dikarenakan Protestan berasal 2) Hanya Karena Anugerah (Sola
dari Katolik dan hubungan antara Gratia). Tuhan menyatakan
keduanya saling memperkuat. Ke- iman seseorang itu benar bukan
duanya mempercayai Allah yang sa- karena ia benar, melainkan ka-
ma, pencipta alam semesta, dan pe- rena kebenaran yang lain yaitu
nebusan manusia yang sudah menya- kebenaran Kristus yang dikena-
takan diri dan kehendak-Nya melalui kan padanya. Perbuatan baik
kehidupan, kematian, dan kebang- manusia adalah buah rahmat Ilahi
kitan Yesus Kristus. Keduanya semata-mata, tetapi tidak berarti
menekankan tanggungjawab manu- untuk memperoleh pembenaran.
sia kepada Allah sebagai jawaban 3) Hakekat Manusia. Manusia pa-
atas tuntunan-Nya untuk mencipta- da saat yang sama sebagai ‘ora-
kan sebuah hubungan yang “jujur” ng berdosa’ sekaligus ‘orang
dengan-Nya, serta hubungan yang yang dibenarkan’. Manusia ber-
bertanggungjawab dan murah hati usaha untuk memenuhi arti ke-
dengan sesama manusia (Soetapa hidupannya, yaitu melakukan
dalam Djam’annuri (ed.), 2002: apa yang dikehendaki oleh Allah.
101). Namun demikian, Protestan Tetapi di sisi lain Allah melalui
tetap memiliki sifat dasar yang khas, pendamaian Kristus menerima
yakni: manusia itu sebagaimana adanya.

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 107
Manusia wajib untuk berbuat 7) Pelayanan Gereja Terhadap
baik, hidup dalam kasih dan Dunia. Bagi siapa saja yang telah
damai dengan sesamanya, tetapi menerima perdamaian dan peng-
hal-hal itu dilakukan bukannya ampunan Allah melalui Kristus,
hanya mendapatkan anugerah maka gereja wajib melakukan
Allah, melainkan sebagai per- pelayanan perdamaian itu ke-
sembahan syukur dan sebagai pada dunia. Ini berarti bahwa
perwujudan dari kebebasannya gereja Protestan harus mendo-
yang dianugerahkan oleh peng- rong umatnya untuk melakukan
ampunan Allah. pelayanan terhadap dunia, dalam
4) Sola Scripture. Kitab suci me- berbagai pekerjaan yang me-
rupakan sumber satu-satunya nyangkut civil life.
ajaran dan susunan gereja. 8) Keesaan Gereja. Prostestan se-
5) Imamat Am Orang-orang Ber- lalu menujukkan perlunya ke-
iman. Semua orang beriman me- esaan secara esensial (Soetapa
miliki imamat Am, artinya sese- dalam Djam’annuri (ed.), 2002:
orang mempunyai panggilan men- 102-103 dan Heuken, 1994:
jadi imam bagi yang lain. Semua 50).
orang beriman mempunyai kedu- d. Ibadah Dalam Agama Protestan
dukan yang sama di hadapan Allah Kata ‘sakramen’ tidak diambil
dan mempunyai tanggung jawab dari Alkitab, melainkan dari adat is-
sebagai saksi atas kebaikan dan tiadat Roma (Hadiwijono, 1988:
anugerah Allah demi sesamanya, 425), yaitu dari kata Latin sacra-
tanpa melupakan bahwa dalam mentum yang bermakna rahasia,
gereja terdapat jabatan-jabatan penyembahan, sumpah tentara, dan
keaga-maan tertentu. jaminan dalam pembaptisan dan
6) Gereja. Gereja merupakan per- perjamuan kudus (Heuken, 1994:
sekutuan orang beriman sebagai 143). Kata sakramen (yang dijabar-
sebuah persekutuan di mana se- kan dari kata sacer = kudus) me-
tiap orang adalah iman bagi se- ngandung juga arti: perbuatan atau
sama dan juga saksi bagi sesama. perkara yang rahasia, yang kudus,
Oleh karena itu, tidak diperlukan yang berhubungan dengan para dewa
adanya hirarki seperti yang ter- (Hadiwijono, 1988: 425).
dapat dalam gereja Katolik. Me- Hakekat sakramen menurut
mang kewibawaan gereja tidak agama Protestan, yakni tanda dan
dikurangi, hanya saja kewiba- materai yang ditetapkan oleh Tuhan
waan itu diletakkan di bawah Allah untuk menandai dan me-
kewibawaaan Kristus. materaikan janji-janji Allah di dalam

108 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


Alkitab, karena dengan korban 22: 19) yang berbunyi: “Lalu ia
Kristus di kayu salib kita dianugerahi mengambil roti, mengucap
keampunan dosa dan hidup kekal syukur, memecah-mecahkan-
(Hadiwijono, 1988: 426). nya, dan memberikannya ke-
Sakramen disebut tanda, berarti pada para muridnya. Ia ber-
apa yang diwujudkan di dalam sakra- kata: Inilah tubuhku yang
men menunjukkan kepada perkara diserahkan bagi kamu; per-
yang lain atau sakramen itu meng- buatlah ini menjadi peringa-
gambarkan atau mengibaratkan per- tan akan aku.”
kara yang lain dengan maksud supa- Dalam kitab suci kata perjamuan
ya perkara yang lain itu lebih mudah kudus berasal dari bahasa Yunani
dimengerti. Sakramen juga suatu ma- eucharisti digunakan untuk
terai, yaitu sakramen berfungsi untuk (doa) syukur (1 Tes 3, 9; 1 Kor
meneguhkan, mengokohkan, menun- 14, 16; dan Fil 4, 6) pada Tuhan
jukkan kemurniaan, sehingga dapat dan untuk berkat pada waktu
dipercaya (Hadiwijono, 1988: 429). malam (1 Tim 4, 3 dst). Kata ini
Tanda dan materai tidak dapat sama artinya dengan eulogia
dipisahkan, artinya sakramen bukan dalam bahasa Yunani (berkata
tanda semata-mata, tetapi juga mate- baik, berterimakasih) (Heuken,
rai. Keduanya adalah satu. Kedua- 1991: 273).
nya berfungsi untuk menandai atau Dalam sakramen perjamu-
menggambarkan, dan memateraikan an kudus dapat dibedakan men-
atau mengokohkan janji Allah, agar jadi 2 hal yaitu tanda (gambaran
iman orang yang percaya menjadi pihak Tuhan) dan yang ditandai
kokoh. Sekalipun demikan, sakra- (gambaran pihak manusia). Se-
men tidak mengandung di dalamnya bagai tanda disini ialah roti dan
daya yang dapat menguatkan iman. anggur yang bermakna bahwa
Yang menguatkan atau mengokoh- dari pihak Tuhan perjamuan ku-
kan iman adalah Tuhan Allah dengan dus dijadikan materai dari semua
perantara sakramen. Sakramen bu- yang telah dicapai oleh Tuhan
kanlah hal yang ditetapkan oleh ma- Yesus Kristus untuk setiap orang
nusia atau gereja, namun oleh Tuhan yang percaya (Soedarmo, 1989:
Allah sendiri yang berupa perintah 236
baptisan dan perjamuan kudus Sisi yang ditandai (gamba-
(Hadiwijono, 1988: 431). ran pihak manusia) yang ber-
1) Perjamuan Suci/Ekaristi makna bahwa perjamuan kudus
Perintah perjamun kudus menyatakan kepercayaan manu-
termaktub dalam Alkitab (Luk. sia dan menunjukkan bahwa

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 109
semua manusia menjadi anggota 2. Pengertian Puasa
dari satu jemaat dan satu Tuhan. Puasa dalam Perjanjian Lama
Kedua pihak (Tuhan dan manu- berasal dari bahasa Ibrani tsum, tsom
sia) menjadi satu di dalam Union dan ‘inna nafsyô yang secara harfiah
Mystica (Soedarmo, 1989: berarti merendahkan diri dengan ber-
236). Pembaptisan puasa. Sedang dalam Perjanjian Baru,
Perintah pembaptisan ter- puasa berasal dari bahasa Yunani nês-
maktub dalam Alkitab surat teuô (tidak makan), nêsteia, dan nêstis.
Matius (28: 19-20) yang ber- Dalam Alkitab surat Kisah Para Rasul
bunyi: (27: 21, 33) kata asitia dan asistos
Sebelum Tuhan Yesus naik digunakan (Douglas (ed.), 2008: 280).
ke surga. Ia memerintahkan ke- Puasa adalah tindakan sukarela
pada para rasul: “Karena itu berpantang sama sekali atau sebagian
pergilah, jadikanlah semua bang- dari makanan dan atau minuman, baik
sa muridku dan baptislah mereka untuk tujuan keagamaan ataupun untuk
dalam nama Bapa dan Anak dan tujuan lain (Heuken, 1994: 52), misal
Roh Kudus, dan ajarlah mereka sebagai ungkapan dukacita dan pende-
melakukan segala sesuatu yang ritaan, kesedihan atau dosa, serta ingin
telah kuperintahkan kepadamu. merenungkan hal-hal yang suci (Sismono,
Dan ketahuilah, aku menyertai 2010: 76).
kamu senantiasa sampai kepada Puasa dalam Alkitab pada umum-
akhir zaman”. nya berarti tidak makan dan tidak minum
Pembaptisan ialah upacara selama waktu tertentu (misalnya Est 4:
agama yang mempergunakan air. 16), tidak selalu menjauhkan diri dari
Istilah ini berasal dari kata Yunani makanan tertentu (Douglas (ed.), 2008:
baptizo, secara harfiah berarti 280). Berpuasa juga tidak dilakukan
menyelamkan, atau mencelup- secara musiman (Agung, 2003: 3).
kan, atau mencuci dengan air
(Team, 2010: 376-377). Hal ini 3. Dasar Hukum Puasa
berlatarbelakang dari aneka Dalam Alkitab terdapat pernyata-
pembasuhan agar menjadi tahir an bahwa puasa merupakan salah satu
yang terdapat pada tatacara ritual hal yang perlu dilakukan oleh setiap orang
dan adat Yahudi pada zaman Kristen selain memberi dan berdoa. Se-
Yesus, terkhusus dalam kelom- bagaimana yang dijelaskan oleh Franklin
pok Qumran (Heuken, 1993: (2009: 11) bahwa selama bertahun-tahun
307-308). ketika Yesus tinggal di bumi, Yesus me-
luangkan waktu untuk mengajar para
muridnya tentang prinsip-prinsip keraja-

110 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


an Tuhan, prinsip-prinsip yang konflik orang. Aku berkata kepadamu: Sesung-
dengan prinsip-prinsip duniawi. Dalam guhnya mereka sudah mendapat upah-
khotbah di bukit, yakni khotbah Yesus nya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah
yang paling terkenal (http://id.wikipedia. ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan
org /wiki/Kotbah-di-Bukit diakses tang- berdoalah kepada Bapamu yang ada di
gal 20 Oktober 2011 pukul 10.45 WIB) tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang
yang diucapkan dengan duduk (Bleeker, melihat yang tersembunyi akan mem-
1995: 77) secara khusus dalam Matius balasnya kepadamu. Lagipula dalam
6, Yesus memberikan pola bagaimana doamu itu janganlah kamu bertele-tele
manusia hidup sebagaimana anak-anak seperti kebiasaan orang yang tidak me-
Tuhan. Pola tersebut menurut Franklin ngenal Allah. Mereka menyangka bahwa
(2009: 11) merupakan tiga kewajiban karena banyaknya kata-kata doanya
khusus bagi seorang Kristen. akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu
Hal memberi sedekah: “Ingatlah, seperti mereka, karena Bapamu menge-
jangan kamu melakukan kewajiban aga- tahui apa yang kamu perlukan, sebelum
mamu di hadapan orang supaya dilihat kamu minta kepada-Nya (Mat 6: 5-6).
mereka, karena jika demikian kamu tidak Hal Berpuasa: “Dan apabila kamu
beroleh upah dari Bapamu yang di surga. berpuasa, janganlah muram mukamu
Jadi apabila engkau memberi sedekah, seperti orang Munafik. Mereka meng-
janganlah engkau mencanangkan hal itu, ubah air mukanya, supaya orang melihat
seperti yang dilakukan orang Munafik di bahwa mereka sedang berpuasa. Aku
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong berkata kepadamu: Sesungguhnya
supaya mereka dipuji orang. Aku berkata mere-ka sudah mendapat upahnya. Te-
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah tapi apabila engkau berpuasa, minyakilah
mendapat upahnya. Tetapi jika engkau kepalamu dan cucilah mukamu, supaya
memberi sedekah, janganlah diketahui jangan dilihat oleh orang bahwa engkau
tangan kirimu apa yang diperbuat tangan sedang berpuasa, melainkan hanya oleh
kananmu. Hendaklah sedekahmu itu di- Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
berikan dengan tersembunyi, maka Ba- Maka Bapamu yang melihat yang ter-
pamu yang melihat yang tersembunyi sembunyi akan membalasnya kepadamu”
akan membalasnya kepadamu” (Mat 6: (Mat 6: 16-18).
1-4). Nampak dalam isi khotbah di at-
Hal berdoa: “Dan apabila kamu as, bahwa terdapat anjuran pelaksanaan
berdoa, janganlah berdoa seperti orang ajaran memberi atau bersedekah, berdoa
Munafik. Mereka sudah mengucapkan atau sembahyang, dan berpuasa. Dalam
doanya dengan berdiri dalam rumah- melaksanakan ajaran di atas selayaknya
rumah ibadat dan pada tikungan-tiku- tidak dijadikan pameran kesalehan,
ngan jalan raya, supaya mereka dilihat namun harus dijadikan urusan batin se-

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 111
mata-mata. Maksudnya, biarlah Tuhan 1-6, 91: 1-3, 92: 1-3) namun, paus Gala-
saja yang tahu akan pemberian kita, doa sius mengeluarkan dekrit tahun 492 M
kita, dan puasa kita. Semua ini diper- yang isinya melarang Injil Barnaba untuk
gunakan untuk lebih memperdalam perin- dibaca (Sismono, 2010: 71-73), karena
tah dalam Alkitab bahwa pelaksanaan se- ajaran dalam Injil Barnaba memiliki ba-
buah ajaran tidak cukup sebagai ritus se- nyak kemiripan dengan ajaran agama
mata-mata, namun harus dimaknai dan Islam.
dihayati dengan hati yang tulus. Dalam Alkitab memang secara te-
Yesus sendiri berpuasa sebanyak rang-terangan terdapat ayat yang berisi
dua kali dalam satu minggu dan mem- anjuran untuk berpuasa, namun kalangan
bayar zakat sebanyak sepersepuluh dari gereja Kristen Protestan sendiri umum-
pendapatannya. Sebagaimana yang nya tidak melakukan puasa. Mereka ber-
dicantumkan dalam Alkitab (Luk 18: 12): asumsi bahwa Tuhan Yesus sudah ber-
“Aku puasa dua kali seminggu dan puasa untuk pengikutnya (Mat 9: 16-17,
Aku memberikan sepersepuluh dari Mar 2: 18-22, dan Luk 5: 33-39) dan
segala penghasilanku.” puasa dianggap sebagai ajaran yang me-
Yesus menjelaskan bahwa puasa, mberatkan. Pada perkembangannya,
sama seperti memberi dan berdoa, me- belakangan ini terdapat gerakan yang
rupakan bagian yang normal dari kehi- ingin menekankan manfaat puasa lagi
dupan Kristen. Perhatian yang diberikan (Team, 1990: 432) yang dalam pelaksa-
pada puasa seharusnya sama besarnya naannya diserahkan kepada jemaat
dengan perhatian yang diberikan pada hal gereja masing-masing untuk menentukan
memberi dan berdoa (Franklin, 2009: sendiri waktu dan cara yang diperguna-
11). Sebagaimana yang tercantum dalam kan (Sismono, 2010: 86).
Alkitab “Dan bilamana seorang dapat Dengan demikian puasa umat Pro-
dikalahkan, dua orang akan dapat testan lebih tampak sebagai formalitas
bertahan. Tiga tali lembar tak mudah semata, tidak dikhususkan, tidak dipen-
diputuskan” (Pkh 4: 12). Yang dimak- tingkan, dan bukan sebagai bentuk
sud tiga tali lembar di sini yakni memberi, amalan masal yang diatur secara organi-
berdoa, dan berpuasa. satoris dari pusat ataupun diatur secara
Dalam Injil Barnaba juga dijelas- khusus oleh aturan agama.
kan secara panjang lebar tentang ajaran
puasa sebagai syariat yang diwajibkan 4. Macam-Macam Puasa
yang bersumber pada puasa Yesus sen- Penentuan pelaksanaan puasa da-
diri, dan harus dilaksanakan dengan se- lam agama Protestan bervariasi dengan
penuh kesadaran dengan mengharap pa- argumen bahwa Tuhan mengetahui tidak
hala Allah semata-mata, serta di dalam- ada waktu yang tepat untuk berpuasa
nya mengandung banyak hikmah (Bar 14: (Franklin, 2009: 24), sehingga penentuan

112 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


jenis dan jangka waktu pelaksanaan dan tidak melihat (Kis 9: 9)
puasa sepenuhnya diserahkan kepada (Douglas (ed.), 2008: 280
manusia yang dalam pelaksanaannya dan Agung, 2003: 8).
disesuaikan dengan keadaan dan ke- b) Puasa Normal
butuhannya (Franklin, 2009: 29-30). Di Pelakunya tidak makan
dalam Alkitab tercatat berbagai situasi, sama sekali, namun dapat minum
jenis, dan jangka waktu pelaksanaan sebanyak-banyaknya. Dilakukan
puasa; yaitu: selama beberapa hari, tergantung
1) Puasa Yang Dibicarakan Dalam pada kondisi pelaku (Franklin,
Alkitab 2009: 28).
Terdapat tiga jenis puasa yang Misal: Puasa Daud, tidak
dibicarakan di dalam Alkitab, yakni: makan dan semalaman berbaring
a) Puasa Mutlak di tanah (2 Sam 12: 16).
Puasa tidak makan dan c) Puasa Sebagian (Tarak)
tidak minum sama sekali. Dilaku- Penolakan terhadap maka-
kan dalam kurun waktu yang nan dan minuman tertentu selama
singkat, tergantung pada kondisi kurun waktu tertentu (Franklin,
pelaku (Franklin, 2009: 28). 2009: 29).
Misalnya: Misal: Puasa Daniel, 10 hari
(1) Puasa Musa, 40 hari 40 ma- hanya makan sayur dan minum
lam tidak makan dan tidak air putih (Dan 1: 12), doa dan
minum (Kel 34: 28). puasa (Dan 9: 3), berkabung
(2) Puasa Ester, 3 hari 3 malam selama 21 hari (Dan 10: 2).
tidak makan dan tidak minum 2) Dilihat dari segi pelakunya, yakni:
(Est 4: 16). a) Puasa Perseorangan
(3) Puasa Niniwe, 40 hari 40 Puasa perseorangan yaitu
malam tidak makan, tidak puasa yang dilakukan secara in-
minum dan tidak berbuat dividual.
jahat (Yun 3: 7). b) Puasa Bersama
(4) Puasa Yesus, 40 hari 40 ma- Puasa bersama yaitu puasa
lam tidak makan dan tidak yang dilakukan secara bersama-
minum (Mat 4: 2 dan Luk 4: sama dalam kelompok terbatas
1-2). atau bergiliran seorang demi se-
(5) Puasa Yohanes Pembabtis, orang.
tidak makan dan tidak minum c) Dilihat dari lamanya berpuasa.
(Mat 11:18). Jangka waktu pelaksanaan
(6) Puasa Paulus, 3 hari 3 malam puasa bervariasi, karena Tuhan
tidak makan, tidak minum, mengetahui bahwa tidak ada

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 113
waktu yang tepat untuk berpuasa cantum dalamAlkitab, namun juga
(Franklin, 2009: 24), namun ter- terjadi pada kebijakan gereja-
dapat angka-angka yang penting gereja Protestan hingga saat ini.
dalam Alkitab yang dijadikan
sebagai rujukan jangka waktu 5. Tatacara Pelaksanaan Puasa
pelaksanaan puasa, yakni: sete- Tatacara pelaksanaan pua-sa
ngah hari, dua puluh empat jam, agama Protestan bersifat fleksibel, mak-
tiga hari, tujuh hari, dua puluh sudnya pelaksanaan ajaran puasa dise-
satu hari, dan empat puluh hari rahkan sepenuhnya kepada jemaat gere-
(Franklin, 2009: 29). Ayat-ayat ja masing-masing untuk menentukan sen-
yang menunjukkan tentang ruju- diri waktu dan cara yang dilakukan dalam
kan jangka waktu pelaksanaan berpuasa. Hal ini dikarenakan gereja
puasa, yaitu: Protestan tidak mengenal organisasi ke-
(1) Puasa yang dimulai dari mata- pausan seperti halnya Katolik Roma yang
hari terbit hingga matahari memiliki paus di Vatikan (Roma) yang
terbenam (Hak 20: 26; 1 berkenan membuat aturan–aturan ajaran
Sam 14: 24; dan 2 Sam 1: atau hukum agama (Sismono, 2010: 86).
12; 3: 35). Di dalam Alkitab sendiri tidak
(2) Puasa yang dilakukan dalam terdapat tatacara pelaksanaan puasa, na-
satu malam (Dan 6: 18). mun Yesus telah memberikan nasihat ke-
(3) Puasa yang dilakukan selama pada orang yang berpuasa yakni:
tiga hari. Puasa ini dilakukan (1) Tidak menguras pekerjaan dan tidak
pada jaman Esther (Es 4: berbantah-bantah (Yes 58: 3-8).
16). (2) Telah bertobat (Mat 9: 16-17, Mar
(4) Puasa yang dilakukan selama 2: 18-22, dan Luk 5: 33-39).
tujuh hari. Puasa ini pernah (3) Tidak memamerkan kesalehan (Mat
dilakukan pada peristiwa pe- 6: 16-18).
nguburan Saul (1 Sam 31: (4) Terlepas dari kepercayaan lain (1
13), juga pernah dilakukan Sam 7: 4-6).
oleh Daud ketika anaknya Walau puasa dalam agama Pro-
sakit (2 Sam 12: 16-18). testan termasuk salah satu ibadah yang
(5) Puasa selama 40 hari dilaku- bersifat fleksibel yang dilakukan sesuai
kan oleh Musa, Elia, dan dengan keadaan dan kebutuhan pelaku,
Yesus (Kel 34: 28, 1 Raj 19: namun seseorang dapat berpuasa untuk
8, dan Mat 4: 2). menggantikan orang lain. Sebagaimana
Variasi pelaksanaan ibadah yang tercatat dalam Alkitab
puasa tidak hanya terjadi pada Sesudah itu Ezra pergi dari depan
masa lalu sebagaimana yang ter- rumah Allah menuju bilik Yohanan bin

114 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


Elyasib, dan di sana ia bermalam dengan (8) Untuk memperkuat doa (Mzm
tidak makan roti dan minum air, sebab ia 35:13).
berkabung karena orang-orang buangan (9) Untuk membatalkan hukuman Allah
itu telah melakukan perbuatan tidak setia (Yun 3: 4-10, 1 Raj 21: 27-29).
(Ezr 10:6). (10) Untuk mendatangkan sukacita yang
Maka Ester menyuruh menyam- besar (Zak 8: 18-19).
paikan jawab ini kepada Mordekhai:
“Pergilah, kumpulkanlah semua orang Walau puasa dalam agama Pro-
Yahudi yang terdapat di Susan dan ber- testan boleh dilakukan untuk tujuan
puasalah untuk aku; janganlah makan dan keagamaan maupun untuk tujuan yang
janganlah minum tiga hari lamanya, baik lain (fleksibel), namun secara garis besar
waktu malam, maupun waktu siang. Aku bertujuan untuk memiliki kepribadian
serta dayang-dayangku pun akan berpu- yang baik, yakni sesuai dengan kuasa
asa demikian, dan kemudian aku akan puasa dalam Alkitab. Kuasa yang dimak-
masuk menghadap raja, sesungguhnya sud ialah kuasa untuk membuka pintu ke
berlawanan dengan undang-undang; dalam hubungan bersama Tuhan dengan
kalau terpaksa aku mati, biarlah aku lebih dalam, lebih dekat, dan lebih ber-
mati” (Est 4: 15-17). kuasa (Franklin, 2009: 4-10). Sehingga
roh akan dibebaskan dari kekusutan hal-
7. Tujuan Puasa hal duniawi dan secara menakjubkan
Tujuan puasa pada agama Protes- menjadi peka akan hal-hal yang berasal
tan yang terdapat dalam Alkitab antara dari Tuhan.
lain: Disiplin berpuasa itu sendiri akan
(1) Untuk mendapat berkat dalam me- mendatangkan urapan, kemurahan, dan
nghadapi krisis ekonomi dan pe- berkat dari Tuhan dalam kehidupan se-
perangan (Yl 1: 1-20). seorang, seperti yang diungkapkan dalam
(2) Untuk kesehatan (Mat 17:21). Alkitab “Berbahagialah orang yang
(3) Untuk pertobatan (Mat 17:21, 1 Sam lapar dan haus akan kebenaran, kare-
7: 6, 1 Raj 21: 27). na mereka akan dipuaskan” (Mat 5:
(4) Untuk mempersiapkan firman Allah 6).
(Kel 34: 27-28). Uraian di atas menjelaskan bahwa
(5) Bukti dukacita (1 Sam 31:13, 2 Sam tujuan dari puasa yang dilakukan umat
1: 12). Protestan beragam, baik untuk tujuan ke-
(6) Untuk merendahkan diri (Ezr 8: 21, agamaan (dukacita atau berdoa, sedih
Mzm 69: 11). atas dosa-dosa atau pertobatan, per-
(7) Untuk memperoleh bimbingan dan siapan upacara suci, dan ingin mere-
pertolongan Allah (Kel 34: 28, Ul 9: nungkan akan hal-hal suci) maupun tuju-
9, 2 Taw 20: 3-4). an lain (kesehatan, kesedihan atas rata-

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 115
pan kematian, permohonan terhadap hal- tertentu selama waktu dan niat yang
hal yang bersifat keduniawian, dan lain tidak ditentukan agama.
sebagainya). Akan tetapi jika ditinjau 2. Dalam perspektif tujuan puasa me-
secara garis besar, maka tujuan puasa nurut Protestan, yakni menjadikan
pada agama Protestan yakni menjadikan pribadi yang baik.
manusia memiliki kepribadian yang baik 3. a. Dasar hukum puasa; dalam aga-
sesuai dengan kuasa yang tercantum dan ma Protestan puasa tidak di-
Alkitab wajibkan.
b. Macam puasa; dalam agama
PENUTUP Pro-testan macam atau jenis
Dari pemaparan tentang konsep puasa bervariasi karena tidak
puasa dalam agama Protestan, maka diatur secara khusus oleh aturan
dapat disimpulkan sebagai berikut: agama.
1. Puasa dalam agama Protestan, di- c. Tatacara puasa; tatacara puasa
maknai sebagai tindakan sukarela pada dalam agama Protestan
untuk berpantang sama sekali atau bersifat fleksibel dan tidak diatur
sebagian dari makanan atau minuman secara khusus oleh aturan agama.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dkk (ed.). 2002. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam: Ajaran.
Jogjakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Abdul Manaf, Mudjahid. 1994. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ahmadi, Abu. 1990. Sejarah Agama. Solo: Ramadhani.
Ali, Mukti. 1970. Ilmu Perbandingan Agama (Sebuah Pembahasan Tentang
Methodos dan Sistima). Jogjakarta: Yayasan Nida.
—————. 1992. Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia. Bandung: Penerbit
Mizan.
Ali, Sayuthi. 2002. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan, Teori dan
Praktek. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Berkhof, H. 1988. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunug Mulia.

116 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


Bleeker, C.J. 1985. Pertemuan Agama-Agama di Dunia. Bandung: Sumur
Bandung.
De Jonge, C. 1987. Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Depag RI. 1987. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: Karya Toha Putra.
Dhavamony, Mariasusai. 1995. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Djam’annuri (ed.). 2002. Agama Kita: Perspektif Sejarah Agama-Agama
(Sebuah Pengantar). Yogyakarta: LESFI.
Douglas, J.D (ed.). 2008. Ensiklopedi AlKitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Effendy, Mochtar. 2001. Ensiklopedi Agama dan Filsafat. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Fitriani, Azimah. 2009. Skripsi Konsep Puasa dalam Al-Qur’an Al-Hadist dan
Kitab Tripitaka (Studi Perbandingan). Surakarta: Fakultas Agama Islam-
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Franklin, Jentezen. 2009. Puasa. Jakarta: Immanuel.
Hadiwijono, Harun. 1988. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Helwig, W.L. 1988. Sejarah Gereja Kristus 2. Yogyakarta: Kanisius.
Heuken SJ, Adolf. 1991. Ensiklopedi Gereja I. Jakarta: Yayasan Cipta Loka
Caraka.
_______. 1993. Ensiklopedi Gereja III. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
_______. 1994. Ensiklopedi Gereja IV. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Kristensen, W. Brede. John B. Carman (trans.). 1960. The Meaning of Religion
Lecterer in the Phenomenology of Religion. Netherlands: Martinus Nijhof/
The Hague.
Kusdiyanto. 1997. Buku Pegangan Kuliah Metodologi Penelitian.
Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Markus Agung, Pdt. 2003. Puasa. Jakarta: t.t.

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 117
Mustaqim, Abdul. 2010. “Islam”, dalam Nur Kholis Setiawan dan Djaka Soetapa,
Meniti Kalam Kerukunan: Beberapa Istilah Kunci Dalam Islam dan
Kristen Jilid I, Jakarta: Gramedia.
Nashir, Haedar. 1999. Agama Krisis Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nata, Abuddin. 2002. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nazir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nn. Alkitab. http://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab (diakses tanggal 22 Agustus 2010
pukul 10.57 WIB).
_______. Kekristenan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan (diakses tanggal
20 Oktober 2011 pukul 10.30 WIB).
_______. Khotbah di Bukit. http://id.wikipedia.org/wiki/Khotbah-di-bukit (diakses
tanggal 20 Oktober 2011 pukul 10.45 WIB).
_______. Protestan. http://id.wikipedia.org/wiki/Protestan (diakses tanggal 22
september 2010 pukul 07.51 WIB).
_______. Sejarah Gereja. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah-gereja (diakses
tanggal 22 September 2010 pukul 07.51 WIB).
_______. Yesus. http://id.wikipedia.org/wiki/Yesus (diakses tanggal 13 Oktober
2011 pukul 11.00 WIB).
_______. Penduduk di Indonesia. http://wikipedia.org/wiki/penduduk-di-Indonesia
(diakses tanggal 12 Juli 2011 pukul 13.40 WIB).
_______. Christianity by Country. http://in.wikipedia.org/wiki/Christianity_
by_country (diakses tanggal 12 Juli 2011 pukul 13.47 WIB).
Quraish Shihab, Muhammad. 2000. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al Qur’an Vol 1. Jakarta: Lentera Hati.
_______. 2000a. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an
vol 2. Jakarta: Lentera Hati.
______. 2001. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an vol
3. Jakarta: Lentera Hati.
_______. 2002. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an
vol 8. Jakarta: Lentera Hati.

118 SUHUF, Vol. 24, No. 2,November 2012: 99 - 119


_______. 2003. Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an
vol 14. Jakarta: Lentera Hati.
Rais, Amien. 1996. Puasa dan Keunggulan Kehidupan Rohani. Yogyakarta: Mitra
Pena Cendekia.
Hana Rosita, Chairul. 2008. Skripsi Puasa dan pengendalian Diri Perspektif
Kesehatan Mental. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Rousydiy, Lathief. 1986. Puasa Hukum dan Hikmahnya Berdasarkan Kitab Allah
dan Sunnah Rasulullah S.A.W .Medan: Rinbow.
Shobahiya, Mahasri dkk (ed.). 2006. Studi Islam 1. Surakarta: LPID-UMS.
Sismono. 2010. Puasa pada Umat-Umat Dulu dan Sekarang. Jakarta: Republika.
Smith, Huston. 1995. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soedarmo. 1989. Ikhtisar Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sou’yb, Joesoe. 1983. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta: Pustaka Alhusna.
Sudjana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah-Skripsi-
Tesis-Disertasi). Bandung: Sinar Baru.
Team. 1990. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 9. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
_______. 1990a. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13. Jakarta: Cipta Adi
Pustaka
_______. 2010. AlKitab. Jakarta: Lembaga Al Kitab Indonesia.

Konsep Puasa Dalam Agama Protestan (M. Darojat Ariyanto, dkk) 119

Anda mungkin juga menyukai