Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
menyelesaikan tugas Antrolpologi yang berjudul “Makanan Khas Papua Papeda & Kuah Ikan
Kuning.
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Antropologi dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang.
Penulis
Papeda adalah salah satu makanan khas dari Papua yang terbuat dari tepung sagu
murni. Tepung sagu didapatkan dengan cara memotong pokok sagu. Lalu bagian bonggolnya
diperas hingga sari patinya keluar. Inilah bahan baku sagu yang siap diolah menjadi aneka
makanan khas suku Dani yang mendiami Lembah Baliem. Sebelum diolah, biasanya tepung
sagu murni ini disimpan di dalam alat yang bernama tumang.
Cara mengambil papeda terbilang unik, bukan menggunakan sendok tapi sepasang
sumpit. Sumpit dipegang dengan kedua tangan, diputar dengan cepat sehingga menghasilkan
gulungan gulali papeda hingga putus. Saat sudah terpisah dari wadah utama, papeda
dituangkan ke piring dan diberi kuah ikan kuning. Bagi penduduk lokal yang sudah terbiasa,
makan papeda sama halnya dengan makan bubur ayam. Tinggal diseruput langsung masuk
perut. Namun bagi yang pertama kali mencoba, disarankan mengkonsumsi sedikit demi
sedikit agar perut tidak “kaget” dengan menu ini.
Makanan khas Indonesia Timur ini terbuat dari tepung sagu murni dengan aroma yang
agak menyengat. Oleh karena itu jika Anda ingin mencoba membuat sendiri di rumah saya
sarankan penyajiannya digabungkan dengan kuah kaya rasa sejenis kuah ikan kuning. Pilihan
yang mungkin misalnya soto ayam, soto daging, kari dan sebagainya.
LETAK GEOGRAFIS PAPUA
Luas Wilayah
Luas wilayah provinsi Papua adalah 317. 062 (Km2). Jika dibandingkan dengan
wilayah Republik Indonesia, maka luas wilayah Provinsi Papua merupakan 19,33 persen dari
luas Negara Indonesia yang mencapai 1.890.754 (Km2). Ini merupakan provinsi terluas di
Indonesia.
Kabupaten Merauke merupakan daerah yang terluas yaitu 4397 Ha atau 13,87% dari
total luas Provinsi Papua. Sedangkan Kota Jayapura merupakan daerah terkecil tetapi apabila
dibandingkan dengan kota se-Indonesia, maka Kota Jayapura merupakan kota yang terluas.
Kota Wamena (Jayawijaya) dengan ketinggian 2000 - 3000 meter diatas permukaan laut
merupakan kota tertinggi dan terdingin di Papua. Sedangkan yang terendah adalah kota
Merauke dengan ketinggian 3.5 meter diatas permukaan laut.
Letak Geografis
Provinsi Papua dengan luas 31.7062 Km2, terletak diantara 130 – 141 Bujur Timur dan
225 Lintang Utara – 9 Lintang Selatan.
Batas Wilayah
Topografi
Gunung dan Puncak di Provinsi Papua yang berada di deretan pegunungan tersebut
adalah :
Di bagian utara terdapat lembah yang dialiri sungai Tariku Dan Taritatu Sungai dan
merupakan anak sungai Mamberamo Sungai. Kebanyakan dataran rendah di semenanjung
Bomberai berjejer kearah barat sedangkan di Doberai yang bergunung-gunung ( Vogelkop;
Belanda, "Kepala Burung") berjejer kearah barat laut.
Sepanjang bagian selatan pegunungan Maoke terdapat suatu area berpaya-paya yang
luas [yang] yang dialiri oleh air dari sungai Digul, Pulau, Braza, Baliem, Loren, Armandville,
Blumen, Semara, dan Mapi Sungai. Daerah Gunung yang tinggi ditutupi oleh lembah-lembah
yang ditumbuhi rumput kasar, dan tumbuh-tumbuhan hutan-hujan tropis. Sedangkan area
utara pegunungan tengah ditutupi oleh hutan basah. Di antaranya banyak ditumbuhi varieta
pohon palem (sagu, kelapa, dan nipa), kayu cendana, kayu hitam, karet, casuarina, pohon
cedar, buah sukun, dan bakau; anggrek dan pakis tumbuh dengan subur di hutan basah
tersebut. Kehidupan rimba meliputi binatang berkantung, monotremes (binatang menyusui),
ular, buaya, katup/kupu-kupu, burung kasuari, cenderawasih, trenggiling, anjing liar, babi liar,
kura-kura darat, kadal kanguru pohon, burung bangau, merpati hijau, dan berbagai jenis
burung lainnya.
Kondisi lahan
Persentase lahan kritis di Papua paling besar dimiliki oleh Kabupaten Merauke. Selain
itu, kabupaten ini juga merupakan kabupaten yang memiliki kondisi tanah yang sangat subur
dan sangat cocok untuk pertanian. Secara umum, kondisi lahan di Papua sangat
memungkinkan untuk lokasi pertanian maupun perkebunan. Hingga saat ini lahan pertanian di
Papua masih digunakan oleh sektor-sektor pertanian tertentu saja. Yang paling dominan
adalah sawah dan ubi kayu. Daerah potensial penghasil ubi kayu adalah KabupatenWaropen
dan Kabupaten Jayapura dengan produksi ubi kayu sebesar 2.946 ton dan 2.444 ton pada
tahun 2005. Produksi sayur - sayuran selama tahun 2005 pada beberapa komoditi mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2004, demikian juga pada sub kelompok
buah-buahan.
Selain pertanian yang sudah disebutkan sebelumnya, lahan kritis di Papua sebagian
besar masih merupakan hutan yang mencapai 25,82 juta hektar dan terbagi menjadi hutan
lindung (34,08%) dan hutan produksi (33,22%). Lahan kritis yang sudah digunakan selain
untuk pertanian, juga digunakan untuk perkebunan, peternakan dan perikanan. Luas areal
tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2005 sebesar 97.934 ha dan produksi tanaman
perkebunan rakyat pada tahun 2005 sebesar 62.153 ton. Sumbangan terbesar produksi
tanaman perkebunan rakyat berasal dari tanaman kelapa sawit (49,91%) dan kelapa dalam
(19,87%).
Populasi ternak besar dan kecil di Papua selama tahun 2005 pada umumnya naik.
Dibanding tahun 2004, ternak kerbau naik 14,54%, sapi 8,6%, kuda 30,36%, kambing 5,37%,
babi 19,50% dan domba -7,88%. Kondisi serupa terjadi pada populasi ternak kecil, dimana
secara umum terjadi peningkatan. Populasi ternak ayam kampung naik 18,99%, ayam
pedaging 5,90%, ayam ras petelur 19,58%, dan itik -7,06%. Produksi perikanan secara
keseluruhan selama tahun 2005 mencapai 209.210,3 ton, meningkat 13,29% dibanding tahun
2004, sedangkan 95,83% dari total produksi merupakan hasil produksi perikanan laut.
Kota Jayapura merupakan daerah dengan suhu udara tertinggi, mencapai 28,2 C ditahun
2005 sedangkan Wamena merupakan daerah dengan suhu udara terendah yang mencapai 19,4
C pada tahun 2004. Persentase kelembaban udara tertinggi mencapai 87% di Biak pada tahun
2005 dan terendah mencapai 77% di Serui pada tahun 2001. Rata-rata penyinaran matahari
tercatat di Merauke yang mencapai 70% pada tahun 2005 sedangkan persentase terendah
tercatat pada tahun 2003 di Biak yang mencapai 37%.
KEGIATAN USAHA
ASPEK PRODUKSI
Papeda
Bahan membuat papeda :
Ø 100 gr sagu
Ø 1000 cc air
Ø 1/2 sdt garam
Ø 1/2 sdt gula
Cara membuatnya :
6. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan beserta sereh dan salam hingga harum dan matang
7. Tambahkan air matang, masak hingga mendidih
8. Masukkan ikan, garam, gula dan cabe rawit, masak hingga ikan matang
9. Sesaat sebelum masakan diangkat, tambahkan daun kemangi dan jeruk nipis, aduk rata
10. Sajikan sebagai pelengkap papeda
ASPEK PEMASARAN
Proses pemasaran usaha Papeda, Ikan Kuah Kuning ini dapat di jual dengan cara :
- Mengontrak gedung atau ruko
BIAYA TETAP
N NAMA BANYAK QUANTITY HARGA JUMLAH
O BARANG SATUAN
1 Freezer Box 1 Unit 1X2.950.000 Rp 2.950.000,00
2 Tabung Gas 5 Kg 5X13.000 Rp 65.000,00
3 Meja + Kursi 4 Paket 4X1.750.000 Rp7.000.000,00
4 Mikser 2 Unit 2X199.000 Rp398.000,00
5 Dandang 2 Unnit 2X230.000 Rp460.000,00
Besar
6 Wajan Besar 2 Unit 2X220.000 Rp440.000,00
7 Loyan Besar 2 Unit 2X85.000 Rp170.000,00
8 Piring Rose 6 Dos Isi 6 30 Lusin 6X368.000 Rp 2.208.000,00
9 Gelas Upg 3 Dos 36 Lusin 3X365.000 Rp 1.095.000,00
Isi 12
10 Sendok + 5 Dos 84 Lusin 5X230.000 Rp 1.150.000,00
Garpu Isi 12
11 Pisau 10 Buah 10X11.000 Rp110.000,00
12 Cobek Batu 2 Buah 2X50.000 Rp100.000,00
Total Rp16.149.000,00
BIAYA VARIABEL
N NAMA BANYAK QUANTITY HARGA JUMLAH
O BARANG SATUAN
1 Sagu 1 Tuman/Sak 1 X250.000 Rp250.000,00
2 Ikan 50 Kg 50 X 25.000 Rp500.000,00
3 Minyak Goreng 5 liter 1 X 34.000 Rp 34.000,00
4 Kemiri 1 Kg 1 X 13.000 Rp10.000,00
5 Lengkuas 1 Kg 1 X 13.000 Rp 10.000,00
6 Kunyit 1 Kg 1 X 13.000 Rp10.000,00
7 Jahe 1 Kg 1 X 12.000 Rp10.000,00
8 Bawang Merah 1 Kg 1 X 12.000 Rp 18.000,00
9 Bawang Putih 1 Kg 1 X 12.000 Rp18.000,00
10 Rica 1 Kg 1 X 40.000 Rp18.000,00
11 Daun Bawang 1 Kg 1 X 40.000 Rp8.000,00
12 Kemangi 1 Kg 1 X 67.000 Rp 8.000,00
13 Sereh 1 Kg 1 X 18.000 Rp8.000,00
Total Rp 677.000.00
MODAL USAHA MODAL: Rp 20.000.000
PENGELOLAAN KEUANGAN
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI/HPP
* HPP = BIAYA PRODUKSI/BIAYA VARIABEL JUMLAH PRODUKSI =Rp 677.000 =
Rp 8462 DIBULAT KAN Rp 8.500 80
ANALISIS PENDAPATAN
• PENDAPATAN PER HARI
Jumlah barang X harga X 1 hari =80 X Rp 15.000 X 1 =Rp 1.200.000,00
• PENDAPATAN PER BULAN
Jumlah barang X harga X bulan =80 X Rp 15.000 X 30 Hari =Rp 36.000.000,00
Manfaat kesehatan
Dalam 100 gram sagu, terkandung energi sebesar 209 kkal, protein 0,3 gram,
karbohidrat 51,6 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 27 miligram, fosfor 13 miligram, dan zat besi
0,6 miligram. Selain itu di dalam Tepung Sagu juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,
vitamin B1 0,01 miligram dan vitamin C 0 miligram.
Bagi yang sering merokok,dianjurkan juga mengkonsumsi makanan khas Papua yang
satu ini karena dapat secara perlahan membersihkan paru-paru.
KESIMPULAN
Luas wilayah provinsi Papua adalah 317. 062 (Km2). Jika dibandingkan dengan
wilayah Republik Indonesia, maka luas wilayah Provinsi Papua merupakan 19,33 persen dari
luas Negara Indonesia yang mencapai 1.890.754 (Km2). Ini merupakan provinsi terluas di
Indonesia.
Wilayah provinsi Papua mempunyai makanan khas yaitu Papeda lebih tepatnya
makanan khas daerah papua barat. Papeda adalah salah satu makanan khas dari Papua yang
terbuat dari tepung sagu murni. Tepung sagu didapatkan dengan cara memotong pokok sagu.
Lalu bagian bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Inilah bahan baku sagu yang siap
diolah menjadi aneka makanan khas suku Dani yang mendiami Lembah Baliem. Sebelum
diolah, biasanya tepung sagu murni ini disimpan di dalam alat yang bernama tumang.
Selain itu mengkonsumsi makanan khas papua itu mempunyai banyak manfaat bagi
kesehatan yaitu, mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati,
dan perut kembung. Selain itu, kandungan indeks glikemik yang rendah pada sagu
membuatnya aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
Tingginya kadar serat dalam sagu berperan sebagai pre-biotik, menjaga mikroflora
usus, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko terjadinya kanker usus, mengurangi
resiko terjadinya kanker paru-paru, mengurangi resiko kegemukan atau obesitas serta
memperlancar buang air besar.
Bagi yang sering merokok,dianjurkan juga mengkonsumsi makanan khas Papua yang
satu ini karena dapat secara perlahan membersihkan paru-paru.