Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN OBSERVASI PERENCANAAN

PEMBELAJARAN INOVATIF DI SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh:
Nama : Adam Putra Damawangsa
NIM : 21010644116
Kelas : PGSD 2021 D

Dosen Pengampu: Drs.Mintohari, S.Pd. M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021/2022
Nama Sekolah: SDN Pacar Kembang IV
Alamat: Jl, Kedung Tarukan Wetan No.1, Pacar Kembang, Kec. Tambaksari, Kota
SBY, Jawa Timur 60132
Kelas: 3
Jumlah Siswa: 31 (18 laki-laki dan 13 perempuan)
Wali Kelas: Ibu Khoirina nur hikmah S.pd

TABEL OBSERVASI MASALAH

Hasil Identifikasi Masalah Masalah Eksplorasi Penyebab


No Observasi Penyebab Utama
. Masalah
1. Aktivitas (ada masalah) Siswa masih malu Siswa masih Malu
belajar Seharusnya siswa dapat malu untuk
mengerjakan soal di depan berbuat salah di
kelas dengan antusias tanpa depan kelas dan
guru memanggil nama siswa takut
tersebut. ditertawakan.

kenyataannya mencocokkan
tugas matematika di depan
kelas siswa masih
tergantung oleh guru untuk
maju kedepan kelas walau
siswa banyak yang
mengerjakan dengan benar.
Materi (ada masalah) Siswa masih sulit Siswa yang sulit Menguraikan
Pelajaran Seharusnya Siswa bisa menguraikan soal menguraikan soal
menguraikan dan menjawab tersebut. soal tersebut
materi PR di depan kelas karena tidak
tersebut karena banyak yang mengerti apa
telah menyelesaikan PR yang di jelaskan
tersebut. guru terlalu
cepat.
Kenyataannya siswa masih
malu untuk maju di depan
kelas dan masih ada yang
salah dalam menguraikan
soal tersebut.

Matematika:
jarak,
waktu,
kecepatan,
3. Kondisi (Bukan masalah) - - -
kelas Ruang kelas bersih, rapih
dan bangku siswa dibuat
duduk berpasangan.

Duduk berbasangan telah


direkomndasikan oleh guru
mereka agar siswa laki tidak
bergurau
4. Gaya (Bukan masalah) - - -
mengajar Memberikan nasihat dan
guru semangat sebelum kelas
dimulai.

Saat akan memulai


pembelajaran Mengajak
siswa mengingat kembali
materi di hari sebelumnya.

Memberi kesempatan siswa


untuk berpendapat dan
menjawab pertanyaan yang
telah mereka kerjakan.

Mengajak siswa tampil


maju ke depan kelas untuk
menguraikan soal.

Membantu siswa dalam


menguraikan soal apa bila
siswa tersebut tidak bisa
atau salah.
5. Gaya (Bukan masalah) - - -
belajar Siswa bersemangat :
siswa Nadiya.

Ada siswa yang tiba-tiba


mau untuk maju
menguraikan soal.

Ada siswa yang sering


memberikan jawaban secara
langsung dan mengangkat
tangan untuk menjawab
pertanyaan guru.

Ada siswa yang mencoba


membantu temannya yang
kesulitan.
Ada siswa yang suka
menunjuk temannya untuk
maju.
6. Kurikulum (Bukan masalah) - - -
K - 13
7. Target (bukan masalah) - - -
pembelaja Siswa dapat memenuhi
ran pembelajaran yang di ingin
kan guru walau masih ada
yang salah tapi guru punya
tambahan pelajaran
tersendiri untuk anak
tersebut.
8. Hasil (bukan masalah) - -
belajar hasil belajar siswa dapat
siswa memenuhi standar rata-rata
atau baik siswa puas
terhadap hasil belajar
mereka
9. KKM (bukan masalah) - - -
siswa mampu mencapai
nilai diatas KKM atau
indikator yang ditetapkan
tapi tetap ada 7 siswa dari
31 yang kurang mampu
mencapai KKM
10 Penugasan (Bukan masalah) - - -
karena guru memberikan pr
untuk dikerjakan atau
dibahas ulang di dalam
kelas dan cenderung
kooperatif agar siswa dapat
mengerti melewati
temannya juga
11. Motivasi (Ada masalah) Kurangnya Kesibukan Kesibukan
siswa Seharusnya siswa mendapat motivasi siswa orang tua orangtua
motivasi belajar dari membuat siswa siswa.
orangtuanya. Karena kurang dalam
mereka adalah pusat dimana memperoleh
siswa berkarakter motivasi

Kenyataannya orangtua
siswa ada yang sibuk dan
kurang memotivasi
anaknya.
12. Miskonsep ( ada masalah) Siswa tidak bisa Siswa tidak Siswa kurang
si Seharusnya siswa dapat membedakan dapat literasi
mengerti dari jawaban guru kalimat membedakan
kalimat di dalam
Kenyataan siswa kurang soal karena
paham karena siswa tidak kurangnya
dapat membedakan kalimat
soal yang ada di buku paket
13. Komunika (Ada masalah) Kurangnya Orangtua siswa Kesibukan
si dengan Seharusnya orang tua simpati orangtua atau wali murid orangtua
wali murid menyampaikan hambatan kepada anaknya. yang tidak dapat siswa.
yang terjadi pada siswa menghadiri
karena siswa juga butuh panggilan guru
motivasi dan simpati dari atau wali kelas.
orang tua

Kenyataannya orangtua
siswa ada yang tidak dapat
menghadiri panggilan
tersebut dikarenakan sibuk

TABEL ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


No. Masalah Penyebab Explorasi Alternatif Solusi Yang Dipilih
1. Aktivitas Siswa masih malu Wawancara: Ibu khoirina paham Menciptakan sebuah
belajar untuk berbuat dengan peserta didiknya kelas yang saling
salah di depan memang di dalam kelas terdapat membantu dalam
kelas dan takut siswa yang aktif dan pasif memperoleh percaya diri
ditertawakan. menurut beliau kita sebagi guru mulai dari guru dan siswa
tentu harus membari ruang
kepada mereka yang pasif agar
dapat menguasai kelas dan guru
telah mencampurkan anak aktif
dan pasif sehingga mereka dapat
cepat dalam memperoleh
percaya diri.

Jurnal: (Muijs dan Reynolds,


2008: 194). Penggunaan metode
sinektik personal dengan teknik
penganalogian di dalamnya akan
melatih siswa dan membuka
sudut pandang siswa untuk
berimajinasi dari hal yang belum
pernah terjadi dalam kehidupan
siswa tersebut.
2. Materi Siswa yang sulit Wawancara: Ibu khoirina akan Pendekatan kepada siswa
pelajaran menguraikan soal menjelaskan kembali tentang agar lebih berani dalam
tersebut karena soal yang menurut siswa kurang menanyakan tidak
tidak mengerti apa paham atau dalam penjelasannya pahamnya.
yang di jelaskan lerlalu cepat terkadang guru juga
guru terlalu cepat. dapat membuat kesalahan tanpa
disadarai oleh sebab itu beliau
selalu menerapkan pembelajaran
dengan metode PBL dan model
tanya jawab.

Jurnal: (Yayinta,2020) Saat


kegiatan belajar mengajar
berlangsung tentu dengan
mengguakan model
pembelajaran yang menarik
yang dapat memudahkan guru
dalam kegiatan pembelajaran
agar siswa juga mudah
memahami materi pembelajaran
serta ikut berpatisipasi didalam
kelas. Model pembelajaran
digunakan untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi
ataupun untuk menjawab suatu
pertanyaan yang berbeda dengan
model yang digunakan untuk
tujuan agar siswa mampu
berfikir dan mengemukakan
pendapat sendiri.
3. Motivasi Kesibukan orang Wawancara: Ibu khoirina selalu Memotivasi siswa secara
siswa tua membuat berpesan kepada wali siswa agar berkala.
siswa kurang memotivasi anak meraka karena
dalam guru tidak dapat menjaga selama
memperoleh di luar sekolah
motivasi
Jurnal: Motivasi merupakan
dorongan dan kekuatan dalam
diri seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu yang ingin
dicapainya (Sukirman, 2011).
Kebanyakan dari mereka
termotivasi hanya karena ingin
mendapat ijazah saja tetapi tidak
menikmati setiap proses
pembelajaran yang dilakukan
oleh tutor.
4. Komunikasi Orangtua siswa Wawancara: Ibu khoirina selalu Menjaga komunikasi.
dengan wali atau wali murid ingin menyampaikan pendapat
murid yang tidak dapat tentang siswanya kepada orang
menghadiri tua namun pertemuan tersebut
panggilan guru jarang dihadiri
atau wali kelas.
Jurnal: (Hermoyo, P. 2015)
menyatakan bahwa komunikasi
yang efektif pada anak usia dini
syaratnya antara lain: orang tua
atau guru perlu memilih waktu
yang tepat untuk berkomunikasi
pada anak, bahasa yang
digunakan harus bisa dimengerti
oleh anak, perhatikan sikap
ketika berkomunikasi, jenis
kelompok dimana komunikasi
akan dilaksanakan.
5. Miskonsepsi Siswa tidak dapat Wawancara : ibu khoirina selalu Menambah literasi siswa
membedakan memberi kesempatan siswa
kalimat di dalam untuk mencermati soal tersebut
soal karena beliau juga menuntun siswa
kurangnya dalam menelaah

Jurnal : Melalui penalaran, siswa


dapat mengajukan dugaan,
menyusun bukti, melakukan
manipulasi terhadap
permasalahan matematika serta
menarik kesimpulan dengan
benar dan tepat (Handayani,
2013). Sehingga kemampuan
penalaran sangat penting dan
dibutuhkan dalam mempelajari
matematika.

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

K. Nisa and S. Sujarwo, “Efektivitas Komunikasi Guru terhadap Motivasi Belajar Anak Usia
Dini,” J. Obs.  J. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 5, no. 1, p. 229, 2020, doi:
10.31004/obsesi.v5i1.534.
M. Z. Sari and E. Hermawati, “Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Sinektik
Analogi Personal Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar
Di Kabupaten Kuningan,” Attadib J. Elem. Educ., vol. 4, no. 2, p. 58, 2020, doi:
10.32507/attadib.v4i2.827.
E. D. Ananda and S. Khabibah, “MATHE dunesa,” J. Ilm. Pendidik. Mat., vol. 10, no. 1, pp.
45–58, 2021, [Online]. Available:
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/25554/23429
YayintaMaharani Puspita Putri, Y. Nugraha, and T. Repelita, “Penerapan model problem
based learning (PBL) untuk menumbuhkan kreativitas belajar dalam mata pelajaran PPKn,”
Civ. J. Pendidik. Pancasila dan Kewarganegaraan, vol. 5, no. 2, pp. 104–111, 2020, doi:
10.36805/civics.v5i2.1336.

Anda mungkin juga menyukai