Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341878333

Dilema New Normal bidang Pendidikan

Article · June 2020

CITATIONS READS

0 261

1 author:

Aji Sofanudin
Ministry of religious Affair Indonesia
16 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Transmisi Pendidikan Agama Islam dan Gerakan Keagamaan di Perguruan Tinggi View project

All content following this page was uploaded by Aji Sofanudin on 03 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1. Dilema: Situasi Sulit dan Membingungkan
2. Lembaga Pendidikan Agama: Sekolah (agama),
Madrasah, Pesantren, Madin, Pasraman,
Pabhaja samanera, Sekolah minggu, Kuttab
dll
3. New Normal…?
Apa itu New Normal…?
1. Belum ada definisi “resmi”
2. Secara mudah, NN: perubahan perilaku untuk
tetap menjalankan aktivitas normal: belajar,
bekerja dan beribadah
3. Qodari, mengenalkan istilah THC (Tatanan
Hidup dengan Covid-19 yaitu kondisi
kehidupan di mana wabah Covid 19 belum
hilang, tetapi manusia kembali beraktivitas
yaitu bekerja, sekolah dan berwisata dengan
protokol kesehatan (Kompas, 14/5/2020)
 SE Menpan RB Nomor: 57 Tahun 2020 tentang
Perubahan keempat penyesuain Sistem Kerja ASN dlm
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di
Lingkungan Instansi Pemerintah---Tatanan Kehidupan
Baru
 SE Menpan RB Nomor: 58 Tahun 2020 ttg Sistem Kerja
Pegawai ASN dalam Tatanan Normal Baru
 Kepmendagri Nomor 440- 830 Tahun 2020 tentang
Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman
Covid-19 bagi ASN di Lingkungan Kemendagri dan
Pemda

 Upaya mewujudkan “Masyarakat Produktif dan Aman


Covid-19” (Ada 6 Syarat)
 SE Menteri Agama Nomor 15/2020 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah
Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif
dan Aman Covid di Masa Pandemi….indikator: R-
naught dan Rt (berada di Kawasan/lingkungan
yang aman dari Covid- 19)

 PP Dewan Masjid Indonesia Nomor: 104/PP-


DMI/A/V/2020 ttg Edaran ke-3 Masjid dan
Jamaah dalam The New Normal (30 Mei 2020) (1)
Membuka masjid untuk jamaah dengan protocol
Kesehatan; jaga jarak, masker, bawa sajadah
sendiri (2) musholla/langgar/tempat umum bisa
untuk jumatan (3) sholat jumat bergelombang
 Pandemi memunculkan kreativitas: Riset Murtadlo, dkk
Iswanto, dkk ttg Pembelajaran Jarak Jauh
 Isu2 Pendidikan: (1) anak bosan, (2) pembiayaan
pendidikan/swasta (3) Guru “Keliling”, (4) kurikulum darurat
(Direktorat KSKK kurikulum darurat; Kep Dirjen Pendis
Nomor 2791 Tahun 2020); e-learning madrasah
 Tiga skenario: (1) Tahun ajaran baru diundur, Januari 2021
(2) Tahun ajaran baru tetap (juli 2020), new normal Juli (3)
Tahun ajaran baru tetap, new normal thn depan
 Pesantren: Thn ajaran baru Syawal (1) Awal Juni (2)
pertengahan Juni (3) Hati2 RMI; Protokol Kesehatan Santri
 Negara perlu “lebih hadir” dalam Pencegahan Penyebaran
Covid-19
 Sosialisasi, edukasi, dan simulasi
DILEMA NEW NORMAL BIDANG PENDIDIKAN
Aji Sofanudin

Kebijakan New Normal yang diambil pemerintah sejatinya mengandung


dilema. Dilema merupakan situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan
antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan. Maju kena mundur
juga kena, new normal ambyar; ora new normal byar-byar. Kira-kira demikian
gambarannya.
Apa itu New Normal atau kelaziman baru ? Belum ada definisi resmi. Secara
mudah New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas
normal; belajar, bekerja dan beribadah. Doni Monardo, Ketua Pelaksana Gugus Tugas
Covid 19 mengenalkan konsep empat sehat lima sempurna: (1) menggunakan masker,
(2) menjaga jarak fisik dan sosial, (3) rajin mencuci tangan dan olah raga, (4) tidur
teratur dan cukup, (5) makanan bernutrisi.
M Qodari mengenalkan istilah Tatanan Hidup dengan Covid-19 atau THC
(Kompas, 14 Mei 2020). Ada beberapa alasan perlu diterapkannya THC yaitu (1)
kemampuan ekonomi Indonesia sangat terbatas. Menkeu tidak memberi jawaban pasti,
hanya menyebut tiga, enam atau sembilan bulan (Desember 2020). (2) belum ada
kepastian Covid 19 berakhir. Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menyebut perkiraan
akhir 2021. Realitasnya mungkin perlu waktu lama untuk memvaksinkan seluruh
penduduk dunia 7,8 miliar jiwa.
THC adalah kondisi kehidupan di mana wabah Covid 19 belum hilang, tetapi
manusia kembali beraktivitas yaitu bekerja, sekolah dan berwisata dengan protokol
kesehatan. Kita harus bekerja karena tidak mungkin pemerintah seterusnya memberi
“makan” seluruh rakyat. Jika diteruskan negara bisa bangkrut, orang mati kelaparan
dan terjadi kerusuhan sosial di mana-mana. Indonesia harus move on dengan covid 19
ini.
Dalam SE Menpan RB Nomor: 57 Tahun 2020 tentang Perubahan keempat
penyesuain Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di
Lingkungan Instansi Pemerintah ada istilah “Tatanan Kehidupan Baru”. Pada SE
Menpan RB Nomor: 58 Tahun 2020 ttg Sistem Kerja Pegawai ASN dalam Tatanan
Normal Baru. Secara lebih jelas ada pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
440- 830 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman
Covid-19 bagi ASN di Lingkungan Kemendagri dan Pemda.

Kritik New Normal


Dasar pertimbangan New Normal tidak jelas. Sekilas New Normal adalah
dibukanya kembali pusat-pusat aktivitas ekonomi dan perbelanjaan. Mall-mall besar
dibuka kembali meksipun wabah Covid-19 belum 100 % dapat dikontrol. Ada dugaan
karena desakan para pemilik modal (kapitalis), pengusaha besar, para produsen yang
saat pandemi ini hampir sekarat. Mereka tidak peduli dengan nyawa masyarakat,
namun hanya peduli dengan harta dan kekayaan sendiri. Jika ini yang terjadi maka
kebijakan PSBB akan “ambyar”, tidak berguna dan kembali ke titik nol.
New Normal seakan menyerahkan sepenuhnya urusan ketahanan kesehatan
pada masyarakat, pada seleksi alam. Yang punya imunitas kuat selamat. Nyawa
manusia dianggap sangat murah dan pemerintah berlepas tangan dalam persoalan ini.
Sepenuhnya urusan keselamatan dipasrahkan pada rakyat tanpa kehadiran dan
tanggung jawab pemerintah. Mirip teori evolusi Darwin, Survival of The Fittest, bahwa
jerapah yang bertahan hidup adalah yang memiliki leher panjang. Sementara banyak
jerapah yang mati karena tak bisa beradaptasi.
Mudah-mudahan prediksi ini tidak benar. Kebijakan new normal atau apapun
namanya adalah dalam kerangka kemaslahatan bersama. Perubahan perilaku
dibutuhkan saat terjadi perubahan besar; Adam dan Hawa saat diusir ke bumi, Yunus
ditelan ikan, Nuh dilanda tsunami, Luth dalam penyimpangan seksual umatnya,
Ibrahim saat diperintahkan untuk menyembelih Ismail, Yusuf diperdaya Zulaikha,
Musa melawan Fir’aun hingga membelah laut, Dawud dalam perang Thalut dan Jalut,
Nabi Muhammad saw saat merancang Piagam Madinah, dsb. Semoga pemerintah
tetap hadir di tengah wabah Covid-19 yang abnormal.

New Normal pada Dunia Pendidikan


Hemat penulis, hingga tulisan ini dibuat belum ada peraturan tentang New
Normal dalam dunia pendidikan. Di tingkat pemerintah daerah ada adalah Keputusan
Mendagri Nomor 440-830 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru
Produktif dan Aman Covid-19 bagi ASN. Dalam regulasi tersebut ada 6 syarat (1)
penularan Covid-19 di wilayah bisa dikendalikan, (2) kapasitas sistem kesehatan
tersedia: RS, peralatan medis, isolasi, karantina (3) mampu menekan resiko, (4)
penerapan protokol penccegahan Covid-19, (5) mampu mengendalikan resiko kasus,
(6) memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan masukan,
berpendapat dan dilibatkan dalam proses masa transisis menuju Masyrakat Produktif
dan Aman Covid-19.
Covid -19 telah memunculkan kreativitas. Di antara isu-isu di bidang
Pendidikan. (1) tentang pembelajaran jarak jauh. Riset Puslitbang Pendidikan Agama
dan Keagaamaan (Murtadlo, dkk). Guru belum siap dibuktiikan dengan “metode yang
sering digunakan” sebagian besar bersifat penugasan (86,8 %). Riset BLAS (Iswanto,
Umi, Ana, dkk) menyebutkan banyak kendala pembelajaran online: sinyal lemah,
kuota terbatas, tidak punya hp atau laptop. (2) kebosanan siswa, (3) pembiayaan
pendidikan (swasta), terutama kesulitan menggaji guru (4) respon integritas guru yang
berkunjung (mengajar) ke rumah siswa, (5) kurikulum darurat (Direktorat KSKK; Kep
Dirjen Pendis Nomor 2791 Tahun 2020)
Di kemendikubd belum keluar kebijakan terkait kapan pembelajaran new
normal dimulai. Ada tiga skenario: (1) Tahun ajaran baru diundur, Januari 2021 (2)
Tahun ajaran baru tetap (juli 2020), new normal Juli (3) Tahun ajaran baru tetap, new
normal tahun depan atau setidaknya ketika PTS (September 2020). Meskipun belum
ada kebijakan, nampaknya alternatif ketiga yang akan diambil.
Di dunia pesantren terkait masuk tahun ajaran baru (Syawal). Secara faktual
ada tiga model (1) Thn ajaran baru Syawal dilaksanakan Juni (2) pertengahan Juni (3)
Hati2 atau wait and see dari RMI (Dr Abdul Jalal, MA). Perlu juga ada protokol
kesehatan Santri. Di PP Asssalam bahkan mengenalkan empat pos bagi santri yang
akan kembali ke pondok (1) mobil/motor (2) pengantar, (3) barang dan (4) santri (Dr
Kadarusman) (Webinar Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 29 Mei 2020)
New normal di sekolah yaitu mempersiapkan protokol kesehatan di sekolah (1)
tempat cuci tangan, hand sanitizer, (2) periksa suhu tubuh (3) penataan kelas, (4)
penyemprotan desinfektan, (5) pengaturan jadwal kegiatan belajar mengajar (6) surat
keterangan isolasi mandiri dari orang tua / ketua RT setempat.
Protokol kesehatan meliputi : (1) berangkat sekolah, (2) selama di sekolah
untuk guru dan tenaga kependidikan (3) selama di sekolah untuk siswa, (4) pulang dari
sekolah.
Kebijakan kegiatan pesantren dan revitalisasi rumah ibadah dalam menghadapi
new normal. Protokol Kesehatan bagi santri meliputi yaitu (a) persiapan dari rumah
yaitu (1) fisik dalam kondisi sehat, (2) membawa peralatan makan/minum sendiri, (3)
membawa vitamin C, madu, nutrisi untuk ketahanan tubuh, masker, hand sanitizer, (4)
membawa sajadah sendiri, (5) sarana transportasi diusahakan bawa mobil sendiri, (6)
pengantar tidak masuk asrama dan (b) sampai di pondok menjalani (1) mengikuti test
rapid/PCR (2) tidak bersalaman, (3) menjaga jarak saat berinteraksi (belajar,
beribadah, tidur), (4) menggunakan masker, sering cuci tangan (5) Konsumsi vitamin
C, E, madu, makanan bernutrisi, (6) tidak makan/minum di satu wadah sama, (7)
menggunakan pakaian, handuk, peralatan mandi dan Kasur sendiri, (8) tidak keluar
pondok, (9) walisantri/keluarga tidak diperkenankan menjenguk, (10) santri yang sakit
segera diisolasi (power point Menteri Agama, 27 Mei 2020).
Secara sederhana, negara perlu “lebih hadir” dalam pencegahan penyebaran
Covid-19. Jika Kementerian Agama mengharuskan santri yang kembali ke pesantren
dilakukan test (rapid, pcr, atau swab) seyogyanya pemerintah memfasilitasi. Demikian
juga ketua Gugus Tugas sampai level kecamatan lebih pro aktif menginformasikan
kaitan R naught dan Rt di wilayahnya sebagai indikator berada di wilayah aman dari
Covid-19. Pemerintah (kemendibud/kemenag) perlu melakukan: sosialisasi, edukasi
dan jika perlu simulasi tentang penyiapan new normal di semua lembaga pendidikan.
Wallahu’alam.

Semarang, 02 Juni 2020


Dr. Aji Sofanudin
Senior Researcher Bidang Pendidikan
Agama dan Keagamaan, Balai Penelitian
dan Pengembangan Agama Semarang

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai