Anda di halaman 1dari 2

KEANDALAN BUKTI

Keandalan bukti audit meningkat bila bukti audit diperoleh dari sumber independen dari luar entitas.
Keandalan bukti audit yang diperoleh dari sumber internal meningkat bila pengendalian yang berkaitan,
termasuk pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya, dilaksanakan secara efektif oleh entitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit adalah:

1.Materialitas.

2.Risiko Audit.

3.Faktor-faktor Ekonomi.

4.Ukuran dan Karakteristik Populasi.

1.Relevansi Bukti.

2.Sumber Informasi Bukti.

3.Ketepatan Waktu.

4.Objektivitas.

BUKTI AUDIT

Bukti audit mempunyai peranan penting baik dalam pemeriksaan pajak maupun pemeriksaan laporan
keuangan. Dalam pemeriksaan pajak dikenal istilah bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
temuan hasil pemeriksaan pajak, sedangkan dalam pemeriksaan laporan keuangan untuk tujuan umum
digunakan istilah persuasivitas bukti (bukti yang meyakinkan) untuk mendukung pendapat auditor atas
laporan keuangan yang diauditnya. Bukti audit dalam pemeriksaan pajak dianggap kompeten apabila
bukti tersebut valid dan relevan, sedangkan bukti audit dalam pemeriksaan laporan keuangan dianggap
sebagai bukti yang meyakinkan apabila memenuhi ketepatan bukti dan kecukupan bukti. Ketepatan
bukti dipengaruhi oleh relevansi bukti dan reliabilitas bukti.

Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diudah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16
Tahun 2009 (Undang-undang KUP) disebutkan bahwa pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang
diperjualbelikan dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan – pertanyaan
dari para karyawan klien. Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan
secara ekstentif oleh para ilmuwan, pengacara dan ahli sejarah. Tujuan audit laporan keuangan adalah
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan klien. Untuk mendasari pemberian pendapat
tersebut, maka auditor harus menghimpun dan mengevaluasi bukti – bukti yang mendukung laporan
keuangan tersebut.

RELEVANSI BUKTI

Relevansi bukti adalah dimana bukti audit harus memiliki kaitan atau relevan dengan tujuan audit yang
akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar. Relevansi bukti tentunya
dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, hal tersebut karena bukti audit mungkin relevan untuk satu
tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya. Sehingga relevan suatu bukti antara suatu
audit dengan audit yang lain, bisa saja berbeda.

Terima kasih.

Sumber:

Modul 3 Auditing 1A

Anda mungkin juga menyukai