Anda di halaman 1dari 3

Topik Merdeka Belajar

( Aksi Nyata )

Oleh : Erlita Yuani Putri, M.Pd. ( SMAN 1 Tumijajar )

A. Pendahuluan
Setelah mempelajari topik ini, diharapkan kita sebagai pendidik dapat mendapatkan pemahaman
gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan pemikiran KHD, pemahaman untuk memfasilitasi
murid agar tumbuh sesuai dengan kodratnya dan Penerapan pembelajaran yang memerdekakan
murid.

B. Ringkasan Materi
Pada Topik Merdeka Belajar disediakan 5 modul yang terdiri dari :
1. Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
a. Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik ( Tayangan materi melalui link
https://www.youtube.com/watch?v=nvLIc9O5C9c ). Sebagai Pendidik seharusnya kita
mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling
mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan
diri. Sebagai seorang guru harus bisa merefleksikan kekuatan dan kelemahan yang kita
punyai, lalu bagaimana agar dapat mengelola apa yang kita miliki untuk berperan
mendidik murid-murid kita.
b. Apa Peran Saya Sebagai Guru (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/sORGF8_h_g4 ). Seorang guru diharapkan mengetahui perannya
sebagai guru berdasarkan pemikiran Ki Dewantara untuk perkembangan murid di masa
depan. Menyamakan mendidik anak dengan mendidik masyarakat.
c. Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/t0FOFVWq4kM ). Murid seringkali terinspirasi dari gurunya bukan hanya
materi yang kita ajar tapi semua tingkah laku, tutur kata dan cara kita mengajar murid .
Sebagai guru, harapannya kita dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa
depan murid dan guru perlu adaptif terhadap perubahan.

2. Mendidik dan Mengajar


a. Mendidik Menyeluruh (Tayangan materi melalui link https://youtu.be/R3jMf0-SzCI ).
Sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Sebagai
seorang guru harus dapat melakukan refleksi mengenai praktik mengajar yang sudah
dilakukan setiap hari di ruang kelas apakah sudah bisa membantu murid mengisi masa
depannya. Guru diharapkan berperan dalam menuntun agar muridnya dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kodratnya.
b. Pendidikan Selama Satu Abad (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/9Jh7YtCBiR8 ) . Sistem pendidikan di zaman kolonial Belanda didasarkan
atas diskriminasi sehingga Ki Hadjar Dewantara menggagas perlunya sebuah sistem
pendidikan yang humanis dan transformatif yang dapat memelihara kedamaian dunia
dengan sistem among yaitu yang dikenal dengan slogan Ingarso Sungtolodo ( seorang guru
atau pamong didepan memberi contoh, Kedua, Ingmadya Magun Karsa (di tengah-tengah
memberi semangat), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan).
c. Menjadi Manusia secara Utuh (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/FNqIlGa4PA4 ). Manusia memilki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan
lahir dan batin. Pendidikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut agar dapat
memenuhi kebutuhan lahir dan batin murid mencapai selamat dan bahagia.
3. Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
a. Kodrat Murid meliputi Kodrat keadaan (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/SNWIXmRNSQQ), Kodrat Alam (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/PNDABKmt1oY ) dan Kodrat Zaman (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/247DP08RFVQ ). Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan
yang terus bergerak cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah
perubahan tersebut. Guru harus belajar bagaimana pendidikan yang sesuai dengan kodrat
keadaan itu. Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang
tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunug, dll. Sebagai guru harus memahami kodrat
alam masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar
sesuai dimana murid tinggal. Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak bisa
dicegah. Zaman berubah, cara mendidik dan mengajar pun menyesuaikan demi murid-
murid kita karena adanya perubahan zaman akan berpengaruh terhadap cara kita
mendidik dan mengajar murid.

b. Trikon (Tayangan materi melalui link https://youtu.be/LGpj8VnBTxA ). Asas Trikon


dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada
murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang
pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Guru
harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.

4. Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti


a. Budi Pekerti (Tayangan materi melalui link https://youtu.be/aajtlNkRKNg ). Kecerdasan
berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak
hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Pemikiran KHD
sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Pendidikan yang tidak sekadar
mementingkan kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik. Tidak hanya mengejar
deretan angka tetapi juga kedalaman budi. Pendidikan yang tidak berorientasi pada hasil
melainkan proses pendidikan itu sendiri. Budi adalah ranah batin yang meliputi tri sakti
yaitu pikiran, rasa, dan kemauan. Kita lebih sering mendengarnya sebagai cipta, rasa, dan
karsa. Pekerti adalah ranah lahir yang mewujud tenaga. Dengan kata lain, budi pekerti
merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kemauan (budi) sehingga
menimbulkan tenaga (pekerti).
b. Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/iLPUxSib30E ). KHD tidak serta merta menggunakan teori-teori barat
dalam pendidikan nasional. KHD dengan cermat mengiidentifikasi teori-teori yang sesuai
dengan kepribadian bangsa. Teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya
memusat kesatu titik). Jadi menurut teori konvergensi: 1) Pendidikan mungkin
dilaksanakan, 2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan
kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah
berkembangnya potensi yang kurang baik dan 3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah
pembawaan dan lingkungan.

5. Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan


a. Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia meliputi Selamat dan Bahagia (Tayangan
materi melalui link https://youtu.be/zfxUKvUZGB0 ), sistem Among (Tayangan materi
melalui link https://youtu.be/PBwiuUjj-gU ) dan Merdeka Belajar Abad 21 (Tayangan
materi melalui link https://youtu.be/rG8SvKeF4ZU ). Pendidikan sejatinya dapat
mengantarkan murid untuk keselamatan dan kebahagiaan. Guru tidak hanya
mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman
bermakna yang relevan dengan kehidupannya. Sistem among bukan sekedar metode
membimbing dan mendampingi murid belajar. Lebih dari itu sebagai guru kita diharapkan
memilki mindset among terlebih dahulu sebelum memperhatikan metode among. Among
memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa
tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang merdeka sesuai dengan dasarnya
yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Kompetensi abad 21 menjadi kompetensi yang perlu
dimiliki murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu,
pendidikan yang memerdekakan murid menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam
belajar , menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

b. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid meliputi Membimbing Murid,


memperbaiki bangsa (Tayangan materi melalui link https://youtu.be/-t0ZlpMWWrA ) dan
Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat (Tayangan materi melalui link
https://youtu.be/jOMqGbBgkoo ). Guru membimbing dan mendampingi murid dalam
proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya,
melainkan juga secara tidak langsung berperan memperbaiki bangsa. Pendidikan bukan
hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu kerjasama dan kolaborasi antara keluarga,
sekolah dan masyarakat mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi murid.
Setiap elemen harus memahami peran masing-masing agar selaras dan
berkesinambungan demi tumbuh kembang murid.

C. Kesimpulan
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-
anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun sebagai anggota masyarakat. Pola pendidikan Ki Hadjar Dewantara
adalah sistem among yaitu dengan selalu memperhatikan dan mementingkan kodrat-kodrat anak
dan mengaitkan dengan kodrat zamannya. Sistem among memiliki dua sendi, yaitu sendi kodrat
alam dan sendi kemerdekaan. Sistem pendidikan Ki Hadjar Dewantara terkenal dengan semboyan
yaitu : ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah
memberi semangat dan memotivasi kemauan), dan tut wuri handayani (di belakang memberi
dorongan).

Sumber Materi : Modul Pelatihan Mandiri Platform Merdeka Belajar

Anda mungkin juga menyukai