1. Karies profunda
JAWAB :
Karies profunda adalah karies yang sudah mengenai lebih dari
setengah dentin bahkan sudah mengenai pulpa. Karies profunda
dibagi menjadi 3 stadium yaitu:
- Stadium I: Karies profunda stadium I sudah melewati setengah
dentin, akan tetapi pulpa biasanya belum mengalami
peradangan;
- Stadium II: Pada karies profunda stadium II masih ditemukan
lapisan tipis dentin, yang membatasi antara karies dengan
pulpa. Pada stadium II biasanya pulpa sudah mengalami
radang;
- Stadium III: Pada karies profunda stadium III, pulpa sudah
terbuka dan sudah mengalami peradangan.
2. karies media
JAWAB :
Karies media adalah karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin. menyebabkan reaksi hipermi pulpa. Nyeri bila terkena rangsangan
panas maupun dingin, keluhan akan berkurang jika rangsangan dihilangkan.
3. Gigi prematur
JAWAB :
Gigi premature atau premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui
yang sudah tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen
pengganti belum tumbuh. Kehilangan gigi desidui yang terlalu dini akan
berpengaruh pada keberhasilan erupsi gigi apabila ada pengurangan
ruang pada lengkung gigi.
Premature loss adalah kondisi dimana gigi desidui yang sudah tanggal
sebelum waktunya sementara gigi permanen pengganti belum tumbuh.
Kehilangan gigi desidui yang terlalu dini akan berpengaruh pada keberhasilan
erupsi gigi apabila ada pengurangan ruang pada lengkung gigi. Kondisi
premature loss terkait pula dengan perkembangan rahang. Rahang adalah
bagian dari struktur total kepala dan setiap rahang bisa mempunyai
hubungan posisional yang bervariasi terhadap struktur lain dari kepala,
variasi semacam itu bisa terjadi pada ketiga bidang yaitu sagital, vertikal, dan
lateral.
PERTANYAAN :
1. Apa tindakan yang akan dilakukan pada kasus tersebut, dicabut atau direstorasi(gigi 55 62
84)? ➡️
JAWAB :
karies media, vitalitas positif, Karies media adalah karies sudah mengenai
dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau
bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya
terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis. Dan
vitalitasnya masih + menunjukkan pulpanya masih vital, maka dapat dilakukan
restorasi Teknik open sandwich
Pada gigi 62 karies meluas disertasi mobilitas derajat 3, karena kariesnya
sudah meluas dan disertai mobilitas derajat 3 yg mana termasuk mobilitas yg
cukup parah ada kegoyangan gigi ke arah horisontal oleh lidah. Maka dapat
dilakukan pencabutan.
Pada gigi 84 karies profunda perforasi, vitalitas positif. Karies profunda
adalah karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-
kadang sudah mengenai pulpa. Merupakan karies yang telah mendekati atau
bahkan telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa.
Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Apabila
tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya. Namun
pada kasus scenario vitalistasnya positif menunjukkan pulpanya masih vital.
Maka dapat dilakukan restorasi Teknik closed sandwich.
~
Untuk gigi 55, dimana gigi 55 terdapat karies media (karies yang terdapat
pada dentin saja, tidak sampai meluas ke pulpa), tidak terdapat kegoyahan
gigi. Nah, untuk gigi 55 sebaiknya dilakukan restorasi. Restorasinya bisa
menggunakan restorasi sandwich yaitu menggabungkan 2 bahan menjadi 1
supaya didapatkan kekuatan yg lebih bagus lagi. Untuk bahannya bisa
menggunakan GIC dan Resin Komposit jenis flowable, mengapa resin
flowable? Karena resin ini cocok untuk menggantikan dentin yg hilang, salah
satunya akibat karies seperti diskenario. Dan, untuk Teknik sandwichnya
menggunakan Teknik terbuka (karena memang indikasinya untuk kavitas
kelas 2/5, diskenario gigi 55 termasuk kavitas kls 2, dan cocok untuk gigi
posterior).
Untuk gigi 62, gigi 62 terdapat karies yg luas dan juga mobilitas derjat 3
(artinya kegoyahan giginya itu lebih dari 1mm, udh goyang bgt). Nah,
sebaiknya untuk gigi 62 ini dilakukan splinting. Splinting diindikasikan pada
keadaan kegoyangan gigi derajat 3 dengan kerusakan tulang berat. Adapun
indikasi utama penggunaan splint dalam mengontrol kegoyangan yaitu
imobilisasi kegoyangan yang menyebabkan ketidak nyamanan pasien,
mencegah kehilangan gigi premature, serta menstabilkan gigi pada tingkat
kegoyangan yang makin bertambah.
Untuk gigi 84, gigi tsb terdapat karies profunda perforasi (karies yg sudah
meluas melibihi dentin dan sudah mencapai pulpa, menyebabkan pulpa
mengalami perdangan), tidak disertai kegoyahan gigi. Untuk gigi ini sebaiknya
dilakukan restorasi, karna gigi dilihat masih bisa dipertahankan. Restorasi
yang digunakan yaitu restorasi sandwich Teknik tertutup, mengapa? Karena
Teknik sandwich tertutup memang indikasinya untuk kavitas yang dalam
seperti pd gigi 84.
2. Jelaskan gigi berapa yang akan direstorasi sesuai dengan indikasi? fat▶️adit
JAWAB :
3. Restorasi klas berapa yang akan digunakan pada kasus di skenario? Septa➡️
JAWAB :
5. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi karies pada anak2? Renan➡️Bulan
JAWAB :
1) Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
usaha dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi
melalui pendekatan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan
kesehatan gigi yang disampaikan diharapkan mampu mengubah
perilaku kesehatan gigi individu atau masyarakat dari perilaku yang
tidak sehat ke arah perilaku sehat. Pengetahuan mengenai
kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya
tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menjagakebersihan gigi
dan mulut pada usia sekolah merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan kesehatan pada usia dini
2) Sikap
Sikap siswa tentang kebersihan gigi terhadap karies gigi masih
buruk karena siswa menyikat gigi hanya kalau di perintah oleh orang
tua nya, tidak menyikat gigi sebelum tidur. tidak melakukan control
kesehatan gigi serta tidak mengetahui kapan sikat gigi harus di ganti.
Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran dan
emosi memegang peranan penting. Seseorang dapat berpikir
dan berusaha supaya kebersihan gigi dan mulut dapat terjaga
dengan baik sehingga terbebas dari karies gigi. Dalam berpikir
komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga
seseorang mempunyai kecenderungan bertindak untuk
melakukan pencegahan karies gigi
3) Tindakan
Masih banyak siswa yang bertindak buruk itu bisa karena siswa
menyikat gigi tidak dua kali dalam sehari dan selalu harus di
perintah oleh orang tua ny, tidak melakukan control ke dokter gigi
atau perawat gigi serta banyak mengkonsumsi makanan dan
minuman yang manis - manis yang mana hal tersebut adalah
pemicu terjadinya karies gigi.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
serta lingkungan. Kemampuan untuk memelihara diri agar dapat
mencapai tingkat higiene mulut yangmemadai adalah, kondisi yang
memacu tinggi atau rendahnya status kesehatan gigi dan mulut
Ternyata dari banyaknya murid yang menderita karies gigi disebabkan
karena tindakan menyikat gigi tidak dua kali dalam sehari serta
harus adanya perintah atau desakan dari orang tuanya untuk
menyikat gigi, memakan cemilan secara berlebih atau kebiasaan
makan yang mengandung gula dan tidak melakukan cek rutin atau
mengunjungi dokter gigi. Maka dari itu dari banyaknya anak yang
terkena karies gigi dan berperilaku negatif sebaiknya lebih
ditingkatkan lagi kebiasaan menyikat giginya, dimana untuk cara
menyikat gigi harus menyenangkan agar menyikat gigi tidak harus
dengan paksaan, memakan cemilan jangan berlebih dan sebaiknya
setelah mengkonsumsi yang manis diharapkan untuk berkumur, serta
rutin melakukan cek up ke dokter gigi.
Waktu menyikat gigi yang baik adalah pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur. Umumnya anak-anak malas untuk menyikat gigi pada
malam hari , biasanya karena sudah mengantuk jadi mereka langsung
tidur tanpa menyikat gigi terlebih dahulu. Saat kita tidur aliran saliva akan
menurun, sehingga akan menyebabkan karies gigi apabila membiarkan
sisa makanan menempel pada gigi.
2) Kebiasaan makanan kariogenik
~
Umur
Pada studi epidemiologis terdapat suatu peningkatan prevalensi karies
sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih
rentan terhadap karies karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang
erupsi. Anak-anak mempunyai risiko karies yang paling tinggi ketika gigi
mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih berisiko terhadap terjadinya
karies akar.
Bentuk gigi
Ukuran dan bentuk gigi berperan pada perkembangan karies, karena
sisa-sisa makanan lebih mudah menumpuk padabagian gigi belakang, seperti
gigi geraham dimana pada gigi tersebut terdapat bagian kunyah yang terdiri
dari pit dan fissure atau lekukan.
Faktor jumlah saliva
Saliva atau ludah merupakan sistem pertahanan mulut karena
berfungsi untuk membersihkan sisa makanan dan bakteri dari gigi dan
melawan produksi asam dari sisa makanan yang menumpuk di gigi. Semakin
sedikit jumlah saliva, gigi akan semakin rentan terkena karies.
Faktor waktu
Karies merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu beberapa
bulan sampai tahun untuk berkembang menjadi suatu lubang pada gigi.
karies rampan merupakan penyakit yang perkembangannya cukup cepat.
Faktor mikroorganisme
Mikroorganisme kariogenik utama penyebab karies adalah
Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus yang merupakan
mikroorganisme patogen. Kedua mikroorganisme ini dapat berkolonisasi di
permukaan gigi dan cepat menghasilkan asam yang berujung pada
kerusakan gigi.
Faktor makanan
Makanan yang tinggi karbohidrat dan gula seperti jus atau susu
formula akan meningkatkan risiko karies pada permukaan gigi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak mengonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa cenderung mengalami karies gigi dari pemberian nutrisi
melalui botol. Hal ini dikarenakan cairan yang tersisa di mulut akan tergenang
mengelilingi permukaan gigi, lalu mengendap dan dirubah menjadi asam yang
akan merusak gigi.
Faktor perilaku membersihkan gigi
Plak yang muncul akibat anak yang kurang menjaga kebersihan gigi
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karies. Dengan rajin menyikat
gigi, minimal dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur,
risiko terjadinya karies gigi dapat dihindari. Dianjurkan pula menggunakan
pasta gigi berfluoride untuk anak supaya melindungi gigi dari karies, seperti
pasta gigi khusus gigi susu.
Pengetahuan orang tua
Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengetahuan
orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak menjadi
kurang sehingga resiko anak terkena penyakit gigi dan mulut menjadi lebih
tinggi. Dimana bahwa tingkat pendidikan, dan pengetahuan orang tua
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi pada anak
Kebiasaan makanan kariogenik
Makanan kariogenik adalah makanan manis yang dapat menyebabkan
terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung
karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam ulut, sehingga sangat mudah
menempel pada permukaan gigi dan sela-sela gigi. Dimana, bahwa
karbohidrat yang paling erat berhubungan dengan proses karies adalah
sukrosa, karena mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap
pertumbuhan mikroorganisme asidogenik seperti pertumbuhan s. Mutans dan
s. Sobrinus. Sukrosa banyak terdapat pada makanan manis dan camilan
(snack) seperti roti, coklat, permen dan eskrim. Mengkonsumsi makanan
kariogenik dengan frekuensi yang lebih sering akan meningkatkan terjadinya
karies dibandingkan dengan mengkonsumsi dalam jumlah banyak tetapi
dengan frekuensi yang lebih jarang.
Jika gigi susu anak belum tumbuh, bisa membersihkan gusi dan mulutnya
dengan kain lap lembut yang sudah dibasahi air hangat. Pada saat
usianya menginjak 12 bulan, mulailah ajari anak untuk minum susu dari
gelas. Dengan cara ini, diharapkan pertumbuhan karies gigi pada anak
dapat dicegah
6. Apa perawatan pencegahan karies yang dapat dilakukan pada anak2 ? Adit▶️sep
JAWAB :
Modifikasi kebiasaan anak
Modifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah kebiasaan anak yang salah
mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur
pemeliharaan dan pencegahan karies.
Pendidikan kesehatan gigi
Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan konsumsi gula
dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang berisiko
karies tinggi. Pemberian informasi ini sebaiknya bersifat individual dan dilakukan
secara terus menerus kepada ibu dan anak. Dalam pemberian informasi, latar
belakang ibu baik tingkat ekonomi, sosial, budaya dan tingkat pendidikannya
harus disesuaikan sedangkan pada anak yang menjadi pertimbangan adalah
umur dan daya intelegensi serta kemampuan fisik anak. Informasi ini harus
menimbulkan motivasi dan tanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan
mulutnya. Pendidikan kesehatan gigi ibu dan anak dapat dilakukan melalui
puskesmas, rumah sakit maupun di praktek dokter gigi.
Kebersihan mulut
Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai komponen
dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus
diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah umur 5
tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka
orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak
berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus menerus.
Penyikatan gigi anak mulai dilakukan sejak erupsi gigi pertama anak dan
tatacara penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi.
Diet dan konsumsi gula
Tindakan pencegahan pada karies tinggi lebih menekankan pada pengurangan
konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. Nasehat diet
yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup jumlah protein dan
fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan
sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair yang akan bersifat
membersihkan dan merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang
manis dan lengket serta membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari serta
menekan keinginan untuk makan di antara jam makan.
9. apasaja yang membedakan restorasi gigi permanen dan decidui dan faktor apasaja yang
harus diperhatikan?▶️fat
JAWAB :
TAMBAHAN :
Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan restorasi untuk gigi
desidui?
Jawab:
Bisa menggunakan bahan semen glass ionomer dapat digunakan sebagai
pelapis kavitas dan sementasi restorasi tuang serta untuk restorasi gigi susu dan
restorasi kelas V pada erosi gingival dan abrasi akibat sikat gigi yang salah.
Penggunaan semen glass ionomer juga penting terutama pada pasien lanjut
usia dengan karies pada akar gigi.
Beberapa prinsip preparasi kavitas pada gigi desidui yaitu outline kavitas harus
melibatkan lesi karies, pit serta fisur yang mudah terkena karies dan jaringan
lunak harus dihilangkan. Hal yang paling penting harus diperhatikan adalah
hindari merusak jaringan sekelilingnya. Menempatkan margin kavitas dengan
sedemikian rupa sehingga mudah di bersihkan dengan sikat gigi dan sedikit
terkena tekanan oklusal. Bentuk kavitas harus tahan terhadap tekanan mastikasi
dan retensinya baik. Perbedaan prinsip preparasi pada gigi desidui terletak pada
kedalaman kavitas Karena gigi desidui mempunyai email yang tipis kira–kira 1
mm sedangkan pulpanya relatif besar.