Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bisnis Pengantar

Kelompok 5:
Alluna Jasmine Az-zahra/ 112231982
Dzaki Muhammad Yusfian/ 112231998
Johana Jecklin Sahetapy/ 112231989
Nasywa Maharani Sandya Kirana/ 212231980
Natasya Lucky Ariestanti/ 112231993

 Sejarah awal berdirinya Chocolate Monggo


“Chocolate Monggo” atau bisa disebut Coklat Monggo adalah sebuah industri rumahan
pembuat coklat yang pertama di Jogjakarta. Berawal dari seorang pria dari Belgia ernama
Thierry Detournay, setelah berhenti dari pekerjaanya di Belgia, dia datang ke Jogjakarta dan
menjadi Dosen Bahasa Perancis di Universitas Gadjah Mada. Terbiasa memakan coklat
sebagai camilan sehari – hari yang merupakan budaya dari Belgia, suatu waktu dia mencicipi
coklat produksi suatu toko, namun dia merasa kecewa dengan produksi dan kualitas coklat
yang berada di Jogjakarta karena dia mengetahui terdapat bahan baku berkualitas, yaitu
Pohon Kakao yang cukup banyak di area sekitar. Dari situlah muncul ide untuk menetap dan
membuat usaha coklat dengan merek nya sendiri. Walaupun masih pemula, Thierry memiliki
ilmu dasar membuat coklat dari negara asalnya, Belgia.
Coklat pertama yang dia buat, ia beri nama Truffle, dia bagikan kepada teman – temannya
dan mereka memberikan usulan untuk menjual coklat ini di jalan. Maka dari itu, dibantu
dengan sebuah Vespa pink yang diubah menjadi kios keliling, Thierry mulai menjual
coklatnya yang dia awali tempatnya di kawasan Pasar Minggu Universitas Gadjah Mada dan
di area luar Gereja di Kotabaru pada sekitar tahun 2005 yang ia beri nama merek
“Cocoamania”. Mendapatkan respon yang cukup memuaskan dari masyarakat, Thierry mulai
belajar dan mengembangkan teknik – teknik membuat coklat yang lebih baik dan menguji
cobakan dengan berbagai rasa baru. Pada 2007, terjadi bencana erupsi Gunung Merapi dan
gempa vulkanik berkekuatan 6,3 skala richter membuat Thierry kehilangan rumahnya yang
sekaligus merupakan tempat produksi utama coklatnya.
Menyadari bahwa kehilangan tempat produksinya, Thierry kemudian memulai kembali
usahanya dari membeli lahan sekaligus bangunan yang berada di kawasan Kotagede untuk
menjadi tempat produksi sekaligus toko jualannya yang. Resmi dibuka pada 2007, nama
“Cocoamania" ia ubah menjadi “Chocolate Monggo” yang lebih menarik pembeli lokal
dengan kata “Monggo” yang artinya “silahkan” dalam Bahasa Jawa sehingga cocok dengan
Jogjakarta yang kental dengan budaya jawa. Usaha Chocolate Monggo milik Thierry semakin
terkenal hingga luar Jogja dan Pulau Jawa Dari keberhasilan usahanya tersebut, Thierry
Detournay menjadi ahli coklat atau choclatier pertama di Jogjakarta. Chocolate Monggo pun
semakin berkembang dan memiliki toko serta rumah produksi yang berada di luar Jogjakarta
yaitu, Jakarta, Surabaya, dan Bali.
 Produksi dan pengemasan
Dalam proses pembuatan Coklat yang ada, Thierry membutuhkan bahan baku yang baik dan
terjada kualitasnya. Setelah memilih biji coklat yang baik, dibutuhkan proses – proses
sebelum diolah menjadi coklat akhirnya, dimulai dari fermentasi, quality check, roasting,
pemecahan dan penggilingan, pengadukan dengan tepung, gula, dan telur, tempering, dan
pencetakan. Setelah dicetak, akan didinginkan dan setelah itu dilepaskan dari cetakan dan
dikemas. Pengemasan Coklat di Chocolate Monggo menggunakan kertas alumunium dan
kertas sebagai pencegahan pencemaran lingkungan berlebih dari plastik sehingga bisa mudah
didaur ulang setelah digunakan. Dari proses produksi tersebut maka akan dihasilkan coklat
yang lezat, kualitas terbaik, dan mudah dimakan didalam mulut.

 Produk Jual
Chocolate Monggo memiliki berbagai macam produk coklat yang terkenal dengan
keunikannya tersendiri. Selain rasa – rasa dasar seperti pure dark, white chocolate, dan
classic, terdapat juga kombinasi rasa dengan buah – buahan, baik buah lokal dan luar negeri,
Kopi, dan rempah – rempah Lokal seperti cabai, rendang, lada, dll. Selain itu, terdapat juga
berbagai jenis bentuk coklat yang dibentuk, seperti Chocolate Bar, Tablets, Praline, Sable,
bahkan Coklat masak yang bisa digunakan untuk perisa makanan bahkan minuman. Berbagai
inovasi dan jenis produk yang bukan coklat juga muncul, seperti Camilan gurih dari kelapa,
jamur, dll, Roti dan Kue, Es krim dan Gelato, bahkan produk kerajinan tangan. Harga –
harga yang ditawarkan tiap produk termasuk luamayan terjangkau, berkisar dari 18.000
rupiah untuk yang termurah.

 Kawasan Bangunan, Toko, dan layanan lainnya


Berbagai produksi tersebut dilakukan di dalam sebuah rumah produksi. Berawal dari 1 buah
bangunan di Kotagede sebagai pusat produksi dan toko, dibangunlah lagi bangunan dibagian
sampingnya sebagai pemisah dari rumah produksi dengan toko penjualan. Dari sini, usaha
yang semakin berkembang dibangunlah lagi showroom disebelah toko dan dibangun lagi hal
yang sama dikawasan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Ramainya pengunjung yang datang ke
toko dan rumah produksi, di Kawasan Bangunjiwo dibangunlah juga museum, training and
education center, dan kedai seperti café yang menjual berbagai olahan coklat dan makanan
seperti breakfast, lunch, dan dinner, dan juga khas lainnya. Terdapat paket wisata yang telah
menyertakan museum tour, chocolate making dan tasting experience, dan Monggo souvenir
and gift.

 Pemasaran dan penjualan


Dalam pemasarannya, berbagai cara seperti promosi dan sampling telah dilakukan di
berbagai daerah. Selain di toko utamanya, penjualan Chocolate Monggo juga dipasarkan
diberbagai tempat seperti pusat oleh – oleh, café atau restaurant, supermarket dan mall, dan
bahkan toko pakaian, souvernir, dan kerajinan. Promosi utama bisanya menggunakan brosur
dan sponsorship dari suatu acara, namun pada masa Covid – 19, menyebabkan penjualan
produk melalui toko – toko dan promosi melalui brosur dan acara menjadi tidak efektif. Oleh
karena itu, dikembangkanlah promosi dan penjualan melalui media sosial dan platform online
shopping lainnya, seperti Youtube, Instagram, Facebook, Shopee, Tokopedia, dan lainnya.
Tahun 2021 kemarin, setelah kelonggaran dari pemerintah diberikan, akhirnya dibuka
kembali museum, kedai atau café, dan rumah produksi untuk umum dengan aturan dan
protokol Kesehatan yang lengkap.

Anda mungkin juga menyukai