Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahmat Yusuf Borman

NIM : D062221004

Mata Kuliah: Petrologi Lanjut

Referensi Buku : Klein C., & Philpotts A.. 2017. Earth Materials: Introduction to
Mineralogy and Petrology, Second Edition. United Kingdom: Cambridge
University Press. doi: 10.1017/9781316652909.

Tubuh Batuan Beku Intrusif Dangkal

Tubuh batuan beku intrusive memiliki variasi ukuran yang beragam, dari
yang paling kecil dengan ketebalan berukuran milimeter hingga berukuran besar
beberapa kilometer. Tubuh batuan betu ukuran besar terbentuk dari beberapa proses
injeksi dari aliran magma.

Tubuh batuan intrusive terbagi menjadi dua kategori berdasarkan dari


hubungannya dengan batuan sekitar. Jika tubuh batuan beku berbentuk parallel
dengan lapisan batuan sekitarnya, maka disebut dengan konkordan, dan jika
memotong lapisan batuan sekitar disebut diskordan. Magma yang mengintrusi
selalu pada arah yang memiliki minimum stress.

Berikut beberapa bentukan tubuh batuan beku intrusive dangkal:

1. Dike, sill, dan lakolit

Tubuh intrusi dengan bentuk paling sederhana yaitu intrusi berbentuk


lapisan atau lembaran dengan rasio panjang dan lebar 100 sampai 10.000, rasio
nya meningkat terbatas oleh tekanan dan kedalaman. Lapisan intrusi diskordan
disebut sill, dan lapisan intrusi konkordan disebut sill. Dua bentuk intrusi ini
dapat terbentuk pada kedalaman mana saja pada lempeng, namun horizontal sill
lebih sering ditemukan pada permukaan bumi dengan arah stress minimumnya
vertical.

Dike memiliki lebar yang bervariasi, dari beberapa milimeter hingga


puluhan meter, pada beberapa kasus tertentu, mencapai 150 m. Dike dengan
lebar puluhan meter dapat memiliki panjang ratusan hingga ribuan kilometer.
Sill bisa lebih tebal dari dike, karena sill dapat memperlebar ukurannya dengan
mengangkat lapisan diatasnya. Dike dan sill secara umum terbentuk dari
beberapa injeksi magma. Bagian margin dari dike dan sill mengalami proses
pendinginan yang cepat dan memiliki ukuran butir lebih halus dari bagian
dalamnya.

Intrusi dike dan sill secara umum melibatkan magma untuk memaksa
dinding batuan sehingga mengalami dilatasi atau rekahan. Dilatasi yang
berasosiasi dengan sill yang telah terhubung dengan dike dapat menunjukan
bukti bahwa gaya yang menyebabkan intrusi magma merupakan gaya
buoyancy. Tekanan yang terbentuk dari gaya buoyancy dapat memmanjangkan
rekahan pada batuan.

Ketika tekanan magma menyebabkan rekahan pada dinding batuan semakin


memanjang, magma biasanya tidak akan mengintrusi semakin jauh lagi
dikarenakan viskositasnya. Pada saat sill memanjang secara lateral sesuai arah
lapisan, viskositas membuat magma tersebut semakin susah mengintrusi lebih
jauh lagi. Pada akhirnya, magma tersebut akan lebih mudah untuk mempertebal
lapisannya dengan mengangkat lapisan batuan diatasnya dibanding menyebar
secara lateral.

Ketika sill memiliki kecenderungan mengangkat lapisan batuan diatasnya


melebihi kecenderungan untuk mengintrusi secara lateral, maka batuan
diatasnya akan semakin mengarah ke atas dan membentuk intrusi dengan
bentuk jamur, dimana disebut juga dengan lakolit (dari Bahasa Yunani Laccos,
yang berarti batuan.

Lakolit secara umum terbentuk pada cakupan kedalaman 3 km dari


permukaan bumi. Lakolit yang terbentuk pada kedalaman tinggi memiliki
diameter yang lebih luas.

2. Cones Sheet dan Ring dike


Perubahan tekanan magma pada magma camber di bawah gunung berapi
dapat membentuk rekahan pada batuan atasnya. Ketika tekanan meningkat,
rekanan kerucut merambat dari atas dari magma camber ke permukaan bumi,
dari rekahan tersebut magma mengintrusi dan membentuk intrusi cone sheet.

Ketika tekanan berkurang, rekahan dengan dip tinggi dan mengarah keluar
terbentuk, yang memungkinkan segmen batuan tersebut jatuh ke magma
camber, dengan magma mengalir keatas sesuai rekahan dan membentuk intrusi
ring dike.

Cone sheets memiliki ketebalan lapisan mencapai beberapa meter. Ring


dike memiliki ukuran yang lebih tebal dari cone sheets dan memiliki ukuran
butir lebih kasar. Ring dike dapat menembus hingga ke permukan bumi, dimana
bentukan ini disebut juga dengan Kaldera.

3. Diatremes

Diatremes merupakan tubuh intrusi berbentuk wortel yang memanjang dan


terisi pecahan fragmen batuan breksi. Fragmen tersebut termasuk batuan yang
dilalui oleh intrusi diatreme sepanjang proses intrusi ke permukaan. Fragmen
batuan ini bisa terdiri dari batuan yang mengandung intan dari kedalaman >200
km, yang tercampur rata dengan fragmen dari batuan lain dari kedalaman
tertentu. Matriks breksi terdiri dari partikel halus yang terlepas dari fragmen
yang lebih besar. Pada diatreme tertentu, batuan breksi bisa memiliki matrik
batuan beku yang mengandung magnesium-mica, phlogopite. Matriks ini, bisa
juga mengandung intan, yaitu kimberlite.

Anda mungkin juga menyukai