Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KOMUNIKASI PUBLIK”

Disusun untuk memenuhi kuliah


Mata kuliah : Pengantar Ilmu Komunikasi

Dosen pengampu. Abdullah Mitrin, S.I.Kom., M.I.Kom

Kelompok 4
PANDU FAICK BAHKTIAR (22131007)

LIA ANNISA (22131008)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN HUKUM
PEKANBARU
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Komunikasi Publik” Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama
Islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini dan kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah
ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar ke
depannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya

2
DAFTAR ISI

Cover

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Publik---------------------------------------6


2. Karakteristik Komunikasi Publik-------------------------------------7
3. Penyampaian Komunikasi Publik------------------------------------8
4. Contoh Kasus dan Analisa (berkaitan dengan Psikologi dan
Komunikasi) 10

DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang
berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka
atau melalui media. Namun dalam bagian ini yang akan dibahas hanyalah tatap
muka di antara organisasi dan lingkungan eksternalnya. Brooks menguraikan tipe
komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya
terlibat dalam mengirimkan pesan kepada publik. Publik adalah mengenai orang
atau masyarakat, dimiliki masyarakat, serta berhubungan dengan, atau
memengaruhi suatu bangsa, negara, atau komunitas. Publik biasanya dilawankan
dengan swasta atau pribadi, seperti pada perusahaan publik, atau suatu jalan.
Publik juga kadang didefinisikan sebagai masyarakat suatu bangsa yang tidak
berafiliasi dengan pemerintahan bangsa tersebut.
Komunikasi merupakan komponen terpenting dalam menjalin sebuah
hubungan dengan pihak lain. Mulyana (2007:5) mengatakan bahwa komunikasi
memiliki fungsi yang paling penting di dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial. Pengertian kata komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa latin
communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Jadi secara
garis besarnya dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur
kesamaan makna agar terjadi pertukaran pikiran atau pengertian, antara
komunikator sebagai pengirim pesan, dan komunikan sebagai penerima pesan.
Sementara itu, proses komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai "rander
informasi" atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Tujuan dari terjadinya
proses komunikasi adalah untuk mencapai pengertian bersamamu awal
understanding antara komunikator dengan komunikan (Ruslan, 1998: 69)
Orang berkomunikasi tentunya memberikan efek bagi para komunikan. Salah
satu teks yang paling dasar yang ditumbulkan dengan adanya komunikasi adalah
cek kognitif yang berhubungan dengan perubahan pengetahuan. Melalui informasi
dan pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi, seseorang yang tadinya

4
tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu menjadi lebih paham akan pesan yang
disampaikan. Keberhasilan penerimaan pesan tergantung dari mana pesan itu
disampaikan oleh pihak komunikator itu sendiri. Untuk inilah teknik komunikator
dalam menyampaikan pesan menjadi poin utama yang menentukan apakah pesan
tersebut dapat diterima dengan baik atau tidak oleh pihak komunikan. Setiap
orang dapat berkomunikasi, tetapi tidak semua orang dapat berbicara dengan
lancar dan menarik di depan umum. Hal tersebut semakin sulit manakala ketika
harus menjadi seorang pembicara di hadapan banyak orang dan tentunya menjadi
pusat perhatian dari audience. Sebagai seorang pembicara sudah layak dan
sepantasnya jika memiliki keterampilan serta teknik-teknik yang digunakan untuk
berbicara di depan umum. Dalam tataran ilmu komunikasi berbicara di depan
umum dikenal dengan istilah Public Speaking. Keterampilan serta teknik-teknik
dalam public speaking perlu dimiliki seorang pembicara agar tujuan, materi serta
informasi yang hendak disampaikan kepada audience dapat ditangkap dan
diterima dengan baik oleh audience Salah satu praktek public speaking yang
sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah penyampaian presentasi.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian Komunikasi publik?
b. Apa saja karakteristik komunikasi publik?
c. Bagaimana penyampaian komunikasi publik?
d. Berikan contoh komunikasi publik yang berkaitan dengan psikologi dan
komunikasi

3. Tujuan Penulisan
a. Untuk lebih mengetahui pengertian Komunikasi publik
b. Untuk lebih mengetahui karakteristik komunikasi publik
c. Untuk lebih mengetahui penyampaian komunikasi publik
d. Berikan contoh komunikasi publik yang berkaitan dengan psikologi dan
komunikasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah
orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang keluar organisasi secara
tatap muka atau melalui media.1
Pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi publik merupakan suatu
komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang dalam komunikasi publik
pesan yang disampaikan berupa suatu informasi, kegiatan, gagasan, ajakan.
Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau
demonstrasi, blok, situs jejaringan sosial, kolom komentar di website atau blok,
email, milis, sms, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apapun yang bisa
menjangkau publik. Yang pasti, komunikasi publik memerlukan keterampilan
komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara aktif dan
efisien.
Komunikasi publik sering juga disebut dengan komunikasi massa. Namun,
komunikasi publik memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan komunikasi
massa. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang lebih spesifik, yaitu suatu
komunikasi yang menggunakan suatu media dalam menyampaikan pesannya.2
Komukasi Publik adalah komunikasi antar seseorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi ini sering juga disebut dengan pidato, ceramah, atau kuliah umum.
Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar
(large group communication) untuk komunikasi ini, contoh adalah tabligh akbar
yang sering disampaikan pendakwah kondang seperti Ust Arifin Ilham adalah
contoh dari komunikasi publik yang paling mengena (Mulyana, 2007)
Komunikasi ini biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada
komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik
menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi

1
Arni Muhammad, Komunikasi rgaanisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 7

2
Richard West, Pengantar Teori Komunikasi: Teori dan plikasi, (Jakaarta: Salemba Humanika,
2008), 5

6
sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan faktor
penting untuk menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran
pembicara (Mulyana, 2007)

Pengertian komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah


orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang keluar organisasi secaraa
tatap muka atau melaui media.3

Pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi publik merupakan suatu


komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang dalam komunikasi publik
pesan yang disampaikan berupa suatu informasi, kegiatan, gagasan, ajakan.
Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau
demonstrasi, blok, situs jejaringan sosial, kolom komentar di website atau blok,
email, milis, sms, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apapun yang bisa
menjangkau publik. Yang pasti, komunikasi publik memerlukan keterampilan
komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara ektif dan
efisien.

Komunikasi publik sering juga disebut dengan komunikasi massa. Namun,


komunikasi publik memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan komunikasi
massa. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang lebih spesifik, yaitu suatu
komunikasi yang menggunakan suatu media dalam menyampaikan pesannya.4

2. Karakteristik Komunikasi Publik

karakteristik komunikasi publik dari Hafied Cangara pada buku Pengantar


Ilmu Komunikasi (2016), keliru satu karakteristik komunikasi publik merupakan
penyampaian pesan dilakukan secara konstan atau berkelanjutan. karakteristik lain
berasal komunikasi publik artinya pesan yang disampaikan tidak berlangsung
spontan, melainkan terpola serta dipersiapkan lebih awal.

Sebuah Pengantar (2020) karya Bonaraja Purba, dkk, berikut beberapa


karakteristik komunikasi publik:

3
Arni Muhammad, Komunikasi rgaanisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 7
4
Richard West, Pengantar Teori Komunikasi: Teori dan plikasi, (Jakaarta: Salemba Humanika,
2008), 5

7
a. biasanya ditemui pada banyak sekali aktivitas, seperti kuliah awam,
kedap akbar, khotbah, ceramah, serta lainnya.
b. Komunikator atau pembicara serta komunikan atau pendengarnya bisa
diidentifikasi.
c. interaksi antara komunikator serta komunikan sangat terbatas, sehingga
umpan baliknya pun juga bersifat terbatas. tidak jarang pula,
komunikator tidak bisa mengidentifikasi satu per satu komunikannya.
d. Pesan yang disampaikan sifatnya impersonal (tidak bersifat eksklusif).
e. Komunikan atau pendengarnya adalah sejumlah besar orang yang
anonim dan heterogen.
f. sumber komunikasi (komunikator) mengendalikan pesan yang dibuat
serta disebarkannya.
g. Akses asal sumber terhadap penerima (komunikan) bisa pribadi serta
simpel. kebalikannya, akses penerima terhadap sumber sulit terwujud.

3. Penyampaian Komunikasi Publik


Persiapan komunikasi publik yang baik hendaklah diikuti dengan cara
penyampaian yang baik sehingga memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas
penyampaian komunikasi publik ditentukan oleh pesan yang sengaja dimaksudkan
dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Pembicara bertanggung
jawab memberikan presentasi yang berharga dalam arena itu bertanggung jawab
untuk menyampaikan seefektif mungkin. Untuk menyampaikan persentasi lisan
dengan baik perlu diperhatikan beberapa hal seperti berikut:

a. Kontak Mata
Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu
si pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping
mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak mata juga membantu
untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang berhasil
harus menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan
hubungan dengan pendengar si pembicara harus menjaga kontak mata
langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu persentasinya.

8
Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara mengetahui dan
memonitor pendengar dan merupakan balikan bagi si pembicara
mengenai pesan yang disampaikan.

b. Vokalik
Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekanan pada kata-
kata tertentu perlu diperhatikan dalam komunikasi publik. Komunikasi
publik yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar
dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya komunikasi publik yang
disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan
membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian
pendengar.

c. Ketepatan
Seringkali suatu komunikasi publik disampaikan dalam situasi informal
atau dalam suasana pendengar rileks, maka penyampaian komunikasi
publik hendaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga
sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian komunikasi
publik juga bersifat formal. Di samping mempertimbangkan kondisi dan
topik pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si
pendengar untuk didengar.

d. Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan. Oleh karena itu sebelum
penyampaian komunikasi publik, si pembicara terlebih dahulu telah
membuat perencanaan yang matang. Pilihan topik pembicaraan yang
cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis
pendengar. Persiapkan materi yang diperlukan dan rencanakan
bagaimana strategi penyampaian yang cocok dengan pendengar.

9
4. Analisis Kasus Komunikasi Publik dan Psikologi
Dampak Media Sosial Facebook di Kalangan Remaja
Pada zaman sekarang ini, kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi
sangatlah pesat. Terciptanya telepon selular, notebook, layanan internet, dan
berbagai gadget multifungsi canggih lainnya. Dengan terciptanya gadget tersebut,
manusia bisa saling berkomunikasi satu sama lainnya tanpa ada batasan jarak dan
waktu. Tetapi untuk saat ini, yang paling banyak digandrungi oleh masyarakat
Indonesia adalah layanan internet.5 Layanan internet merupakan media
komunikasi yang memudahkan manusia untuk mencari informasi dan bisa
menghubungkan banyak orang sekaligus di dalam dunia maya.
Salah satu jenis layanan intenet yang paling sering digunakan manusia
adalah media sosial, diantaranya adalah Facebook. Seperti apa yang telah
diungkapan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi
dan Informatika Aswin Sasongko, bahwa data yang dimiliki Kementrian
Komunikasi dan Informatika, terdapat 43,06 juta orang yang menggunakan situs
jejaring sosial Facebook. Oleh karena itu, Indonesia tercatat sebagai pengguna
Facebook yang tertinggi ketiga di dunia.
Punnyanunt-Carter (2006) meneliti tentang salah satu ciri perilaku serta
hubungan interpersonal yang terbentuk dari komunikasi dalam dunia maya, yaitu
keterbukaan diri. Dengan keterbukaan diri yang dilakukan oleh seseorang ketika
berinteraksi di dunia maya seperti Facebook, membuat mereka mampu memenuhi
kebutuhan afiliasi mereka, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol
sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspreresian diri (Derlega,
dalam yoseptian, 2010). Para pengguna situs pertemanan sosial tersebut
memaparkan informasi mengenai dirinya dengan intensitas yang cukup sering.
Sedangkan menurut remaja, media Facebook membantu mereka untuk berkoneksi
dengan jaringan sosial yang luas dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial,
sehingga membuat remaja menjadi dikenal oleh orang lain dan memungkinkan
untuk dapat

5
Total pengguna jasa internet di Indonesia sebanyak 55juta orang, pada tahun 2012
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/317451/pengguna-facebook-di-Indonesia-tertinggi-
ketiga-di-dunia

10
berkembang menciptakan sebuah hubungan (Christofides, Muise & Desmarais,
2009).6
Tetapi tanpa disadari, dengan memaparkan informasi pribadi akan
membuat berkurangnya privasi dalam diri mereka. Padahal, privasi memiliki
fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, yaitu mengenal dan menilai diri
sendiri (Altman, dalam Prabowo, 1998). Proses mengenal diri sendiri bergantung
pada kemampuan untuk mengatur sifat dan gaya interaksi sosial dengan orang
lain. Bila seseorang tidak dapat mengontrol interaksi dengan orang lain, maka
dirinya akan memberikan informasi yang negatif tentang kompetensi pribadinya
(Holahan, dalam Prabowo, 1998) atau akan terjadi proses ketelanjangan sosial dan
proses deindividuasi (Sarwono, dalam Prabowo, 1998). Menurut Westin (dalam
Prabowo, 1998) dengan privasi seseorang juga dapat melakukan evaluasi diri dan
membantunya mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal
autonomy). Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan
kemerdekaan dari pengaruh orang lain.7
Keberadaan media sosial dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya, manusia menjadi mudah berkomunikasi dengan manusia
lainnya tanpa terbatas jarak dan waktu. Juga dengan adanya media sosial, manusia
bisa dengan mudah untuk saling berkenalan dengan pengguna media sosial
lainnya. Tetapi dampak negatifnya, dengan adanya media sosial seseorang akan
tampak seperti autis atau asyik sendiri. Tidak jarang kita melihat dipinggir-pinggir
jalan, di pusat perbelanjaan, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya orang-
orang yang ada disana akan disibukkan dengan gadget masing-masing. Dengan
terlihat seperti sedang asyik sendiri itulah, seseorang akan lebih senang untuk
berkomunikasi lewat media sosial dibandingkan dengan berkomunikasi secara
langsung tatap muka. Selain itu, salah satu dampak negatif lainnya adalah media
sosial bisa menjadi pintu masuk untuk berbagai tindakan menyimpang, seperti
penculikan, trafficking, pencurian, pemerkosaan, hingga pembunuhan. Berikut
adalah salah satu contoh kasus kriminal tersebut:

6
Sumber: http://syadyside.wordpress.com/2011/03/18/dampak-psikologis-dari-perkembangan-
teknologi-informasi-komunikasi-dalam-situs-jejaring-sosial/
7
Sumber: http://syadyside.wordpress.com/2011/03/18/dampak-psikologis-dari-perkembangan-
teknologi-informasi-komunikasi-dalam-situs-jejaring-sosial/

11
“Kasus pemerkosaan yang dilakukan kelompok atau geng terjadi pada bulan
Maret 2013 di wilayah Jakarta Timur, sebanyak dua kasus. Satu kasus menimpa
siswi SMP berinisial ES (13) dan kasus lainnya menimpa siswi SMK berinisial NR
(15). Keduanya diperkosa lantaran bertemu teman laki-laki yang dikenalnya
melalui media sosial Facebook. Data penanganan kasus di Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukkan, pemerkosaan pada remaja putri
oleh kenalannya di media sosial mulai muncul tahun 2011 sebanyak 36 kasus.
Tahun 2012, sebanyak 29 kasus dan pada Januari-Maret 2013 ini jumlahnya naik
lagi menjadi 37 kasus.8

Kesimpulan dan Saran

Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam situs jejaring


sosial khususnya Facebook, ternyata memiliki dampak secara psikologis baik
positif maupun negatif. Dampak psikologis positif yang dapat diperoleh antara lain
adanya keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol
sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri. Selain itu,
proses komunikasi juga menjadi lebih mudah dan cepat untuk dilakukan, karena
sudah tidak terbatas jarak, ruang, dan waktu.
Tetapi, keterbukaan diri dalam dunia maya juga memiliki dampak negatif
yaitu berkurangnya aspek privasi dalam diri seseorang. padahal privasi memiliki
fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, melakukan evaluasi diri, dan
membantunya mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal
autonomy). Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan
kemerdekaan dari pengaruh orang lain. Dengan adanya media sosial juga bisa
menjadi pintu masuk bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk
berbagai tindakan menyimpang, seperti penculikan, trafficking, pencurian,
pemerkosaan, hingga pembunuhan. Selain itu, dampak lain yang dapat muncul
akibat terlalu sering menggunakan sosial media adalah bisa terjadi kurangnya
kontak sosial di dunia nyata karena seseorang lebih senang untuk berinteraksi
melalui dunia nyata.
Mudahnnya remaja mengakses media sosial seperti Facebook, membuat
banyak orang tua khawatir. Apalagi dengan banyaknya kasus kriminal yang

8
Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/15/0939524/Awas.Bujukan.di.Media.Sosial

12
diakibatkan oleh media sosial tersebut. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
oleh orang tua untuk mengawasi anak remajanya, yaitu :
 Orang tua tidak bisa melarang penggunaan sosial media begitu saja
kepada anaknya, karena ia bisa dengan mudah untuk megaksesnya
kembali. Lebih baik, sejak dini beritahukan kepada anak-anaknya bahaya
dan kelebihannya menggunakan media sosial. Dengan cara seperti itu,
mereka akan mengerti dan mengetahui terlebih dulu akan bahayanya
media sosial jika disalahgunakan.
 Orangtua menjadi teman dekat anak. Karena dengan harmonisnya jalinan
komunikasi dan kedekatan hubungan yang dibina oleh orangtua dengan
anaknya, akan membuat mereka lebih mudah untuk mengungkapkan isi
hati dan problematikanya. Prinsipnya, lebih baik anak mencurahkan isi
hati dan masalahnya kepada orangtuanya, ketimbang curhat dan meminta
saran kepada teman-temannya di media sosial.
 Orangtua harus mengenali lingkungan sosial anaknya. Sehingga dapat
mengetahui, dengan siapa anaknya bergaul.
 Orangtua harus bisa menyelaraskan gaya komunikasi orangtua kepada
anak. Orangtua perlu mengembangkan pola komunikasi dua arah yang
dapat mendukung proses penyampaian informasi secara efektif dari kedua
belah pihak (orangua – anak).
Selain itu, dengan menyikapi hal ini juga harus tertanam prinsip dalam diri
seseorang bahwa harus berhati-hati dalam menggunakan sosial media. Keberadaan
sosial media memang menguntungkan, tetapi disisi lain terdapat pula dampak-
dampak negatif yang akan didapat dari penggunaan media sosial tersebut. Oleh
karena itu, tidak apa kita aktif menggunakan media sosial, asalkan kita tidak lupa
untuk terus membina hubungan komunikasi yang baik dengan orang-orang yang
ada disekitar kita. Karena sebenarnya berkomunikasi secara langsung tatap muka
akan terasa lebih menyenangkan dibandingkan dengan berkomunikasi melalui
media sosial. Dengan berkomunikasi secara langsung, kita akan menjadi lebih
mudah untuk mengekspresikan pesan kepada lawan bicara kita. Berikut adalah
faktor- faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal yang baik :

13
 Adanya rasa percaya (trust). Bila kita telah mempunyai rasa percaya
kepada lawan bicara kita, kita akan menjadi lebih mudah untuk membuka
diri.
 Adanya rasa empati. Dengan memiliki empati, kita bisa melihat seperti
orang lain melihat, merasakan seperti orang lain merasakannya.
 Kejujuran. Dengan selalu bersikap jujur, perilaku kita dapat diduga dan
akan mendorong orang lain untuk percaya kepada kita.
 Sikap Suportif. Sikap suportif merupakan sikap yang mengurangi
ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, dan pengalaman defensive
dalm komunikasi.
 Sikap Terbuka. Bersama-sama dengan sifat percaya, empati, jujur, dan
sikap suportif, dikap terbuka akan mendorong timbulnya saling
pengertian, saling menghargai, dan saling mengembangkan kualitas
hubungan interpersonal.

14
SUMBER REFERENSI

Adiesty. “Anak Puber? Ini Yang Harus Dilakukan!”


http://mommiesdaily.com/2013/09/16/anak-puber-ini-yang-harus-dilakukan/
(diakses pada 19 September 2013)
1.
Antara News. “Pengguna Facebook di Indonesia tertinggi ketiga dunia”
http://www.antaranews.com/berita/317451/pengguna-facebook-di-
Indonesia-tertinggi-ketiga-di-dunia

2. Febrid, Melly. “Bagaimana Cara Ortu Lindungi Anak dari Jejaring


Sosial?”
http://health.liputan6.com/read/685553/bagaimana-cara-ortu-lindungi-anak-
dari-jejaring-sosial/?related=pbr&channel=h
(diakses pada 19 September 2013)

Kompas. “Awas Bujukan di Media Sosial”


http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/15/0939524/Awas.Bujukan.di
.Media.Sosial
(diakses pada 19 September 2013)

3. Kuwado, Fabian Januarius. “Waspada, Facebook Pintu Masuk Kekerasan


Seksual”
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/09/10100150/Waspada.Faceb
ook.Pintu.Masuk.Kekerasan.Seksual
(diakses pada 19 September 2013)

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

4. Susanto, Abdi. “Awas, Marak Kejahatan Seksual Lewat Media Sosial!”


http://health.liputan6.com/read/694517/awas-marak-kejahatan-seksual-
lewat-media-sosial
(diakses pada 19 September 2013)

Yoseptian. “Dampak Psikologis Dari Perkembangan Teknologi Informasi &


Komunikasi Dalam Situs Jejaring Sosial”
http://syadyside.wordpress.com/2011/03/18/dampak-psikologis-dari-
perkembangan-teknologi-informasi-komunikasi-dalam-situs-jejaring-sosial/
(diakses pada 19 September 2013)

15

Anda mungkin juga menyukai