Disusun oleh:
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
RANCANGAN ASESMEN KLINIS “SKISOFRENIA”
Skizofrenia termasuk dalam salah satu gangguan mental yang disebut psikosis,
dimana penderita tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan
realitas. Orang dengan skizofrenia dapat melihat dunia dengan cara yang
sosial yang berat, tidak mampu mengadakan hubungan sosial dengan dunia
luar, bahkan sering terputus sama sekali dengan realitas hidup (lalu menjadi
sendiri, penyakit gangguan jiwa berat tergolong tinggi. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesda) Indonesia 2007 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa
B. Rumusan Masalah
C. Landasan Teori
a. Pengertian Skizofrenia
disebut psikosis, yaitu dimana pasien tidak dapat mengenali atau tidak
1. Delusi (Waham)
Delusi atau waham adalah keyakinan yang salah yang tidak dapat
2. Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
dapat berupa penginderaan yang keliru, dan yang paling sering adalah
sungguh-sungguh.
5. Simtom-Simtom Negatif
(avolition).
TR sebagai berikut:
1. Simtom-Simtom Khas
Dua atau lebih dari yang berikut ini, masing-masing muncul cukup
jelas selama jangka waktu satu bulan (atau kurang, bila ditangani
dengan baik):
- Pembicaraan kacau
3. Durasi
muncul.
delusi yang menonjol, selama paling tidak 1 bulan (atau kurang bila
D. Asesmen
Informasi tersebut dapat berupa latar belakang, sikap, tingkah laku atau
pengalaman dan harapan yang kita miliki sehingga kita akan mendapatkan
kesan dari orang tersebut yang selanjutnya kita jadikan dasar untuk
interaksi dengan orang lain, persepsi terhadap diri dan realita atau riwayat
JENIS DATA
TINGKAT ASESMEN
Golongan darah, pola respon somatis terhadap stres,
1. Somatis fungsi hati, karakteristik genetis, riwayat penyakit,
dsb
Berat/tinggi badan, jenis kelamin, warna kulit,
2. Fisik
bentuk tubuh, tipe rambut, dsb
1. Interview
individu bersama-sama.
dapat diubah dalam bentuk skor dan dibuat analisis kuantitatif. Hal itu
2. Observasi
Tujuan observasi adalah untuk mengetahui lebih jauh di luar apa yang
Pendekatan ini tidak meminta klien untuk memberi respon yang lebih
banyak seperti melalui interview, tes atau observasi. Selama proses ini,
data dapat lebih terhindar dari distorsi memori, jenis respon, motivasi
asesmen. Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi suatu laporan asesmen,
Jelas
Kriteria pertama yang harus dipenuhi adalah laporan itu harus
jelas. Tanpa kriteria ini, relevansi dan kegunaan laporan tidak dapat
Berguna
F. Tujuan Asesmen
Ada tiga macam tujuan asesmen, yaitu klasifikasi diagnostik, deskripsi, dan
prediksi.
1. Klasifikasi diagnostik
Bruyn, 1996).
Multiaxial DSM-IV :
Clinical Attentions
2. Deskripsi
asesmen harus terdapat antara lain motivasi klien, fungsi intrapsikis, respon
treatment.
3. Prediksi
b. True negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya dan ternyata klien
a. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas).
mukjizat.
b. Halusinasi auditorik :
(-) jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas.
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).
d. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-
c. Metode Asesmen
Proses perancangan langkah-langkah asesmen ini terlebih dahulu
melalui beberapa tahapan yang dilalui sebagai dasar teori dan dasar
a) Identifikasi kasus
b) Pengumpulan data
c) Analisis data
d) Interpretasi
Simptom Metode
observas wawancara tes Rekam medis
i
Thought of echo v v
Thought insertion v
or withdrawal
Thought v v
broadcasting
Delucion of v v v
control
Delucion of v v v
influence
Delucion of v v v
passivity
Delucion v v v
perception
Halusinasi v v v
Waham v v v
Arus pikiran yang v v
terputus
Perilaku katatonik v
Gejala-gejala v v v
negatif (apatis,
miskin bicara,
respon emosional
tidak wajar,
penarikan diri)
Demografi v v v
Laporan psikiatrik v v v
Pemeriksaan status v v v v
mental
Gejala tersebut berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
menyianyiakan waktu luang, larut dalam diri sendiri, menarik diri dari
lingkungan sosial.