Anda di halaman 1dari 9

Nama Peserta : dr.

Cipta Pedra Sandi


Nama wahana : RSUD Bangkinang
Topik : Intoksikasi Asam Jengkolat
Tanggal (kasus) : 12 Agustus 2018
Nama Pasien : Tn. W No RM : 162009
Tanggal Presentasi : 12 Oktober 2018 Nama Pendamping : dr. Nur Aisyah, M.Kes
Tempat Presentasi : RSUD Bangkinang
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ keterampilan □ penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi :
Laki – laki, 36 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kiri menjalar hingga ke
pinggang kiri sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat
mengkonsumsi jengkol 2 hari sebelumnya.
Tujuan :
 Mendiagnosa intoksikasi asam jengkolat
 Mengetahui tatalaksana awal
Bahan Bahasan : □ Tinjauan □ Riset □ Kasus □ Audit
Pusataka
Cara Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan □ Email □ Pos
diskusi
Data Pasien : Nama : Tn. W Nomor registrasi : 162009
Nama Klinik : IGD RSUD Telp: Terdaftar Sejak : 12 Agustus 2018
Bangkinang
Data Utama untuk Bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Laki – laki, 36 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kiri menjalar hingga ke
pinggang kiri sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat mengkonsumsi
jengkol 2 hari sebelumnya. Pasien juga sulit dan tidak lancar untuk BAK sejak hari ini.
Awalnya OS mengkonsumsi jengkol sebanyak ± 8 buah. BAK tersedat-sendat disertai
nyeri, BAK berdarah /berpasir (-), BAB (+) normal, Mual (-), Muntah (-), Demam (-).
Adanya riwayat trauma pada bagian perut disangkal oleh pasien.
2. Riwayat Pengobatan :
Belum pernah diberikan obat sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, diabetes mellitus, dan
hipertensi, dan alergi obat-obatan.
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama
5. Riwayat Pekerjaan :
Wiraswasta
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN,
PEKERJAAN) :
Baik
7. Riwayat imunisasi : -

8. Lain-lain : -

Status Generalisata :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang,
Kesadaran : Compos mentis
TD: 110/70 mmHg, HR: 102x/i, RR: 22 x/i, T: 37,3 0C
 Kepala : Normocephali
 Wajah : dalam batas normal
 Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil isokor ø 2mm =
2mm, Reflex cahaya (+/+) normal
 Mulut : dalam batas normal
 Thoraks :
o Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi :
- Batas jantung kanan : ICS IV Linea
Parasternalis dextra,
- Batas jantung kiri : ICS 5 Midclavicula
sinistra,
- Pinggang jantung : ICS 3 Linea Parasternalis
sinistra.
 Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
o Paru
 Inspeksi : simetris, retraksi (-)
 Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : suara nafas vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
 Abdomen
 Inspeksi : simetris, distensi (-)
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+), lien tidak teraba, hepar
tidak teraba
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Pinggang : Nyeri ketok CVA (+/-)
 Ekstremitas : Refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), Akral hangat,
perfusi baik CRT < 2 detik, edema (-).
Hasil Pembelajaran :
1. Pemeriksaan klinis pada pasien intoksikasi asam jengkolat
2. Penegakan Diagnosis dari intoksikasi asam jengkolat
3. Penatalaksanaan intoksikasi asam jengkolat
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subjektif
Seorang laki-laki 36 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang pada tanggal 12 Agustus
2018 dengan :
Keluhan Utama : Nyeri perut kiri menjalar hingga ke pinggang kiri sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Nyeri perut kiri menjalar hingga ke pinggang kiri sejak 6 jam sebelum masuk

rumah sakit, nyeri dirasakan melilit.

 Riwayat mengkonsumsi jengkol 2 hari sebelumnya sebanyak ± 8 buah.

 BAK tersedat-sendat disertai nyeri.

Riwayat Pasien Terdahulu :


 Riwayat hipertensi (-), DM (-), dan riwayat sakit dengan keluhan serupa (-).
2. Objektif
Status Generalisata :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : Compos Mentis
TD: 110/70 mmHg, HR: 102 x/i, RR: 22 x/i, T: 37,3 0C
 Kepala : Normocephali
 Wajah : dalam batas normal(-)
 Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil isokor ø 2mm = 2mm,
Reflex cahaya (+/+) normal
 Mulut : dalam batas normal
 Thoraks : Paru : Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris,
Palpasi : Vokal fremitus simetris
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung : dalam batas normal
 Abdomen
 Inspeksi : simetris, distensi (-)
 Palpasi : supel, nyeri tekan (+), lien tidak teraba, hepar
tidak teraba
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Pinggang : Nyeri ketok CVA (+/-)
 Ekstremitas : Refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), Akral hangat,
perfusi baik CRT < 2 detik, edema (-).

Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Darah
 Hemoglobin : 13,7 gr/dl
 Hematokrit : 39,9 %
 Leukosit : 16.200 / mm3
 Trombosit : 153.000 / mm3
 GDS : 103 mg/dl
Urinalisa
 Warna : Kuning
 Ph : 8.0
 Bakteri : Negatif
 Kristal : Negatif

3. Assessment
Asam jengkolat merupakan salah satu komponen yang terdapat pada biji jengkol.
Strukturnya mirip dengan asam amino. Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol
bervariasi, tergantung varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam
jengkolat lebih sedikit dari pada yang tua. Pada biji jengkol tua mengandung asam
jengkolat 1-2 % dari berat bijinya
.
Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S’-methylenebicysteine) merupakan
senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Adanya unsur
sulfur ini menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.
Penyebab terjadinya keracunan jengkol berupa zat spesifik dalam yang bernama

asam jengkolat. Asam jengkolat sangat sukar larut dalam air dan kelarutannya dalam

asam basa sangat lama. Organ tubuh yang terkena saat keracunan adalah sistem saluran

kemih. Gejala yang timbul akibat kristal asam jengkolat yang menyumbat ginjal dan

salurannya. Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5 – 12 jam setelah memakan

jengkol. Bahkan reaksi yang lambat bisa 36 jam sesudah makan jengkol.

Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan

memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat yang

terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Namun

demikian tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan

karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya

tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol,

jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi

jengkol dalam kondisi lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan.

Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana

asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam

suasana asam maupun basa. Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran
kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat

menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat

nefrotoksik atau toksik terhadap ginjal.

Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop dapat ditemukan kristal asam

jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau

berupa roset. Kristal ini tidak selalu ditemukan pada keracunan jengkol sebab kristal

ini cepat menghilang apabila urin disimpan. Kristal tersebut terbentuk pada peralihan

alkali ke asam atau sebaliknya. Ureum pada keracunan jengkol dapat normal atau

sedikit meninggi.

4. Plan :
 IVFD D5% 20 tpm + drip 1 flacon Meylon
 Inj. Ketorolac 1 amp
 Inj. Ranitidin 1 amp
 Cefixime 2 x 200 mg
Prosedur penatalaksanaan di RSUD Bangkinang

Pada pasien ini, diterapkan penatalaksanaan sesuai prosedur yang berlaku di

RSUD Bangkinang, yaitu dengan pemberian terapi cairan D5% diguyur 250 cc,

kemudian sisanya dicampur meylon 1 flacon dengan kecepatan 20 tetes per menit.

Setelah itu, cairan diganti dengan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20 tetes per menit.

Pasien juga mendapat injeksi analgetik, yaitu ketorolac 30 mg. Produksi urin dikontrol

dengan pemasangan kateter.

Penatalaksanaan intoksikasi asam jengkolat berdasarkan Literatur :


Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut/pinggang saja) penderita tidak
perlu dirawat, cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan natrium

bikarbonat 2 gram kali sehari peroral saja sampai gejala hilang. Bila gejala penyakit

berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat minum) penderita perlu dirawat dan

diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa 5%. Dosis untuk dewasa dan anak

2-5 mEq/kg berat badan natrium bikarbonat diberikan secara infus selama 4-8 jam.

Antibiotika hanya diberikan apabila ada infeksi sekunder.

Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa:

a. Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support).

b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien dapat

memburuk secara tiba-tiba dan berat.

c. Pemberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk mengembalikan dan

mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam

jengkolat.

e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui infus dengan

dosis yang disesuaikan hasil analisis gas darah.

Pencegahan terhadap keracunan asam jengkolat dapat dilakukan dengan:

a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau

jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam.

b. Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak

terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.

Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah
dimasak.

c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar kandungan

asam jengkolatnya dapat berkurang.

d. Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang

mengalami gangguan ginjal.

Daftar Pustaka :
1. Departemen Kesehatan RI. Keracunan Jengkol. Dalam: Pedoman Pengobatan Dasar

di Puskesmas. Padang: Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. 2008: 128-9.

2. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) Nasional. Bahaya Keracunan Asam Jengkolat.

Dikutip dari: http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/BAHAYA-KERACUNAN-ASAM-

JENGKOLAT4.pdf.

3. Kalbe. Peranan Asam Jengkol. Dikutip dari:

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_PerananAsamjengkol.pdf/14_PerananAsa

mjengkol.html.

Anda mungkin juga menyukai