Portofolio Intoksikasi Asam Jengkolat
Portofolio Intoksikasi Asam Jengkolat
8. Lain-lain : -
Status Generalisata :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang,
Kesadaran : Compos mentis
TD: 110/70 mmHg, HR: 102x/i, RR: 22 x/i, T: 37,3 0C
Kepala : Normocephali
Wajah : dalam batas normal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil isokor ø 2mm =
2mm, Reflex cahaya (+/+) normal
Mulut : dalam batas normal
Thoraks :
o Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
- Batas jantung kanan : ICS IV Linea
Parasternalis dextra,
- Batas jantung kiri : ICS 5 Midclavicula
sinistra,
- Pinggang jantung : ICS 3 Linea Parasternalis
sinistra.
Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
o Paru
Inspeksi : simetris, retraksi (-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (+), lien tidak teraba, hepar
tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Pinggang : Nyeri ketok CVA (+/-)
Ekstremitas : Refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), Akral hangat,
perfusi baik CRT < 2 detik, edema (-).
Hasil Pembelajaran :
1. Pemeriksaan klinis pada pasien intoksikasi asam jengkolat
2. Penegakan Diagnosis dari intoksikasi asam jengkolat
3. Penatalaksanaan intoksikasi asam jengkolat
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subjektif
Seorang laki-laki 36 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang pada tanggal 12 Agustus
2018 dengan :
Keluhan Utama : Nyeri perut kiri menjalar hingga ke pinggang kiri sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri perut kiri menjalar hingga ke pinggang kiri sejak 6 jam sebelum masuk
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Darah
Hemoglobin : 13,7 gr/dl
Hematokrit : 39,9 %
Leukosit : 16.200 / mm3
Trombosit : 153.000 / mm3
GDS : 103 mg/dl
Urinalisa
Warna : Kuning
Ph : 8.0
Bakteri : Negatif
Kristal : Negatif
3. Assessment
Asam jengkolat merupakan salah satu komponen yang terdapat pada biji jengkol.
Strukturnya mirip dengan asam amino. Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol
bervariasi, tergantung varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam
jengkolat lebih sedikit dari pada yang tua. Pada biji jengkol tua mengandung asam
jengkolat 1-2 % dari berat bijinya
.
Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S’-methylenebicysteine) merupakan
senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Adanya unsur
sulfur ini menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.
Penyebab terjadinya keracunan jengkol berupa zat spesifik dalam yang bernama
asam jengkolat. Asam jengkolat sangat sukar larut dalam air dan kelarutannya dalam
asam basa sangat lama. Organ tubuh yang terkena saat keracunan adalah sistem saluran
kemih. Gejala yang timbul akibat kristal asam jengkolat yang menyumbat ginjal dan
salurannya. Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5 – 12 jam setelah memakan
jengkol. Bahkan reaksi yang lambat bisa 36 jam sesudah makan jengkol.
memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat yang
terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Namun
demikian tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan
karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya
tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol,
jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi
jengkol dalam kondisi lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan.
Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana
asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam
suasana asam maupun basa. Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran
kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat
menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat
jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau
berupa roset. Kristal ini tidak selalu ditemukan pada keracunan jengkol sebab kristal
ini cepat menghilang apabila urin disimpan. Kristal tersebut terbentuk pada peralihan
alkali ke asam atau sebaliknya. Ureum pada keracunan jengkol dapat normal atau
sedikit meninggi.
4. Plan :
IVFD D5% 20 tpm + drip 1 flacon Meylon
Inj. Ketorolac 1 amp
Inj. Ranitidin 1 amp
Cefixime 2 x 200 mg
Prosedur penatalaksanaan di RSUD Bangkinang
RSUD Bangkinang, yaitu dengan pemberian terapi cairan D5% diguyur 250 cc,
kemudian sisanya dicampur meylon 1 flacon dengan kecepatan 20 tetes per menit.
Setelah itu, cairan diganti dengan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20 tetes per menit.
Pasien juga mendapat injeksi analgetik, yaitu ketorolac 30 mg. Produksi urin dikontrol
bikarbonat 2 gram kali sehari peroral saja sampai gejala hilang. Bila gejala penyakit
berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat minum) penderita perlu dirawat dan
diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa 5%. Dosis untuk dewasa dan anak
2-5 mEq/kg berat badan natrium bikarbonat diberikan secara infus selama 4-8 jam.
b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien dapat
c. Pemberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk mengembalikan dan
d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam
jengkolat.
e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui infus dengan
a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.
Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah
dimasak.
c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar kandungan
Daftar Pustaka :
1. Departemen Kesehatan RI. Keracunan Jengkol. Dalam: Pedoman Pengobatan Dasar
JENGKOLAT4.pdf.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_PerananAsamjengkol.pdf/14_PerananAsa
mjengkol.html.