Teater EMKA menampilkan pertunjukkan monolog yang dimainkan oleh tokoh perempuan. Dalam monolognya ia menceritakan bagaimana kehidupannya di zaman PKI yang sedang gencar-gencarnya bergerak. Ia menceritakan bagaimana dirinya sangat menyukai seni, dan ia sangat suka menari. Dari kecil ia sudah mulai suka menari sampai saat dia sudah mulai dewasa, ia mengikuti kelompok kesenian tari. Tapi yang tidak ia ketahui bahwa kesenian tarinya itu memiliki hubungan dengan PKI. Sang tokoh menceritakan saat ia menari, kelompok tarinya itu sering menari dengan lagu genjer-genjer yang sangat erat dikaitkan dengan PKI. Sampai suatu saat ia dituduh sebagai anggota PKI karena mengikuti kelompok tersebut, kelompok itu adalah GERWANI atau gerakan wanita indonesia. Ia difitnah dan ditangkap oleh kelompok yang menganggap mereka tentara saat itu. Diceritakan seperti itu karena ternyata, alih-alih dipenjara ia malah diperkosa oleh tentara dan dikurung di dalam rumah dan lebih sadisnya lagi, setelah diperkosa rumah itupun dibakar sehingga ia ikut mati terbakar didalamnya. Dalam monolognya sang aktor sangat mendalami perannya dengan baik, ia mampu menyampaikan emosinya kepada penonton sehingga penonton bisa merasakan apa yang karakternya rasakan saat itu. Lalu uniknya dalam penampilan teater tersebut, hanya ada satu properti saja yang digunakan yaitu kayu yang bisa dijadikan berbagai macam bahan. Suara yang dihasilkan oleh tim dibalik layar pun sangat membantu jalannya cerita, semua desain suaranya dibuat sedemikian rupa sehingga penonton bisa memahami kondisi di dalam cerita dengan baik. Lampu di dalam teater pun dimainkan dengan baik untuk membantu menunjukkan emosi dari sang tokoh.
B. Teater Gther Whas (Balada sumarah)
Teater Gther Whas juga menampilkan pertunjukkan monolog yang dimainkan oleh tokoh perempuan. Diceritakan bahwa sang tokoh merupakan anak dari salah satu anggota PKI yang membuat dirinya dikucilkan di masyarakat. Walaupun orang tuanya adalah seorang PKI ia menganggap bahwa mereka bukan, ia tidak percaya dan menganggap bahwa orang tuanya adalah orang biasa saja. Sampai pada saat ia sekolah ia pernah diledek oleh teman-temannya, ternyata orang tuanya baru saja tertangkap oleh tentara dan ia disitu terbukti bahwa anak dari PKI. Olokan dari masyarakat di sekitarnya itulah yang membuat dirinya kecewa akan tanah kelahirannya sendiri, lalu ia meutuskan untuk menjadi TKW di luar negeri agar ia bisa hidup dengan tenang tanpa harus mendengar omongan dari orang. Tetapi kenyataannya di luar negeri pun ia seperti dijadikan budak oleh majikannya, sampai- sampai ia menusuk majikannya itu sampai mati. Setelah itu ia dipenjara, saat pengadilan luar meminta ia untuk diadili di negaaranya sendiri pun ia tidak mau karena ia merasa percuma saja, ia juga tidak akan diadili disini, ia seperti sudah tidak diterima karena pastinya ia hanya akan diolok-olok disini. Sang aktor sangat mendalami perannya dalam teater ini, ia sangat totalitas saat menampilkan karkter-karakter yang dimainkannya. Dalam teater ini ia berhasil memainkan setiap karakternya dengan baik. Tetapi sayangnya terkadang suara sang aktor kurang bisa didengar saat tengah berbicara dengan nada yang rendah. DOKUMENTASI