Setelah beberapa kali mengalami perubahan nama, PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
merupakan satu-satunya perusahaan Asuransi Jiwa milik pemerintah Republik Indonesia
(BUMN) dan saat ini merupakan perusahaan Asuransi Jiwa lokal terbesar di Indonesia.
Pertama, kasus Jiwasraya bermula muncul pada 2002, di mana asuransi ini telah
dikabarkan mengalami kesulitan keuangan. Namun, pada 2006 Jiwasraya tiba-tiba
membukukan laba, namun laba itu bersifat semu (palsu) berdasarkan pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).Dan berdasarkan catatan BPK pengelolaan
investasi di perseroan itu cukup buruk. Bahkan, Jiwasraya kerap berinvestasi pada
saham berkinerja buruk.
Kedua, dengan catatan buruk investasi tersebut, Jiwasraya pada 2014 justru bukan
melakukan investasi yang menguntungkan melainkan menggelontorkan dana untuk
sponsor sepak bola Inggris, yaitu Manchester City.
Lalu, ketiga, buruknya pengelolaan investasi Jiwasraya terlihat dari peluncuran
produk JS Saving Plan dengan cost of fund tinggi di atas bunga depositi dan obligasi,
ditambah dana yang dihasilkan diinvestasikan pada saham dan reksadana berkualitas
rendah.
Dan kronologi keempat, pada 2016 BPK kembali mengungkapkan 16 temuan. Di
mana temuan tersebut mengungkapkan bahwa Asuransi Jiwasraya kerap berinvestasi
pada sejumlah saham gorengan. Atas sejumlah kondisi tersebut, Jiwasraya kemudian
mendapatkan opini tidak wajar dalam laporan keuangannya pada 2017. Dan kondisi
tersebut akhirnya membuat pembukuan pada 2018 alami kerugian unaudited (tak
teraudit) sebesar Rp15,3 triliun.
Dan kronologi kelima, atas perintah Komisi XI DPR RI, BPK kemudian melanjutkan
pemeriksaan atas tujuan tertentu. Lalu, diikuti permintaan dari Kejaksaan Agung
untuk mengaudit kerugian negara. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan
atau BPK Jiwasraya ternyata melakukan investasi di 14 reksadana yang dimiliki satu
perusahaan swasta yaitu PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP). Nilai investasi
Jiwasraya pada saham IIKP itu tercatat sebesar Rp6,39 triliun.Profil PT IKKP adalah
perusahaan bergerak di bidang perikanan perdagangan, industri dan perkebunan.
Atas semua kejadian tersebut Benny Tjokrosaputro, ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana
investasi oleh Jiwasraya.