Anda di halaman 1dari 6

Pelayanan Kesehatan TNI Angkatan Laut dari Decompression Sickness

Nama:

NIM:

Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum (rechsstaat),


tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machstsstaat). Konsepsi negara hukum yang
diinginkan oleh founding fathers sejak awal perjuangan kemerdekaan ini terlihat
jelas dengan dimuatnya pokok-pokok pikiran dasar dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu kemerdekaan, keadilan, kemanusiaan dan pernyataan
bahwa pemerintah negara berkewajian untuk melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal
ini memberikan arah dan harapan bahwa bahwa hukum akan melindungi segenap
rakyat, segenap individu dari perlakuan tidak adil dan perbuatan sewenang-
wenang. Hukum akan mengayomi setiap warga bangsa agar hak-haknya sebagai
warga negara dan hak asasi manusia terjamin.1

Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 dengan jelas menekankan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.2 Artinya kesehatan
sebagai kebutuhan dasar manusia merupakan hak bagi setiap warga negara.
Hukum merupakan sarana mewujudkan hak-hak manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
kehidupan manusia karena menyangkut hak-hak dasar warga negara yang mutlak
untuk dipenuhi. Mengingat pentingnya kesehatan, dunia internasional
merumuskannya ke dalam Millenium Development Goals. Millenium
Development Goals terdiri atas pencapaian pembangunan bidang kesehatan,

1
Ahmad Muliadi, Politik Hukum Akademia Permata , Padang, Indonesia Tahun 2013
2
Cecep Triwibowo, Etika dan Hukum Kesehatan, Nuha Medika Yogyakarta Tahun 2014.
pendidikan, dan ekonomi, ketiganya merupakan indikator yang mencerminkan
sejauh mana negara mampu memenuhi hak-hak dasar warga negara.

Semua manusia berusaha untuk sehat, menuju sehat diperlukan suatu


upaya mewujudkannya dan upaya itu kemudian disebut upaya kesehatan. Upaya
kesehatan, adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Kegiatan tersebut perlu
penunjangnya berupa tersedianya sarana dan prasarana, dengan ketersedian
penunjangnya maka pelayanan kesehatan akan optimal dinikmati oleh
masyarakat.3 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang menyeluruh. Penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayan kesehatan. Pelayanan
kesehatan tidak hanya untuk masyarakat umum saja, tetapi juga diberikan pada
rumah Angkatan Bersenjata di Indonesia, sebagai upaya menjaga ketentraman
negara. pelayanan kesehatan pada Angakatan bersenjata salah satunya melalui
Rumah Sakit TNI adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditunjukan secara langsung untuk mendukung
penggunaan kekuatan TNI yang dilaksanakan oleh unsur TNI.4

TNI khususnya TNI Laut ketika kesehatannya terpenuhi sebagai guna


mewujudkan keamanan dan pertahanan di laut. Dalam mewujudkan hal tersebut
TNI Angkatan Laut banyak kegiatan menyelam, dalam aktivitas tersebut tentunya
banyak resiko yang dapat diterima oleh angkatan laut salah satunya
decompression sickness. TNI Angkatan Laut juga berhak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari resiko yang diterima ketika bertugas yakni pelayanan
kesehatan dari ganguan decompression sickness.

3
Grenaldo Ginting, Tesis Judul Hak Pasien Untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan Di Rumah
Sakit Ditinjau Dari Hak Asasi Manusa, Manado, Tahun 2014.
4
Keputusan Panglima TNI Nomor Kep 361/V/2013 tentang Buku Petunjuk Teknis Penetapan
Rumah Sakit TNI Sebagai Rumah Sakit Sandaran Operasi TNI.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan satu permasalahan


yakni Bagaimana Negara dalam Memberi Pelayanan Kesehatan TNI Angkatan
Laut dari Decompression Sickness?

Pembahasan

Penyakit Dekompresi adalah gangguan yang biasanya dialami oleh


penyelam, dengan gejala berupa pusing, tubuh terasa lemas, hingga sesak napas.
Kondisi ini muncul ketika tubuh merasakan perubahan tekanan air atau udara
yang terlalu cepat, sehingga nitrogen dalam darah membentuk gelembung yang
menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ. Penyakit dekompresi merupakan
dampak perubahan tekanan, baik air atau udara, yang terjadi terlalu
cepat. Misalnya ketika menyelam, penyakit dekompresi akan muncul jika proses
kembali menuju ke permukaan tidak dilakukan secara bertahap, atau tanpa
menerapkan safety stop (berhenti beberapa menit di kedalaman tertentu) sesuai
aturan dasar keselamatan menyelam.

Pada dasarnya, tubuh perlu waktu untuk beradaptasi dengan perubahan


tekanan yang ada. Jika perubahan tekanan terjadi terlalu cepat, nitrogen yang
terkandung dalam darah akan membentuk gelembung-gelembung yang bisa
menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ. Lalu, pembuluh darah atau
jaringan organ yang tersumbat dapat menimbulkan rasa sakit dan gejala lain.
Penanganan darurat di tempat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membaringkan pasien dalam posisi telentang. Lalu, keringkan tubuh pasien dan
hangatkan dengan selimut apabila terjadi penurunan suhu tubuh.
Jika memungkinkan, berikan pasien oksigen aliran tinggi melalui masker.5

Terapi oksigen hiperbarik adalah metode yang digunakan untuk


menangani penyakit dekompresi. Terapi ini menggunakan alat berupa tabung atau
5
Tjin Willy, Penyakit Dekompresi, diakses di https://www.alodokter.com/penyakit-dekompresi
pada 25 September 2021
kamar khusus yang berfungsi mensimulasi tekanan. Tekanan yang ada pada
tabung mencegah nitrogen membentuk gelembung dalam darah, dan mengubah
kembali gelembung tersebut menjadi gas yang larut dalam darah. Namun,
pertimbangan untuk melakukan terapi oksigen hiperbarik tergantung dari
keparahan gejala.6

Tindakan-tindakan tersebut dilakukan sesuai dengan Pengaturan Panglima


Tentara Nasional Indonesia Nomor 41 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Tertentu di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, salah
satu pemeliharaan dan pemeriksaan pelayanan kesehatan yang diberikan yakni
Chamber Hiperbarik (Rikkes Matra).

Terapi hiperbarik adalah terapi yang menggunakan tekanan yang tinggi,


terapi menggunakan 100% oksigen pada tekanan tinggi dari tekanan atmosfer,
pasien akan menghirup 100% oksigen secara bertahap bersamaan dengan
peningkatan tekanan kamar terapi menjadi lebih dari 1 atmosfer absolut (ATA).
Oksigen hiper barik ini dikenal untuk menunjang penyembuhan luka Awalnya,
terapi ini hanya ditujukan kepada para penyelam terutama angkatan laut yang
menderita decompression sickness. Seiring dengan berjalannya waktu,
penggunaan HBOT pun semakin meluas seperti untuk mengobati luka bakar, luka
pasca operasi, vertigo, stroke, dan lain-lain. Namun tindakan pelayanan hiberbarik
tidak serta merta dapat langsung dilaksanakan, pelayanan pedik hiperbarik perlu
memenuhi standar pelayanan hiper barik, sebagaimana UU No. 23 Tahun 1992;
UU No. 29 Tahun 2004; KEPMENKES No. 1215 Tahun 2001; PERMENKES
No. 1575 Tahun 2005; PERMENKES No. 1295 Tahun 2007; PERMENKES No.
512 Tahun 2007; KEPMENKES No. 1109 Tahun 2007 dalam Keputusan Menteri
ini ditetapkan :

1. Standar pelayanan Medik Hiperbarik sebagaimana tersebut.

6
Adityo Wibowo, Oksigen Hiperbarik : Terapi Percepatan Penyembuhan Luka, Juke Unila, Vol 5,
No. 9 Maret 2015.
2. Standar Pelayanan Medik Hiperbarik sebagaimana dimaksud agar
digunakan sebagai acuan bagi Tenaga Kesehatan dan sarana pelayanan
kesehatan dalam memberikan pelayanan medik Hiperbarik.

3. Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
Keputusan ini dengan mengikut sertakan organisasi profesi terkait sesuai
tugas dan fungsi masing-masing.

hal ini diatur guna menghindari terjadinya kesalahan pada terapi hiperbarik yang
dapat mengakibatkan kerusakan fatal terhadap kesehatan pasien.

Berdasarkan hal tersebut, pelayanan kesehatan merupakan pelayanan


khusus yang dapat diberikan kepada TNI Angkatan Laut, tegana kesehatan yang
dapat memberikan pelayanan tersebut juga tidak dapat sembarangan, tidak hanya
tenaga saja tetapi juga diruangan khusus yang mana tidak semua Rumah Sakit
memiliki. Pada saat ini Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan terapi hiperbarik yakni di Rumah Sakit Rumah Sakit Angkatan Laut,
akan tetapi Rumah Sakit Angkatan laut masih belum semuanya memiliki alat
terapi hiperbarik.

Kesimpulan

Negara dalam melindungi kesehatan dari TNI Angkata Laut dari penyakit
dekompresi diakomodir dalam Pengaturan Panglima Tentara Nasional Indonesia
Nomor 41 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tertentu di
Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, salah satu pemeliharaan dan
pemeriksaan pelayanan kesehatan yang diberikan yakni Chamber Hiperbarik
(Rikkes Matra), begitu juga standar pelayanan medik hiperbarik guna menjaga
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada TNI Angkatan Laut yang diatur
dalam UU No. 23 Tahun 1992; UU No. 29 Tahun 2004; KEPMENKES No. 1215
Tahun 2001; PERMENKES No. 1575 Tahun 2005; PERMENKES No. 1295
Tahun 2007; PERMENKES No. 512 Tahun 2007; KEPMENKES No. 1109
Tahun 2007.

Saran

Seyogyanya pemerintah perlu penyamarataan Alat Terapi Hiper Barik di


setiap Rumah Sakit Angkatan laut yang ada di Indonesia, mengingat jumlah
Angkatan Laut Indonesia tidak lah sedikit, sehingga dapat mengakomodir jumlah
Angkatan Laut.

Daftar Pustaka

Ginting, Grenaldo, Tesis Judul Hak Pasien Untuk Memperoleh Pelayanan


Kesehatan Di Rumah Sakit Ditinjau Dari Hak Asasi Manusa, Manado,
Tahun 2014.

Keputusan Panglima TNI Nomor Kep 361/V/2013 tentang Buku Petunjuk Teknis
Penetapan Rumah Sakit TNI Sebagai Rumah Sakit Sandaran Operasi TNI.

Muliadi, Ahmad, Politik Hukum Akademia Permata , Padang, Indonesia Tahun


2013

Triwibowo, Cecep, Etika dan Hukum Kesehatan, Nuha Medika Yogyakarta


Tahun 2014.

Wibowo, Adityo, Oksigen Hiperbarik : Terapi Percepatan Penyembuhan Luka,


Juke Unila, Vol 5, No. 9 Maret 2015.

Willy, Tjin, Penyakit Dekompresi, diakses di


https://www.alodokter.com/penyakit-dekompresi

Anda mungkin juga menyukai