Pengaruh industri terhadap keluarga mungkin bisa bersifat langsung. Dalam bentuknya yang langsung, lingkungan dan sikap kerja dari suau jenis pekerjaan tertentu akan mempengaruh lingkungan dan skap hidup dari suatu keluarga. Bila pengaruhnya bersifat tidak langsung, asosiasi antar pekerjaan dan keluarga dilakukan melalui media socialclass membership (keanggotaan dalam kelas sosial), hal itu berarti bahwa seseorang akan mendapat suatu pekerjaan sekaligus juga akan mendapat suatu tingkat kelas sosial tertentu (prestise) yang sering ditunjukan oleh pola-pola sikap dan tingkah laku tertentu. A. Peranan Suami-Istri Umumnya, lingkungan keluarga dan lingkungan kerja akan berkembang menuju kearah yang berbeda. Pada kelompok golongan atas biasanya hanya sedikit mempunyai hubungn dengan peranannya dalam keluarga. Pekerjaannya cenderung menyita waktu dan tenaga sehingga kurang mencurahkan perhatianya terhadap keluarga. Dalam kelompok menengah, keadaan keuangan tergantung pada suami yang bekerja bahakn biasanya istri akan membantu. Di kelompok masyarakat yang lain menyatakan bahwa seorang istri bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk membel keperluan rumah tangga yang lebih baik bahkan yang bersifat mewah. Hal ini tidak bedah jauh dengan kelompok menengah. Menurut Blood dan Wolfe(1969) yaitu dalam hubungan antara istri dan pekerjaan suami dinyatakan bahwa istri selalu bersifat collaborative (kerjasama), suportive (mendukung), peripheral (mendorong). Contohnya para istri petani lebih mendukung pekerjaan suami mereka dibandingkan istri-istri orang kota. Pengaruh lainya dari fakto-faktor pekerjaan terhadap peranan suami istri ialah keakraban antara suami-istri. Suami harus dapat mencari jalan untuk menyesuaikan tuntutan pekerjaan dengan tuntutan keluarganya. Orientasi terhadap Pusat Perhatian Peranan Bentuk Interaksi dalam pekerjaan keluarga Tinggi Pekerjaan Terpisah Dominasi Suami Sedang Pekerjaan + Rumah Konflik Peranan Tidak Sejalan Rendah Rumah Kerjasama Persamaan
Tabel 1. Pengaruh Pekerjaan terhadap hubungan suami-istri (Edgell (1970))
B. Hubungan antar keluarga
Berbagai pola hubungan antar keluarga selalu dipegaruhi oleh pekerjaan yang dimiliki oleh keluarg-keluarga tersebut, baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Both (1977) menyatakan bahwa jabatan suaminya ditempat kerja akan memberikan suatu status kepada keluarganya secara keseluruhan. Menurut Millward (1968) mepelajari interaksi hubungan antar keluarga dengan tingah laku dalam pekerjaan, yaitu suatu hubungan yang berbeda antar seorang wanita muda kelas buruh dengan keluarganya dan membedakan hubungan berdasarkan 2 kriteria yaitu on board dan giving in. C. Sosialisasi Pengalaman dan posisi seorang ayah di dalam pekerjaan akan ditransmisikan kepada anaknya bak secara langsung melalui pekerjaan ataupun tidak langsung melalu posisi sosialnya didalam masyarakat. Posisi sosial sang ayah dalam lingkungan sosial masyarakat menimblakan pengaruh besar terhadap proses sosialisasi seorang anak (Schneider, 1969). Pada orang tua disetiap tingkatan sosial terdapat suatu kecendrungan dimana posisi sosial membentuk suatu pla peran tertentu bagi anaknya.
2. Pengaruh Keluarga Terhadap Industri
Dapat dicontohkan oleh perbedaan pola dan sistem kekeluargaan diantara Jepang dan Cina sehingga menimbulkan perbedaan dalam kecepatan proses industrialisasi. Rform dan Miller (1960) disebutkan sebagai suatu hubungan industri-masyarakat yang bersifat family mediated, yaitu cenderung bersifat kekeluargaan dalam mengatur peranan dan norma-norma bagi karyawannya dan kehidupan keluarga pegawai juga diperhatikan oleh majikan karena jika keluarga pegawai sejahtera maka akan membuat seorang bekerja dengan maksimal. Menurut Abegglen (1960) hubungan antar majikan dan pegawai bersifat paternalistik, dimana nilai-nili kekeluargaan dianggap cukup penting, bahkan sering juga terjadi hubungan akrab antara keluarga pemilik perusahaan dengan para pegawainya. A. Berbagai Tipe Hubungan antara Keluarga dan Pekerjaan Tiga pola hubungan antara pekerjaan dengan lingkungan keluarga, yaitu eksistensi, netralitas dan oposisi.
Extention (Positive) Neutrality (Minimal) Opposition (Negative)
Tipe pekerjaan Bertani, Pedagang Teknisi, pekerjaan non Pertambangan, nelayan, kecil, pekerjaan manual yang rutin beberapa pekerjaan profesional tertentu impersonal Karakteristik pekerjaan Di rumah dan di lokasi Kurang dipaham oleh Sangat berpengaruh pekerjaan bersama- keluarga terhadap fisikmaupun sama (sebagian) mental si pekerja Peranan keluarga dalam Meneruskan pekerjaan Memilih pekerjaan lain Mengembalikan hubungannya dengan kondisi fisik dan mental pekerjaan suami suami Peranan istri dalam Kolaboratif Mendukung Peripheral hubungan pekerjaan suami Tabel 2. Tipe Hubungan Antara Lingkungan Kerja dan Lingkungan Keluarga
3. Ibu Rumah Tangga yang Bekerja
Beberapa faktor yang mendorong peningkatan jumlah pekerja wanita yang sudah enikah mungkin adalah kesempatan, kapasitas dan motivasi. Berkaitan dengan kesempatan terdapat 5 sub faktor yaitu: a. Kekurangan tenaga kerja b. Perubahan didalam stuktur pekerjaan c. Berubahnya pandangan masyarakat terhadap wanita yangn bekerja d. Hilangnya diskriminasi e. Perubahan dalam industri Berkaitan dengan faktor kapasitas yaitu, kehadiran peralatan rumah tangga yang serba elektronik telah mengurangi peranan pembantu rumahtangga yang pada gilirannya meningkatkan jumlah atau kapasitas tenaga kerja wanita untuk keperluan industr. Motivasi seorang wanita untuk bekerja yaitu, untuk mencari pendapatan tambahan, untuk mengatasi kebosanan dan kesepian, karena menyenangi pekerjaan tersebut dan untuk mengejar status. Apabila seorang wanita bekerja maka ia akan kurang tegantung pada suaminya dan persamaan posisi istri dan suami dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Forgety,dkk(1971) melakukan penelitian terhadap kaum wanita berkenaan dengan kesempatan dalam profesionalisme dan tingkat pekerjaan umumnya serta hubungan anatar pola keluarga dan karir. Mereka menggunakan konsep penonjolan diri, komitmen dan interaksi. Konsep komitmen terbagi atas: non commitmen, secondary commitment, dan full commitment. A. Problema Karir Ganda dalam Keluarga Dalam keluarga konvensional, suami bertugas mencari nafkah dan istri yang mengurus rumahtangga. Nmun sekarang beralih ke dualisme karir. Dualisme karir terjadi bila suami maupun istri sama-sama bekerja dan mengurus rumhtangga (Rapoport, 1976). Namun didalam hubungan ini terdapat permasalahan sebagai berikut: a. Over-load (beban berlebih-lebihan) b. Tidak adanya sanksi lingkungan c. Identitas pribadi dan harga diri d. Dilema hubungan sosial e. Konflik peranan ganda