Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH WORK-FAMILY CONFLICT TERHADAP STRES KERJA

(STUDI KASUS PADA IBU YANG BEKERJA


SEBAGAI GURU DI KOTA TERNATE)

Rahmat Sabuhari
Marwan Man Soleman
Zulkifly

(Fakultas Ekonomi Universitas Khairun)


E-mail: rahmatsabuhari@gmail.com

ABSTRAK. Masalah pokok penelitian adalah bagaimanakah pengaruh work-family conflict


terhadap stres kerja pada ibu yang bekerja sebagai guru di Kota Ternate, dengan tujuan jangka
panjang dapat merekomendasikan kepada kepala sekolah di Kota Ternate dalam hal
penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan guru. Metode analisis yang digunakan adalah
metode regresi linier berganda. Analisis data diketahui bahwa kedua variable yang diteliti yaitu
WIF dan FIW secara bersama-sama memengaruhi stress kerja guru searah positif, dan memiliki
proporsi naik turunnya stress kerja sebesar R2 = 24.9%. Akhirnya guru diharapkan dapat bekerja
secara professional guna meningkatkan kecerdasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kata Kunci: Work-Family Conflict, Stress-Kerja.

ABSTRACT. The main problem of this research is how the influence of work-family conflict
towards job stress in women who worked as a teacher in the Ternate city,with along time goal
can be recommend to the school principal in the Ternate city in the preparation of policies
relating with teacher.The analysis method is used double linear regression method. Data
analysis known that the second variables studied were WIF and FIW in together affect job
stress in the positive direction positive, and they have a proportion go up and down ob stress
of R2 = 24.9%. Finally, teachers are expected to work in professional manner in order to
improve the intelligence in lifeness of the nation.

Key words: Work-Family Conflict, Job Stress.

PENDAHULUAN (Durbin, 1997). Dalam berbagai literatur,


work-family conflict biasanya dispesifikasi-
Keterlibatan ibu bekerja dalam peran
kan sebagai sebuah bentuk hubungan konflik
pekerjaan dan keluarga berpotensi
peran di mana ranah pekerjaan dan keluarga
memunculkan work-family conflict
memberi tekanan secara bersama yang
(Apperson et.al 2002: 9). Work-family
bertentangan dalam beberapa respek
conflict di mana mempertimbangkan peran
(Greenhaus & Beutell, 1985). Work-family
individu yang terjadi ketika mempunyai
conflict dapat didefinisikan sebagai tipe
peran sebagai bapak atau ibu yang bekerja
konflik antar peran di mana seseorang tidak

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 113


mampu untuk memenuhi tanggung jawab menuntutnya untuk mampu melayani suami,
yang disebabkan oleh tuntutan keluarga, merawat anak, mengelola tugas-tugas rumah
alokasi waktu, dan stres/ketegangan yang tangga serta bertanggung jawab terhadap
diciptakan oleh pekerjaaan. "Family-work semua kebutuhan anggota keluarganya.
conflict dapat didefinisikan sebagai "Tipe Kondisi yang menunjukkan berbagai
konflik antar peran dimana seseorang tidak work-family conflict ibu yang bekerja
mampu untuk memenuhi tanggung jawab sebagai guru di atas, apabila tidak dikelolah
yang disebabkan oleh tuntutan-tuntutan dengan baik akan berdampak negatif bagi
umum, alokasi waktu dan stres/ketegangan individu, keluarga, organisasi dan
yang diciptakan oleh domain keluarga" lingkungannya. Jika work-family conflict ini
(Netemeyer, et. al., 1996). tidak dikelola dengan baik, maka dapat
Hasil penelitian yang mengkon- mengarah kepada stres dalam bekerja karena
sentrasikan pada perbedaan gender memaksa seseorang untuk memerankan
membuktikan bahwa tingkat konflik perilaku yang bertentangan dengan
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki wewenang yang berbeda, seperti
(Lo, 2003: 380). Perempuan mengalami menghabiskan waktu yang panjang dengan
work-family conflict karena pekerjaan laki- keluarga dan bekerja dalam waktu yang
laki dalam keluarga lebih fleksibel lama (Failasuffudien, 2003). Fenomena
sedangkan pekerjaan perempuan lebih work-family conflict ini, menarik untuk
bersifat rutinitas contohnya tanggung jawab diteliti mengingat banyaknya dampak
terhadap anak terutama usia anak di bawah negatif yang ditimbulkan, baik pada ibu
12 tahun. Keberadaan anak akan yang bekerja itu sendiri, keluarganya,
menimbulkan konflik pekerjaan-keluarga maupun organisasi tempat ia bekerja.
(Kinnunen, dkk., 2006). Dampak negatif itu bias terjadi stres saat
Ibu yang bekerja sebagai guru dituntut menjalankan tugas sebagai guru, maupun
perannya untuk mampu bekerja secara menjalankan tugas dalam mengurus rumah
profesional dalam menjalankan tugas tangga.
utamanya sebagai pendidik, pengajar, Berdasarkan uraian latar belakang
membimbing, mengarahkan, melatih, yang telah dikemukakan, maka rumusan
menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. masalah dalam penelitian ini yaitu:
Di sisi lain peran ibu di dalam keluarga “Bagaimana pengaruh work-family conflict
sebagai istri dan ibu rumah tangga terhadap stres pada ibu yang bekerja sebagai

114 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


guru di Kota Ternate. Maka tujuan yang banyak, konflik antar individu karyawan dan
ingin dicapai dari penelitian ini ialah untuk tidak adanya dukungan dari supervisor atau
mengetahui pengaruh work-family conflict perusahaan. Tekanan dalam lingkungan
terhadap stres kerja pada ibu yang bekerja keluarga yang dapat menghasilkan konflik
sebagai guru di Kota Ternate. pekerjaan-keluarga, antara lain kehadiran
anak yang paling kecil, tanggung jawab
MATERI DAN METODE utama terhadap anak, tanggung jawab
Konflik Pekerjaan-Keluarga sebagai anak yang tertua, konflik antar
Teori yang melandasi timbulnya anggota keluarga dan tidak adanya
konflik ini adalah teori peran (role theory). dukungan dari anggota keluarga.
Peran (role) adalah “parts that people play Dalam pembahasan mengenai work-
in their interactions with others.” Konflik family conflict di atas, McShane dan Von
peran (role conflict) terjadi ketika “A person Glinow (2005) menyebutkan dimensi-
occupies several position that are dimensinya yang terdiri atas: 1) time based
incompatible or when a single position has conflict, 2) strain based conflict dan 3) role
mutually incompatible behavioral behavior conflict. Lebih lanjut dikatakan
expectation” (Siegel dan Marconi, 1989 bahwa time based conflict menyangkut
dalam Lathifah, 2009: 5). Senada dengan hal bagaimana menyeimbangkan waktu untuk
itu Kahn et.al, (1964) dalam Lathifah (2009: kerja dan waktu untuk keluarga atau waktu
5) mendefinisikan peran sebagai untuk aktivitas lain yang tidak berkaitan
sekumpulan aktivitas yang dianggap sebagai dengan kerja; strain based conflict
tingkah laku potensial. menyangkut hal-hal atau peristiwa yang
Lebih lanjut, Lathifah (2009) menyebabkan ketegangan seperti masalah
mengutip Greenhaus dan Beutell (1985) keuangan, masalah rumah tangga dan
mengungkapkan bahwa konflik antara masalah ditinggalkan oleh orang yang
pekerjaan-keluarga terjadi ketika seseorang dicintai; sedangkan role behavior conflict
harus melaksanakan multi peran, yaitu terjadi ketika seseorang diharapkan
sebagai karyawan, pasangan (suami/istri) melakukan hal berbeda di tempat kerja dan
dan orang tua. Tekanan dalam lingkungan di luar tempat kerja.
kerja yang dapat menimbulkan konflik
pekerjaan-keluarga, antara lain tidak
teraturnya atau tidak fleksibelnya jam kerja,
overload pekerjaan, perjalanan dinas yang

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 115


Dimensi Konflik Pekerjaan-Keluarga ketidakpastian yang dapat mempengaruhi
Netemeyer et, al, (1996) dalam emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang
Arianto (2012) membagi dimensi pekerjaan (Hariandja, 2006: 83). Menurut McShane
dan keluarga menjadi dua yaitu: dan Von Glinow (2005: 198), stres adalah
1. Work Interfering with The Family (WIF) respon adaptif terhadap situasi yang
WIF merupakan konflik yang muncul dirasakan sebagai tantangan atau ancaman
ketika peran pekerjaaan mengganggu terhadap kesehatan seseorang. Respons
peran seseorang dalam keluarga. Contoh adaptif seseorang dapat dilihat dari
WIF adalah ketika seorang perempuan reaksi psikologis (emosinya) dan reaksi
karir yang juga seorang ibu, merasa fisik (physiological).
pekerjaannya sebagai seorang pegawai Stres kerja adalah suatu respon adaptif,
menghalanginya untuk dapat dihubungkan oleh karakteristik dan atau
menghabiskan waktu dengan anak- proses psikologi individu yang merupakan
anaknya seperti membantu membimbing suatu konsekuensi dari setiap tindakan
anaknya saat mengerjakan pekerjaan eksternal, situasi atau peristiwa yang
rumah menempatkan tuntutan psikologis dan atau
2. Family Interfering with The Work (FIW) fisik khusus pada seseorang. Ivancevich dan
FIW merupakan konflik yang muncul Matteson, (1980) dalam Azazah (2009: 39).
ketika peran seseorang dalam keluarga Stres biasanya dianggap sebagai istilah
mengganggu peran pekerjaan. Contoh negatif, stres dianggap terjadi karena
FIW adalah ketika seorang perempuan disebabkan oleh suatu yang buruk namun
karir yang merasa pekerjaannya tidak selalu berarti demikian karena stres
terganggu karena harus mengantar yang dimaksud adalah stres kerja yang
anaknya pergi sekolah. artinya suatu bentuk interaksi individu
terhadap lingkungannya.
Pengertian Stres dan Stres Kerja Menurut Ivancevich dan Matteson
Stres adalah ketegangan atau tekanan (1980) dalam Azazah (2009: 41), penyebab
emosional yang dialami seseorang yang stres yang diakibatkan oleh peran seseorang
sedang menghadapi tuntutan yang sangat dalam menjalani suatu profesi tertentu.
besar atau kesempatan melakukan sebuah Peran yang dimaksud adalah sebagai
kegiatan penting, yang dalam pemenu- perawat di tempat kerja seperti: kelebihan
hannya terdapat hambatan-hambatan dan beban kerja, tanggung jawab atas orang lain,

116 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


perkembangan karier, kurangnya kohesi Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
kelompok, dukungan kelompok yang tidak Peran ganda yang dijalankan oleh ibu
memadai, struktur dan iklim organisasi, yang bekerja dan mengurus rumah tangga
wilayah dalam organisasi, karakteristik dapat menimbulkan konlik pekerjaan-
tugas, dan pengaruh kepemimpinan. Stres keluarga maupun konlik keluarga-pekerjaan
yang dirasakan menggambarkan persepsi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
keseluruhan seseorang individu mengenai stres pada ibu yang menjalankannya.
bagaimana berbagai stressor mempengaruhi Berdasarkan telaah teoritik, maka
kehidupannya. Para ahli menyatakan bahwa untuk mengetahui pengaruh work-family
stres memiliki konsekuensi atau hasil conflict terhadap stres pada ibu yang bekerja
psikologis yang berkaitan dengan sikap, sebagai guru di Kota Ternate dapat
keperilakuan, kognitif dan kesehatan fisik. digambarkan kerangka penelitian sebagai
berikut:

Work Interfering
Family conflict
H1
(WIF) Stres kerja
H3
Family conflict
Interfering Work H2
(FIW)
Gambar 1. Kerangka Penelitian

H1. Diduga work interfering family conflict kerja pada ibu yang bekerja sebagai
yaitu pekerjaan mengintervensi guru di Kota Ternate.
keluarga (WIF) secara parsial H3. Diduga bahwa work-family conflict
berpengaruh terhadap stres kerja pada yang terdiri dari WIF dan FIW secara
ibu yang bekerja sebagai guru di Kota simultan berpengaruh terhadap stres
Ternate. kerja pada ibu yang bekerja sebagai
H2. Diduga family conflict interfering work guru di kota Ternate.
yaitu keluarga mengintervensi
pekerjaan (FIW) secara parsial
berpengaruh terhadap terhadap stres

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 117


Populasi, Sampel, dan Pengumpulan yaitu pemilihan sampel yang didasarkan
Data Penelitian
pada pertimbangan atau kriteria-kriteria
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
Unit analisis adalah satuan tertentu
Alasan peneliti menetapkan syarat
yang diperhitungkan sebagai subjek
tersebut di atas, yaitu: Pertama, guru PNS
penelitian (Arikunto, 1998: 121).
terikat dengan peraturan perundang-
Berdasarkan pengertian tersebut maka
undangan tentang Aparatur Sipil Negara
dalam penelitian ini unit analisisnya adalah
(ASN). Kedua, tuntutan peran sebagai ibu
ibu yang bekerja sebagai guru di kota
dan istri pada dua tempat yang berbeda.
Ternate yang memiliki anak asuh di bawah
Kedua alasan tersebut, diharapkan mampu
12 tahun yang dijadikan sebagai populasi
memberikan respons yang sesuai dengan
target dalam penelitian ini. Hal ini untuk
tingkat work-familly conflict dan stres kerja
meyakinkan kondisi work-family conflict
yang dialaminya.
dan stres kerja yang pernah mereka alami.
Sesuai dengan pendapat Hair et al.,
Metode penarikan sampel dalam penelitian
(1998) bahwa untuk menentukan jumlah
ini, yaitu sampel dipilih berdasarkan syarat-
sampel dapat dilakukan berdasarkan jumlah
syarat tertentu yang ditentukan oleh
parameter/indikator dalam kuisioner.
peneliti. Dengan demikian, maka sampel
Penetapannya adalah bahwa jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah guru SMA yang
minimal yang dibutuhkan dapat ditentukan
menenuhi syarat sebagai berikut :
dengan mengalikan jumlah parameter/
1. Guru sekolah menengah atas (SMA)
indikator terhadap variabel pada kuisioner
dan sekolah menengah kejuruan (SMK)
dengan 5 sampai 10, atau jumlah sampel
yang berstatus PNS.
yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri
2. Guru sekolah menengah atas (SMA) dan
dari 3 variabel dan 10 parameter/indikator,
sekolah menengah kejuruan (SMK) yang
maka jumlah sampel dalam penelitian ini
memiliki suami dan anak yang usianya
adalah 3 dikalikan jumlah
dibawah 12 tahun
parameter/indikator yang diestimasi 10
Oleh karena sampel yang diambil dari
maka sampel ditetapkan sebanyak 30 orang.
populasi adalah yang memiliki persyaratan
Data yang dibutuhkan baik dari jenis
yang telah disebutkan di atas yang tidak
data primer maupun jenis data sekunder.
diketahui jumlahnya secara pasti, maka
Teknik pengumpulan data sebagaimana
penarikan sampel dalam peneltian ini
dikemukakan oleh Nazir (1989) yang
menggunakan metode purposive sampling,

118 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


digunakan dalam penelitian ini adalah kategori setuju dan 5 untuk kategori sangat
sebagai berikut: setuju.
1. Observasi (pengamatan) yaitu cara Variabel stres kerja diukur dengan
pengambilan data dengan melihat secara menggunakan item-item pertanyaan yang
langsung tanpa ada pertolongan alat ada pada indikator yang dikembangkan oleh
standar lain untuk keperluan tersebut. Netemeyer, et. al. (1996) yang telah
2. Wawancara (interview) yaitu dilakukan dimodifikasi dalam bentuk Skala Likert,
terhadap responden dan semua pihak yang untuk mengukur tanggapan yang
terkait dengan masalah yang diteliti agar disampaikan oleh responden.
dapat mengungkapkan fakta yang terjadi
di lapangan. Metode Pengujian Instrumen
Data yang dibutuhkan berupa Uji Validitas dan Reliabilitas
jawaban responden pada kuisioner (angket) Uji validitas dilakukan terhadap
yaitu sebuah set pertanyaan yang secara item-item yang telah disusun berdasarkan
logis berhubungan dengan masalah konsep operasionalisasi variabel beserta
penelitian dan tiap pertanyaan merupakan indikator-indikatornya. Suatu item
jawaban-jawaban yang mempunyai makna dianggap sahih jika item tersebut mampu
dalam menguji hipotesis. mengungkapkan apa yang diungkapkan
atau yang ingin diukur. Arikunto dalam
Variabel dan Pengukuran Ridwan (2005: 109) menjelaskan bahwa
Variabel work-family conflict diukur validitas adalah suatu ukuran yang
dengan item pertanyaan yang menunjukkan tingkat keandalan atau
dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan kesahihan suatu alat ukur. Item
mempertimbangkan teori yang dijadikan pertanyaan (indikator) secara empiris
acuan dalam mendefinisikan variable, dan dikatakan valid jika masing-masing skor
dengan menggunakan Skala Likert untuk total variabel memiliki nilai (r) > 0.25
pengukurannya yaitu tanggapan responden (Marguerite, et. al, 2006).
atas item-item pertanyaan/ pernyataan yang Hasil uji validitas variabel X1
diajukan, yakni 1 untuk kategori sangat diketahui bahwa item-item pertanyaan /
tidak setuju, 2 untuk kategori tidak setuju, 3 pernyataan yang diajukan memiliki nilai
untuk kategori kurang setuju, 4 untuk validitas lebih dari 0.25 dan dinyatakan
valid. Untuk variabel X2 terdapat item

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 119


pertanyaan pada nomor 3 memiliki nilai 1. Uji Reliabilitas
korelasi 0.113 dan dinyatakan tidak valid Analisis untuk menguji reliabilitas
maka tidak diikutkan dalam analisis instrumen dalam penelitian ini digunakan
lanjutan. Variabel stres kerja (Y) ditemukan alpha cronbach dengan rumus sebagai
item pertanyaan nomor 19 memiliki nilai berikut:
korelasi -0.055 dinyatakan tidak valid.

α = Koefisien reliabilitas alpha cronbach


K =jumlah item pertanyaan yang diuji

ΣS 2i = jumlah varian skor item


SX2= Varians skor-skor tes (seluruh item K)

Jika alpha > 0.7 artinya reliabilitas Metode Analisis Data


mencukupi, jika alpha > 0.8 artinya seluruh Metode analisis yang digunakan
item reliable dan seluruh tes secara dalam penelitian ini adalah analisis
konsisten memiliki reliabel yang kuat linear berganda dengan formulasi sebagai
(Sabastian: 2004). Berdasarkan hasil berikut:
pengujian instrument yang dinyatakan valid Y = α + β1X1 +β2X2+e
maka diperoleh nilai reliabilitas variabel Di mana:
Work Intervering Family Conflict (X1) Y = Stres Kerja
Alpha-Cronbach = 0.709, variabel Family X1 = Work Intervering Familiy
Conflict Intervering Work (X2) Alpha- Conflict (WIF)
Cronbach = 0.761 dan variabel stres kerja X2 = Familiy Conflict
(Y) Alpha-Cronbach = 0.894, artinya Intervering Work (FIW)
bahwa X1 dan X2 dan Y memiliki makna β1, β2, = Koefisien variabel
reliabilitas tinggi. α = Konstanta
e = Error

120 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Uji Kesesuaian Model karakteristik responden menunjukkan
Sebelum dilakukan pengujian bahwa komposisi lama kerja 1 sampai
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji dengan 5 tahun sebanyak 3 orang (10%),
kesesuaian model (goodness if fit) yang merupakan jumlah yang rendah dari
mendasari penggunaan analisis regresi responden yang diteliti. Selanjutnya yang
berganda. Dengan demikian, dalam terbanyak ialah yang bekerja antara 10
penelitian ini jika nilai Adjusted R-square sampai 15 tahun yakni 12 orang (40%).
relative tinggi dari nilai F-hitung secara Komposisi umur responden yang berusia 25
statistik signifikan pada level 5% (α = 0.05) sampai 35 tahun sebanyak 10 orang
atau disebut F sig, maka model regresi (33.3%), berusia 36 sampai 45 tahun
dinyatakan memenuhi goodness of fit. Nilai sebanyak 14 orang (46.6%), dan berusia di
Adjusted R Square diperoleh 0.193, nilai atas 45 tahun sebanyak 6 orang (20%).
sig F = 0.021. Hasil pengujian model Komposisi responden dilihat dari tingkat
tersebut dapat disimpulkan bahwa model pendidikan ternyata bahwa tidak terdapat
yang diusulkan memenuhi goodness off fit guru yang bependidikan diploma,
pada level signifikansi kurang dari 5% berpendidikan sarjana sebanyak 25 orang
(0.021) yakni Adjusted R Square lebih dari (83.3%), dan pascasarjana (S2) sebanyak 5
sig F = 0.021, dan variabel-variabel yang orang (16.7%). Dilihat dari komposisi
dimasukkan ke dalam model regresi tingkat pendidikan maka guru yang yang
mempunyai kemampuan menjelaskan stres dijadikan responden adalah layak
kerja sebesar 19.3% dan sisanya sebesar melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
80.7% dijelaskan oleh variabel lain yang yang disyaratkan dalam peraturan
tidak dimasukkan ke dalam model regresi. perundang-undangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data


Karakteristik Responden Hasil analisis untuk mengetahui
Jumlah responden pada penelitian ini pengaruh work-family conlict terhadap stres
sebanyak 30 orang guru, karakteristik kerja pada ibu yang bekerja sebagai guru di
responden yang dimaksud ialah untuk Kota Ternate, dengan menggunakan
menggambarkan bagaimana keadaan metode regresi liner berganda diperoleh
responden yang diambil meliputi; lama angka-angka sebagaimana persamaan
bekerja; usia; dan tingkat pendidikan; sebagai berikut:

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 121


Y = 28.763 + 0.825X1 + 0.814X2 positif terhadap stres kerja, namun berbeda
Hasil analisa regresi menunjukkan pada tingkat signifikansinya.
bahwa jika WIF meningkat sebesar satu Dengan demikian dapat disimpulkan
satuan akan meningkatkan stres kerja bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa WIF
sebesar 0.825, selanjutnya jika FIW berpengaruh terhadap stres kerja guru dapat
meningkat sebesar satuan maka akan diterima dengan koefisien regresi tidak
meningkatkan stres kerja sebesar 0.814 atau signifikan. Hasil temuan penelitian ini
sebaliknya akan megalami penurunan mencerminkan bahwa pekerjaan sebagai guru
karena permasaan ini memiliki hubungan menginterfensi konflik keluarga memengaruhi
tanda positif (+). stres kerja tidak signifikan artinya bahwa guru
Hasil analisis regresi juga diperoleh dapat bekerja dengan baik. Seorang wanita
nilai R Squared (R2) sebesar 0.249 yang yang memiliki status sebagai guru profesional
berarti 24.9% variabel work-family conflict akan menjaga keseimbangan melaksanakan
mempengaruhi variabel stres kerja, tugas pekerjaan mengurus anak dan rumah
sedangkan pengaruh variabel lain yang tangga sehari-hari dengan pekerjaan sebagai
tidak dianalisis dalam penelitian ini sebesar guru di sekolah.
75.1% atau 100 – 24.9%.
Pengaruh Family Conflict Interfering
Work (FIW) terhadap Stres Kerja Guru
Pengaruh Work Interfering Family
Conflict (WIF) terhadap Stres Kerja
Hasil analsis diperoleh nilai t hitung
Guru
untuk FIW adalah 1.322 dan t tabel sebesar
Hasil perhitungan dengan SPSS,
2.052, yang berarti bahwa nilai t hitung
diperoleh nilai t hitung untuk WIF adalah
lebih kecil dari nilai t tabel, atau dengan
1.537 dan t tabel sebesar 2.052, yang berarti
menggunakan level of significance (taraf
bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t
signifikansi) sebesar 5% yaitu 0.322 > 0.05
tabel, atau dengan menggunakan level of
menandakan bahwa WIF berpengaruh
significance (taraf signifikansi) sebesar 5%
positif tidak signifikan terhadap stres kerja
yaitu 0.136 > 0.05 menandakan bahwa WIF
guru. Hasil temuan ini memdukung temuan
berpengaruh positif tidak signifikan
penelitian sebelumnya bahwa work-family
terhadap stres kerja guru. Hasil temuan ini
conflict berpengaruh positif terhadap stres
memdukung temuan penelitian sebelumnya
kerja, namun berbeda pada tingkat
bahwa work-family conflict berpengaruh
signifikansinya.

122 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Dengan demikian dapat disimpulkan yang akhirnya mempengaruhi kinerja peran
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa yang lain, kesulitan perubahan perilaku dari
FIW berpengaruh terhadap stres kerja guru peran satu ke peran yang lain menyebabkan
dapat di terima dengan koefisien regresi seseorang mempunyai sikap dan perasaan
tidak signifikan. Hasil temuan penelitian ini negatif terhadap pekerjaannya
mencerminkan bahwa konflik keluarga (Parasuraman & Simmers, 2001).
menginterfensi pekerjaan sebagai guru Sebaliknya, individu yang dapat
memengaruhi stres kerja tidak signifikan menyeimbangkan peran dalam pekerjaan
artinya bahwa guru dapat pula mengurus dan keluarga akan membuat individu
tanggung jawabnya sebagai ibu rumah merasa puas dengan tipe pekerjaan, puas
tangga dengan baik. dengan gaji, puas dengan promosi, puas
dengan supervisor, dan puas dengan teman
Pengaruh Work-Family Conflict sekerja (Schultz & Schultz, 1994).
terhadap Stres Kerja

KESIMPULAN
Hasil uji serentak (uji F) yang terdiri
Berdasar hasil pengujian regresi dapat
dari WIF dan FIW diperoleh nilai F hitung
diambil simpulan sebagai berikut:
sebesar 4.475 dengan menggunakan level
1. Pekerjaan menginterfensi konflik
of significance (taraf signifikansi) sebesar
keluarga mempunyai pengaruh
5% diperoleh 0.021 < 0.05 artinya bahwa
terhadap stres kerja dengan arah
hipotesisi yang menyatakan bahwa work-
positif, hal ini dapat diartikan bahwa
family conflict secara simultan berpengaruh
apabila pekerjaan menginterfensi
pada stres kerja ibu yang bekerja sebagai
konflik keluarga semakin meningkat,
guru di Kota Ternate dapat diterima. Hasil
maka stres kerja akan semakin
ini dapat menunjukkan bahwa ada
meningkat.
hubungan positif konflik pekerjaan-
2. Konflik keluarga mengintervensi
keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan
pekerjaan terhadap stres kerja dengan
pada semua karakteristik.
arah regresi positif, hal ini dapat
Keterbatasan waktu yang dimiliki
diartikan apabila konflik keluarga
oleh seseorang, yaitu waktu yang
semakin meningkat, maka stres kerja
dipergunakan untuk pekerjaan seringkali
juga meningkat.
berakibat terbatasnya waktu untuk
keluarga, ketegangan dalam suatu peran

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 123


3. Work-family conflict yang terdiri dari Conflict: A Comparison of Dual-
Career and Traditional-Career
WIF dan FIW secara bersama-sama
Men”. Journal of Organizational
mempengaruhi stres kerja dapat Behavior.
diterima, dengan besarnya koefisien Kinnunen, U., Feldt, T., Geurts, S. &
Pulkkinen, L. 2006. “Types of
regresi berganda R = 0.499. hal ini Work-Family Interface: Well-Being
dapat diartikan bahwa variabel work- Correlates of Negative and Positive
Spillover Between Work and
family conflict dapat memengaruhi Family.” Scandinavian Journal of
stres kerja. Psychology, 47, 149-162
DAFTAR PUSTAKA Kopelman, R. 1983. “A Model of Work,
Family and Interrole Conflict: A
Apperson, M., Schimdt, H., Moore, S., Construct Validity Study”. Journal
Grunberg, L. dan Greenberg, E. of Organizational Behavior and
2002. Women managers and the Human Performance.
experience of work-family conflict. Lo, S. 2003. Perceptions of Work-Family
American Journal of Conflict Among Married Female
Undergraduate Research. 1/3: 9-16. Professionals in Hong Kong.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Manajemen Personnel Review. 32 (3),376-390.
Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: PT Marguerite, G. Lodico, Dean T. Spaulding,
Rineka Cipta. Katherina H. Voegtle, 2006,
Azazah, Indriyani. 2009, Pengaruh Konflik Methods From Theory to Practice,
Peran Ganda dan Stres terhadap San Fransisco: John Wiley & Sons,
Kinerja Perawat Wanita Rumah inc.
Sakit (Studi Pada Rumah Sakit McShane Steven, L. dan Von Glinow, Mary
Roemani Muhammadiyah Ann. 2000. Organizational
Semarang). Tesis Program Pasca Behavior: Emerging Realities for
Sarjana Universitas Diponegoro the Workplace Revolution.
Semarang International Edition. Mc Graw
Failasuffudien, Arief. 2003. “Hambatan Hill. New York.
Karir Wanita,” EKOBIS, Juli, Vol.4 Netemeyer, R. G., Boles, J. S., &
No.2; 241-248 McMurrian, R. 1996. Development
Geurts, S.A.E., & Demerouti, E. 2003. and Validation of Work-Family
Work/non-work interface: A review Conflict and Family-Work Conflict
of theories and findings. In M.J. Scales. Journal of Applied
Schabracq, J. A. M. Winnubst, & C. Psychology, Vol. 81.
L. Cooper (Eds.), Handbook of Nurhidayah, S. 2008. Pengaruh Ibu Bekerja
Work and Health (pp. 279-312). dan Peran Ayah dalam Coparenting
New York: Wiley. terhadap Prestasi Belajar Anak.
Gitosudarmo, I., dan Sudita, I. Nyoman. Jurnal Soul. 1/2: 1-14.
1997. Perilaku Keorganisasian. Parasuraman, S., & Simmers, C. A. 2001.
BPFE. Yogyakarta. Type of Employment, Work‐Family
Higgins, Christopher A., and Duxbury, Conflict and Well‐Being: A
Linda E. 1992. “Work-Family Comparative Study. Journal of

124 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016


Organizational Behavior, 22, 551‐ Siti Halimah, 2013, “Analisis Pengaruh
568. Konflik Peran Ganda (Work Family
Conflict) dan Stres Kerja terhadap
Riduwan, 2004. Metode dan Teknik
Kinerja Karyawan Wanita Bagian
Menyusun Tesis, Bandung: Penerbit
Produksi”, Semarang: Fakultas
Alfabeta.
Ekonomi Universitas Semarang.
Sabastian Rainsch, 2004, Dynamic
Soeharto, Triana, N. E. D. 2010, “Konflik
Strategic Analysis : Demysctifying
Pekerjaan – Keluarga dengan
Simple Succes Strategies
Kepuasan Kerja: Meta Analisis”,
Wiesbaden, Deucher Universitasts-
Jurnal Psikologi, Volume 37, No 1,
Verlagh
Juni 2010 : 189 - 194
Schultz, D.P., & Schultz, S. E. 1994.
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Bisnis.
Psychology and Work Today: An
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Introduction to Industrial and
Organization Psychology. New Undang-Undang Republik Indonesia
York, NY: Macmillan. Publishing Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
Company. dan Dosen
Singarimbun dan Effendi, 1995. Metode
Penelitian Survei, Cetakan-2 (Edisi
Revisi), Jakarta: LP3ES.

Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 125

Anda mungkin juga menyukai