Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Administrasi Bisnis

Volume 7, Nomor 2, September 2018, pp. 95-102


P-ISSN: 2252-3294 E-ISSN: 2548-4923

Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja
Dalam Mempengaruhi Turnover Intention (Studi Pada Karyawan PT. Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk Wilayah Semarang)

Nurul Imani Kurniawati1,*, Riandhita Eri Werdani2, Robetmi Jumpakita Pinem3


1,2
Manajemen Pemasaran, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro
3
Departemen Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro3
*Email: niyanurulimani@gmail.com

Abstract The purpose of this research is to investigate the effects of work family conflict, work stress, work
load and turnover intention. The study was conducted at women workers in the PT. Bank BNI Tbk Semarang.
The data is processed using the Structural Equation Modeling (SEM) by the application program of Analysis
of Moment Structure (AMOS) version 18.0. According to the analysis, it is concluded as the followings: work
family conflict has a positive effect on work stress (CR = 2.347); work load has a positive effect on work
stress (CR = 4.472); work family conflict has a effect on turnover intention (CR = 2.084); work load has a
positive effect on turnover intention (CR = 2.208) and work stress has a not effect on turnover intention (CR
= 1.616)

Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konflik keluarga kerja, stres kerja,
beban kerja dan intensi turnover. Penelitian ini dilakukan pada pekerja wanita di PT. Bank BNI Tbk
Semarang. Data diolah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dibantu oleh program aplikasi
Analysis of Moment Structure (AMOS) versi 18.0. Menurut analisis, disimpulkan sebagai berikut: work
family conflict memiliki efek positif pada stres kerja (CR = 2,347); beban kerja memiliki efek positif pada
stres kerja (CR = 4.472); work family conflict berpengaruh pada intensi turnover (CR = 2.084); beban kerja
berpengaruh positif terhadap intensi turnover (CR = 2.208) dan stres kerja tidak berpengaruh terhadap intensi
turnover (CR = 1.616)

Keywords: Turnover; Turnover intention; Work Family Conflict; Work Load; Work Stress

Pendahuluan memiliki pendidikan yang tinggi, banyak


wanita memilih untuk menjadi wanita karir.
Pertumbuhan ekonomi, perkembangan Selain pendidikan ada banyak motif
teknologi, arus informasi, persaingan dan pendorong semakin banyaknya wanita
perubahan lingkungan bisnis yang begitu bekerja, yakni untuk aktualisasi diri dimana
cepat terjadi, membawa banyak perubahan wanita dapat mengekspresikan dirinya melalui
pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. cara yang kreatif dan produktif yang akan
Salah satu perubahan besar yang terjadi mengarah pada kebahagiaan dirinya,
adalah semakin meningkatnya jumlah wanita meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan
bekerja. Saat ini banyak perusahaan- dan kompetensi, kebutuhan untuk
perusahaan besar yang mayoritas bersosialisasi dengan orang lain, dan pastinya
karyawannya adalah wanita. untuk menambah finansial keluarga. Wanita
bekerja juga cenderung mempunyai pikiran
Batasan peran antara pria dan wanita yang terbuka dan fleksibel terhadap segala
dalam dunia kerja semakin lama semakin perubahan yang terjadi, lebih dapat bersikap
terkikis akibat adanya pertumbuhan teknologi dinamis, energik, dan berwawasan luas.
dan ilmu yang berkembang dengan pesat. Menurut Richardus (2011) mengemukakan
Banyak wanita yang mulai sadar akan bahwa wanita bekerja bagi wanita selain
pentingnya pendidikan memilih untuk untuk mendapatkan uang sebagai tambahan
menuntut ilmu setinggi mungkin. Dengan ekonomi juga terkait dengan kesadaran akan
kedudukan wanita baik dalam keluarga
95 |
96 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, September 2018

Tabel 1. Research Gap


No Permasalahan Research Gap Penulis
(Hubungan
antar variable)
1 Pengaruh Beban a. Beban kerja memiliki pengaruh positif a. Abbasi, (2015)
kerja terhadap terhadap Turnover intention
Turnover b. Beban kerja tidak memiliki pengaruh b. Pradana dan Salehudin, (2013)
intention positif terhadap Turnover intention
2. Pengaruh Work a. Work family conflict memiliki pengaruh a. Alsam et al. (2013); Gayyur dan
family conflict positif terhadap stres kerja Jamal, (2013); Lu et al. (2017)
terhadap Stress b. Work family conflict tidak memiliki b. Aslam et al. (2011)
pengaruh terhadap stres kerja
3. Pengaruh Beban a. Beban kerja memiliki pengaruh positif a. Crouter et al., (2001)
Kerja terhadap terhadap stres kerja
Stress b. Beban Kerja tidak memiliki pengaruh b. Buckingham, (2004)
terhadap stres kerja
4. Pengaruh Work a. Work family conflict memiliki pengaruh a. Alsam et al., (2013); Gayyur dan
family conflict positif terhadap Turnover intention Jamal, (2013);Lu et al., (2017);
terhadap Hang-Yue et al., (2005)
Turnover b. Work family conflict tidak memiliki b. Aslam et al., (2011), Riley
intention pengaruh terhadap Turnover Intention (2006) dalam Alsam et al., (2013)
5. Pengaruh stress a. Stres memiliki pengaruh positif terhadap a. Abbasi, (2015); Arshadi dan
terhadap Turnover intention Damiri, (2013); Lu et al., (2017);
Turnover Hang-Yue et al., (2005)
intention b. Stres tidak memiliki pengaruh terhadap b. Pradana dan Salehudin, (2013)
Turnover intention
Sumber: berbagai sumber (2017)
maupun masyarakat sehingga menyebabkan seorang karyawan terlalu padat dimana
wanita secara khusus perlu menguatkan seluruh perhatian dan pikiran terlalu
kemampuan dan memberdayakan dirinya tercurahkan pada satu peran saja. Konflik
sendiri untuk bekerja. peran ganda akan lebih dirasakan lagi jika
karyawan wanita sudah menikah karena
Sehingga wanita akan menjalannya peran kodrat mereka adalah mengurus rumah tangga
ganda sebagai seorang ibu rumah tangga dan dan anak-anaknya.
istri dan sebagai seorang wanita bekerja atau
dual career. Bertemunya dua peran sekaligus Pembagian peran antara keluarga dan
yang dialami seorang wanita akan pekerjaan menjadi sebuah problematika
menimbulkan banyak konflik dan tekanan tersendiri yang banyak dihadapi oleh
psikologis karena akan sulit untuk karyawan wanita. Meskipun banyak karyawan
menyeimbangkan kedua peran yang dialami. wanita yang sudah mempunyai berbagai
Hal inilah yang menjadi penyebab adanya macam cara untuk menyiasati hal tersebut,
konflik peran ganda (work family conflict). tetap saja timbul permasalahan yang terjadi
Menurut Boles et al., dalam Dian (2008) yang akan menimbulkan tekanan psikologis
menyatakan bahwa work family conflict pada dirinya. Tingkat stres kerja seorang
adalah konflik yang terjadi karena terdapat karyawan selain dipengaruhi oleh work family
ketidakseimbangan peran antara tanggung conflict juga dipengaruhi beban kerja dalam
jawab di tempat tinggal dengan di tempat pekerjaannya. Seperti yang dikemukakan oleh
kerja. Sedangkan menurut Greenhaus dan Suwatno (2014) bahwa beban kerja yang
Beulell (1985, dalam Widyaningrum, 2013) dirasakan seorang pegawai dapat merupakan
menyatakan bahwa work family conflict sumber stres. Beban kerja yang berlebihan dan
adalah konflik yang terjadi pada individu beban kerja yang terlalu sedikit dapat
akibat menanggung peran ganda baik dalam berpengaruh pada kondisi psikis karyawan
pekerjaan (work) maupun keluarga (family). wanita. Jika seorang karyawan wanita
Kecenderungan ini terjadi karena jam kerja memiliki beban kerja yang terlalu berat maka
dan beban pekerjaan yang dimiliki oleh akan menimbulkan tingkat stres yang tinggi
Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja … | 97

dan menyebabkan hasil kerjanya tidak akan seorang karyawan dan waktu yang tersedia
optimal. Stres kerja didefiniskan sebagai maka dapat menimbulkan stres (Ilyas, 2000).
perasaan yang menekan atau perasaan tertekan
yang dialami pegawai dalam menghadapi Stres Kerja
pekerjaan (Mangkunegara, 2008). Menurut
Wallace (2005), stres yang tinggi bisa dipicu Menurut Indrawan (2009) stres kerja
adanya work family conflict. Konflik yang dapat terjadi pada semua jenis dan kondisi
biasa terjadi dalam sebuah perusahaan bila pekerjaan, yang disebabkan adanya
dibiarkan saja akan menimbulkan efek yang ketidakseimbangan antara karakteristik
kurang baik bagi perusahaan dalam mencapai kepribadian karyawan dengan karakteristik
tujuan organisasinya, yakni akan berdampak pekerjaannya. Stres kerja menurut Marihot
pada penurunan kinerja karyawan yang pada (2002) terjadi apabila seseorang mengalami
akhirnya akan menurunkan produktifitas ketegangan atau tekanan emosional karena
organisasi (Yang, 2000). Konflik yang adanya tuntutan yang sangat besar, terjadi
berkepanjangan juga mampu memunculkan hambatan dan kehilangan kesempatan yang
tekanan pada diri karyawan, sehingga akan sangat penting sehingga dapat mempengaruhi
menimbulkan stres yang tinggi (Nasrudin dan pikiran, emosi, dan kondisi fisik seseorang.
Kumaresan, 2006).
Turnover Intention
Kajian Teori
Robbins (2006), menyatakan bahwa
Work Family Conflict (Voluntary turnover atau quit) disebabkan
karena adanya beberapa faktor mengenai
Boles et al., (Dian, 2008) menyatakan seberapa menarik pekerjaan yang dialami
bahwa konflik peran ganda (work family karyawan saat ini atau apakah tersedia
conflict) merupakan konflik yang terjadi alternatif pekerjaan lain.
karena terdapat ketidak-seimbangan peran
mengenai tanggung jawab di tempat kerja Pengaruh Work Family Conflict terhadap
dengan di tempat tinggal”. Berdasarkan Stres Kerja
beberapa definisi di atas dapat dikatakan
bahwa work family conflict terjadi akibat Keberadaan stres kerja yang dialami oleh
seseorang tidak mampu menyeimbangkan karyawati tentu saja tidak dapat dipisahkan
peran yang terjadi pada dirinya, baik itu dari sumber yang menyebabkan terjadinya
peranan keluarga yang menekan peranan stres kerja tersebut. Robbins (2007)
pekerjaan maupun peranan pekerjaan yang menyatakan bahwa salah satu sumber stres
menekan peranan keluarga. kerja yang dialami oleh seorang karyawan
adalah tuntutan peran. Judge et al., (Azazah,
Beban Kerja 2009) mengatakan bahwa work family conflict
cenderung mengarah pada stress kerja karena
Menurut Schultz dan Schultz (2006) ketika urusan pekerjaan mencampuri
“beban kerja merupakan suatu kondisi dimana kehidupan keluarga, tekanan sering kali
seorang karyawan melakukan pekerjaan yang terjadi pada individu untuk mengurangi waktu
terlalu sulit atau terlalu banyak pekerjaan yang dihabiskan dalam pekerjaan dan
dibandingkan dengan waktu yang tersedia”. menyediakan lebih banyak waktu untuk
“Beban kerja karyawan harus disesuaikan keluarga. Sama halnya dengan konflik
dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan. keluarga-pekerjaan dapat mengarah pada stres
Kuantitas pekerjaan berkaitan dengan kerja dikarenakan banyaknya waktu yang
banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan dibutuhkan dalam menangani urusan
apakah terlalu banyak atau sedikit, kualitas pekerjaan dan ini merupakan sumber potensial
pekerjaan berkaitan dengan kemampuan dan terjadinya stres kerja.
keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan. Karena apabila pekerjaan tidak H1: Work family conflict memiliki pengaruh
sebanding dengan kemampuan dan keahlian positif signifikan terhadap stres kerja.
98 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, September 2018

Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Menurut Suwatno (2014) yang termasuk H4: Beban kerja berpengaruh positif terhadap
dalam sumber stres kerja adalah beban kerja turnover intention karyawan
yang berlebihan. Beban kerja yang diberikan
pada masing-masing karyawan harus sesuai Pengaruh Stres Kerja terhadap Turnover
dengan kemampuan dan kapasitas mereka Intention
dalam bekerja. Hal ini dilakukan agar hasil
pekerjaan masing-masing karyawan memiliki Penelitian Qureshi et. al (2013)
kualitas yang maksimal. menemukan adanya hubungan positif stres
kerja terhadap turnover intention, dimana
Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang dengan meningkatnya stres kerja juga diikuti
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: dengan meningkatnya turnover intention.
Stres muncul saat karyawan tidak mampu
H2: Beban kerja berpengaruh positif terhadap memenuhi apa yang menjadi tuntutan-tuntutan
Stres Kerja Karyawan. pekerjaan, ketidakjelasan apa yang menjadi
tanggung jawab pekerjaan, kekurangan waktu
Pengaruh Work Family Conflict terhadap untuk menyelesaikan tugas, tidak ada
Turnover Intention dukungan fasilitas untuk menjalankan
pekerjaan, tugas-tugas yang saling
Work family conflict merupakan suatu hal bertentangan, merupakan contoh pemicu stres.
yang sulit dihindari oleh seorang karyawan
terutama pada karyawan wanita. Konflik ini Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang
terjadi ketika adanya dua peran yang saling dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
yaitu peran dalam keluarga dan dalam
pekerjaan yang sama-sama harus diselesaikan. H5: Stres kerja berpengaruh positif terhadap
Karyawan yang tidak dapat berkonsentrasi turnover intention karyawan
terhadap tugas pekerjaannya dapat
memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.
Ghayyur dan Jamal (2012) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa work family Work
conflict berpengaruh positif dan signifikan Conflict H3
dengan turnover intention. H1

H5
Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang Stres Turnover
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Kerja Intention

H2
H3: Work family conflict berpengaruh positif
terhadap turnover intention. H4
Beban
Kerja
Pengaruh Beban Kerja terhadap Turnover
Intention

Beban kerja mengacu pada jumlah Gambar 1. Model Hipotesis


pekerjaan yang diberikan untuk karyawan.
Sejumlah peneliti telah mengidentifikasi
hubungan positif antara beban kerja dan
Metode
turnover intention. Quereshi et. al. (2013)
menemukan bahwa terdapat hubungan yang Populasi dan Sampel
signifikan antara beban kerja dan stres kerja,
serta stres kerja dan turnover intention. Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan wanita dengan status sudah
Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang menikah yang bekerja pada PT. BNI Tbk
Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja … | 99

wilayah Semarang, yaitu 1.516 orang. Teknik Tabel 3. Hasil Pengujian Konstruk
pengambilan sampel yang digunakan Endogen
purposive sampling. Sekaran (2006) Goodness Cut-off Hasil Evaluasi
menyatakan bahwa purposive sampling adalah of Fit Value Analisis Model
salah satu teknik sampling non random Indeks
dimana penentuan sampel berdasarkan Chi – < 15,507 18,862 Marjinal
pertimbangan tertentu, antara lain: (1) Square df 8
Probability  0.05 0,016 Marjinal
Karyawan yang dijadikan sebagai responden
RMSEA  0.08 0,095 Baik
merupakan karyawan dengan status tetap
GFI  0.90 0,962 Baik
dalam perusahaan; (2) Karyawan wanita dan
AGFI  0.90 0,900 Baik
telah menikah; (3) Karyawan dengan masa
CMIN/df ≤2,00 2,358 Marjinal
kerja minimal dua tahun; (4) Karyawan yang TLI  0.95 0,940 Baik
mempunyai keinginan untuk keluar dari CFI  0.95 0.968 Baik
pekerjaannya. Sehingga dalam penelitian ini
ditetapkan sampel sebanyak 151 karyawan
Sumber: Data primer, diolah (2018)
wanita yang diambil dari keseluruhan cabang
yang berada di kantor wilayah Semarang.
Tabel 4. Normalitas Data
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
Teknik Analisis x16 4,000 9,000 ,040 ,200 -,502 -1,259
x15 3,000 9,000 -,415 -2,080 -,152 -,381
Analisis data digunakan untuk menjawab x14 4,000 10,000 ,137 ,688 -,657 -1,647
berbagai pertanyaan penelitian dan x10 3,000 10,000 ,010 ,051 -,067 -,168
memecahkan masalah penelitian.Untuk x11 3,000 10,000 ,053 ,266 -,513 -1,287
menguji H1 hingga H5 dalam penelitian ini x12 3,000 10,000 -,053 -,265 -,153 -,384
digunakan Structural Equation Model dalam x7 3,000 9,000 -,460 -2,305 -,067 -,167
program AMOS. x8 3,000 10,000 ,096 ,484 -,077 -,192
x9 3,000 10,000 ,027 ,134 -,519 -1,301
x3 3,000 10,000 -,367 -1,842 -,766 -1,920
Hasil dan Pembahasan x2 4,000 10,000 -,148 -,741 -,418 -1,049
x1 4,000 10,000 -,088 -,439 -,191 -,480
Analisis Faktor Konfirmatori Multivariate -2,861 -,959
(Confirmatory Factor Analysis) untuk Sumber: Data primer, diolah (2017)
Eksogen Validitas Diskriminan ditunjukkan
pada Tabel 2. Data penelitian telah memenuhi syarat
normalitas data dikarenakan seperti yang
Tabel 2. Hasil Pengujian Konstruk nampak pada tabel 4. di atas tidak terdapat
Eksogen Validitas Diskriminan nilai CR skewness diluar +_2,58.
Goodness Cut-off Hasil Evaluasi
of Fit Value Analisis Model
Indeks Multivariate Outliers
Chi – < 15,507 12,776 Baik
Square df 8 Hasil dari multivariate outliers tersebut
Probability  0.05 0,120 Baik disajikan pada Tabel 5 di bawah ini:
RMSEA  0.08 0,063 Baik
GFI  0.90 0,973 Baik Tabel 5. Multivariate Outliers
AGFI  0.90 0,928 Baik
CMIN/df ≤2,00 1,579 Baik Observation Mahalanobis d-
p1 p2
number squared
TLI  0.95 0,974 Baik 47 27,500 ,007 ,629
CFI  0.95 0.986 Baik 151 22,678 ,031 ,947
Sumber: Data primer, diolah (2018) 47 27,500 ,007 ,629
-- -- -- --
Pada tabel 3. disajikan tentang hasil -- -- -- --
pengujian konstruk endogen yaitu: 85 9,994 ,616 ,231
100 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, September 2018

Observation Mahalanobis d- Tabel 7. Regression Weight Structural


p1 p2
number squared Equational Model
69 9,870 ,627 ,265 Estim
S.E. C.R. P
ate
82 9,820 ,632 ,245
<- Work_famil ,08 2,34
Sumber: Data primer, diolah (2018) Stres_kerja ,209 ,019
-- y_conflict 9 7
<- ,08 4,47
Stres_kerja Beban_kerja ,361 ***
-- 1 2
Analisis Structural Equation Model (SEM) Turnover_inte <- ,14 1,61
Pada tahapan ini dilakukan uji kesesuaian Stres_kerja ,232 ,106
ntion -- 3 6
dan uji statisik, yang hasilnya dapat dilihat Turnover_inte <- Work_famil
,244
,11 2,08
,037
pada Gambar 4. ntion -- y_conflict 7 4
Turnover_inte <- ,11 2,20
Beban_kerja ,248 ,027
ntion -- 2 8
Sumber: Data primer, diolah (2018)

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan: (1) Hasil pengujian


pengaruh work family conflict terhadap stres
kerja dapat disimpulkan work family conflict
pengaruh positif terhadap stres kerja; (2) Hasil
pengujian pengaruh beban kerja terhadap stres
kerja dapat disimpulkan beban kerja
berpengaruh positif terhadap stres kerja; (3)
Hasil pengujian pengaruh work family conflict
terhadap turnover intention dapat disimpulkan
work family conflict berpengaruh positif
terhadap turnover intention; (4) Hasil
pengujian pengaruh beban kerja terhadap
turnover intention dapat disimpulkan beban
kerja berpengaruh positif terhadap turnover
Gambar 4. Structural Equation Model intention; (5) Hasil pengujian pengaruh stres
(Path Diagram) kerja terhadap turnover intention dapat
Sumber: Data primer, diolah (2018) disimpulkan stres kerja tidak berpengaruh
positif terhadap turnover intention.
Pada Tabel 6 di bawah ini disajikan
tentang hasil pengujian kelayakan Structural Saran yang diberikan adalah: (1)
Equation Model (SEM). Penelitian mendatang dilakukan tidak hanya
dari satu sudut pandang karyawan wanita saja,
Tabel 6. Hasil Pengujian Kelayakan Model melainkan dianjurkan sekaligus dari dua sudut
Structural Equation Model (SEM) pandang, yaitu perspektif jajaran pimpinan /
Goodness of Cut-off Hasil Evaluasi managemen puncak / manager dan juga sudut
Fit Indeks Value Analisis Model pandang karyawan itu sendiri; (2) Penelitian
Chi – <65,171 65,884 Marjinal mendatang dapat menggunakan sampel tidak
Square df 48 hanya dari Semarang dan sekitarnya saja
Probability  0.05 0,044 Marjinal melainkan dapat juga menggunakan sampel
RMSEA  0.08 0,050 Baik dari unit kerja kota lain sehingga dapat lebih
GFI  0.90 0,931 Baik menggambarkan atau memprediksi masalah
AGFI  0.90 0,888 Marjinal turnover intention karyawan secara
CMIN/df ≤2,00 1,373 Baik keseluruhan dalam suatu perusahaan; (3)
Penelitian mendatang agar dapat dilakukan
TLI  0.95 0,967 Baik dengan memanfaatkan sistem informasi
CFI  0.95 0,976 Baik internal yang disebarkan keseluruh karyawan
Sumber: Data primer, diolah (2018) melalui email karyawan yang khusus
ditujukan kepada karyawan wanita yang
Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja … | 101

memang memiliki keinginan untuk berpindah Frone, Russell dan Cooper. (1992).
kerja. Relationship Between Job and Family
Satisfaction. Journal of Management,
Daftar Referensi 565-579.

Abbasi, Tajmal Farooq. (2015). Impact of Hang-yue, Ngo, Sharon Foley and Raymond
Work Overload on Stress, Job Loi. (2005). Work role stressors and
Satisfaction, and Turnover Intentions turnover intentions: a study of
with Moderating Role of Islamic Work professional clergy in Hong Kong. Int. J.
Ethics. Management Studies and of Human Resource Management, 16:11,
Economic Systems (MSES), 2 (1), 27-37. 2133–2146.

Alsam, Naeem, et al. (2013). The Impact of Ilyas, Yaslis. (2000). Perencanaan Sumber
Work Family Conflict on Turnover Daya Manusia PT (Teori, Metode dan
Intentions: An Empirical Evidence from Formula). Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi
Pakistan. World Applied Sciences Informasi FKM-UI Depok.
Journal, 24 (5): 628-633.
Indriantoro, Nur dan Suwandi. (1999).
Arshadi, Nasrin and Damiri, Hojat. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis untuk
The Relationship of Job Stress with Akuntansi dan Manajemen. BPFE:
Turnover Intention and Job Performance: Yogyakarta.
Moderating Role of OBSE. Procedia-
Social and Behavioral Sciences 84, pp: Judge, T.A. and J.A. Colquitt. (2004).
706-710. Organizational Justice and Stress: The
Mediating Role of Work-Family
Aslam, Rabia, et al. (2011). Work-Family Conflict. Journal of Applied Psychology,
Conflicts: Relationship between Work- 89(3), pp: 394-404.
Life Conflict and Employee Retention –
A Comparative Study of Public and Lu, Yong, et al. (2017). The relationship
Private Sector Employees. between job satisfaction, work stress,
Interdisciplinary Journal of Research in work–family conflict, and turnover
Business. Vol. 1, Issue. 2, pp.18-29. intention among physicians in
Guangdong, China: a cross-sectional
Buckingham, Donald A. (2004). Associations study.
among stress, work overload, role
conflict and self efficacy in maine Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2008).
principals. University of Maine. Vol. 6, Manajemen Sumber Daya Manusia
No. 1, pp 1-250. Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Chen CC, Choi J, Zou Y. (2000). Sources of
work-family conflict: A Sino-U.S. Mangkunegara. (2008). Evaluasi Kinerja
comparison of the effects of work and SDM. Bandung: PT Refika
family demands. Acad Manage,
J;43:113–23. Nasrudin, A.M. dan S. Kumaresan. (2005).
Organisational Stressor. Singapore
Crouter, Ann C., Mathew F. Bumpus, Melissa Management Review. Vol. 27 (2): pp 63-
R. Head, dan Susan McHale. (2001). 79.
Implications of overwork for the quality
of mens family relationship. ProQuest. Parasuraman, Valarie A. Zheitaml and
Vol. 63, No. 2, pp 404-416. Diambil dari: Leonard L. Berry. (1998). Reassesment
http://bmjopen.bmj.com/ (diakses 6 of Expectation as a Comparison Standard
September 2017). in Measuring Service Quality:
Implication for further research. Journal
102 | Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, September 2018

of Marketing. Chicago. Vol. 58, No. 1. Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: CV. Alfabeta.
Pearson, Ann, J. Michael Pearson, dan Chris
Griffin. (2009). Innovating with Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Technology: The Impact of Overload, Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Autonomy, and Work and Family Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Conflict. JITTA. Vol. 9, No. 4, pp 41-65. Alfabeta.

Pradana, Andika dan Imam Salehudin. (2013). Suwatno dan Donni Juni Priansa. (2014).
Role of work overload toward turnover Manajemen SDM dalam Organisasi
intention among newly hired public Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
accountants. Munich Personal RePEc
Archive. Paper No. 54342. Wallace, Jean E. (2005). Job stress,
depression, and work to family conflict.
Putra, Muhammad Taufan Permana dan Unika Relations Industrialeses. Vol. 1, No. 3,
Prihatsanti. (2016). Hubungan Antara pp 510-568.
Beban Kerja dengan Intensi Turnover
pada Karyawan di PT. X Semarang. Widyaningrum, A.I., Y. Pongtuluran, dan I.
Jurnal Empati. Vol. 5 (2), 303-307. Tricahyadinata. (2013). Pengaruh
Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja
Quereshi, M. I., Iftikhar, M., Abbas, S.G., Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada
Khan, K., Zaman, K. (2013). Swalayan Era Mart 5000 Di Samarinda.
Relationship Between Job Stress, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Workload, Environment and Employees Mulawarman.
Turnover Intentions: What We Know,
What Should We Know. Jurnal of Wirakristama, Richardus Chandra. (2011).
Management Info, 23(6). Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda
(Work Family Conflict) Terhadap
Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Kinerja Karyawan Wanita Pada PT
Organisasi. Jakarta: PT Indeks. Nyonya Meneer Semarang Dengan Stres
Kerja Sebagai Variabel Intervening.
Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Universitas Diponegoro.

Robbins, Stephen P. dan Judge. (2007). Yang, N., Chen, C. C., Choi, J., & Zou Y.
Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba (2000). Sources Of Work-Family
Empat. Conflict: A Sino-U.S. Comparison Of
The Effect Of Work And Family
Santoso, Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Demands. Academy Of Management
Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Journal. 43: 113-123.
Media Komputindo.
Yang, Yi Lee. (2000). Performance and
Schultz, D., Schultz, S E. (2006). Psychology Quality of Work Life. Journal of
& Work Today Ninth Edition. New Organizational Change Management.
Jersey: Pearson Education. Inc. Vol. 13., p.389-400.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For


Business, Edisi 4 buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.

Siagian, Sondang. (2008). Manajemen


Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai