Anda di halaman 1dari 12

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL PASANGAN TERHADAP WORK

FAMILY CONFLICT PADA KARYAWATI BANK

Novvi Yanti, Tesi Hermaleni


Universitas Negeri Padang
e-mail: novviyanti97@gmail.com

Abstract: Contribution of partner social support to work family conflict on bank


employes. The purpose of this study was to determine how much contribution of partner
social support to work family conflict on bank employees. This study was conducted on
104 marriage employees in Buktittinggi. Sampling technique using purpossive sampling.
This study uses quantitative methods which data are collected through quistionairres.
Data was measured using a partner social support scale which amounted to 42 items with
a realiability value α = 0.90 and work family conflict whic amounted to 18 items with a
reliability α = 0.86. Data analysis was performed with statistical technique simple
regression analysis. The results of this study indicate that spuouse social support
contributed 43 persen on work family conflict among bank employees.

Keywords: Spouse social support, work family conflict, bank employees.

Abstrak: Kontribusi dukungan sosial pasangan terhadap work family conflict pada
karyawati bank. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar kontribusi dukungan sosial pasangan terhadap work family conflict pada karyawati
bank. Penelitian ini dilakukan kepada 104 karyawati bank yang telah menikah di kota
Bukittingi. Teknik sampling yang digunakan purpossive sampling. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif yang datanya dikumpulkan melalui
penyebaran kuisioner. Data diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial pasangan
yang berjumlah 42 butir pertanyaan dengan reliabelitas α = 0.90 dan skala work family
conflict yang berjumlah 18 butir pernyaaan dengan reliabelitas α = 0.86. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Penelitian ini menemukan
bahwa dukungan sosial pasangan berkontribusi terhadap work family conflict. Hasil
penelitian menujukkan bahwa dukungan sosial pasangan berkontribusi sebesar 43 persen
terhadap work family conflict pada karyawati bank.

Kata kunci: Dukungan sosial pasangan, work family conflict, karyawati bank.

1
2

PENDAHULUAN
Saat ini banyak wanita menikah yang mengaktualisasikan dirinya (Ihromi dalam
tetap memilih bekerja di luar rumah. Hal ini Rahmadita, 2013). Selain dampak positif
terlihat dari banyaknya wanita yang bekerja wanita menikah yang bekerja juga dapat
di berbagai bidang seperti bidang memberikan dampak negatif seperti
kesehatan, politik dan ekonomi (Goldsmith ketidakpuasan kehidupan pernikahan,
& Nuryoto dalam Apollo & Cahyadi, peforma kerja yang menurun dan
2012). Terdapat beberapa hal yang pengunduran diri dari pekerjaan (Pluut,
melatarbelakangi wanita ingin bekerja Ilies, Curseu, & Liu, 2018).
meskipun telah menikah. Utami dan Wijaya Berperan sebagai seorang wanita
(2018) menjabarkan bahwa tidak hanya bekerja sekaligus ibu rumah tangga tidak
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tapi jarang menimbulkan tekanan saat akan
wanita menikah yang bekerja ingin memenuhi semua peran tersebut.
berprestasi, mengaktualisasikan diri, Ketidakmampuan menyeimbangkan semua
mengisi waktu luang dan pengalaman. peran dapat menyebabkan work family
Wanita yang sudah menikah dan conflict (Julianty & Prasetya, 2016).
bekerja berperan sebagai istri, ibu dan Menurut Greenhaus dan Beutell (1985)
penggerak rumah tangga merupakan tugas work family conflict adalah bentuk konflik
utama yang harus dipenuhi (Mufida dalam antar peran dimana adanya tekanan dan
Utami & Wijaya, 2018). Hal ini ketidakseimbangan antara peran di
dikarenakan pandangan tradisional yang pekerjaan dan peran di keluarga. Frone,
mengharuskan wanita untuk lebih Russell dan Cooper (1992) mendefenisikan
bertanggung jawab terhadap peran di rumah work family conflict sebagai tuntutan dari
tangga (Utami & Wijaya, 2018). Disisi lain peran yang dimiliki yaitu peran di
sebagai seorang pekerja wanita harus pekerjaaan dan di keluarga tidak dapat
menghadapi rutinitas ditempat kerja seperti disejajarkan dalam beberapa hal.
waktu kerja yang terikat, deadline dan Work family conflict apabila tidak
target pekerjaan (Nichols, dalam Muharnis, dapat diatasi akan memberikan dampak
Etikaerena & Yulianto, 2011). terhadap kehidupan keluarga dan pekerjaan.
Wanita menikah dan bekerja tentunya Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
akan memberikan dampak positif dan Erdamar dan Demirel (2014) pada ibu
negatif terhadap kehidupan pekerjaan dan bekerja didapatkan hasil bahwa work family
keluarga. Dampak positifnya yaitu conflict dapat memberikan efek negatif
meningkatkan ekonomi keluarga dan dapat terhadap kehidupan pekerjaan dan keluarga.
3

Seperti rendahnya kepuasan pernikahan dukungan sosial yang tinggi dapat


ketegangan, stress kerja, pengunduran diri menyebakan rendahnya work family confict
dari tempat kerja dan tidak harmonisnya yang terjadi. Sedangkan menurut Ahmad
hubungan dengan anggota keluarga yang (dalam Julianty & Prasetya, 2016) konflik
lain. peran ganda dapat diredakan dengan adanya
Work family conflict menurut dukungan sosial dari empat sumber yaitu
Greenhaus dan Beutell (1985) dapat keluarga, pasangan, atasan, dan teman.
disebabkan oleh jam kerja yang panjang, Pendapat lain dari utami dan Wijaya (2018)
sering lembur, jumlah anggota keluarga dan dukungan sosial dari pasangan dapat
usia anak. Greenhaus dan Beutell (1985) meredakan work family conflict pada ibu
juga menjelaskan jam kerja yang panjang bekerja
seperti jam kerja yang full time (8 jam Dukungan social menurut Novenia
perhari) dapat menyebabkan kelelahan dan Ratnaningsih (2017) dapat berasal dari
sehingga peran di rumah menjadi keluarga dan keluarga yang terdekat bagi
terganggu. Jumlah anggota keluarga dapat seorang wanita menikah yang bekerja
mempengaruhi work family conflict, adalah suami. Sehingga dukungan sosial
keluarga dengan jumlah anggota yang dari suami diharapkan dapat meredakan
banyak lebih rentan terhadap work family work family conflict yang dialami.
confllict. Dukungan sosial pasangan terutama dari
Pekerjaan yang memiliki jam kerja pasangan memainkan peranan penting
yang panjang salah satunya adalah terhadap terjadinya stress dalam pekerjaan
karyawati bank. Hal ini dikarenakan terutama bagi istri yang menjadi wanita
karyawati bank harus memastikan tidak bekerja. Dukungan moral yang diberikan
terjadi salah perhitungan sebelum pulang pasangan dapat membantu mencapai
dan memiliki tugas yang berat dan kepuasan hidup sehingga dapat menekan
kompleks terutama untuk jabatan yang konflik yang timbul akibat work family
berkaitan langsung dengan keuangan. conflict (Cohan & Mckay dalam Utami &
Sehingga karyawati bank lebih rentan Wijaya, 2018).
terhadap work family conflict (Muharnis, Dukungan sosial menurut Sarafino
Etikariena, & Yulianto, 2011). dan Smith (2011) adalah kenyamanan,
Berdasarkan penelitian yang kepedulian, dan bantuan yang tersedia bagi
dilakukan oleh Muharnis, Etikaeirena dan seseorang atau kelompok lain. Sedangkan
Yulianto (2011) pada karyawati bank yang dukungan sosial pasangan menurut House
telah menikah didapatkan hasil bahwa (1989) penekanan pada peran, kehadiran
4

orang lain untuk mengatasi tekanan yang dilakukan oleh Pradipta (2016) pada
disebabkan oleh situasi yang tidak karyawan yang telah menikah didapatkan
menyenangkan. Dukungan sosial dari hasil dukungan sosial pasangan
pasangan dapat meredakan stress akibat mempengaruhi work family conflict dimana
pekerjaan (Sarafino & Smith, 2011). apabila dukungan sosial pasangan tinggi
Pendapat lain dari Frone, Russel dan maka work family conflict akan semakin
Cooper (1992) dukungan sosial pasangan berkurang. Pendapat lain dari Greenhaus
dapat memperkecil dampak yang dan Beutell (1985) dukungan sosial dari
ditimbulkan dari peristiwa yang memicu pasangan dapat mengurangi efek negatif
konflik. dari work family conflict.
Menurut House (1989) dukungan Peneliti tertarik meneliti kontribusi
sosial terdiri atas 4 aspek yaitu dukungan dukungan sosial pasangan terhadap work
emosional, dukungan penliaian, dukungan family conflict pada karyawati bank. Hal ini
isntrumental dan dukungan informasi. dikarenakan karyawati bank memiliki jam
Dukungan emosional dapat diberikan kerja yang panjang, dan tugas yang
berupa empati, penunjukkan kasih sayang. kompleks. Pegawai memiliki rata rata jam
Dukungan penilaian dapat ditunjukkan kerja 8 jam per hari. Seperti yang sudah
dengan memberikan pandangan terhadap dijabarkan sebelumnya jam kerja yang
pekerjaan pasangan. Sedangkan dukungan panjang dan tugas yang kompleks dapat
istrumental dapat diberikan berupa bantuan memicu terjadinya work family conflict.
langsung seperti pengasuhan anak dan
pembagian tugas rumah, dukungan METODE
informasi dapat berupa pemberian Penelitian ini menggunakan metode
informasi tentang pekerjaan. kuantitatif dengan teknik pengambilan
Berdasarkan penelitian yang subjek purpossive sampling. Subjek dalam
dilakukan oleh Utami dan Wijaya (2018) penelitian ini terdiri atas 104 karyawati
mengenai hubungan dukungan sosial bank yang telah menikah. Subjek penelitian
dengan work family conflict pada wanita terdiri atas karyawati bank yang telah
bekerja didapatkan hasil bahwa dukungan menikah di kota Bukittinggi. Kriteria subjek
sosial berkorelasi negatif terhadap work penelitian yaitu telah menikah dan telah
family conflict dimana semakin tinggi bekerja minimal 1 tahun, memiliki suami
dukungan sosial pasangan maka semakin yang juga bekerja full time, memiliki anak
rendah work family conflict yang dirasakan. usia pra-sekolah (0-4 tahun) dan tinggal
Hal ini sejalan dengan penelitian yang terpisah dengan orang tua.
5

Skala dukungan sosial pasangan yang di teliti oleh Utami & Wijaya (2018)
digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepada 80 ibu bekerja terdapat 42 aitem
dukungan sosial pasangan yang yang valid yang mana berkorelasi sangat
dikembangkan dalam penelitian Utami dan signifikan terhadap skor total (r hitung
Wijaya (2018). Dengan nilai rxy bergerak ≥0,3). Selanjutnya adalah aitem skala work
dari 0,329 sampai dengan 0,834. Skala family conflict yang terdiri atas 18 aitem
dukungan sosial pasangan yang diujicobakan kepada 60 orang oleh Pradipta
dikembangkan oleh Utami dan Wijaya dengan semua aitem valid dan berkorelasi
(2018) memiliki 42 item dengan nilai signifikan terhadap skor hitung (r hitung ≥
koefisien reliabelitas α = 0,946. 0.3).
Skala work family confllict yang Reliabelitas dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur dalam menggunakan alpha cronbach dengan
penelitian ini adalah alat ukur yang bantuan perangkat lunak pengolah data.
dikembangkan oleh Pradipta dengan nilai Didapatkan skor reliabilitas pada skala
rxy item bergerak dari 0,401 sampai dengan dukungan sosial pasangan α = 0,90 dan
0,734. Alat ukur ini disusun berdasarkan skala work family conflict α = 0,85. Skor
tiga aspek dan dua arah dari work family reliabilitas tersebut menujukkan bahwa
conflict yang dikemukan oleh Greenhaus kedua alat ukur memiliki reliabilitas yang
dan Beutell. Alat ukur work family conflict baik.
memiliki 18 aitem dengan koefisien
reliabelitas α = 0,910. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kedua skala diukur menggunakan
skala model likert. Kemudian disebarkan Hasil
kepada subjek yang telah ditentukan kriteria Subjek penelitian ini bergerak dari
sebelumnya. Peneliti menyebar 134 angket usia 25 tahun sampai 37 tahun. Subjek
ke bank yang ada di Kota Bukittinggi. tersebar di lima bank yang ada di kota
Setelah angket terkumpul, peneliti Bukittinggi. Deskripsi data penelitian ini
melakukan clearing data dan hanya 104 terdiri dari rerata empiris dan rerata
angket yang bisa digunakan karena sesuai hipotetik penelitian. Rerata hipotetik dan
dengan kriteria. rerata empiris penelitian didapatkan dari
Berdasarkan analisa product moment skala dukungan sosial pasangan dan work
pada skala dukungan sosial pasangan yang family conflict sebagai berikut :
6

Tabel 1. Rerata Empirik dan Rerata Hipotetik Skala Dukungan Sosial Pasangan dan
Skala Work Family Conflict
Variabel Skor hipotetik Skor empiris
Min Max Mean Sd Min Max Mean Sd
Dukungan sosial 42 168 105 21 85 137 118.9 12.22
Pasangan 5
Work Family 18 72 45 9 30 62 43.45 7.33
Conflict

Berdasarkan tabel 1, diatas dapat subjek 45. Hal ini berarti rerata empiris
dilihat bahwa mean empirik dari variabel lebih rendah dari rerata hipotetik. Artinya
dukungan sosial pasangan lebih besar dari subjek penelitian work family conflict lebih
mean hipotetik (μe=118,95<μh=105). Hal rendah dari populasi umumnya.
ini berarti dukungan sosial pasangan yang Berdasarkan rerata hipotetik dan rerata
diterima subjek cendrung lebih tinggi dari empiris per-aspek dukungan sosial
populasi. Rerata empiris skala work family pasangan, didapatkan hasil sebagai berikut
conflict yaitu 43,45 dengan rerata hipotetik
Tabel 2. Rerata Hipotetik dan Rerata Empiris aspek Skala Dukungan Sosial
Pasangan (n=104)
Aspek Hipotetik Empirik
Min Max Mean Sd Min Max Mean Sd
Dukungan Emosional 12 48 30 6 24 41 33.44 3.43
Dukungan Penilaian 13 52 32.52 6.5 27 47 36.55 3.33
Dukungan instrumental 9 36 22.5 4.5 21 31 25.11 2.53
Dukungan informasi 8 32 20 4 15 28 22.35 2.50

Dukungan penilaian merupakan aspek menunjukkan dukungan informasi


dengan selisih yang cukup jauh. Hal ini merupakan dukungan yang hampir tidak
berarti dukungan penilaian merupakan pernah diterima oleh subjek. Rerata empirik
dukungan yang paling baik diterima subjek. dan rerata hipotetik dimensi work family
Dukungan yang paling sedikit diterima conflict didapatkan hasil sebagai berikut
subjek adalah dukungan informasi. Hal ini
7

Tabel 3. Rerata Empiris dan Rerata Hipotetik Dimensi Work Family Conflict
Dimensi Skor hipotetik Skor empirik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Time based work
3 12 7.5 1.5 3 10 7.2 1.3
interference with family
Time based family
3 12 7.5 1.5 6 10 7.2 1.1
interference with work

Strain based work


3 12 7.5 1.5 3 10 7.5 1.3
interference with family

Strain based family


3 12 7.5 1.5 4 11 7.3 1.2
interference with work

Behavior based work


3 12 7.5 1.5 4 11 7.4 1.2
interference with family

Behavior based family


3 12 7.5 1.5 4 10 7.0 1.1
interference with work

Berdasarkan tabel diatas didapatkan Hasil uji normalitas sebaran variabel


hasil dimensi behavior based work work family conflict dan dukungan sosial
interference with family merupakan dimensi pasangan memakai kolmogrov smirnov K-
dengan selisih mean empiris dan hipotetik SZ 1.144 dengan nilai Asyimp sig (2 tailed)
yang cukup tinggi namun tergolong rendah. 0.146 (p˃0.05). Sedangkan pada work
Hal ini berarti subjek mengalami kendala family conflict diperoleh nilai K-SZ 1.045
dalam menyesuaikan perilakunya dalam dengan nilai asymp sig (2 tailed) 0.255
pekerjaan dan keluarga namun masih bisa (p˃0.05). Berdasarkan uji tabel diatas
diatasi. Sedangkan dimensi dengan selisih terlihat uji normalitas kedua variabel berada
mean empiris dan mean hipotetik paling pada posisi normal.
sedikit adalah strain based work Uji linearitas bertujuan untuk
interference with family. Hal ini membuktikan hubungan yang linear antara
menunjukkam bahwa subjek hampir tidak variabel bebas dengan variabel terikat.
mengalami kendala saat mendapatak Kaidah yang digunakan untuk mengetahui
tekanan di tempat kerja, sehingga saat linearitas jika p<0,05 sebaran dianggap
menjalankan urusan di rumah menjadi tidak linear atau jika p>0,05 maka sebaran
terganggu. dianggap tidak linear. Berdasarkan hasil uji
8

linearitas menggunakan program perangkat Hal ini berarti H I yang berbunyi terdapat
lunak didapatkan hasil pada variabel kontribusi dukungan sosial pasangan
dukungan sosial pasangan dan work family terhadap work family conflict dapat
conflict diperoleh F = 76.883 dengan diterima.
p˂0.05 (p=0.000). Dengan demikian asumsi Pernyataan ini didukung oleh penelitian
linear pada penelitian ini terpenuhi. Utami dan Wijaya (2018) bahwa terdapat
Uji hipotesis penelitian menggunakan hubungan yang negatif signifikan antara
analisis regresi linear sederhana dan dukungan sosial pasangan dengan work
dianalisis dengan program statistik. family conflict pada ibu bekerja, dimana
Didapatkan persamaan regresi Y=90.247- semakin tinggi dukungan sosial yang
0,395. Hal ini menunjukkan setiap diterima oleh ibu bekerja maka work family
penambahan satu angka pada dukungan conflict yang dirasakan akan semakin
sosial pasangan maka work family conflict berkurang. Apollo dan Cahyadi (2012)
akan berkurang sebesar 0.395. selain itu berpendapat dukungan sosial dari pasangan
didapatkan koefisien korelasi (R) sebesar yang cendrung tinggi akan mengurangi efek
0.660, serta nilai F=78.701 dengan nilai p dari work family conflict yang dirasakan
= 0.000 yang signifikan pada taraf (p˃0.01). oleh ibu bekerja. Dukungan sosial pasangan
hal ini menandakan bahwa H I diterima. memberikan sumbangan efektif sebesar
Penelitian ini juga memiliki korelasi 43% terhadap work family conflict,
(R2) = 0.436. Hal ini berarti dukungan sedangkan sisanya menurut Putrianti (2010)
sosial pasangan memberikan sumbangan dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti
efektif sebesar 43% terhadap work family dukungan dari rekan kerja, atasan, dan
conflict. Sedangkan sisanya 57% strategi coping yang baik. Selvrajan,
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak Cloninger dan Singh (dalam Julianty &
dijelaskan oleh penelitian. Prasetya, 2016) berpendapat selain
dukungan sosial dari pasangan, dukungan
Pembahasan sosial yang tinggi dari lingkungan kerja
Berdasarkan hasil penelitian ini, seperti rekan kerja dan atasan juga dapat
diketahui bahwa terdapat kontribusi meredakan work family conflict yang
dukungan sosial pasangan terhadap work dialami.
family conflict pada karyawati bank. Hasil Dukungan sosial pasangan yang
uji hipotesis menunjukkan bahwa dukungan diterima oleh karyawati bank pada
sosial pasangan berkontribusi terhadap penelitian ini cendrung lebih tinggi.
work family conflict pada karyawati bank. Menurut Apollo dan Cahyadi (2012)
9

dukungan sosial pasangan yang tinggi dapat mengatasi kebosanan, ketegangan dan
mengurangi mood negatif dan stress pada stress yang timbul akibat work family
ibu bekerja. Hal ini juga didukung oleh conflict.
pendapat Utami dan Wijaya (2018) dimana Dukungan emosional memang yang
dukungan sosial yang tinggi pada ibu paling dibutuhkan oleh pasangan untuk
bekerja dapat meningkatkan semangat menrunkan work family conflict namun hal
dalam melakukan tanggung jawab dan ini tentu saja tidak terlepas dari penilaian
memunculkan perasaan tenang, rasa dan sikap pasangan terhadap pekerjaan istri.
dipedulikan, disayangi dan rasa memiliki Menurut Jones dan Jones (dalam Apollo &
seseorang yang dapat diandalkan dalam Cahyadi, 2010) Penilaian dan sikap suami
menjalankan tanggung jawabnya, sehingga terhadap pilihan karir istri merupakan
work family conflict yang dirasakan faktor penting dalam keberhasilan
menjadi lebih berkurang. pernikahan pasangan yang sama sama
Menurut Sarafiono dan Smith (2011) bekerja. Suami yang bersikap supportif
dukungan sosial yang diterima berbeda terhadap karir istri, toleran terhadap karir
beda sesuai dengan kebutuhan penerima. istri dan mau bekerja bersama-sama dalam
Pada penelitian ini ditemukan bahwa aspek pengasuhan anak dan urusan rumah akan
dukungan penilaian merupakan aspek yang membuat istri merasa lebih puas dan
paling tinggi diterima oleh karyawati bank, bahagia dalam menjalankan karir dan
di ikuti oleh dukungan emosional dan kehidupan pernikahannya (Putrianti, 2007).
dukungan instrumental. Hal ini berbeda Aspek dukungan instrumental
dengan hasil penelitian Selvrajan, merupakan aspek yang paling kongkrit
Cloninger dan Singh (2013) bahwa diterima oleh pasangan (Rahmadita, 2013).
dukungan emosional dari pasangan Menurut Utami dan Wijaya (2018)
merupakan dukungan yang paling tinggi dukungan instrumental dapat mengurangi
pengaruhnya pada work family conflict. Hal kelelahan fisik pada ibu bekerja. Hal ini
ini dikarenakan dukungan emosional dapat dikarenakan dukungan instrumental
mengurangi mood negatif yang ditimbulkan melibatkan bantuan langsung yang
oleh work family conflict sehingga subjek diberikan pasangan seperti bergantian
merasa lebih mudah untuk menjalani kedua menjaga anak yang sedang sakit, membantu
peran yang dimilikinya. Selain itu Kaufman dalam urusan rumah seperti mencuci piring
dan Beer (dalam Utami & Wijaya, 2018) sehingga subjek tidak merasa terlalu lelah
menyebutkan bahwa dukungan sosial setelah mendapat bantuan tersebut (Julianty
terutama dukungan secara emosional dapat & Prasetya, 2016).
10

Dukungan informasi merupakan mengenai pembagian tugas di rumah


dukungan yang paling rendah diterima oleh (Putrianti, 2007)
karyawati bank. Dukungan informasi dapat Subjek penelitian rata-rata memiliki
berupa pemberian nasehat dan informasi suami yang bekerja full time dan anak yang
yang dibutuhkan oleh karyawati tentang berada pada usia pra-sekolah. Hal ini
pekerjaannya. Hal ini dijelaskan oleh Utami tentunya akan menimbulkan tekanan saat
dan Wijaya (2018) bahwa nasehat dan subjek juga harus bekerja. Tekanan yang
informasi yang diberikan oleh pasangan timbul akibat peran di pekerjaan dan peran
membantu istri untuk merespon tekanan di keluarga dapat menyebabkan kelelahan,
yang dihadapinya. Akan tetapi biasanya emosi tidak stabil, kecemasan dan
wanita yang bekerja cendrung memiliki ketegangan (Muharnis, Etikaereina, &
lingkup yang cendrung luas dan bervariasi, Yulianto, 2011).
sehingga lebih mempunyai wawasan yang Karyawati bank pada penelitian ini
luas, hal tersebut membuat istri lebih tidak memiliki masalah dalam menghadapi
menginginkan suami menjadi partner tekanan yang timbul akibat peran di
dalam bertukar pikiran saling berbagi bukan pekerjaan dan peran di keluarga. Menurut
hanya sekedar memberikan informasi dan Matthews, Barnes-Farrell, dan Bulger
saran tentang pekerjaan saja. (2010) salah satu penyebab tidak terasanya
Berdasarkan hasil penelitian work tekanan akibat pekerjaan adalah tersedianya
family conflict yang dialami oleh karyawati dukungan sosial yang baik dari anggota
bank cendrung lebih rendah. Work family keluarga terutama pasangan. Dukungan dari
conflict yang rendah dapat disebabkan oleh anggota keluarga terutama pasangan
dukungan sosial yang tinggi dari pasangan tentunya akan sedikit mengurangi beban
(Pradipta, 2016). Work family conflict yang dan tekanan yang dirasakan akibat
rendah membuat karyawan lebih merasakan menjalankan peran sebagai ibu dan sebagai
kepuasan saat bekerja di banding karyawan seorang pekerja ( Rahmadita, 2013).
yang memiliki work family conflict yang
tinggi (Soeharto, 2010). Selain itu, work SIMPULAN DAN SARAN
family conflict yang rendah menandakan
bahwa subjek mampu membagi waktu Simpulan
untuk urusan pekerjaan dan urusan rumah, Berdasarkan hasil penelitian dan
mampu memberikan pemahaman kepada pengujian hipotesis mengenai kontribusi
anak tentang pekerjaanya dan mampu dukungan sosial pasangan terhadap work
membuat kesepakatan dengan pasangan
11

family conflict pada karyawati bank dapat 1. Bagi peneliti selanjutnya yang
disimpulkan sebagai berikut : tertarik dengan topik yang sama ada
1. Secara umum dukungan sosial baiknya mempertimbangkan
pasangan pada karyawati bank variabel lain yang lebih
tergolong tinggi. berkontribusi dibandingkan
2. Secara umum work family conflict dukungan sosial pasangan pada
pada karyawati bank tergolong work family conflict
rendah. 2. Berdasarkan hasil penelitian
3. Dukungan emosional merupakan dukungan informasi merupakan
dukungan yang paling berkontribusi dukungan yang paling sedikit
terhadap work family conflict. diterima oleh karyawati bank.
4. Berdasarkan hasil penelitian sehingga diharapkan bagi karyawati
menujukkan bahwa dukungan sosial bank dan pasangan agar lebih sering
memiliki kontribusi terhadap work bertukar pikiran dan informasi
family conflict pada karyawati bank. mengenai masalah pekerjaan dan
Dimana semakin tinggi dukungan masalah dirumah. Sehingga respon
sosial pasangan maka work family yang dihasilkan untuk menangani
conflict akan semakin rendah. suatu masalah lebih beragam dan
mengurangi beban pikiran akibat
Saran masalah yang timbul di pekerjaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari dan dirumah.
penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki
saran sebagai berikut:

DAFTAR RUJUKAN
Apollo, & Cahyadi, A. (2012). Konflik (1992). Antecedents and outcomes of
peran ganda perempuan menikah yang work family conflict : testing a model
bekerja ditinjau dari dukungan sosial of the work family interface. Journal
keluarga dan penyesuaian diri. Widya Of Applied Psychology, 77, 65–78.
Warta No. 02 Tahun XXXV III.
Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985).
Erdamar, G., & Demirel, H. (2014). Sources of conflict between work and
Investigation of work family, family family roles. 10, 76–88.
work conflict of the teachers. Procedia
- Social And Behavioral Sciences, 116, House, J. S. (1989). Social relationship and
4919–4924. health : theory, evidance, and
implication for public health policy.
Frone, M. R., Russell, M., & Cooper, M. L. University of Michigan, Institue for
12

Social Research.
Rahmadita, I. (2013). Hubungan antara
Julianty, E., & Prasetya, B. E. A. (2016). konflik peran ganda dan dukungan
Hubungan antara dukungan sosial sosial pasangan dengan motivasi kerja
suami dengan konflik peran ganda pada pada karyawati di rumah sakit abdul
guru wanita di kabupaten halmahera Rivai-Berau. E-Journal Psikologi, 1
barat. Jurnal psikologi,1,27–36. (1), 58-68.

Muharnis, S., Etikariena, A., & Yulianto, A. Selvrajan, .T.T., Cloninger, A. P., & Singh,
(2011). Hubungan konflik kerja B. (2013). Social support and work
keluarga dengan kualitas kehidupan family conflict : a test of an indirect
kerja pada karyawati bank. Journal Of effect model. Journal of Vocational
Pscyhology, 14(14). Behavior. 83, 486-499

Novenia, D., & Ratnaningsih, I. Z. (2017). Matthews, R.A., Barnes-Farrell, J. L., &
Hubungan antara dukungan sosial Bulger, C. A. (2011). Advancing
suami dengan work family balance measurement of work and family
pada guru wanitadi sma negeri domain boundary characteristics.
kabupaten purworejo. Jurnal Empati, 6, Journal of Vocational Behavior, 77(3),
79–103. 447-460.

Pluut, H., Ilies, R., Curseu, P., & Liu, Y. Sarafino, E., & Smith, T. (2011). Health
(2018). Social support at work and at Psychology in (byopsychosocial
home : dual-buffering effect in the interaction). United States of America.
work family conflict process. John Willey & Sons.Inc
Organizational Behavior And Human
Decision Process, 1–13. Soeharto, T. N. E. D. (2010). Konflik
pekerjaan keluarga dengan kepuasan
Pradipta, A. Citra. (2016). Hubungan kerja: metaanalisis. Jurnal Psikologi,
dukungan sosial pasangan dengan work 37, 189–194.
family conflict pada karyawan.Jurnal
Psikologi, 2, 1-16 Utami, K. P. & Wijaya, Y. Duriana. (2018).
Hubungan dukungan sosial pasangan
Putrianti, F. G. (2007). Kesuksesan peran dengan konflik pekerjaan keluarga
ganda ditinjau dari dukungan suami, pada ibu bekerja. Jurnal Psikologi, 16
optimisme dan strategi coping. Jurnal (1), 1-8
Ilmiah Berkala Psikologi, 9 (1).

Anda mungkin juga menyukai