Anda di halaman 1dari 1

Masih ada alasan lain dati tidak berpengaruhnya gender diversity terhadap

financial distress, yaitu masalah wanita itu sendiri (women’s problem). Tidak sedikit
wanita yang bekerja telah memiliki keluarga, sehingga harus menjalankan dua peran
(sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja) sekaligus. Menjalani dua peran sekaligus
tentunya tidak mudah, sehingga terkadang seorang wanita dapat mengalami konflik peran
ganda. Konflik peran ganda menurut Greenhaus & Beutell (1985) merupakan suatu
bentuk konflik antara peran dalam berkerja dengan peran dalam berkeluarga memiliki
tekanan peran yang saling bertentangan. Artinya peran pekerjaan dapat lebih sulit karena
juga harus berperan dalam keluarga dan sebaliknya. Konflik peran ganda muncul ketika
wanita merasakan ketegangan antara peran keluarga dengan peran pekerjaan. Konflik
pekerjaan-keluarga yang sering dialami wanita yang di satu sisi harus melakukan
pekerjaan dikantor dan di sisi lain harus memperhatikan keluarga bukanlah kebohongan
jika wanita akan sering stress dalam bekerja maupun mengurus rumah tangga. Konflik
pekerjaan-keluarga berpengaruh negatif dengan kinerja karyawan wanita, begitu pula
sebaliknya. Rendahnya tingkat kinerja karyawan akan berpengaruh terhadap hasil kerja.
Apabila wanita tersebut menduduki jajaran direksi, hasil kerja yang buruk akibat konflik
pekerjaan-keluarga akan berpengaruh terhadap bisnis perusahaan tersebut. Kinerjanya
yang memburuk akan berpengaruh pada pengambilan keputusan buruk. Banyak bukti
yang menjelaskan bahwa tekanan antara peran pekerjaan dan keluarga dapat
menyebabkan penurunan kesehatan fisik dan psikologis karyawan wanita. Apabila
perusahaan memiliki seseorang demikian demikian, hal tersebut tentunya akan merugikan
perusahaan salah satunya dari sisi keuangan (pembayaran gaji atau insentif). Hal tersebut
juga dapat menjadi salah satu alasan para petinggi perusahaan seperti CEO yang tidak
menghadirkan wanita dalam jajaran direksinya.

Anda mungkin juga menyukai