2024
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh dari beban kerja terhadap Work Family Conflict
terhadap tenaga medis perempuan yang sudah menikah.
2. Apakah Umur, Pendidikan, dan Posisi Pekerjaan mempengaruhi
Hubungan antara Beban Kerja dan Work Family Conflict pada Tenaga
Medis Perempuan yang Sudah Menikah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa besar beban kerja fisik dan mental yang dirasakan
oleh tenaga medis di rumah sakit.
2. Menemukan hubungan antara beban kerja dan konflik antara pekerjaan
dan keluarga.
3. Menyarankan cara-cara untuk meningkatkan kondisi kerja dan
mengurangi konflik pekerjaan-keluarga bagi tenaga medis
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada teori beban kerja
dengan menggali lebih dalam aspek fisik dan mental dari beban kerja
tenaga medis di rumah sakit, sekaligus menyumbangkan wawasan
terhadap teori konflik pekerjaan-keluarga dengan mengeksplorasi dampak
beban kerja tersebut pada tingkat konflik, selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang bagaimana perbedaan
dalam jenis pekerjaan, seperti antara dokter dan perawat, dapat
mempengaruhi kesejahteraan tenaga medis secara keseluruhan.
2. Manfaat Praktis
a). Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan bisa untuk menjadi referensi bagi
pihak manajemen rumah sakit agar bisa mengatasi beban kerja terhadap
work family conflict pada tenaga medis perempuan yang sudak menikah .
E. Tinjauan Pustaka
Work family conflict dapat didefinisikan sebagai bentuk konflik peran
dimana tuntutan peran dari pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak dapat
disejajarkan dalam beberapa hal. Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang
berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut
dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk memenuhi
tuntutan keluarganya, atau sebaliknya, dimana pemenuhan tuntutan peran
dalam keluarga dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam memenuhi
tuntutan pekerjaannya (Frone, 2000).
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu (Menpan 1997).
Faktor Faktor yang mempengaruhi Work family conflict :
Froneet al. (1997) melakukan pembagian faktor-faktor yang mempengaruhi
konflik pekerjaan- keluarga dalam dua jenis yaitu faktor langsung (proximal)
dan tidak langsung (distal), dan disesuaikan dengan dua arah konflik
pekerjaan-keluarga.
1. Langsung (proximal)
a. Komitmen waktu untuk satu peran (role related time commitment)
Komitmen waktu untuk satu peran adalah banyaknya waktu yang
dihabiskan individu untuk perannya di lingkungan pekerjaan atau
keluarga. Faktor ini didasari pada pandangan bahwa waktu adalah
sumber daya yang terbatas, ini berarti semakin banyak waktu yang
digunakan untuk satu peran membuat waktu untuk pemenuhan
tuntutan dan tanggung jawab dalam peran lain lebih sedikit.
b. Ketidakpuasan atau distress terhadap peran (role related dissatisfaction
or distress).
Ketidakpuasan atau distress terhadap peran menerangkan bahwa
berbagai karakter atau ciri pada satu peran dapat menghasilkan
ketidakpuasan bagi individu dan membawa konsekuensi yaitu
mengganggu kemampuan atau kesediaan individu untuk memenuhi
kewajiban dari peran lain.
c. Role overload.
Role overload mempunyai efek langsung terhadap konflik
pekerjaan-keluarga. Role overload yang tinggi mempunyai arti bahwa
individu mempunyai terlalu banyak hal untuk dicapai dalam suatu
periode waktu yang pendek. Konsekuensi dari hal ini adalah
terpakunya perhatian individu terhadap tugas-tugas yang belum selesai
bahkan pada saat berusaha memenuhi tuntutan peran yang lain.
2. Tidak langsung (distal)
a. Prediktor dari dalam peran (within role predictor)
Prediktor dari dalam peran berupa dukungan instrumental dari
atasan dan rekan kerjadan, dukungan instrumental dari pasangan dan
keluarga. Dukungan instrumentalmerujuk pada pengetahuan terhadap
bantuan langsung atau saran dengan tujuan membantu individu untuk
memenuhi tanggung jawab atau kebutuhannya.
b. Dua arah konflik pekerjaan-keluarga (bidirectional nature of work
family conflict).
Kedua konflik pekerjaan-keluarga berhubungan secara resiprokal dan
tidak langsung pada kedua konflik lewat role overload dan role
distress. Konflik pekerjaan ke keluarga mempengaruhi konflik
keluarga ke pekerjaan lewat family distressdanfamily overload,
sedangkan konflik keluarga ke pekerjaan mempengaruhi konflik
pekerjaan ke keluarga lewat work distress dan work overload.
4. Penelitian yang dilakukan Andika Sari Putri (2019) Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah sebanyak 139 para perawat wanita di RSUP Haji
Adam Malik.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
dengan menggunakan metode skala, metode ini terdiri dari dua macem
skala yang mengungkap stres kerja dan work family conflict. jenis skala
yang digunakan adalah skala likert.Metode analisis data menggunakan
korelasi Product Moment (Pearson Correlation) dengan bantuan SPSS 19
for windows untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel work
family conflict dengan variabel stres kerja.Ada hubungan positif antara
work family conflict dengan stres kerja pada perawat wanita di RSUP Haji
Adam Malik Medan dengan korelasi Product Moment (r) sebesar 0.236
dengan p sebesar 0.003 (p < 0.05), artinya semakin tinggi work family
conflict yang dialami oleh perawat wanita, maka semakin tinggi stres
kerja, dan sebaliknya jika semakin rendah work family conflict, maka
semakin rendah stres kerja pada perawat wanita. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel stres kerja pada
penelitian ini diperoleh koefisien determinasi R Square (R2) sebesar 5.6
persen. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa 5.6 persen
work family conflict mempengaruhi stres kerja di RSUP Haji Adam
Malik.