NIM: K011191096
2. Jelaskan apa perbedaan konflik vertikal dengan konflik horizontal ditempat kerja
beserta contohnya!
Jawab:
Konflik vertical merupakan konflik yang terjadi antara komponen masyarakat
didalam satu struktur yang mempunyai tingkatan dan hierarki. Contoh konflik vertical
adalah konflik antara perusahaan dengan karyawan soal pemberhentian kerja akibat
COVID-19.
Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau
kelompok yang mempunyai kedudukan yang sama. Contoh konflik horizontal adalah
konflik antar sesama karyawan tentang etnis/suku.
3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang WFC (work family conflict) pada perempuan
pekerja!
Jawab:
Work-family conflict adalah bentuk konflik peran dimana tuntutan peran dari
pekerjaan dan keluarga secara mutlak tidak dapat disejajarkan dalam beberapa hal.
Hal ini boasanya terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran
dalam pekerjaa dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang
bersangkutan untuk memenuhi tuntutan keluarga, atau sebaliknya dimana pemenuhan
tuntutan peran dalam keluarga dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam
memenuhi tuntutan pekerjaan.
Pada dasarnya work-family conflict dapat terjadi baik pada pria maupun
wanita. Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa intensitas terjadi
work-family conflict pada wanita lebih besar. Keterlibatan dan komitmen waktu
perempuan pada keluarga didasari tanggung jawab mereka terhadap tugas rumah
tangga, termasuk mengurus suami dan anak membuat para wanita bekerja lebih sering
mengalami konflik. Fenomena woek-family conflict ini memiliki dampak negative
terhadap wanita pekerja itu sendiri, keluarganya maupun organisasi tempat ia bekerja.
Beberapa dampak negative secara individual diantaranya adalah berkurangnya
kepuasan baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan rumah tangga, ketegangan
dan stress pada diri wanita bekerja, gangguan kesehatan, dan ketidakharmonisan
hubungan dengan anggota keluarga lain. Sedangkan dari sisi organisasi work-family
conflict akan mengakibatkan berkurangnya komitmen karyawan pada pekerjaan yang
akhirnya dapat mendorong perputaran tenaga kerja pada organisasi (high tumover).
Jawab:
Tingkat kehadiran = (jumlah hari absen : jumlah seluruh hari kerja) x 100
Efek cost akibat absenteeism yaitu salah satunya adalah upaya yang dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar tingkat absenteeismnya
berkurang. Jika dalam jumlah yang tinggi dan tinggi juga tingkat absenteeismnya
maka produktivitas perusahaan juga menurun dikarenakan pengeluaran (cost) untuk
meminimalkan absenteeism tersebut.