Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada
Abad 21
1
Djumadi, 2A. Duran Corebima, 2 Hadi Suwono, 2Istamar Syamsuri.
1
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
e-mail: djumadi@ums.ac.id

Abstrak: Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan mind map memiliki tujuan yang paralel, keduanya didasarkan pada
psiswangan pembelajaran konstruktivis.PBL dan mind map perlu diterapkan bersamaan sebagai model
pembelajaran utama. PBL terdiri dari masalah yang dirancang dengan cermat yang menantang siswa untuk
menggunakan pemikiran kritis,strategi pembelajaran mandiri,keterampilan partisipasi tim, teknik penelitian, dan
pengetahuan disipliner.Mind map dapat digunakan sebagai alat pembelajaran untuk membantu pemikiran kritis
dalam pembelajaran dengan mendorong siswa untuk mengintegrasikan informasi yang telah ditunjukkan untuk
memfasilitasi memori. Keuntungan dari menggunakan mind map dalam pembelajaran adalah bahwa strategi ini
dapat mengambil manfaat lebih banyak siswa dengan gaya belajar yang beragam.Tantangan terbesar dengan
PBL adalah bagaimanaupaya guru dapat memfasilitasi dari banyak kelompok kelas pada saat yang sama. Dalam
PBL, guru memandu proses kelompok dengan mengamati, mengajukan pertanyaan, dan intervensi saat yang
tepat. Integrasi mind map dalam sintak PBL akan melengkapi kekurangan pada sintaknya (Beasley dan Ford,
2014). Dengan integrasi mind map ke dalam sintak PBLagar supaya dalam aktivitas pemecahan masalah secara
berkelompok dapat terarah dan efisien mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan sejak awal dengan
bimbingan guru, mengingat pembelajaran dengan model PBL memerlukan waktu yang lama. Mind map merupakan
visual outline sehingga memudahkan guru untuk memberikan masukan atau arahan dengan cepat dari hasil
pemecahan masalah masing-masing kelompok.

Kata kunci: mind map, pembelajaran berbasis masalah (PBL), pembelajaran aktif

1. PENDAHULUAN lebih baik (Schmidt et al., 2009; Schmidt,


Pembelajaran berbasis masalah (PBL) 2010).
memungkinkan siswa untuk saling belajar satu Kelompok di dalam pembelajaran berbasis
sama lain sambil siswa belajar membangun masalah memberikan suasana yang
makna. Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang dimana siswa
interaktif, aktif, konstruktivisseperti PBL dapat berdebat dan menganalisis secara kritis
dipercaya menghasilkan manfaat kognitif dan terhadap kontribusi yang diberikan sesama
motivasional yang penting bagi siswa (Chi, siswa.Kekurangan dalam PBL kondisi kerja
2009). PBL memotivasi siswa untuk kelompok dan pembelajaran kooperatif dapat
mengintegrasikan informasi baru dengan kurang optimal (Dolman, Wolfhagen, Van der
pengetahuan dan pengalaman pribadi yang Vleuten, dan Wijnen, 2001). Ada banyak
diaktifkan dengan mendiskusikan masalah alasan mengapa kelompok siswa kurang
otentik dalam kelompok kecil. Dalam sesi efektif. Misalnya, dalam kelompok besar,
yang khusus, siswa mengklarifikasi konsep keterlibatan aktif anggota tidak tampak serta
yang tidak diketahui dalam deskripsi masalah, anggota kelompok mungkin tidak termotivasi
merumuskan definisi masalah, dan terlibat untuk berbagi informasi (Wittenbaum,
dalam analisis masalah dengan melakukan Hollingshead & Botero, 2004). Pertukaran
brainstorming dan kemudian menguraikan dan informasi sering bias terhadap pengetahuan
mengelompokkan hasil brainstorming. umum (Stasser & Titus, 2003; Mesmer-
Selanjutnya, tujuan pembelajaran dirumuskan Magnus & DeChurch, 2009). Informasi dapat
dan siswa memulai studi dalam kelompok diabaikan dari hasil diskusi kelompok, karena
kecil. Ketika siswa kembali ke kelompok, individu diam tidak memberikan kontribusi
anggota kelompok melaporkan hasil temuan atau karena kelompok gagal
siswa dan mencoba untuk mensintesis dan menggabungkannya (Ekeocha & Brennan,
mengintegrasikan informasi baru yang 2008). Dalam beragam kelompok PBL, siswa
diperoleh (Dolmans & Schmidt, 2010). PBL sering tidak berinteraksi dengan lancar,
telah diadopsi di berbagai bidang studi, terutama bila siswa memiliki kemampuan
termasuk pendidikan kedokteran, ekonomi, verbal rendah atau ketika dinamika kelompok
teknik, biologi, psikologi dan hukum. Dalam dalam suasana ketegangan. Anggota kelompok
pembelajaran berbasis masalah siswamemiliki kurang bersedia atau mau untuk berbagi
keterampilan praktis dan interpersonal yang informasi dengan anggota yang dianggap
berbeda pendapat (Van Knippenberg, De

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 579


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

Dreu, & Homan, 2004; Mesmer-Magnus & menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan
DeChurch, 2009). sumber belajar yang tepat, bekerja kooperatif,
Analisis masalah dalam kelompok kecil untuk menunjukkan kemampuan komunikasi
bisa gagal karena tidak adanya gagasan yang efektif, dan menggunakan pengetahuan
ataunmasukan dari anggota yang akan dan keterampilan intelektual bagi siswa.
mengganggu aktivasi pengetahuan dan Hmelo-Silver (2004) menggambarkan PBL
pembentukan ide. Kegagalan kognitif yang sebagai metode pembelajaran di mana siswa
dihasilkan mempengaruhi brainstorming belajar melalui pemecahan masalah yang
ketekunan, kenyamanan, dan produktivitas difasilitasi yang berpusat pada masalah
(Nijstad & Stroebe, 2006). Analisis masalah kompleks yang tidak memiliki satu jawaban
dan diskusi kelompok sering kali dangkal, atau yang benar. Siswa bekerja dalam kelompok
tidak koheren (Visschers-Pleijers, Dolmans, kolaboratif untuk mengidentifikasi apa yang
De Grave, et al., 2006). Menurut siswa dalam perlu siswa pelajari untuk memecahkan
PBL, diskusi yang efektif harus memberi masalah, terlibat dalam pembelajaran mandiri,
ruang bagi pertukaran informasi, integrasi dan menerapkan pengetahuan baru siswa untuk
penerapan pengetahuan. Diskusi dianggap masalah ini, dan merenungkan apa yang siswa
efektif saat siswa membantu siswa menyusun pelajari dan efektivitas strategi yang
pengetahuan dan menghubungkan konsep dan digunakan.
ketika perbedaan berkaitan dengan analisis Simulasi masalah yang digunakan dalam
konten pembelajaran (Visschers- Pleijers et al., pembelajaran berbasis masalah harus tidak
2006). terstruktur dan memungkinkan penyelidikan
Penggabungan atau perpaduan berbagai secara bebas. Masalah di dunia nyata tidak
pendekatan atau strategi pembalajaran akan terstruktur. Keterampilan kritis yang
memberikan saling penguatan atau menutupi dikembangkan melalui PBL adalah
kekurangan diantara pendekatan tersebut. kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
Mind map (Buzan & Buzan, 2000) adalah dan menetapkan parameter pada
contoh bentuk gambaran visual yang telah pengembangan solusi. Bila masalah yang
berhasil mendukung kegiatan belajar terstruktur dengan baik siswa kurang
konstruktif dan menghasilkan wawasan termotivasi dalam pengembangan solusinya.
berharga dalam representasi pengetahuan Belajar harus diintegrasikan dari berbagai
kelompok (Mohammed, 2010). Mind map disiplin ilmu atau mata pelajaran. Barrows
mendorong siswa untuk secara eksplisit mencatat bahwa selama pembelajaran mandiri,
menilai dan menganalisis hubungan antara ide siswa harus dapat mengakses, mempelajari dan
ide yang ada. Oleh karena itu, menggunakan mengintegrasikan informasi dari semua
mind map sebagai pembelajaran kelas adalah disiplin ilmu yang mungkin terkait dengan
salah satu alat inovatif dimana guru dapat pemahaman dan penyelesaian masalah
menerapkan untuk meningkatkan kegiatan tertentu. Seperti halnya kehidupan orang-orang
belajar aktif. di dunia nyata harus mengingat dan
2. PEMBELAJARAN BERBASIS menerapkan informasi yang terintegrasi dari
MASALAH beragam sumber dalam pekerjaan siswa.
A. Karakteristik Beberapa perspektif mengarah pada
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) pemahaman yang lebih menyeluruh tentang
adalah pendekatan instruksionaldan kurikuler masalah dan pengembangan solusi yang lebih
yang berpusat pada siswa yang kuat.
memberdayakan siswa untuk melakukan Kolaborasi sangat penting dalam setiap
penelitian, mengintegrasikan teori dan praktik, kehidupan di dunia nyata. Setelah lulus
dan menerapkan pengetahuan dan sekolah, kebanyakan siswa akan menemukan
keterampilan untuk mengembangkan solusi diri siswa dalam pekerjaan di mana siswa
yang layak untuk masalah yang telah perlu berbagi informasi dan bekerja secara
ditetapkan. Duch, Groh, dan Allen (2001) produktif dengan orang lain. PBL
menggambarkan metode yang digunakan menyediakan format untuk pengembangan
dalam PBL dan keterampilan spesifik yang keterampilan penting ini. Selama sesi PBL,
dikembangkan, termasuk kemampuan untuk guru akan mengajukan pertanyaan dari setiap
berpikir kritis, menganalisis, dan memecahkan dan semua anggota untuk memastikan bahwa
masalah dunia nyata yang kompleks, untuk informasi telah dibagi antara anggota terkait

580 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

dengan masalah kelompok.Apa yang dipelajari pedagogis dalam kurikulum dan bukan bagian
siswa selama pembelajaran mandiri siswa dari kurikulum didaktik (Savery, 2006).
harus diterapkan kembali ke masalah dengan B. Implementasi Pembelajaran Berbasis
reanalisis dan resolusi.Inti penelitian yang Masalah
diarahkan sendiri adalah agar individu Di dalam pembelajaran berbasis masalah
mengumpulkan informasi yang akan ada lima tahap yang meliputi orientasi siswa
menginformasikan proses pengambilan pada masalah, mengorganisasi siswa untuk
keputusan kelompok terkait dengan masalah belajar, membimbing penyelidikan individual
tersebut. Setiap individu berbagi secara maupun kelompok, mengembangkan dan
koheren apa yang telah dia pelajari dan mempresentasikan hasil karya, dan
bagaimana informasi itu mungkin berdampak menganalisis dan mengevaluasi proses
pada pengembangan solusi untuk masalah pemecahan masalah. Lima tahapdalam
yang dipecahkan bersama. pembelajaran berbasis masalah dan perilaku
Analisis di akhir pembelajaransangat guru yang dibutuhkan untuk setiap tahapdapat
penting dari apa yang telah dipelajari dari dijelaskan sebagai berikut (Arends, 2012);
kegiatan pemecahan masalah dan diskusi 1). Orientasi Siswa pada Masalah
tentang konsep dan prinsip apa yang telah Pada awal pelajaran berbasis masalah, sama
dipelajari.Mengingat bahwa PBL adalah seperti semua jenis pelajaran, guru harus
bentuk pembelajaran eksperimental yang mengkomunikasikan dengan jelas tujuan
sangat menarik, memotivasi dan melibatkan, pelajaran, menetapkan sikap positif terhadap
siswa seringkali sangat dekat dengan rincian pelajaran, dan menjelaskan apa yang
langsung masalah dan solusi yang diajukan. diharapkan dari siswa. Guru juga harus
Tujuan proses tanya jawab pasca pengalaman menjelaskan proses dan prosedur model secara
adalah mengkonsolidasikan pembelajaran dan terperinci. Tujuan utama pelajaran bukan
memastikan bahwa pengalaman telah untuk mempelajari sejumlah besar informasi
tercermin. Barrows (1996) menyarankan agar baru melainkan untuk menyelidiki masalah
siswabelajar semua aspek proses PBL untuk penting dan menjadi siswa yang mandiri.
lebih memahami apa yang siswa ketahui, apa Masalah atau pertanyaan yang diteliti tidak
yang siswa pelajari, dan bagaimana memiliki jawaban "benar" mutlak, dan
kinerjanya. masalah yang paling kompleks memiliki solusi
Penilaian diri dan teman sejawat harus yang beragam dan terkadang
dilakukan pada saat menyelesaikan setiap kontradiktif.Selama tahap investigasi
masalah dan pada akhir setiap pokok pelajaran, siswa akan didorong untuk
bahasan.Kegiatan penilaian yang terkait mengajukan pertanyaan dan mencari
dengan proses PBL terkait erat dengan informasi. Guru akan memberikan bantuan,
karakteristik refleksi penting sebelumnya namun siswa harus berusaha untuk bekerja
terhadap perolehan pengetahuan. Pentingnya secara mandiri atau dengan teman sebayanya.
kegiatan ini adalah untuk memperkuat sifat Selama tahap analisis dan penjelasan
belajar reflektif diri dan mempertajam pelajaran, siswa akan terdorong untuk
berbagai keterampilan pemrosesan mengungkapkan gagasan siswa secara terbuka
metakognitif.Kegiatan yang dilakukan dalam dan bebas. Tidak ada ide yang akan
pembelajaran berbasis masalah harus dinilai di jelekmenurut guru atau teman sekelasnya.
dunia nyata.Siswa diuji untuk mengukur Semua siswa akan diberi kesempatan untuk
kemajuan siswa menuju tujuan pembelajaran berkontribusi pada penyelidikan dan untuk
berbasis masalah.Tujuan PBL berbasis mengekspresikan ide siswa.Guru perlu
pengetahuan dan berbasis proses. Siswa perlu menyajikan situasi masalah dengan hati-hati
dinilai pada kedua dimensi secara berkala atau memiliki prosedur yang jelas untuk
untuk memastikan bahwa siswa diuntungkan melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.
sesuai dengan pendekatan PBL. Siswa Guru harus menyampaikan situasi masalah
bertanggung jawab atas isi kurikulum yang kepada siswa semaksimal dan seakurat
telah siswadiskusikan melalui pendekatan mungkin. Biasanya dengan melihat,
dengan masalah. Siswa harus bisa mengenali merasakan, dan menyentuh sesuatu
dan mengartikulasikan apa yang siswa ketahui menghasilkan minat dan akan memotivasi
dan apa yang telah siswa pelajari.Pembelajaran penyelidikan. Seringkali menyampaikan
berbasis masalah harus menjadi basis kejadian yang tidak sesuai atau situasi di mana

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 581


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

hasilnya tidak terduga dan mengejutkan dapat aktif dalam penyelidikan dan bahwa jumlah
membangkitkan minat siswa. Sebagai contoh, semua investigasi subtopik akan menghasilkan
demonstrasi di mana air mengalir menanjak solusi yang dapat diterapkan untuk situasi
atau es mencair dalam suhu yang sangat dingin masalah umum.
dapat menciptakan rasa misteri dan keinginan 3). MembimbingPenyelidikan
untuk memecahkan masalah. Rekaman video Individualmaupun Kelompok
singkat dari peristiwa atau situasi menarik Penyelidikan apakah dilakukan secara
yang menggambarkan masalah kehidupan individu, berpasangan, atau dalam kelompok
nyata seperti polusi atau bencana alam. Yang studi kecil, adalah inti dari pembelajaran
penting disini adalah orientasinya pada situasi berbasis masalah. Meskipun setiap situasi
masalah sehingga presentasinya harus menarik masalah memerlukan teknik penyelidikan yang
minat siswa dan menghasilkan rasa ingin tahu sedikit berbeda, sebagian besar melibatkan
dan kesenangan siswa. proses pengumpulan dan eksperimen data,
2). Mengorganisasi Siswa untuk Belajar membuat hipotesis, dan memberikan solusi.
Pembelajaran berbasis masalah Aspek penyelidikan ini sangat penting. Pada
mengharuskan guru mengembangkan tahap inilah guru mendorong siswa untuk
keterampilan kolaborasi di antara siswa dan mengumpulkan data dan melakukan percobaan
membantu siswa untuk menyelidiki masalah sampai siswa benar-benar memahami dimensi
secara bersama. Hal ini juga mengharuskan situasi masalah. Tujuannya adalah agar siswa
siswa merencanakan tugas penyelidikan dan mengumpulkan informasi yang cukup untuk
pelaporan.Guru agardapat mengorganisir siswa menciptakan dan membangun gagasan siswa
ke dalam kelompok pembelajaran kooperatif. sendiri. Tahap pelajaran ini seharusnya lebih
Tentunya, bagaimana kelompok siswa dari sekadar membaca tentang masalah dalam
terbentuk akan bervariasi sesuai dengan tujuan buku. Guru harus membantu siswa dalam
yang dimiliki guru untuk proyek tertentu. mengumpulkan informasi dari berbagai
Terkadang seorang guru dapat memutuskan sumber, dan siswa harus mengajukan
bahwa penting bagi tim penyelidikan untuk pertanyaan agar siswa memikirkan masalah
mewakili berbagai tingkat kemampuan dan dan tentang jenis informasi yang dibutuhkan
keragaman ras, etnik, atau keragaman gender. untuk mencapai solusi yang dapat
Jika keragaman itu penting, guru perlu dipertahankan. Siswa perlu diajari bagaimana
membuat penilaian tim. Di lain waktu, guru menjadi penyidik aktif dan bagaimana cara
dapat memutuskan untuk mengatur siswa menggunakan metode yang tepatuntuk
sesuai dengan kepentingan bersama atau masalah yang dipelajari siswa: mewawancarai,
membentuk kelompok berdasarkan keinginan mengamati, mengukur, mengikuti petunjuk,
sendiri. Kelompok penyelidikan dapat atau mencatat. Siswa juga perlu belajar etika
membentuk secara sukarela. Selama tahapan penyelidikan yang tepat dan benar.
pelajaran ini, para guru harus memberi siswa Setelah siswa mengumpulkan data yang
alasan kuat tujuan pembentukan kelompok cukup dan melakukan percobaan terhadap
penyelidikan. fenomena yang dihadapi siswa,
Setelah siswa berorientasi pada situasi siswamengajukan hipotesis, menjelaskan, dan
masalah dan telah membentuk kelompok studi, memberikan solusi. Selama tahap pelajaran
guru dan siswa harus meluangkan banyak ini, guru mendorong semua gagasan dan
waktu untuk menentukan subtopik, tugas sepenuhnya diterima. Seperti tahap
penyelidikan, dan batas waktu tertentu. Untuk pengumpulan data dan percobaan, para guru
beberapa proyek, sebuah tugas utama terus mengajukan pertanyaan yang membuat
perencanaan akan membagi situasi masalah siswa memikirkan hipotesis dan solusi serta
yang lebih umum ke subtopik yang sesuai dan tentang kualitas informasi yang siswa
kemudian membantu siswa menentukan kumpulkan. Guru harus terus mendukung dan
subtopik mana yang ingin siswa selidiki. memberi model pertukaran ide secara bebas
Misalnya, pelajaran berbasis masalah tentang dan mendorong penyelidikan lebih dalam
keseluruhan topik cuaca dapat dibagi menjadi mengenai masalah jika diperlukan. Pertanyaan
subtopik yang melibatkan angin topan, awan, di tahap ini mungkin termasuk, "Apa yang
pemanasan global, dan sebagainya. Tantangan perlu kalian ketahui agar kalian merasa yakin
bagi para guru pada tahap pelajaran ini adalah bahwa solusi kalian adalah yang terbaik?"
melihat bahwa semua siswa terlibat secara atau, "Apa yang dapat kalian lakukan untuk

582 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

menguji kelayakan solusi kalian?" atau, "Apa penyelidikan berlangsung? Apa yang
solusi lain yang bisa kalian usulkan? " menyebabkan perubahan ini? Apa yang akan
Sepanjang tahap penyelidikan, guru harus siswa lakukan pada waktu yang berbeda
memberikan bantuan yang dibutuhkan tanpa berikutnya?
mengganggu. Untuk beberapa proyek dan 3. MIND MAP
dengan beberapa siswa, guru harus dekat Mind map (peta pikiran) adalah bentuk
untuk membantu siswa menemukan bahan dan visual dari catatan yang menawarkan ikhtisar
mengingatkan siswa tentang tugas yang akan topik dan informasi kompleksnya, yang
diselesaikan. Untuk proyek lain dan siswa memungkinkan siswa untuk memahami,
lainnya, guru mungkin ingin tidak terlibat dan menciptakan gagasan baru dan membangun
membolehkan siswa mengikuti arahan dan koneksi. Melalui penggunaan warna, gambar
inisiatif siswa sendiri. dan kata-kata, pemetaan pikiran mendorong
4). Mengembangkan dan Mempresentasikan siswa untuk memulai dengan ide sentral dan
Hasil Karya memperluas topik sub-topik yang lebih
Setelah tahap mendalam. Peta pikiran adalah representasi
penyelidikanmengembangkanhasil karya.Hasil visual dari informasi hierarkis yang mencakup
karya lebih dari sekadar laporan tertulis, gagasan sentral yang dikelilingi oleh cabang
mencakup hal-hal seperti rekaman video yang terkait dari topik terkait.
menunjukkan situasi masalah dan solusi yang Manfaat peta pikiran untuk pembelajaran di
diajukan, model yang terdiri dari representasi kelas antara lain, membantu siswa melakukan
fisik dari situasi masalah atau solusinya, dan brainstorming dan mengeksplorasi ide, konsep,
program komputer dan presentasi multimedia. atau masalah apa pun; Memfasilitasi
Setelah hasil karya dikembangkan, para guru pemahaman hubungan dan hubungan yang
sering mengatur pameran untuk menampilkan lebih baik antara gagasan dan konsep;
karya siswa di depan umum. Pameran ini harus Memudahkan untuk mengkomunikasikan ide
membawa penonton siswa - siswa, guru, orang dan proses berpikir baru; Memungkinkan
tua, dan orang lain ke sekolah. Pameran bisa siswa untuk lebih mudah mengingat informasi;
menjadi pameran sains tradisional, di mana membantu siswa membuat catatan dan
setiap siswa menampilkan karyanya untuk merencanakan tugas; Memudahkan untuk
pengamatan dan penilaian orang lain, atau mengatur gagasan dan konsep.
presentasi verbal dan atau visual yang saling Pemetaan pikiran adalah alat belajar yang
bertukar gagasan dan memberi umpan balik. bermanfaat untuk membantu siswa melakukan
Situs web juga bisa dibuat yang brainstorming topik apapun dan berpikir
memungkinkan siswa menampilkan hasil kreatif. Peta pikiran sangat membantu dalam
pekerjaan siswa secara online dan untuk proses penulisan dan memberi siswa cara
masuk ke dalam persaingan dengan siswa lain berpikir dan pemikiran alami pada alur cerita
jika siswa menginginkannya. atau tema. Peta pikiran juga memberi wawasan
5) Menganalisis dan Mengevaluasi Proses kepada guru tentang proses berpikir siswa
Pemecahan Masalah mengenai topik tertentu. Dengan meminta
Tahap akhir pembelajaran berbasis masalah siswa membuat peta pikiran yang
melibatkan kegiatan yang bertujuan membantu menunjukkan pemahaman mereka terhadap
siswa menganalisis dan mengevaluasi proses sebuah konsep, para guru dapat memahami
berpikir siswa sendiri serta kemampuan apa pengetahuan awal siswa dan seberapa baik
keterampilan penyelidikan dan intelektual siswa memahami tugas atau materi yang
siswa. Selama tahap ini, guru meminta siswa diajarkan. Ini adalah cara yang sangat efektif
untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas untuk mengevaluasi pemahaman siswa.
siswapada berbagai tahap pelajaran. Kapan Semua peta pikiran dimulai dengan konsep
siswa pertama kali mulai mengerti situasi atau gagasan utama, jadi memilih gagasan atau
masalahnya? Kapan siswa mulai merasa yakin topik itu adalah langkah pertama. Mulailah
akan solusi tertentu? Mengapa siswa dengan membuat gambar atau menulis kata
menerima beberapa penjelasan lebih mudah yang mewakili ide utama yang pertama.Dari
dari yang lain? Mengapa siswa menolak ide utama itu, ciptakan cabang (sebanyak yang
beberapa penjelasan? Mengapa siswa dibutuhkan), yang masing-masing mewakili
mengadopsi solusi terakhir siswa?Apakah satu kata yang berhubungan dengan topik
siswa mengubah pemikiran tentang situasi saat utama. Sangat membantu untuk menggunakan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 583


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

berbagai warna dan gambar untuk mengedit. Hal ini mendorong pemikiran non
membedakan cabang dan sub topik.Kemudian, linier dan gagasan pemetaan pikiran. Akan ada
buat sub-cabang yang berasal dari cabang banyak waktu untuk memodifikasi informasi
utama untuk lebih memperluas gagasan dan di lain waktu atau kemudian hari, namun pada
konsep. Sub-cabang ini juga berisi kata-kata tahap ini penting untuk mendapatkan setiap
yang menguraikan topik cabang yang kemungkinan ke dalam peta pikiran.
dimilikinya. Ini membantu mengembangkan Terkadang itu adalah salah satu dari
dan menguraikan keseluruhan tema peta kemungkinan yang tidak jelas yang mungkin
pikiran. Termasuk gambar dan sketsa juga bisa menjadi kunci pengetahuan Siswa tentang
membantu dalam brainstorming dan sebuah topik.
menciptakan topik sub-cabang.Peta pikiran Tuliskan gagasan utama. Beberapa siswa
dapat dibuat di atas kertas namun lebih mudah menemukan bahwa menggunakan huruf
dan lancar dibuat di komputer dengan kapital mendorong mereka hanya untuk
perangkat lunak pemetaan pikiran seperti menurunkan poin-poin kunci. Huruf kapital
Inspiration Software®'s Inspiration® 9 (Buzan juga lebih mudah dibaca dalam sebuah
dan Buzan, 2000). diagram. Namun siswa mungkin ingin
A. Langkah-langkah Membuat Mind Map menuliskan beberapa catatan penjelasan dalam
Pemetaan pikiran melibatkan penulisan huruf kecil. Beberapa siswa melakukan hal ini
gagasan sentral dan memikirkan gagasan baru saat mereka melihat kembali peta pikiran di
dan terkait yang memancar dari pusat. Dengan lain waktu sementara yang lain menulis hal-hal
memusatkan perhatian pada gagasan kunci seperti kriteria penilaian.
yang ditulis dengan kata-kata siswa sendiri, Letakkan ide utama di tengah. Sebagian
dan kemudian mencari cabang dan hubungan besar siswa membalik halaman mereka
antara gagasan, siswa memetakan pengetahuan disamping dan merasa berguna untuk
dengan cara yang akan membantu siswa melakukan peta pikiran dengan gaya
memahami dan mengingat informasi baru. "lanskep". Dengan ide atau topik utama di
Carilah hubungan. Gunakan garis, warna, tengah halaman ini memberi ruang maksimum
panah, cabang atau cara lain untuk agar gagasan lain dapat dipancarkan dari
menunjukkan hubungan antara gagasan yang pusat.
dihasilkan di peta pikiran siswa. Hubungan ini Tinggalkan banyak ruang. Beberapa peta
mungkin penting bagi siswa untuk memahami pikiran yang paling berguna adalah yang
informasi baru atau dalam menyusun rencana ditambahkan ke lebih dari satu periode waktu
esai terstruktur. Dengan mempersonalisasikan tertentu. Setelah gambar awal peta pikiran
peta dengan simbol dan desain siswa sendiri, siswa mungkin ingin menyoroti berbagai hal,
Siswa akan membangun hubungan visual dan menambahkan informasi atau menambahkan
bermakna antara gagasan yang akan pertanyaan selama masa pelajaran sampai saat
membantu mengingat dan memahaminya. mau ulangan atau ujian. Untuk alasan ini, ada
Gambarkan dengan cepat pada kertas baiknya meninggalkan banyak ruang (Anonim,
bergaris tanpa berhenti, menilai atau 2017a).

Gambar 1. Contoh Mind Map (Sumber:www.learningfundamentals.com.au)

584 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

4. INTEGRASI MIND MAP DALAM pembelajaran berbasis masalah mencakup


PEMBELAJARAN BERBASIS penanganan lingkungan belajar multitask,
MASALAH menyesuaikan dengan tingkat penyelesaian
masing masing siswa yang berbeda,
Pembelajaran di abad ke-21 harus menemukan cara untuk memantau hasil
menekankan kolaborasi, pemikiran kritis, pekerjaan siswa, dan mengelola berbagai
kreativitas, dan komunikasi. Duniasaat ini bahan, perlengkapan dan logistik di luar kelas
cepat berubah, sehingga pengetahuan dan serta melakukan penilaian dan evaluasi.
keterampilan yang sama tidak akan mampu Pemecahan masalah adalah salah satu
menghadapi tantangan masa depan.Sistem keterampilan kunci yang dibutuhkan siswa
pendidikan kita harus membekali orang muda dalam pembelajaran berbasis masalah, namun
dengan kemampuan berpikir, memecahkan menemukan solusi cepat dan imajinatif
masalah dan merespons dan berkembang terhadap tantangan dan kesulitan yang tidakk
dalam masyarakat yang terus berubah.Siswa terelakkan bukanlah tugas yang mudah bagi
harus mengembangkan pemikiran kritis dan siswa. Ketika siswa dihadapkan pada suatu
kemampuan komunikasi interpersonal yang masalah, maka dituntut untuk menemukan
kuat agar sukses di dunia yang semakin cair, solusi. Sebagai alternatif, mind map adalah
saling berhubungan, dan kompleks. Tantangan cara yang jauh lebih efektif untuk mencapai
kita sebagai pendidik adalah untuk kejelasan dan solusi. ini akan membantu siswa
memastikan kualitas pembelajaranpada diri melihat masalah ini sebagai tantangan positif,
siswa untuk bekal di masa depan. Dengan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan
banyaknya informasi yang tersedia secara siswa. Dalam memecahkan masalah siswa
online, guru sekarang lebih menjadi fasilitator akan membuat daftar yang banyak tanpa akhir
pembelajaran daripada sumber semua tidak akan membantu siswa dalam pemecahan
pengetahuan.Guru mengajukan pertanyaan, masalah. Dengan menggunakan mind map,
menyediakan alat dan metode penelitian, serta siswa akan mendapatkan solusi yang tepat. hal
memberikan materi dan panduan topik untuk ini karena mind map berisi semua elemen
pemecahan masalah. Oleh karena itu masalah dalam satu tampilan visual dengan
pembelajaran berbasis masalah adalah salah warna dan gambar dengan tepat merangsang
satu model yang sangat relevan diterapkan otak ke tugas yang ada, memberi siswa
oleh guru dalam pembelajaran saat ini. kemampuan yang lebih besar untuk
Pembelajaran berbasis masalah tidak memecahkan masalah. Mind Map juga
seperti model lain di mana penekanannya mendorong pemikiran cemerlang dan
adalah pada menyajikan gagasan dan memberikan pilihan tanpa batas, bukan
menunjukkan keterampilan, tetapi guru pemikiran tertutup.
mempresentasikan situasi masalah kepada Mind map merupakan peta jalan yang hebat
siswa dan membuat siswa menyelidiki dan bagi ingatan, memungkingkan kita menyusun
menemukan solusinya sendiri.Tujuan fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga
pembelajaran berbasis masalah ada tiga hal; cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal
untuk membantu siswa mengembangkan (Buzan, 2000). Mind map mendorong
keterampilan penyelidikan dan keterampilan kreativitas karena dapat memunculkan ide-ide
memecahkan masalah, untuk memberi yang cemerlang, menemukan solusi yang
pengalaman kepada siswa seperti peran orang inspiratif untuk menyelesaikan masalah atau
dewasa, dan untuk memungkinkan siswa menemukan cara baru untuk memotivasi diri
mendapatkan kepercayaan diri terhadap dan orang lain, dan kita perlu membebaskan
kemampuan siswa sendiri untuk berpikir dan imajinasi kita dengan menggunakannya.
menjadi peserta didik yang madiri. Sintaks Disampinginkuiri, guna melatihkan
pelajaran berbasis masalah terdiri dari lima keterampilan berpikir dan kreativitas perlu
tahap utama: mengarahkan siswa ke masalah; dikembangkan pembelajaran berbantuan mind
mengorganiasi siswa untuk belajar; membantu map (Keles, 2012). Mind map dapat digunakan
penyelidikan individu dan kelompok; secara bersama-sama dengan teknik lainnya
mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang sesuai dengan filosofi pendekatan
dan pameran; dan menganalisis dan konstruktivis. Mind mapdapat meningkatkan
mengevaluasi pekerjaan.Tugas manajemen kreatifitas dan inovasi, serta meningkatkan
khusus bagi guru yang terkait dengan daya ingat (retensi) (Yoga, 2008). Chin et al.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 585


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

(2012) juga menyebutkan bahwa mind map yang dapat berfungsi sebagai isyarat memori
telah banyak digunakan dalam pembelajaran atau rangsangan kompetitif. Ketika anggota
pada saat brainstorming ide-ide, pelatihan, dan kelompok mempublikasikan sebuah konsep di
pengembangan, pengorganisasian gagasan, peta, gagasan anggota tim lainnya berubah,
dan pemecahan masalah. Mind map yang pada gilirannya dapat memicu gagasan
memanfaatkan semua keterampilan umum baru dan memperkaya peta lebih lanjut,
yang terkait dengan kreativitas terutama sehingga merangsang penciptaan pengetahuan
imajinasi, menghubungkan ide, dan (Rentsch, Mello & Delise, 2010). Jumlah teks
keluwesan. Dengan demikian, pembelajaran dalam peta yang terbatas tampaknya
melalui mind map diharapkan mampu merangsang siswa untuk mengekspresikan
memetakan isi pikiran dan memancing untuk pemikiran siswa dengan lebih hati-hati.
berpikir ke segala arah serta memunculkan Disamping itu mind map diintegrasikan
ide-ide kreatif yang cemerlang (Buzan, 2000; dalam sintak PBL akan melengkapi
Keles, 2012). kekurangan pada sintaknya (Beasley dan Ford,
Hilbert dan Renkl (2008) mengidentifikasi 2014). Dengan integrasi mind map ke dalam
empat fungsi penting dari mind map: Pertama sintak PBLagar supaya dalam aktivitas
fungsi elaborasi, pemetaan membantu siswa pemecahan masalah secara berkelompok dapat
untuk menghubungkan informasi baru dengan terarah dan efisien mencapai tujuan
pengetahuan sebelumnya dan menentukan pembelajaran yang diharapkan sejak awal
apakah dan bagaimana konsep saling terkait; dengan bimbingan guru, mengingat
Kedua fungsi reduksi, siswa terlebih dahulu pembelajaran dengan model PBL memerlukan
menentukan relevansi masing-masing waktu yang lama. Mind map merupakan visual
penambahan baru pada peta sebelum outline sehigga memudahkan guru untuk
menambahkan konsep, hal ini dapat memberikan masukan atau arahan dengan cepat
meningkatkan perolehan ide besar; Ketiga dari hasil pemecahan masalah masing-masing
fungsi koherensi, memetakan struktur kelompok.
pengetahuan eksternal dengan menggunakan
isyarat non verbal (kedekatan spasial, kode Dalam pembelajaran berbasis masalah,
warna, ikon) untuk menunjukkan hubungan mind map dapat diintegrasikan pada sintak ke
antara konsep; Keempat fungsi metakognitif, dua mengrganisasi siswa untuk belajar dan
siswa menjadi lebih sadar akan kesenjangan ketiga pada saat membimbing penyelidikan
pengetahuan saat siswa membangun peta. Ada individual maupun kelompok.Pada sintak 2
dua metode di mana Mind Map dapat dan 3 siswa melakukan brain storming dan
digunakan untuk pembelajaran berdasarkan elaborasi masalah atau ketika anggota
masalah: Pertama mulailah dengan masalah, kelompok mensintesis dan mengintegrasikan
gunakan masalah ini sebagai ide sentral dan informasi yang baru ditemukan. Bagi siswa
pancarkan pemikiran, gagasan dan secara individu, peta juga dapat memberikan
kemungkinan solusi. Kedua, mulailah dengan arahan yang lebih rinci untuk belajar mandiri.
solusinya, gunakan solusinya sebagai ide Pemetaan dapat meningkatkan struktur diskusi
sentral dan kerjakan ke belakang. Kedua dan merangsang pemrosesan mendalam dan
metode ini efektif walaupun siswa mungkin penjabaran informasi yang mendalam. Siswa
bisa mencapai kejelasan lebih besar dengan dalam kelompok tutorial menggunakan alat
menggambar peta pikiran menggunakan kedua pemetaan secara signifikan lebih puas dengan
metode tersebut. analisis dan sintesis masalah daripada siswa
Selain itu, memvisualisasikan keterkaitan dalam kelompok kontrol dan ingin terus
antara konsep harus memfasilitasi mengingat menggunakan peta, terutama selama sintesis
dan memahami (Mayer, 2001; Paivio, 1986). masalah (Mesmer-Magnus & DeChurch,
Berlawanan dengan presentasi argumentasi 2009).
linier berbasis teks, presentasi yang tidak 5. DAFTAR PUSTAKA
penting dapat membuat struktur argumen lebih
menonjol (Van Gelder, 2003). Mind map dapat Anonim. 2017a. Mind Mapping. Jamescook
digunakan untuk memfasilitasi pertukaran University Australia. Diakses
gagasan siswa dalam kelompok: Representasi dariwww.jcu.edu.au/students/learning-
visual menawarkan akses visual (continuous) centre.
terhadap produk dari anggota tim lainnya, Anonim. 2017b. Teaching and Learning with

586 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

Mind Map. Tersedia undergraduate education. In B. Duch,


http://www.inspiration.com/visual- S.Groh, & D. Allen (Eds.). The Power
learning/mind-mapping. of problem-based learning (pp. 3-11).
Arends, R. (2012). Learning to Teach, Ninth Sterling, VA: Stylus.Ekeocha, J. &
Edition. America,New York. Brennan, S. E.(2008). Collaborative
McGraw_Hill recall in face-to-face and electronic
groups. Memory, 16, 245-261.
Barrows, H. S. (1996). Problem-based learning Fonteijn, H and Jimmy Frerejean, J. (2010 ).
in medicine and beyond: A brief Enhancing small group functioning in
overview. InL. Wilkerson & W. problem based learning using a visual
Gijselaers (Eds.), Bringing problem- organiser. In Proceeding International
based learning to higher Conference. On Enhancing Learning
education:Theory and practice. New Experience in higher Education. Hong
Directions For Teaching and Learning Kong: Hong Kong University. Diakses
Series, No. 68 (pp. 3-11).San Francisco: dari
Jossey-Bass. http://www.cetl.hku.hk.conference2010/
Beasley dan Ford. J. 2014. Engaging Students conf_proc.htm.
With Problem Based Learning. Diakses Hilbert, T. & Renkl, A. (2008). Concept
dari mapping as a follow-up strategy to
http://www.pet.hw.ac.uk/research/cblpet learning fromHmelo-Silver, C. E.
/pdfs/eng_stud_prob.pdf. (2004). Problem-based learning: What
Buzan, T. & Buzan, B. (2000). The mind map and how do students learn? Educa-
book. London: BBC Worldwide Ltd. tional Psychology Review, 16(3), 235-
Chi, M. (2009). Active-Constructive- 266.
Interactive: A conceptual framework for Hmelo-Silver, C.E. (2004). Problem-Based
differentiating learning activities. Learning: What and How Do Students
Trends in Cognitive Science, 1, 73-105. Learn? .Educational Psychology Review
Chin SF, Norhayati M (2012).Teacher- (2004) 16: 235
Centered Mind Mapping vs Student- Keles, O. (2012). Elementary Teachers Views
Centered Mind Mapping in the on Mind Mapping. International
Teaching of Accounting at Pre-U Journal of Education. ISSN 1948-
Level–An Action Research[J]. Procedia 5476.2012, Vol. 4, No.1
Social and Behavioral Sciences. Mayer, R. (2001). Multimedia Learning. New
Dolmans, D., & Schmidt, H. (2010). The York, NY: Cambridge University Press.
problem-based learning process. In H. Mesmer-Magnus, J.R., & DeChurch, L.A.
van Berkel, A. Scherpbier, H. Hillen, & (2009). Information Sharing and
C. van der Vleuten (Eds.), Lessons from TeamPerformance: A Meta-Analysis.
Problem-based Learning. Oxford: Diakses dari Journal of Applied
Oxford University Press. Psychology, 94, 535–546.
Dolmans, D., Wolfhagen, I., van der Vleuten, Mohammed, S., Ferzandi, L., & Hamilton, K.
C. & Wijnen, W. (2001). Solving (2010). Metaphor No More: A 15-Year
problems with group work in problem- Review of the Team Mental Model
based learning: hold on to the Construct. Journal of Management, 36,
philosophy. Medical education, 35, 884- 876-910.
889. Nijstad, B., & Stroebe, W. (2006). How the
Duch, B. J., Groh, S. E., & Allen, D. E. group affects the mind: A cognitive
(2001). Why problem-based learning? A model of idea generation in groups.
case study of institutional change in Personality and Social Psychology
undergraduate education. In B. Duch, S. Review, 10, 186-213.
Groh, & D. Allen (Eds.), The power of Paivio, A (1986). Mental representations: a
problem-based learning (pp. 3-11). dual coding approach. Oxford,
Sterling, VA: Stylus. England: Oxford
Duch, B.J., Groh, S.E., & Allen, D.E. (2001). Rentsch. Joan R, Mello, Abby L & Delise,
Why problem-based learning? A case Lisa A. (2010). Collaboration and
study of institutional change in

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 587


ISSN: 2527-533X

Djumadi, dkk. Mind Map dalam Pembelajaran Berbasis Masalah: Tantangan bagi Guru pada Abad 21

meaning analysis process in intense Instruction Science, 36, 53–


problem solving teams. Journal. Vol 11 73University Press.
Savery, J. R. (2006). Overview of Problem- Van Gelder, T. (2003). Enhancing
based Learning: Definitions and Deliberation Through Computer
Distinctions. Interdisciplinary Journal of Supported ArgumentVisualisation. In P.
Problem-Based Learning, 1(1) Kirschner, S. Buckingham Shum, and C.
Carr. (Eds.), VisualizingArgumentation.
Savery, John R. (2006). Overview of London: Springer.
Problem-based Learning: Definitions Visschers-Pleijers, A., Dolmans, D., de Grave,
and Distinctions. Interdisciplinary W., Wolfhagen, I., Jacobs, J. & van der
Journal of Problem-based Learning. Vleuten, C. (2006). Student perceptions
Volume 1, Issue 1. about the characteristics of an effective
Schmidt, H. (2010). A review of the evidence: discussion during the reporting phase in
Effects of problem-based learning on problem-based learning. Medical
students and graduates of Maastricht Education, 40, 924–931.
Medical school. In H. van Berkel, A. Wittenbaum, G., Holingshead, A., & Botero, I.
Scherpbier, H.Hillen, & C. van der (2004). From cooperative to motivated
Vleuten (Eds.), Lessons from Problem- information sharing in groups: Moving
based Learning. Oxford: Oxford beyond the hidden profile paradigm.
University Press. Communication Monographs, 71, 286-
Schmidt, H., Molen, H. van der, Winkel, W. 310. Diakses dari
te, & Wijnen, W. (2009). Constructivist, www.pet.hw.ac.uk/research/cblpet/pdfs/
Problem-Based Learning does work: A eng_stud_prob.pd.
meta-analysis of curricular comparisons Yoga, D. (2007).Applied real-time mindmap
involving a single medical school. @ classroom petunjuk praktis untuk
Educational psychologist, 44, 227-249. menerapkan kegiatan belajar mengajar
Stasser, G., & Titus, W. (2003). Hidden berbasismind mapDipresentasikan
profiles: A brief history. Psychological diKalangan Pendidikan 9 Negara di
Inquiry, 3, 302-311.texts: what ASIA,2007.
characterizes good and poor mappers?

588 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

Anda mungkin juga menyukai