Anda di halaman 1dari 32

INSTRUMEN KEUANGAN, KAS, DAN PIUTANG

MAKALAH

"Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan dan Perbankan Syariah"

Dosen Pengampu:

Abd. Muhaemin Nabir, S.E., M.Ak.

Oleh: Kelompok V

1. Ayudia Amalia Putri (200303091)


2. Jusniar (200303015)
3. Sri Wahyuni (200303025)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR
‫الر ِح ْيم‬ َّ ‫س ِماللَّ ِه‬
َّ ِ‫الر ْح َمن‬ ْ ‫ِب‬

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
kita semua masih bisa melaksanakan aktivitas perkuliahan dengan baik.Salawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada nabi besar kita, junjungan kita, suritauladan kita,
Nabi Muhammad Saw. Yang telah menyelamatkan kita dari zaman jahiliah dan
menuntun kita kejalan Islamiah seperti yang kita rasa kan bersama saat ini.
Syukur alhamdulillah karena makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca terkhusus bagi mahasisiwa
Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai. Adapun dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta masukan dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini demi menjadikan makalah
ini sebagai karya tulis ilmiah yang baik dan bisa bermanfaat bagi kita semua.

Sinjai, 01 November 2022

Penyusun
Kelompok V

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
A. Instrumen Keuangan ......................................................................................................... 6
B. Aset Keuangan ................................................................................................................. 11
C. Kas ..................................................................................................................................... 14
D. Piutang Dan Pinjaman Yang Diberikan ........................................................................ 19
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 31
B. saran .................................................................................................................................. 31
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 32

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bukan hal yang asing lagi bahwasanya akuntansi sangat berperan penting dalam
semua kegiatan baik didalam perusahaan maupun semua kegiatan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari. Termasuk Instrumen Keuangan, Kas dan Piutang. Tidak semua
perusahaan bisa melewati naik turunnya posisi keuangan dalam kegiatannya.
Instrumen keuangan merupakan trak yang dimana mengakibatkan timbulnya aset
kauangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas dan entitas
lainnya. Instrumen keuangan perusahaan akan terlihat dalam laporan keuangan entitas,
oleh karena itu diperlukan adanya sebuah pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan terhadap instrumen keuangan yang dapa memberikan suatu informasi
yang dapat menggambarkan kinerja entitas dan bermanfaat bagi para pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan informasi yang terdapat pada nilai-nilai
instrumen keuangan yang disajikan merupakan bagian yang penting sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomi, sehingga pada penyajian dan pengungkapan instrumen
keuangan harus sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No.50
(revisi 2010) tentang penyajian instrumen keuangan dan PSAK No.60 tentang
pengungkapan isntrumen keuangan yang sebelumnya diatur dalam satu standar pada
PSAK No.50 (revisi 2006) tentang penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan.
Selanjutnya ada instrumen kas yang dimana adalah instrumen keuangan yang
nilainya ditentukan langsung oleh pasar. Mereka dapat dibagi menjadi sekuritas, yang
mudah dipindahtangankan, dan instrumen kas lainnya seperti pinjaman dan deposito, di
mana kedua peminjam dan pemberi pinjaman harus meyepakati transfer.
Selain instrumen kas ada juga instrumen piutang yang dimana masuk juga dalam
bentuk-bentuk instrumen keuangan itu sendiri. Piutang ini sama dengan kas dimana
masuk dalam aset keuangan dan itu disebut instrumen keuangan atau liabilitas keuangan.
Berdasarkan dari beberapa penjelasan singkat mengenai intrumen keuangan, kas dan
piutang di atas, untuk lebih lanjutnya akan di jelaskan didalam meteri ini.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Instrumen Keuangan?
2. Bagaimana aset keuangan itu?
3. Apa itu kas?
4. Bagaimana piutang dan pinjaman yang diberikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Instrumen Keuangan!
2. Untuk mengetahui aset keuangan!
3. Untuk mengetahui Kas!
4. Untuk mengetahui Piutang dan Pinjaman yang diberikan!

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Instrumen Keuangan
Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan merupakan
bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang
menambah nilai aset atau liabilitas keuangan. Berikut ini adalah standar akuntansi
yang dimana mengatur instrumen keuangan.
 PSAK 50 : Instrumen Keuangan : Penyajian (Revisi 2010) adopsi dari IAS 32
: Financial Intrument : Presentation.
 PSAK 55 : Intrumen Keuangan : Pengakuan dan Penilaian (Revisi 2013)
adopsi dari IAS 39 : Financial Instrument : Recognition and Valuation.
 PSAK 60 : Instrumen Keuangan : Pengungkapan (Revisi 2013) adopsi dari
IFRS 7 : Financial Instrument : Disclosure.

Konvergensi PSAK dengan IFRS menyebabkan semua standar yang berkaitan


dengan instrumen keuangan dicabut dan diganti dengan tiga standar di atas. Beberapa
standar terkait instrumen keuangan yang dicabut di antaranya berikut ini:

 PSAK 41 : Akuntansi Waran


 PSAk 43 : Akuntansi Anjak Piutang
 PSAK 54 : Resrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
 PSAK 30 : Akuntansi Perbankan
 PSAK 42 : Akuntansi Perusahaan Efek
 PSAK 49 : Akuntansi Reksa Dana

Pencabutan tersebut menyebabkan tidak ada pengaturan untuk industri tertentu,


karena standar lebih menekankan pada substansi transaksi dan komponen yang
dilaporkan bukan pada jenis industri entitas. Pengaturan akuntansi yang ada dalam
standar lama diubah mengikuti aturan dalam PSAK baru.

Selain itu, standar akuntansi berdasarkan IFRS banyak menggunakan dasar penilaian
nilai wajar, hal ini membawa dampak perubahan besar dalam peneerapan standar
akuntansi dalam praktik. Sebagai contoh, perhitungan amortisasi premium atau

6
diskon yang selama ini dibolehkan menggunakan metode garis lurus, dengan IFRS
harus menggunakan metode bunga. Perhitungan bunga harus di dasarkan pada
tingkat bunga efektif bukan tingkat bunga nominal. Bungan efektif adalah bunga
yang menyamakan antara nilai wajar aset keuangan dengan nilai kini dari
pembayaran/penerimaan aset keuangan di masa depan. Perubahan tidak hanya
banyak berdampak laporan keuangan, baik kinerja keuangan perusahaan dan posisi
keuangan, namun juga memengaruhi proses bisnis dan sistem yang digunakan oleh
entitas.

1. Bentuk Instrumen Keuangan

Instrumen Keuangan

Aset Keuangan Liabitas Keuangan Instrumen Instrumen Instrumen


Ekuitas Derivatif lindung Nilai

Aset keuangan Liabilitas Derivatif Atas nilai


yang diukur keuangan yang Instrumen biasa wajar
pada nilai wajar diukur pada nilai ekuitas biasa
melauli laporan wajar melalui
rugi laba laporan laba rugi Atas arus
Intsrumen Derivatif
komprehensif kas
ekuitas melekat
Investas dimiliki
manajemen
hingga jatuh Atas
tempo investasi
Liabitas Lainnya
neto
Pinjaman Instrumen pada
diberikan dan ekuitas operasi
piutang sintesis luar
negeri
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual

7
 Aset keuangan terdiri atas :
a. Kas baik dalam bentuk kas di dalam perusahaan dalam bentuk uang tunai maupun kas
yang disimpan di dalam bank.
b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. Dalam sebuah entitas, aset ini
merupakan bentuk investasi dalam saham. Investasi dalam saham yang termasuk
dalam investasi keungan adalah investasi yang akan dijual dalam jangka waktu dekat
dan tidak ditujukan untuk penyertaan saham dalam jangka panjang seperti diatur
dalam PSAk 15; Investasi Asosiasi atau PSAK 12 : Bagian Partisipasi dalam Vestura
Bersama atau investasi di anak perusahaan yang di atur dalam PSAk 4 : Laporan
Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri.
c. Hak kontraktual
1) Untuk menerima kas aatau aset keuangan lainnya dari entitas lain
Bentuk hak kontraktual ini dapat berbentuk klaim entitas terhadap entitas lain
untuk mendapatkan kas atau aset keuangan, contohnya piutang, investasi dalam
obligasi, dan perjanjian pemberian pinjaman.
2) Untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung
Contoh bentuk kontrak ini dapat berupa forward, future, atau bentuk opsi untuk
mempertukarkan aset keuangan, misalnya entitas memiliki kontrak untuk
menukarkan piutang dalam mata uang USD sebesar USD 100.000 ke dalam mata
uang rupiah pada lima bulan yang akan datang dengan kurs yang ditetapkan sebesar
Rp. 9.000 untuk tiap USD.
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
1) Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
sejumlah yang bervariasi dari instrumen yang diterbitkan entitas; atau
2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu intrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas.
 Liabilitas keuangan terdiri atas:
a. Liabilitas Kontraktual

8
1) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain :
Kontrak untuk menyerahkan kas atau aset keuangan biasanya muncul dalam bentuk
utang entitas pada pihak lain. Utang dapat berupa kontrak formal seperti utang bank
utang obligasi.
2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas.
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengn menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan yaitu :
1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan
sejumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang di terbitkan entitas atau,
2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
kas dalam jumlah tertentu atau aset keuangan lain dengan jumlah tertentu dengan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

2. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan


Entitas mengakui aset keungan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi
keuangan jika dan hanya jika entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pengukuran aset atau liabiltas keuangan
dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran
setelah pengakuan awal. Secara umum pengukuran menggunakan dasar nilai wajar,
namum saat nilai wajar tidak dapat di peroleh maka dapat menggunakan nilai
perolehan atau nilai tercatat.

9
Pengakuan awal aset dan liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar pada
tanggal perolehan atau transaksi. Pada saat perolehan ini, ada kalanya entitas harus
membayar biaya transaksi untuk memperoleh aset atau mengeluarkaan liabilitas
keuangan. Biaya transaksi tersebut perlakuannya beda untuk aset dan liabilitas
keuangan yang berbeda. Untuk aset dan liabilitas keuangan yang dalam pengukuran
setelah pengakuan awal menggunakan nilai wajar biaya transaksi tersebut
diklasifikasikan sebagai beban pada periode berjalan. Biaya transaksi untuk aset atau
liabilitas yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak menggunakan nilai wajar,
dikapitalisasi menambah nilai aset atau liabilitas keuangan.

3. Penyajian dan Pengungkapan


Penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam PSAK 50
(Revisi 2010) : Instrumen Keuangan : Penyajian. Pernyataan ini menjelaskan secara

10
umum prinsip penyajian instrumen kauangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling
hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip penyajian ini berlaku terhadap
kategori instrumen keuangan dari perspektif penerbit, dalam aset kauangan, liabilitas
keuangan, dan instrumen ekuitas pengategorian yang terkait dengan suku bunga,
dividen, kerugian dan keuntungan, serta keadaan aset keuangan dan liabilitas
kauangan akan saling hapus.
Sedangkan untuk pengungkapan aset keuangan diatur dalam PSAk 60 : Instrumen
Keuangan : Pengungkapan pernyataan ini mengatur pengungkapan dalam laporan
keuangan yang memungkinkan pengguna mengevaluasi signitifikasi instrumen
keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya resiko
yang timbul dan bagaimana entitas mengelola resiko tersebut.

B. Aset Keuangan
1. Klasifikasi Aset Keuangan
a. Aset Keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi ( fair value to profit
and loss FVPL) adalah aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual atau
dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ini dimaksudkan untuk
diperdagangkan, ketentuan standar lama menyebut kelompok ini sebagai surat
berharga diperdagangkan (trading securities). Untuk entitas yang kegiatan
operasinya melakukan jual beli sekuritas (securities company), aset keuangan ini
merupakan komponen utama aset perusahaan.
b. Investasi dipegang hingga jatuh tempo
Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity _ HTM) adalah aset non
keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan
untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
c. Pinjaman yang diberikan atau piutang
Pinjaman yang diberikan atau piutang ( loans or receivable- LR) adalah aset
keuangan non derivatif dengan pembayaran yang telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga kategori aset
keuangan yang lain. Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan pinjaman yang

11
diberikan atau piutang misalnya kepemilikan atas reksa dana, tidak dapat di
klasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui sebesar
harga perolehan ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diantribusikan
langsung dengan perolehan piutang dan pinjaman. Setelah pengakuan awal,
pinjaman yang diberikan dan piutang ini akan diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
d. Aset keungan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang
ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM,
dan LR. Jika tidak termasuk dalam kategori aset keuangan tiga sebelumnya maka
akan diklasifikasikan sebagai AFS.

2. Reklasifikasi
Reklasifikasi adalah perpindahan suatu akun dari suatu pos ke pos yang lain
dengan bagan akun standar.

12
Entitas tidak diperkenakan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke
kategori FVPL. Dalam kondisi tertentu sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2013), FVPL
dapat di reklasifikasi ke LR dalam situasi yang sangat langka. Larangan reklasifikasi
FVPL dimaksudkan agar entitas tidak memiliki moral hazard menggunakan
reklasifikasi untuk manajemen laba. Misalnya, pada saat kenaikan nilai investasi
entintas mereklasifikasi AFS menjadi FVPL untuk memperoleh laba, namun jika
terjadi penurunan nilai investasi direklasifikasi dari FVPL menjadi AFS atau kategori
yang lain untuk menghindari kerugian.
3. Penurunan Nilai
Aset keuangan yang diukur dengan harga perolehan diamortisasi serta aset
keuangan tersedia untuk dijual dapat mengalami penurunan nilai. Sedangkan untuk
aset keuangan yang dimiliki dengan nilai wajar melalui laba rugi secara otomatis akan
menurun nilainya mengikuti harga pasarnya, sehingga tidak perlu ada evaluasi
penurunan nilai.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila
nilai tercatat atau biaya perolehan diamortisasi lebih tinggi daripada nilai yang dapat
diperoleh kembali. Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai harus
dilakukan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Bila terdapat bukti objektif
penurunan nilai, maka harus dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali
dan mengakui kerugian penurunan nilai, sebesar selisih nilai yang dapat diperoleh
kembali.
Bukti objektif dapat dilihat dari beberapa indifikasi berikut ini:
a) Kesulitan keuangan signifikasi yang dialami penerbit atau peminjam.
b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga.
c) Restrukturisasi atau keringanan (konsesi) akibat pihak peminjam mengalami
kesulitan.
d) Peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.
e) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
f) Kemungkinan besar bangkrut.

13
4. Penghentian Pengakuan
Pada aset kontrak berakhir, aset keuangan tidak lagi diakui dalam laporan
keuangan. Namun entitas dapat mentransfer aset keuangan pada pihak lain sebelum
kontrak berakhir. Standar menjelaskan bahwa entitas menghentikan pengakuan aset
keuangan, jika dan hanya jika:
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir
atau
2. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan.

Pada saat terjadi tensfer aset keuangan, penghentian pengakuan terjadi jika entitas
telah mentransfer hak untuk menerima arus kas serta secara substansi telah
memindahkan semua risiko dan reward kepada pihak lain.

C. Kas
Kas adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia akuntansi. Istilah
ini biasanya dipakai untuk menggambarkan kepemilikan uang tunai perusahaan.
Makin besar nilai kasnya, maka makin besar pula uang tunai yang mereka miliki.
Pengertian kas atau cash dalam akuntansi adalah aktiva perusahaan yang berbentuk
uang tunai (uang kertas, uang logam, wesel, cek dan lainnya) yang dipegang oleh
perusahaan ataupun disimpan di bank dan dapat digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan.
1. Pengendalian Kas
Pengendalian kas atau cash control adalah Kegiatan atau proses untuk
mengendalian uang tunai yang dimiliki perusahaan agar jangan terlalu kecil,
sehingga membahayakan likuiditas atau terlalu besar sehingga menurunkan
kemampulabaannya. pada dasarnya, tujuan pengendalian kas adalah mencapai kas
yang optimal. Cash control system adalah Teknik pengelolaaan kas yang berisi
aturan yang harus diikuti guna melindungi uang kas organisasi. Teknik
pengelolaaan kas ini untuk meujudkan pengelolaaan intern
yang sesuai dengan kas.

14
Pengelolaaan intern kas juga cara organisasi guna melindungi menjaga
uang kas organisasi tidak disalahgunakan. Dengan adanya pengelolaaan intern
kas maka penyelewengan kas organisasi dapat dihindari semaksimal mungkin.
Teknik pengelolaaan intern meliputi berbagai hal yaitu struktur organisasi,
teknik dan ukuran-ukuran yang dikomumikasikan
guna melindungi harta milik organisasi, mengetahui tingkat ketelitian dan
kehandalan input berbagai data transaksi akuntansi dan supaya mampu
menciptakan dorongan efisiensi dan akan dijalankan semua kebijakan
manajemen.

15
2. Penyajian
Kas dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar
di urutan paling atas. Namun penyajian laporan keuangan menurut IFRS
Presentation Of Financial Statement justru meletakkan aset lancar pada bagian
bawah sehingga kas diletakkan pada bagian paling bawah dalam laporan posisi
keuangan.

16
3. Pengungkapan
Pengungkapan kas dalam laporan keuangan meliputi pengungkapan
kebijakan akuntansi di informasi rincian kas yang dimiliki perusahaan. Catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan rincian kas yang dimiiki. Rincian kas yang
dimiliki perusahaan minimal memisahkan beberapa komponen berikut.
a) Kas, saldo kas dalam bentuk uang tunai di perusahaan
b) Bank
1) Diklasifikasikan sesuai dengan mata uang dari rekening bank
2) Bank dikelompokkan berdasarkan bank yang memiliki relasi dan tidak
memiliki relasi.
3) Rincian jumlah kas dimasing-masing rekening bank dengan jumlah
material.
c) Deposito, saldo deposito yang memenuhi kriteria sebagai kas atau setara kas
dan tidak ada tujuan pengunaan khusus.

17
d) Penjelasan lain, penjelasan pihak berelasi

18
D. Piutang Dan Pinjaman Yang Diberikan
Piutang adalah tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa yang
dijual secara kredit. piutang dalam ilmu akuntansi, yaitu salah satu unsur dari aktiva
lancar dalam neraca perusahaan, yang timbul akibat adanya penjualan barang, jasa atau
pemberian kredit terhadap debitur, yang pada umumnya diberikan tempo 30 hingga 90
hari untuk pembayarannya. Intinya, dalam akuntansi, piutang digunakan untuk
menjelaskan adanya tuntutan pada pihak luar perusahaan, yang diharapkan akan selesai
dengan penerimaan sejumlah uang tunai.

1. Jenis-Jenis Piutang
Jenis-jenis piutang diklasifikasikan menjadi piutang dagang dan piutang
bukan dagang. Piutang dagang merupakan jenis piutang yang bukan
menjadikannya sebagai penjamin, tetapi rekening terbuka. Umumnya memiliki

19
tempo pembayaran yang relatif pendek yaitu 30 sampai 90 hari. Contoh piutang
dagang adalah piutang usaha dan wesel tagih.
Piutang bukan dagang adalah piutang lain-lain yang merupakan jenis
piutang yang mencakup selain piutang dagang. Secara umum piutang ini bukan
berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini
diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di neraca.
Contoh piutang bukan dagang antara lain : Penjualan surat berharga atau
kepemilikan selain barang dan jasa, Pembayaran di awal pembelian, Saham yang
harus disetor, Uang muka bagi para pemegang saham, direktur, pejabat,
karyawan dan perusahaan afiliasi, Setoran awal untuk menjamin kontrak atau
pembayaran biaya, Tuntutan atas kerugian atau kerusakan produk, Setoran
kepada kreditur, perusahaan keperluan umum, dan serta lembaga lainnya.
2. Wasel Tagih
Wesel tagih adalah pernyataan jumlah piutang konsumen yang ditulis
secara formal. Selama itu diharap bisa ditagih dalam kurun waktu satu tahun,
maka wesel tagih akan masuk pada bagian kelompok aset lancar yang harus
dilaporkan pada neraca laporan keuangan. Wesel tagih juga bisa dipergunakan
untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel tagih dan piutang bisnis yang
diperoleh dari hasil penjualan terkadang juga disebut sebagai piutang dagang.
Pernyataan yang didukung dari suatu wesel mempunyai beberapa keuntungan
lainnya daripada pernyataan yang dicatat dalam bentuk piutang bisnis.

20
21
3. Pengakuan Awal
a) Biaya transaksi
Standar mengatur untuk aset keuangan yang tidak diukur dengan
nilai wajar (termasuk piutang), pengukuran awal sebesar nilai wajar
ditambah dengan biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh piutang.

22
b) Diskon penjualan
Untuk transaksi penjualan, perusahaan sering kali memberikan
diskon atau potongan baik potongan harga maupun kuantitas. Terkadang
perusahaan memberikan potongan harga pada pelanggan pada masa
promosi, misalnya hari raya, awal sekolah, dan awal tahun.

23
4. Pengukuran Setelah Perolehan
Menurut PSAK 55 diukur berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif.

24
5. Penurunan Nilai
a) Konsep umum penurunan nilai
Piutang pada setiap tanggal laporan harus dievaluasi apakah
terdapat bukti objektif mengalalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti
objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai. Bukti objektif terjadi
akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yang
merugikan dan berdampak pada arus kas dimasa depan.
b) Perhitungan penurunan nilai
Untuk piutang yang signifikan secara individu, penentuan
penurunan nilai dihitung secara individu. Piutang yang tidak mungkin
dibayar karena kegiatan operasi pelanggan tersebut dihentikan atau valid
dan tidak ada pihak lain yang menjamin piutang tersebut, harus
diturunkan nilainnya secara keselurah.

25
c) Jurnal penurunan nilai
Penurunan nilai akan dicatat mengurangi nilai piutang atau pinjaman atau
pinjaman. Ada dua metode untuk mencatat jurnal penurunan nilai yaitu
metode penghapusan langsung dan metode pencadangan. Untuk metode
penghapusan langsung piutang yang diturungkan nilainya langsung
dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai.

26
27
6. Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan akan menyebabkan nilai piutang dan pinjamn tidak
lagi dicatat dalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian pengakuan
akan terjadi ketika kontrak tersebut berakhir atau dipenuhi. PSAK 55 secara
spesifik menyebutkan, entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan
hanya jika:
a) Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir atau ;
b) Entitas mentrasfer aset keuangan yang memenuhi kriteri penghentian
pengakuan.

7. Penyajian
Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset
lancar. Perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang
dagang, piutang usaha, dan piutang lainnya. Nilai piutang disajikan dilaporan
posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga disajikan secara
detail sub komponennya.

28
29
8. Pengungkapan
Pengungkapan piutang dalam laporan keuangan cukup lengkap.
Pengungkapan tersebut terbagi dalam 3 bagian yaitu pengungkapan kebijakan
akuntansi, pengungkapan perincian piutang yang menjelaskan angka dalam
laporan keuangan pokok, serta penjelasan lain yang material dan signifikan.

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan merupakan
bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang
menambah nilai aset atau liabilitas keuangan.
2. Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi ( fair value to profit and
loss FVPL) adalah aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ini dimaksudkan untuk diperdagangkan,
ketentuan standar lama menyebut kelompok ini sebagai surat berharga
diperdagangkan (trading securities).
3. Kas adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia akuntansi. Istilah ini
biasanya dipakai untuk menggambarkan kepemilikan uang tunai perusahaan. Makin
besar nilai kasnya, maka makin besar pula uang tunai yang mereka miliki.
4. Piutang adalah tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa yang
dijual secara kredit.

B. saran
kami harap kepada bapak dosen pengampu dan pembaca atau pendengar dapat
memberikan kritikan tentang makalah kami agar penulisan selanjutnya dapat diperbaiki.

31
DAFTAR ISI

hhtps://www.google.com/search?q=pengertian+pengakuan+awal&oq=pengertian+pengakuan+awal&aqs
=chrome..69i57.5821j0j9&client=ms-android-vivo-rev1&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8

Martani, Dwi, Dkk. 2012. “Akuntansi Keuangan Menengah” Buku 1. Jakarta : Salemba

32

Anda mungkin juga menyukai