1. Infeksi Infeksi bakteri pada sistem reproduksi dan saluran kemih bisa memicu kelahiran prematur. Para ahli menduga bahwa senyawa yang dihasilkan bakteri dapat melemahkan saluran kemih dan membuat lapisan di sekitar cairan ketuban melemah sehingga menyebabkan ketuban pecah lebih dini. Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan infeksi dan peradangan dan pada rahim sehingga memicu kelahiran prematur. Berikut adalah beberapa infeksi yang dapat menyebabkan kelahiran prematur Penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, dan trikomoniasis. Infeksi rahim, termasuk pada cairan ketuban dan Miss V (bacterial vaginosis/BV). Infeksi pada bagian tubuh lain seperti infeksi pada ginjal, pneumonia, radang usus buntu (apendisitis), dan infeksi saluran kemih (asymptomatic bacteriuria). 2. Komplikasi Komplikasi penyakit lain saat kehamilan juga dapat memicu kelahiran prematur. Komplikasi penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan diantaranya adalah diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, pre-eklampsia, plasenta previa (plasenta menempel pada leher rahim atau serviks), dan abruptio plasenta (plasenta memisahkan diri dari dinding rahim sebelum bayi lahir). 3. Kelainan Struktur Rahim atau Leher Rahim Kelainan ini diantaranya adalah leher rahim pendek (kurang dari 2,5 sentimeter), leher rahim tidak tertutup seperti seharusnya, leher rahim menipis, atau leher rahim membuka dan menutup tanpa disertai kontraksi. Kelainan ini bisa didapat sejak lahir atau akibat melakukan operasi, seperti operasi leher rahim (serviks) atau operasi di rongga perut selama mengandung. 4. Gaya Hidup Beberapa gaya hidup seperti merokok saat hamil, mengonsumsi alkohol atau obat- obatan terlarang, dan kurang mengonsumsi makanan bernutrisi memengaruhi tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Ini karena kandungan yang terkandung dalam rokok, minuman alkohol, dan obat-obatan terlarang dapat menembus plasenta dan mengganggu fungsi pembuluh darah plasenta yang mensuplai zat nutrisi maupun oksigen bagi janin sehingga meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), hingga keguguran. 5. Faktor Risiko Lain Terdapat beberapa faktor risiko lain penyebab bayi lahir prematur, seperti : Usia saat hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun. Memiliki riwayat lahir prematur (faktor genetik). Pernah mengalami aborsi atau keguguran. Hamil dengan bayi kembar dua atau lebih. Memiliki cairan ketuban yang berlebihan. Jarak kehamilan kurang dari enam bulan dari kehamilan sebelumnya. Stres akibat aktivitas fisik yang berat atau tekanan psikis yang tinggi. 8. Komplikasi CelebraI palsy Ada beberapa Komplikasi celebral palsy Yaitu: 1.Epilepsi Epilepsi menunjukkan adanya tingkat keparahan trauma neurologi yang dialami oleh anak dengan cerebral palsy. Epilepsi sering dialami anak dengan quadriplegi dan hemiplegi cerebral palsy. 2. Nutrisi dan pertumbuhan Masalah ini sering dialami oleh anak dengan cerebral palsy yang berat. Nutrisi yang kurang disebabkan oleh kelumpuhan saraf pseudobulbar, sehingga anak mengalami gangguan dalam menghisap, mmengunyah dan menelan. Kelumpuhan saraf ini juga mengakibatkan gastroesofageal refluks yang membuat anak dapat mengalami regurgitasi, muntah dan kemungkinan aspirasi. 3. Gangguan kurangnya Nutrisi Anak dengan cerebral palsy spastik dapat mengalami spastisitas pada otot detrusor buli-buli, sehingga mengakibatkan anak sering kencing atau bahkan mengompol karena tingkat pengosongan dan iritabilitas pengisian buli yang rendah. 5. Gangguan istirahat/ tidur 25 Anak tidak bisa tidur dengan nyenyak dan sering terbangun di malam hari. 6. Kehilangan pendengaran Masalah ini dialami anak dengan CP yang diakibatkan oleh kern-ikterus, post meningitis dan infeksi TORCH selama periode kehamilan. Jika tidak dideteksi dari awal akan mengganggu proses perkembangan dan rehabilitasi anak. 7. Kelainan (gangguan) penglihatan Kelainan ini dialami anak dengan CP oleh karena sebab lahir prematur. Kelainan yang dialami dapat berupa retinopati, miopia, strabismus, glaukoma dan ambliopia. Kelainan pada penglihatan disebabkan adanya kerusakan pada korteks visual pada lobus oksipital. 8. Kelainan ortopedik Spastisitas dapat mengakibatkan kontraktur sendi, pemendekan massa otot, dan kelainan tulang paha atau deformitas kaki. Kelainan lain yang dapat ditemukan pada CP adalah skoliosis, fraktur akibat osteoporosis atau osteomalasia (Sitorus, 2016).