Anda di halaman 1dari 3

Diskusi Bunga, Riba, dan Ekonomi

Kenapa riba dilarang dalam perspektif konvensional, syariah

Islam : Riba

Konvensional : biasa disebut bunga (tambahan per %)

contoh : menabung/berinvestasi di bank itu tambahannya berapa %/ kita mendapatkan


hasilnya berapa %

Kenapa riba dilarang/ tidak diperbolehkan dalam islam

Islam mengenal 3 hal yang memang dilarang

- Masyir
- Ghara
- Riba

Terkait masyir dan ghara ini dilarang karena apa, karena adanya ketidakpastian, tapi kalau
missalkan riba itu karena adanya paksaan, dimana kan riba ini dalam artian merupakan tambahan
yang mungkin bisa memberatkan salah satu pihak

Untuk riba sendiri ada 4 jenis riba yang biasa dikenal:

- Riba dalam transaksi


- Riba dalam barang
- Riba dalam tambahan
- Riba dalam peminjaman (kalau tidak salah)

Dari contohnya sendiri kenapa riba bisa dibilang memberatkan

Contohnya semisal kita meminjam uang dari rekan kita sebesar Rp. 10.000 tapi rekan kita
mensyaratkan kita membayar dengan tambahan minimal 10% dengan pengembalian yang sangat
cepat, dan harus maximal dikembalikan dalam seminggu yang berarti menjadi 12.000 artinya
sudah ada kenaikan sebesar 20% dan jika telat membayar tentunya akan nambah 1000, nah dari
sini bisa terlihat riba bisa meyusahkan/ kesusahan, dan terzolimi dimaana hal ini tidak sesuai
dengan hukum islam mengenai transaksi karena dalam islamkan ada asas untuk adil

ada lembaga yang mensyaratkan bagi hasi yang lebih besar, yaitu biasanya lembaga keuangan
mikro, kenapa karena biasanya konsumennya kan mereka tidak bankable artinya mereka tidak
memiliki asset untuk disimpan atau untuk dijaminkan
Tetapi di vidio yang sudah kami lihat ini juga sebenarnya dijelaskan, bahwa riba itu sendiri
bukan hanya di larang dalam islam tetapi berbagai agama juga melarang riba, dimana
berdasarkan yang saya dengar dalam rangkuman pembahasan diskusi di video ini tuh, riba
menjadi burger/burden of economic (the big mac)

dijelaskan juga disini kalau di ekonomi konvensioal kita mengenal yang namanya time value of
money, jadi uang itu akan bertambah/berubah nilainya dengan bertambahnya waktu seperti
karena inflasi, namun dalam ekonomi islam kita mengenalnya economic of value jadi nilai
barang yang ada itu bisa menjadi komoditas yang itu bisa diperdagangkan.

namun dalam islam sendirikan di beritahu bahwa uang itu dilarang untuk diperdagangkan, nah
islam sendiri tidak memperbolehkan jual beli uang tapi memperbolehkan jual beli contohnya ada
sahabat rasul membeli barang kemudian menjualnya ke orang lain dengan harga 2x lipat, nah itu
kenapa boleh kan dalam proses transaksi tersebut sebenarnya sudah adanya kesepakatan, ada
nilai tambah dari suatu barang yang dijual belikan, tapi kalau misalkan uang, itu tidak boleh
diperjual belikan, ya karena uang hanya sebagai alat tukar saja buka sebagai komoditas, jadi di
dalam islam tidak mengeanal prefelue of money

terkait lembaga syariah yang masih banyak perlu catatan dan masih cenderung ga/belum benar-
benar syariah

- pertumbuhan ekonomi syariah yang terlalu cepat dibandingkan pemikiran dan


pengetahuan oleh sdm terhadap syariah itu sendri, jadi tantangannya ketika lembaganya
sudah namun pemikirann di sdmnya masih tertinggal makanya pemikirannya jadi
cenderung konvensional dan belum-belum mengenal apa yang sebanarnya syariah itu
sendiri, makanya perlunya literasi untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam islam
(fundamental) yang harus dipahami, sehingga Ketika masuk kedalam bank syariah
mereka tahu tatana atau system dalam syariah itu seperti apa jadi tidak cenderung sama
persis seperti konvensional.

Dijelaskan disini menurut berbagai pandangan dimana dengan adanya tingka suku bunga yang
tinggi maka akan menyebabkan ekonomi akan semakin tertekan, khususnya di sector rill

- tingkat pedapatan rata-rata belum sesuai dengan tingkat kesejahteraan dari individu dari
masyarakat jadi makro dengan mikronya itu masih berbeda, dimana jika berbicara
mengenai bunga dimana masyarakat yang menggunakan transaksi bunga ataupun kredit
itu kebanyakan dari menengah kebawah jadinya untuk pemerataan ekonomi,
perkembangan ekonomi ataupun terkait kesejahteraan masyarakat khususnya golongan
menengah kebawah akhirnya tertekan dengan adanya riba itu sendiri, jadi intinya
misalkan dengan adanya riba contohnya golongan menengah kebawah itu memiliki
pendapatan yang rendah, dia menganjurkan hutang untuk memperoleh/membeli seuatu
untuk memunhi kebutuhan ataupun kepuasannya, maka kan dia perlu hutang, tapi dengan
adanya hutang tersebut justru malah tidak serta merta meningkatkan pendapatan mereka
namun malah menekan pendapatannya dimasa depan, yang dimana apabila dalam hal ini
akan juga menekan konsumsinya juga sehingga bisa menyebabkan burger of economic
- lalu kemudian,sederhanya riba itu dilarang karena sifat dari riba itu sendiri yang memiliki
sifat menghilangkan resiko, dan membelot dari suatu kepastian, dimana jika contohnya
dalam jual belikan pasti ada untung ataupun rugi, tapi kalau riba itu pasti untung, nah dari
sinilah sifat dari rib aitu menidiakan factor resiko, dan pada akhirnya resiko itu
dibebankan kepada orang lain sehingga keadilan tidak terjadi

Jadi kesimpulannya terkait riba dan pengaruh terhadap ekonomi itu salah satunya adalah
burger of economic, karena riba itu dari segi konsumsi dengan adanya bunga apalagi bunga
berbunga akan menjadi beban terhadap masyarakat ataupun induvidu, dimana mungkin
dalam jangka pendek konsumsi masyarakat bisa mengalami peningkatan, namun dilain sisi
juga akan mengorbankan konsumsi dalam jangka Panjang.

Anda mungkin juga menyukai