JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 8 (1) (2020): 28-36, DOI:
https:// doi.org/ 10.31289/ jppuma.v8i1.2913
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA
(Jurnal Pemerintahan dan Sosial Politik UMA)
Tersedia online http:// ojs.uma.ac.id/ index.php/ jppuma
Sultan Arief Azlansyah*, Retno Sunu Astuti & Budi Puspo Priyadi
Magister Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro, Indonesia
Abstrak
Provinsi Aceh Indonesia memiliki otonomi khusus untuk memiliki partai politik lokal yang diharapkan dapat memajukan kepentingan rakyat di Aceh.
Dalam pengertian ini, otonomi yang diistimewakan harus memiliki kinerja pemerintahan yang baik. Namun demikian, hal tersebut belum berdampak
signifikan terhadap kinerja legislasi. Setelah Pilkada 2017, dua partai politik lokal besar mendominasi pemerintah provinsi Aceh, yang saling
berselisih secara krusial yang menghasilkan pemerintahan yang terpecah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja legislasi di Provinsi Aceh dalam kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hal ini mengungkapkan bahwa dalam proses legislasi, terjadi komunikasi yang tidak efektif antara pemerintah provinsi Aceh dan DPRD untuk
membuat peraturan daerah yang disebut qanun. Fenomena ini juga dipicu oleh sengketa parlemen yang terpecah antara dua parpol besar lokal.
Dengan komunikasi yang tidak efektif antara pemerintah dan parlemen, mereka tidak bekerja secara maksimal untuk mengesahkan banyak RUU
dalam setiap periode satu tahun. Pemerintahan yang terbelah menyebabkan kekosongan atau tidak produktifnya unsur-unsur pemerintah provinsi.
Cara Mengutip: Azlansyah, SA, Astuti, RS & Priyadi, BP (2020). Pemerintahan Terbagi dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Peraturan Perundang-undangan di Provinsi Aceh Indonesia. JPPUMA: Jurnal Ilmu
Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 8 (1): 29-36.
28
Machine Translated by Google
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 8(1) (2020): 28-36
0,00%
Provinsi Aceh merupakan salah satu Tahun 2009 Tahun 2014
29
Machine Translated by Google
Sultan Arief Azlansyah, Retno Sunu Astuti & Budi Puspo Priyadi, Pembagian Pemerintahan dan Pemerintahannya
30
Machine Translated by Google
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 8(1) (2020): 28-36
komposisi fraksi politik di lembaga pemerintah dan partai politik lokal, Aceh diharapkan lebih
yang terlibat dalam pengambilan keputusan fokus pada pembangunan di tingkat lokal.
(Kartiko, 2012). Kenyataannya, permasalahan tersebut
Pemberlakuan RAPBD periode 2015 menunjukkan bahwa kinerja pemerintah dalam
hingga 2018 menunjukkan belum memenuhi proses legislasi tidak optimal dalam empat
syarat yang diatur dalam undang-undang. tahun terakhir, di mana hanya beberapa RUU
Padahal proses ini sudah melibatkan lembaga yang telah disahkan. Berdasarkan situasi
eksekutif dan legislatif. tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa
saja yang menghambat kinerja dan capaian
Tabel 2 Persetujuan APBD pemerintah Provinsi Aceh dalam proses
Provinsi Aceh
legislasi?
Tidak ada istilah Anggaran Tanggal legalisasi
1 Anggaran 2015 27 Februari 2015
2
Terkait dengan pertanyaan penelitian
Anggaran 2016 22 Februari 2016
3 Anggaran 2017 17 Januari 2017
tersebut, dalam penelitian ini perlu
4 Anggaran 2018 21 Maret 2018 dipertimbangkan hipotesis, yaitu bahwa
Sumber: Seuramoe informasi Pemerintah Aceh, pemerintahan yang terbagi mempengaruhi
2019. kinerja pemerintah Aceh dalam proses legislasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam proses legislasi yang dipengaruhi oleh situasi
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman politik di bawah pemerintahan yang terbagi.
Pengelolaan APBD, disebutkan APBD harus Kinerja adalah konstruksi multidimensi
berlaku mulai 1 Januari. yang dibentuk dan dipengaruhi oleh banyak
faktor. Secara sederhana, Campbell (Mahmudi,
Oleh karena itu, pengesahan APBD 2015 – 2015) menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi
2018 telah dilakukan belakangan ini. Hal ini oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan,
telah melanggar peraturan. keterampilan, dan motivasi.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan Kinerja suatu organisasi mencerminkan
pembedaan Provinsi Aceh sebagai satu-satunya kinerja para pegawainya (individu). Jika ada
wilayah Indonesia yang memiliki partai politik pegawai yang menunjukkan kinerjanya dengan
lokal. Hak istimewa ini seharusnya membuat baik, maka kinerja organisasi akan baik. Begitu
pemerintah daerah berkonsentrasi terutama juga jika kinerja individu buruk, maka kinerja
pada tujuan pembangunan daerah dengan organisasi juga buruk.
intervensi minimal dari otoritas nasional.
Menurut Dwiyanto, kinerja birokrasi Indonesia
Namun, kehidupan politik di Aceh telah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
didominasi oleh dua partai politik yang saling lingkungan sosial, nilai-nilai budaya, struktur
bersaing, di mana yang satu menguasai birokrasi Weberian, patologi organisasi, di mana
eksekutif dan yang lain menguasai legislatif, setiap elemen terhubung (Dwiyanto, 2015).
yang mengakibatkan terpecahnya pemerintahan.
Proses legislasi tidak lepas dari politik
dalam praktik yang berlangsung dalam sistem Kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh
pemerintahan. Meskipun mekanisme check and dua faktor yaitu internal dan eksternal yang
balance diharapkan dapat memperkuat berasal dari dalam dan luar organisasi. Menurut
pemerintahan yang kuat dengan pengawasan Mahmudi, beberapa faktor yang mempengaruhi
dari badan legislatif, kenyataannya menunjukkan kinerja suatu organisasi, yaitu kepemimpinan
bahwa proses politik berjalan demi kepentingan sosial, lingkungan, budaya organisasi, strategi
kubu politik dan menempatkan kepentingan yang dipilih,
publik di bawah prioritas mereka. Padahal,
dengan hak istimewanya
31
Machine Translated by Google
Sultan Arief Azlansyah, Retno Sunu Astuti & Budi Puspo Priyadi, Pembagian Pemerintahan dan Pemerintahannya
teknologi, struktur organisasi dan proses perpecahan, ketegangan, dan konflik yang
organisasi (Mahmudi, 2015). didorong oleh elit politik dan juga institusi
Teori lain mengatakan bahwa faktor-faktor birokrasi. Berlarut-larutnya keretakan,
yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi ketegangan akan mempertajam konflik yang
dapat diklasifikasikan menjadi tiga indikator, berujung pada kinerja lembaga pemerintah.
yaitu lingkungan eksternal dan internal dan
lingkungan karyawan suatu organisasi Siklus pilkada mengarah pada pergantian
(Wirawan, 2009). Berdasarkan teori di atas, partai penguasa yang memperjuangkan
penulis dapat merangkum beberapa indikator pilkada. Perbedaan partai yang berkuasa di
yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi lembaga legislatif dan eksekutif telah
dengan menyesuaikan dengan fokus dan menyebabkan situasi 'pemerintahan yang
topik penelitian ini. Mengambil indikator terpecah-pecah', yang selanjutnya
penelitian ini, faktor yang membentuk kinerja mempengaruhi legislasi peraturan daerah,
legislasi di Provinsi Aceh adalah lingkungan khususnya dalam pengesahan anggaran
politik dan partisipasi masyarakat. daerah, APBD (Kartiko, 2012).
METODE PENELITIAN
'Divided Government' adalah fenomena Penelitian ini menggunakan metode
politik di mana terjadi perpecahan antara kualitatif untuk mendapatkan informasi yang
lembaga eksekutif dan legislatif. Hal ini juga lebih mendalam tentang fenomena
menunjukkan adanya perpecahan kepentingan pemerintahan yang terpecah belah, yaitu
dan arah politik yang tidak sejalan, bahkan dengan serangkaian wawancara dengan
saling bertentangan dalam konteks pembuatan beberapa informan yang merupakan anggota
kebijakan. Dalam praktik struktur kelembagaan, DPRD, observasi, dan melihat beberapa
legalisasi suatu kebijakan tidak hanya dokumen. Penelitian ini juga membandingkan
bergantung pada peran eksekutif tetapi juga sumber dengan sumber lain untuk memahami
komposisi legislatif (Laver, 1996 dalam Kartiko, situasi secara keseluruhan
2012). Lebih lanjut, 'pemerintahan yang (Moleong, 2005).
terbagi' adalah situasi ketika dua lembaga
demokrasi utama dalam sistem politik,
eksekutif dan legislatif, masing-masing HASIL DAN DISKUSI
didominasi oleh dua partai politik yang Kinerja Legislasi
berbeda. Dalam memperjuangkan kepentingan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001
politiknya, masing-masing parpol dalam
memberikan otonomi khusus bagi Aceh
pemerintahan yang terpecah-pecah tidak
sebagai Provinsi Nanggroes Aceh Darussalam.
selalu harmonis dalam pengambilan kebijakan,
Dalam undang-undang, pemerintah Provinsi
yang dalam hal ini dalam konteks perundang-
Aceh terdiri dari gubernur dan perangkat lain
undangan.
dalam badan eksekutif, badan legislatif atau
Menurut Eriyanto (2007), pemerintahan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang
yang terpecah terjadi ketika kepala daerah
berfungsi secara kolaboratif dalam menyusun
(bupati atau gubernur) tidak berasal dari atau
dan menetapkan peraturan daerah (qanun).
tidak dicalonkan oleh partai politik yang
Qanun tersebut secara normatif mengatur
menjadi kursi mayoritas di DPRD. Sebaliknya,
kehidupan masyarakat dan kebijakan
pemerintahan terpadu terjadi ketika kepala
pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan
daerah dan wakilnya berasal dari partai politik
dan keamanan di Provinsi Aceh.
yang sama yang menjadi mayoritas anggota
parlemen. Pemerintahan yang terpecah
Pemerintah Daerah bertanggung jawab
menggambarkan banyak hal
atas suatu produk peraturan perundang-
undangan yang berlaku di daerah. pembuatan
32
Machine Translated by Google
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 8(1) (2020): 28-36
peraturan daerah adalah kerja sama oleh Qanun No 5 Tahun 2011 tentang tata cara
gubernur atau bupati dan DPRD. Undang-undang pembuatan qanun menyebutkan bahwa dalam
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan skema pembuatan qanun prosesnya harus
Daerah pasal 65 menyebutkan bahwa kepala melibatkan masyarakat dalam rapat umum dengar
daerah berhak mengajukan RUU ke DPRD. pendapat (RUDP).
Kepala daerah diberikan kewenangan untuk
mengajukan RUU sebagai upaya memenuhi janji Kajian ini mengungkapkan bahwa skema
politiknya dalam kampanye politik dalam pemilu partisipasi masyarakat dalam RUDP merupakan
dan untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan tahapan wajib yang harus dipenuhi. Sedangkan
oleh undang-undang. masyarakat harus dilibatkan pada mereka yang
memiliki kapasitas tertentu dan dapat
menyampaikan pendapatnya terhadap produk legislasi.
Pembuatan atau perda tersebut dikelola Kelompok-kelompok sosial yang terlibat dalam
secara kolaboratif oleh pemerintah dan DPRD proses ini berasal dari berbagai latar belakang,
untuk seperti masyarakat biasa, akademisi, organisasi
kesepakatan dalam rapat paripurna yang diadakan kepemudaan, LSM dan kelompok lain yang terkait
di parlemen. Sebuah peraturan daerah, qanun, dengan RUU. RUDP berfungsi untuk melihat
dapat digagas dan diajukan baik oleh gubernur tanggapan masyarakat dalam menilai dan
maupun DPRD, yang secara normatif didasarkan memberikan pendapat terhadap rancangan
pada aspirasi masyarakat Aceh. Skema undang-undang yang digagas oleh pemerintah
pembuatan regulasi bukan sekedar pembicaraan Aceh. RUDP dapat berfungsi kuat untuk mengubah
antar pembuat kebijakan. Melainkan harus isi tagihan. Sebagaimana diketahui bahwa
melibatkan pemangku kepentingan lainnya, pemberlakuan peraturan daerah tidak hanya
seperti masyarakat sipil, akademisi, dan partai menjadi domain pemerintah dan elit tetapi juga
politik, yang memiliki kontribusi yang diperlukan berhubungan erat dengan masyarakat pada
untuk menilai isi RUU tersebut. umumnya dan menjadi acuan masyarakat Aceh
dalam menyelesaikan sengketanya.
33
Machine Translated by Google
Sultan Arief Azlansyah, Retno Sunu Astuti & Budi Puspo Priyadi, Pembagian Pemerintahan dan Pemerintahannya
34
Machine Translated by Google
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 8(1) (2020): 28-36
Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) Aceh diprakarsai baik oleh eksekutif maupun
Bermartabat. Masalahnya pemerintah tidak legislatif untuk disahkan secara kolaboratif.
didukung oleh parlemen sehingga membuat Disharmonisasi antara pemerintah dan
masalah di antara mereka. parlemen menimbulkan miskomunikasi
sehingga terjadi perbedaan pemahaman
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa dalam proses legalisasi yang berdampak pada
permasalahan pemerintahan Aceh tidak kinerja pemerintah. Dilihat dari komponen
didasarkan pada konflik antaranggota pemerintahan Aceh, fenomena pemerintahan
parlemen. Setiap anggota parlemen fokus yang terpecah-pecah sedang terjadi dan
untuk memajukan dan mengadvokasi terlihat pada tidak produktifnya salah satu
kepentingan publik untuk diakomodasi secara unsur Pemerintah Aceh dalam melaksanakan
kolaboratif. tugasnya.
Konflik antara pemerintah dan parlemen
merupakan masalah yang harus dihindari
untuk memaksimalkan pelaksanaan tugasnya. PENGAKUAN
Pemerintah secara normatif harus menjadi Terima kasih saya ucapkan kepada Ketua Program
mitra yang baik dalam proses check and
Studi Magister Ilmu Administrasi Publik dan para staf
balance agar kondisi ideal dalam menjalankan
akademik lainnya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
tugasnya dapat tercapai.
dosen pembimbing skripsi saya beserta keluarganya yang
telah memberikan dukungan moril
Hal ini akan berdampak pada kinerja
pemerintah setiap tahunnya. Dalam DAFTAR PUSTAKA
penelitiannya, Schelker (2017) mengungkapkan Bungin, B, (2007). Penelitian Kualitatif [Penelitian
bahwa fenomena pemerintahan yang terpecah- Kualitatif]. Jakarta: PT. Rinka Cipta.
pecah dalam sistem pemerintahan akan pengabdian. S. (2015). Analisis Pengaruh
Keterlambatan Penyusunan Dan Penetapan
melemahkan kekuatan salah satu lembaga,
Apbd Terhadap Penyerapan Anggaran Skpd Di Kabupaten
yaitu badan eksekutif, atau yang disebut Boven Digoel Tahun Anggaran 2014 [Analisis
dengan bebek lumpuh. Kelemahan ini karena pengaruh keterlambatan penyusunan dan
pemerintah tidak dapat mengambil keputusan legislasi APBD terhadap penggunaan anggaran
secara bebas akibat perpecahan antara oleh instansi pemerintah di Kabupaten Boven
Digoel Tahun 2014]. Jurnal Kajian Ekonomi
eksekutif dan legislatif yang masing-masing dan Studi Pembangunan.
didukung oleh partai politik yang berbeda. 2(1): 41-60.
Konflik berkepanjangan tidak hanya Dwiyanto, Agus. (2015). Manajemen Pelayanan
akan berdampak pada kinerja pemerintah Publik [Manajemen Kebijakan Publik].
Aceh. Hal ini juga akan mempengaruhi Yogyakarta: Pers Universitas Gajah Mada.
Eriyanto. (2012). Pilkada dan Pemerintahan yang
kepentingan publik dalam sistem pemerintahan Terbelah Edisi 07
dalam mengadili masalah-masalah yang ada November 2007 [Pilkada dan pemerintahan
di masyarakat. Keadaan ini akan menjadi yang terpecah]. Lingkaran survai Indonesia.
penghambat bagi Provinsi Aceh dalam 12(2): 83-106.
membangun daerah dengan hak istimewa Kartiko, SW (2011). Pengaruh Ketidakmayoritasan
Partai Politik Kepala Daerah Dalam DPRD
yang diberikan oleh pemerintah pusat, yang Terhadap
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Keterlambatan Penetapan APBD (Budget
Delay) Berdasarkan Perspektif Ekonomi politik,
KESIMPULAN Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor Moleong, LJ (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif
[Metode Penelitian Kualitatif].
yang bekerja dalam proses legislasi di Provinsi Bandung: Remaja Rosdakarya.
Aceh. Disimpulkan bahwa proses penyusunan Mahmudi. (2015). Manajemen Kinerja Sektor Publik
peraturan daerah atau qanun di Provinsi Aceh [Manajemen Kinerja Sektor Publik]. Yogyakarta:
dapat Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
35
Machine Translated by Google
Sultan Arief Azlansyah, Retno Sunu Astuti & Budi Puspo Priyadi, Pembagian Pemerintahan dan Pemerintahannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2016 2001 tentang Otonomi Khusus Aceh Sebagai
tentang Keuangan Daerah [Peraturan Menteri Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam].
Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang Keuangan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah]. Daerah [Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
Qanun Nomor 5 tahun 2011 tentang Tata Cara Pembentukan tentang Pemerintahan Daerah].
Qanun [Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 Pemerintah Aceh. 2019. Pengesahan Anggaran Pendapatan
tentang Tata Cara Pembentukan Qanun]. dan Belanja Aceh [Pengesahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Aceh].
Qanun Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Tertib Diunduh di https://seuramoe.acehprov.go.id/ 8
DPRA [Perda No 1 Tahun 2016 tentang Tata Tertib Januari 2019.
DPRD Aceh]. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Aceh, 2019.
Rancangan Qanun dan Qanun Aceh tahun
Mark, S. (2017). Bebek Pincang Dan Terbagi 2015-2018 [Draft Qanun dan Qanun Aceh Periode
Pemerintah: Bagaimana Pemilih Mengendalikan 2015-2018].
tidak bertanggung jawab. Jurnal Ekonomi Diunduh di https://ppid.acehprov.go.id./ 5
Perbandingan . 21(0): 1-14. Januari 2019.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian (Pendekatan Bisnis Purwoko, B, dkk. (2017). Desentralisasi Radikal
Kuantitatif, Kualitatif R&D) [Desentralisasi Radikal]. Bantul: Penerbitan Ifada.
[Metode Penelitian Bisnis, Kuantitatif, Kualitatif dan
Pendekatan Penelitian dan Pengembangan]. Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber daya Manusia
Bandung: Alfabeta. Teori Aplikasi dan Penelitian [Penilaian Kinerja
Undang-undang Nomor 18 tahun 2001 tentang Otonomi Sumber Daya Manusia, Teori dan Praktek]. Jakarta:
Khusus Bagi Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Salemba Empat.
Darussalam [UU No.
36