Anda di halaman 1dari 58

LITERATURE REVIEW PIJAT REFLEKSI KAKI PADA PASIEN

HEMODIALISIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN

KARYA ILMIAH AKHIR

RAFA SUGIARTO
0432950921002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BEKASI
SEPTEMBER, 2022
LITERATURE REVIEW PIJAT REFLEKSI KAKI PADA PASIEN
HEMODIALISIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ners

RAFA SUGIARTO
0432950921002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BEKASI
SEPTEMBER, 2022

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar, jika
dikemudian hari ditemukan kesamaan dengan karya ilmiah milik orang
lain saya bersedia menerima sanksi akademik

Nama : RAFA SUGIARTO

NIM : 0432950921002

Bekasi. 10 Oktober 2022

Rafa Sugiarto

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya ilmiah akhir dengan judul : “Literature Review Pijat Refleksi Kaki
Pada Pasien Hemodialisis Untuk Mengurangi Kecemasan“ telah
disetujui untuk diujikan dihadapan penguji.

Pembimbing

Ns. Ashar Prima, M.Kep

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah ini diajukan oleh

Nama : Rafa Sugiarto

Nim : 0432950921002

Program Studi : Profesi Ners

Judul Karya Ilmiah : “Literature Review Pijat Refleksi Kaki Pada


Pasien Hemodialisis Untuk Mengurangi Kecemasan”

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang sah dan diperlukan untuk memperoleh
gelar Ners pada Jurusan Keperawatan Program Studi Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.

DEWAN PENGUJI
Ketua Dewan Penguji : Ns. Ashar Prima, M.Kep ( )

Penguji I : Ns. Nia Setiawati, S.Kep ( )

Penguji II : Ns. Puji Astuti, M.Kep., Sp. Kep.MB ( )

Ditetapkan di : Bekasi
Tanggal : 10 Oktober 2022

Ka. Prodi Profesi Ners

(Meria Woro Listyorini, M.Kep Ns.Sp.Kep.Kom)


NIP: 1310501013

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh


Bekasi, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rafa Sugiarto

Nim : 0432950921002

Program Studi : Profesi Ners

Jenis Karya : Karya Ilmiah AKhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada STIKES Bani Saleh Bekasi Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Literature Review Pijat Refleksi Kaki Pada Pasien Hemodialisis
Untuk Mengurangi Kecemasan”

Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini STIKES Bani Saleh berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya
tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demi pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bekasi, 10 Oktober 2022

Rafa Sugiarto

v
KARYA ILMIAH AKHIR NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BANI SALEH BEKASI

Literature review: Pijat Refleksi Kaki Pada Pasien Hemodialisis Untuk


Mengurangi Kecemasan
RAFA SUGIARTO, S.Kep
+ 5 BAB + 56 Halaman + Lampiran
ABSTRAK
Latar belakang: WHO (2017) secara global lebih dari 500 juta orang mengalami
penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup
bergantung pada hemodialisis di Amerika Serikat setiap tahunnya, dimana selalu
mengalami peningkatan 2,1 % dan pada tahun 2011 lebih dari 380.000 orang
penderita penyakit ginjal kronis menjalani hemodialisis regular. Tujuan: Untuk
mengetahui masalah Pengaruh Pijat Refleksi Kaki pada pasien hemodialisis untuk
mengurangi kecemasan. Metode: Penelitian literature ini menggunakan
pemeriksaan secara sistematis pada literature tentang topik dari penelitian
sebelumnya yang akan di kritisi oleh peneliti selanjutnya dengan menganalisis,
mengevaluasi dan mensintesis temuan peneliti sebelumnya (Efron& R, 2019).
Hasil: Berdasarkan hasil studi literature review dapat disimpulkan bahwa dari 3
artikel tersebut menyatakan bahwa pijat refleksi kaki secara signifikan mampu
menurunkan kecemasan pada pasien yang sedang menjalani hemodialisis Saran:
Pada telaah literature review teknik pijat refleksi kaki sangat berpengaruh dalam
proses penurunan tingkat kecemasan pada pasien, sehingga diharapkan perawat
dapat melakukan teknik pijat refleksi kaki pada pasien hemodialisis yang
mengalami kecemasan dan juga pelaksanaannya mudah, disarankan agar perawat
memanfaatkannya untuk pasien yang menjalani hemodialisis.

Kata Kunci : Pijat Refleksi Kaki, Hemodialisis, Kecemasan


Daftar pustaka : 3 Jurnal (2012-2022)

vi
KARYA ILMIAH AKHIR NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BANI SALEH BEKASI

Literature review: Foot Reflexology In Hemodialysis Patients To Reduce


Anxiety

RAFA SUGIARTO, S.Kep

+ 5 CHAPTER + Pages + Attachments

ABSTRACT
Background: WHO (2017) globally more than 500 million people experience
chronic kidney failure. Approximately 1.5 million people have to live a life
dependent on hemodialysis in the United States each year, which is always an
increase of 2.1% and in 2011 more than 380,000 people with chronic kidney
disease underwent regular hemodialysis. Objective: To determine the problem of
the effect of foot reflexology on hemodialysis patients to reduce anxiety.
Methods: This literature research uses a systematic examination of the literature
on topics from previous research which will be criticized by future researchers by
analyzing, evaluating and synthesizing the findings of previous researchers (Efron
& R, 2019). Results: Based on the results of a literature review study, it can be
concluded that from the 3 articles stated that foot reflexology can significantly
reduce anxiety in patients undergoing hemodialysis. Suggestion: In a literature
review review of foot reflexology techniques are very influential in the process of
reducing anxiety levels in patients, so it is hoped that nurses can perform foot
reflexology massage techniques on hemodialysis patients who experience anxiety
and also its easy implementation, it is recommended that nurses use it for patients
undergoing hemodialysis.

Keywords : Foot Reflexology, Hemodialysis, Anxiety

Bibliography : 3 Journals (2012-2022)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu
besar kepada kita, yaitu nikmat iman dan islam. Shalawat serta salam tak luput
peneliti sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
pengikutnya, sehingga dapat menyusun Karya Ilmiah Akhir ini dengan baik.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Literature Review Pijat


Refleksi Kaki Pada Pasien Hemodialisis Untuk Mengurangi Kecemasan”
Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat
besar, secara global terkait dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Lopez-
Vargas, 2013). Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia WHO (2017) secara
global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar
1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung pada hemodialisis di Amerika
Serikat setiap tahunnya, dimana selalu mengalami peningkatan 2,1 % dan pada
tahun 2011 lebih dari 380.000 orang penderita penyakit ginjal kronis menjalani
hemodialisis regular (USRDS, 2016).

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini
banyak mengalami kesulitan namun berkat kehendak Allah SWT serta bantuan
bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kesulitan tersebut dapat
diatasi. Untuk itu, ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada :

1. Ns. Ashar Prima, M.Kep selaku ketua STIKES Bani Saleh Bekasi dan
pembimbing maupun penguji Karya Ilmiah Akhir yang dengan kesabaran
dalam membimbing dan mengarahkan penulis agar menyelesaikan Karya
Ilmiah Akhir ini.
2. Selaku penguji I Karya Ilmiah Akhir Ns. Nia Setiawati, S.Kep yang telah
meluangkan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Karya
Ilmiah Akhir.
3. Selaku penguji II Karya Ilmiah Akhir Ns. Puji Astuti, M.Kep., Sp.
Kep.MB yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir.

viii
4. Selaku Ketua Program Studi Meria Woro Listyorini, M.Kep
Ns.Sp.Kep.Kom Ilmu Keperawatan STIKES Bani Saleh.
5. Ibu Eva dan Bapak Wawan selaku Staff dan ka. Sie di perpustakaan
STIKES Bani Saleh yang selalu membantu untuk memberikan sumber-
sumber terbaru dan motivasi kepada peneliti.
6. Kepada orang tua yang saya cintai Bapak Parmin dan Ibu Parmi kaka
Ridwi Utami, Ridwan Oktaviandi dan Rahmat Hadi Setiawan yang telah
memberikan doa dan support selama kuliah hingga penulisan karya Ilmiah
Akhir.
7. Kepada sahabat – sahabat saya Nerta Nopianti, Agung Nugraha Bastian,
Fitria Dewi, Raissy Amallya Fajri, Suntia Mustika, Putri Maulida Duana,
Naya Sopiah, yang turut memberikan semangat inspirasi, dan bantuan
dalam menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah Akhir.
8. Kepada teman-teman satu angkatan program studi Profesi Ners yang
sudah mendukung dalam menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah Akhir.
9. Kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir
ini.
10. Penulis mengharapkan semoga tulisan yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya dan sebagai wahana menambah
pengetahuan serta pemikiran, semoga Allah SWT selalu memberikan
rahmatnya kepada kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.

Bekasi, 10 Oktober 2022

Penulis

Rafa Sugiarto

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................v

ABSTRAK........................................................................................................................vi

ABSTRACK.....................................................................................................................vii

KATA PENGANTAR.....................................................................................................viii

DAFTAR ISI....................................................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................6

1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................................6

1.4.2 Manfaat Praktis........................................................................................................6

BAB 2 PROTOKOL REVIEW......................................................................................8

2.1 Desain Penelitian.......................................................................................................8

2.2 Level Of Evidance......................................................................................................8

2.3 Kata Kunci Pencarian...............................................................................................9

2.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi.....................................................................................9

2.5 Sumber Pencarian Artikel........................................................................................10

x
2.6 Alur Penelitian...........................................................................................................11

BAB 3 HASIL PENELITIAN........................................................................................12

3.1 Hasil Pencarian Literature........................................................................................12

3.2 Hasil Pencarian Google Scholar...............................................................................12

3.3 Hasil Pencarian Semantic Scholar...........................................................................13

3.4 Tabel Screening.........................................................................................................14

3.5 Analisis Intervensi.....................................................................................................21

BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................................23

4.1 Pembahasan Hasil Telaah Evidance Base Berdasarkan Teori Dan


Hasil Penelitian................................................................................................................23

4.1.1 Karakteristik Responden..........................................................................................23

4.1.2 Intervensi..................................................................................................................24

4.2 Implikasi Keperawatan.............................................................................................26

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................28

5.1 Kesimpulan................................................................................................................28

5.2 Saran...........................................................................................................................28

5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan........................................................................................28

5.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan.................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar I Skema..........................................................................................................................11

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kata Kunci Pencarian......................................................................................9

Tabel 2. Hasil Pencarian Google Scholar......................................................................12

Tabel 3. Hasil Pencarian Semantic Scholar...................................................................13

Tabel 4. Tabel Screening.................................................................................................14

Tabel 5. Analisis Intervensi............................................................................................21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 JBI...............................................................................................................32

Lampiran 2 JBI...............................................................................................................33

Lampiran 3 JBI...............................................................................................................34

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Akhir.................................................35

Lampiran 5 Pencarian Jurnal database di Google Scholar.........................................37

Lampiran 6 Pencarian Jurnal database di Google Scholar.........................................38

Lampiran 7 Pencarian Jurnal database di Semantic Scholar.....................................39

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang


sangat besar, secara global terkait dengan morbiditas dan mortalitas
yang tinggi (Lopez-Vargas, 2017). Berdasarkan estimasi Badan
Kesehatan Dunia WHO (2017) secara global lebih dari 500 juta orang
mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus
menjalani hidup bergantung pada hemodialisis di Amerika Serikat
setiap tahunnya, dimana selalu mengalami peningkatan 2,1 % dan
pada tahun 2011 lebih dari 380.000 orang penderita penyakit ginjal
kronis menjalani hemodialisis regular (USRDS, 2016).

Laporan Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi pasien GGK


meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dengan peningkatan
tajam pada kelompok umur 35-44 tahun dibandingkan kelompok umur
25-34 tahun, dapat dilihat dari hasil prevalansi pada laki-laki (0,3%)
lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada
masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan
wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%) dan kuintil indeks
kepemilikan terbawah dan menengah bawah masing-masing 0,3%,
sedangkan provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah Sulawesi tengah
sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-
masing 0,4%. Sedangkan di Indonesia berdasarkan data Riskesdas
(2018) pada tahun 2018 tercatat sebesar 3,8 per 1.000 penduduk
menderita GGK angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan tahun
2013 yaitu sebesar 2,2 per 1.000 penduduk, dengan jumlah penduduk
yang menjalani hemodialisis mencapai 19,3%.

1
Penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah proses patofisiologi dengan
etiologi yang beragam, dimana ginjal mengalami penurunan fungsi
secara lambat, progresif, dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal dalam mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehingga menyebabkan terjadinya uremia atau azotemia
(Smeltzer & Bare, 2015). Penurunan fungsi ginjal mengharuskan
pasien menjalani terapi hemodialisis sepanjang hidupnya. Biasanya
pasien melakukan 2-3 kali seminggu selama 3-4 jam per sekali
hemodialisis (Brunner & Suddarth., 2005). Terapi pengganti ginjal ini
menjadi salah satu pilihan bagi pasien penyakit gagal ginjal kronik
untuk menjalankan terapi hemodialisis (Lemone & Burke, 2008).

Laporan The United States Renal Data System (USRDS, 2009)


menunjukkan prevalensi penderita penyakit ginjal kronik di Amerika
Serikat sebesar 1.811 per 1 juta penduduk dan 80% menjalani terapi
hemodialisis. Sedangkan diIndonesia sendiri penderita yang
mengalami Penyakit ginjal kronik dan yang menjalani terapi
hemodialisis mengalami peningkatan,dari survei yang dilakukan oleh
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri, 2009) terdapat 18 juta
orang di Indonesia menderita penyakit ginjal kronik, data Indonesia
Renal Regestry tahun 2007 jumlah pasien hemodialisis 2148 penduduk
sedangkan tahun 2008 jumlah pasien hemodialisis mengalami
peningkatan yaitu 2260 penduduk,disulawesi Utara sendiri penyakit
ginjal kronik masuk dalam salah satu penyakit yang beresiko. Data
yang di dapat dari Indonesian Renal Registry (IRR, 2013) jumlah
pasien baru yang menjalani hemodialisis pada tahun 2011 sebanyak
15353 pasien dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan pasien yang
menjalani hemodialisis sebanyak 4268 orang sehingga secara
keseluruhan terdapat 19621 pasien yang baru menjalani hemodialisis,
sampai akhir tahun 2012 terdapat 244 unit hemodialisis di Indonesia.

2
Hemodialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang
menggunakan alat khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda
akibat laju filtrasi glomerulus yang rendah sehingga diharapkan dapat
memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Depkes
RI, 2008). Unit hemodialisis adalah tempat pelayanan hemodialisis
yang terdiri dari minimal 4 mesin dialisis, didukung dengan unit
pemurnian air (water treatment) dan peralatan pendukung serta
mempunyai tenaga medis, minimal terdiri dari 2 Perawat Mahir HD, 1
Dokter bersertifikat HD, yang diawasi oleh 1 orang Dokter Internis
bersertifikat HD dan disupervisi oleh 1 orang Internis-Konsultan
Ginjal Hipertensi (KGH) (Depkes RI, 2008).

Hemodialisis merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan pada


pasien GGK supaya mampu bertahan hidup. Namun demikian,
tindakan tersebut mempunyai efek samping pada kondisi fisik serta
psikologis penderita GGK (Kemenkes, 2018). Hemodialisis
merupakan pengobatan (replacement treatment) pada penderita GGK
stadium terminal, jadi fungsi ginjal digantikan oleh alat yang disebut
dialyzer (artifical kidney), pada dialyzer ini terjadi proses pemindahan
zat-zat terlarut dalam darah kedalam cairan dialisa atau sebaliknya
(Brunner & Suddarth., 2005).

Pasien yang menjalani hemodialisis untuk waktu yang lama akan


mengalami perubahan serius dalam gaya hidup dan kepribadian
(Mahdavi et al., 2013). Pada saat menjalani hemodialisis, kecemasan
bisa timbul dari kurangnya pengetahuan yang terjadi selama terapi,
harapan yang tidak pasti dari hemodialisis dan dampak yang
ditimbulkannya. Rasa ketakutan yang berhubungan dengan nyeri,
perubahan body image serta prosedur diagnosa menjadi salah satu
dampak yang ditimbulkan pada saat menjalani hemodialisis (Lewis,
2011).

3
Kecemasan merupakan masalah umum yang dialami oleh pasien GGK
yang menjalani terapi hemodialisis. Hasil penelitian pada pasien yang
menjalani hemodialisis menunjukkan 100% mengalami kecemasan
(Kamil et al., 2018). Salah satu efek dari gangguan kecemasan adalah
perilaku, irasional, ketidakpatuhan, ketakutan, ketidakmampuan
melakukan aktivitas sehari-hari dan perasaan takut akan kematian
(Kim & Yang, 2015). Gangguan kecemasan berlangsung setidaknya 6
bulan, meluas dan bisa menjadi lebih buruk tanpa perawatan,
prevalensi kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis sekitar 12% sampai 52% (Goh & Griva, 2018). Beberapa
faktor yang menyebabkan kecemasan pada pasien GGK yang
menjalani terapi hemodialisis antara lain self efficacy, dukungan sosial,
optimisme, jenis kelamin pendidikan dan pengetahuan. Faktor-faktor
tersebut harus diperhatikan karena menentukan tingkat kecemasan
yang dialami oleh pasien (Mutoharoh, 2009 dalam Novitasari dan
Hidayati, 2015).

Penelitian ini didukung dari beberapa penelitian yang sudah pernah


dilakukan sebelumnya, mengatakan bahwa pasien yang menjalani
hemodialisis mengalami kecemasan seperti hasil penelitian (Julianty et
al., 2018) di RSUD dr. Pirngadi Medan mengatakan bahwa hasil
penelitian didapati pasien mengalami kecemasan ringan sebanyak 6
orang (9.7%), kecemasan sedang sebanyak 32 orang (51.6%), sisanya
adalah kecemasan berat sebanyak 24 orang (38.7%). Penelitian yang
dilakukan (Yanti & Miswadi, 2018) di RSUD Bengkalis Riau,
mengatakan bahwa didapatkan hasil penelitian pasien yang menjalani
hemodialisis mengalami kecemasan sebanyak 18 orang (60,0%),
pengetahuan kurang sebanyak 20 orang (66,7%), pengalaman yang
kurang sebanyak 21 orang (70%), dan tidak mendapat dukungan
keluarga sebanyak 18 orang (60,0%). Penelitian yang dilakukan (Hana
Mosieh, 2020) di Arab Saudi mengatakan bahwa dari 122 pasien

4
GGK, 24,6% mengalami depresi dan 19,7% mengalami gejala
kecemasan.

Penanganan kecemasan sudah dilakukan secara farmakologis yaitu


dengan memberikan obat anti kecemasan, namun keadaan ini
memerlukan pendekatan multidisiplin untuk menurunkannya. Perawat
juga memegang peranan penting dalam hal ini, yaitu dengan
memberikan intervensi nonfarmakologis sebagai terapi komplementer
dalam penanganan kecemasan. Salah satu terapi komplementer yang
dapat dijadikan pilihan dalam penanganan kecemasan untuk pasien
yang menjalani hemodialisis yaitu pijat refleksi kaki. (Rama
Ariwijaya, Eka Yulia Fitri. Y, 2020; )(Prima, Pangastut, Setiyarini, &
Effendy, 2020).

Terapi pijat refleksi kaki banyak dilakukan karena tidak ada efek
samping pada penerapannya dan dirasa aman untuk dilakukan juga
tidak ada efek jangka panjang. Pijat refleksi adalah pengobatan tertua
di dunia, berdasarkan teknik pijat ilmiah dan telah dikembangkan sejak
zaman Cina dan Mesir kuno. Gambar-gambar ilmiah paling utama dari
pijat refleksi ditemukan di makam Ankhmahor di Mesir pada 2500 SM
(Shady & Ali, 2019).

Refleksiologi pada subjek telah ditunjukkan dalam berbagai uji klinis.


Penulisan telah menunjukkan bahwa refleksiologi mengurangi
kecemasan, mual dan muntah, nyeri, sulit tidur dan kelelahan. Di satu
studi khusus yang dilakukan pada pasien dengan gagal ginjal kronis
dan pasien hemodialisis, pijat refleksi kaki terbukti memiliki efek
positif pada kram, kelelahan, emosi dan sistem kekebalan tubuh
(Özdemir et al., 2013).

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti


studi literature review tentang Pengaruh Pijat Refleksi Kaki pada
pasien hemodialisis untuk mengurangi kecemasan.

1.1 Tujuan Penelitian

1.1.2 Memaparkan informasi dengan edvience based di area


keperawatan terkait dengan tentang Pengaruh Pijat Refleksi
Kaki pada pasien hemodialisis untuk mengurangi kecemasan.
1.1.3 Mampu mengidentifikasi artikel ilimiah yang terkait dengan
masalah Pengaruh Pijat Refleksi Kaki pada pasien hemodialisis
untuk mengurangi kecemasan.
1.1.4 Mampu menelaah artikel ilmiah yang terkait dengan masalah
Pengaruh Pijat Refleksi Kaki pada pasien hemodialisis untuk
mengurangi kecemasan.
1.1 Manfaat Penelitian

1.1.1 Manfaat Teoritis


Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi
mengenai Pengaruh Pijat Refleksi kaki untuk megurangi
kecemasan saat menjalankan hemodialisis.
1.1.2 Manfaat Praktis
1.1.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Informasi dari penulisan ini diharapkan dapat berguna
untuk instansi pendidikan sebagai laporan akhir evidence
based mahasiswa keperawatan, diharapkan tulisan ini
menjadi sumber referensi institusi sebagai Informasi
khususnya kepada peserta didik yang sedang mengikuti
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

6
1.1.2.2 Bagi Mahasiswa
Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa
keperawatan sebagai sumber informasi untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai Pengaruh Pijat
Refleksi Kaki pada pasien hemodialisis untuk
mengurangi kecemasan.

7
BAB 2
PROTOKOL REVIEW

2.1 Desain Penelitian

Literature review adalah istilah sesuatu yang sering dikerjakan oleh


mahasiswa ketika sedang mengerjakan skripsi, tesis atau disertai.
Literature review pasti akan dilakukan misalnya ketika mulai
memahami suatu topik penelitian baru, mengikuti trend penelitian
baru dan memahami state-of-the-art dari suatu topik penelitian
(Wahono, 2016). Penelitian literature ini menggunakan pemeriksaan
secara sistematis pada literature tentang topik dari penelitian
sebelumnya yang akan di kritisi oleh peneliti selanjutnya dengan
menganalisis, mengevaluasi dan mensintesis temuan peneliti
sebelumnya (Efron&R, 2016).
Penelitian ini akan menjawab tentang pijat refleksi kaki pada pasien
hemodialisis untuk mengurangi kecemasan.

2.2 Level of Evidence

Level of Evidence yang digunakan hanya level 3 (quasi experiment)


atau kebawah atau hanya berupa penelitian quasi experimental
merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka
apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan
atau tidak pada suatu keadaan yang dikontrol secara ketat maka kita
memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal
inilah yang dilakukan pada penelitian kuasi eksperimen. Sehingga
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dala kondisi yang terkendalikan.

8
2.3 Kata Kunci Pencarian

Tabel 1.
Kata Kunci Pencarian

PICO Kata Kunci

Population (Pasien, Populasi, Problem) Hemodialysis

Intervention (Intervensi Keperawatan atau Foot Reflexology


eksposure pada penelitian prognostik)

Comparison (Comparison atau Control) -

Outcomes (Hasil utama yang diharapkan) Anxiety

2.4 Kriteria Inklusi dan Eklusi


Kriteria Inklusi :

 Artikel penelitian lengkap berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.


 Artikel tidak berbayar
 Metode penelitian dibatasi hanya quasi eksperimen.
 Tahun publikasi 10 tahun terakhir.

Kriteria Eklusi :
 Artikel tidak lengkap
 Tahun publikasi di bawah 2012
 Artikel berbayar
 Duplikasi
 Artikel tidak dapat di akses

9
2.5 Sumber Pencarian Artikel

Sumber pencarian data yang digunakan sebagai referensi pada review


artikel ini adalah sumber data primer berupa artikel ilmiah Nasional,
bersumber dari media google scholar dan semantic scholar. Google
scholar atau google cendikia merupakan salah satu layanan google
yang biasa digunakan oleh para pelajar, mahasiswa, akademisi untuk
mencari jurnal dan mendapatkan literature dari berbagai negara.

10
2.6 Alur Penelitian

Gambar I Skema
Database yang digunakan: Google
Scholar dan Semantic Scholar

Kata Kunci : hemodialysis AND


foot reflexology AND anxiety

Jumlah artikel yang Jumlah artikel yang


terjaring diawal dari Google terjaring diawal dari
scholar Semantic scholar

(n: 715) (n: 138)

Eklusi
Jumlah artikel setelah di
skrinning (Inklusi) 1. Tidak 10 tahun
terakhir
Google scholar (n: 621)
2. Duplikasi
Semantic scholar (n: 115) 3. Artikel tidak lengkap
4. Tidak dapat diakses
(n: 736) (n: 117)

Ekslusi:
Jumlah artikel yang dapat
1. Tidak sesuai topik
di akses dan eligleble
2. Berbayar
(n: 3) 3. Tidak full text
4. Berbahasa selain
Jumlah artikel yang Indonesia/Inggris
sesuai uji kelayakan (n: 733)

(n: 3)

Jumlah artikel
yang diterima

(n: 3)

11
BAB 3
HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Pencarian Literature

Kata Kunci
P (Population) : Hemodialysis
I (Intervention) : Foot Reflexology
C (Comparison) : -
O (Outcomes) : Anxiety

3.2 Hasil Pencarian Google Scholar

P (Population) : Hemodialysis
I (Intervention) : Foot Reflexology
C (Comparison) : -
O (Outcomes) : Anxiety

Tabel 2.

Tabel Hasil Pencarian Google Scholar

Kata Kunci Hasil


P Hemodialysis 1.040.000 Artikel
I Hemodialysis AND Foot Reflexology 931 Artikel
C -
O Hemodialysis AND Foot Reflexology AND 621 Artikel
Anxiety
Tahun Publikasi 2012-2022
Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris Bahasa Inggris

12
3.3 Hasil Pencarian Semantic Scholar
P (Population) :Hemodialysis
I (Intervention) : Foot Reflexology
C (Comparison) : -
O (Outcomes) : Anxiety

Tabel 3.
Tabel Hasil Pencarian Semantic Scholar

Kata Kunci Hasil


P Hemodialysis 239.000 Artikel
I Hemodialysis AND Foot Reflexology 1.070 Artikel
C -
O Hemodialysis AND Foot Reflexology AND 115 Artikel
Anxiety
Tahun Publikasi 2012-2022
Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris Bahasa Inggris

13
3.4 Tabel Screening

Tabel 4.
Screening Artikel
No Judul Jurnal Sumber Desain Subjek Instrumen Metode Hasil Utama Kesimpulan
Penelitian Penelitian Pengumpulan Analisa Rekomendasi
Data Data Penelitian
1 Comparing the Google Statistik Populasi Spielberger Uji klinis Sebelum Hasil penelitian
Effect of scholar deskriptif dan Penelitian ini State-Trait dilakukan intervensi, menunjukkan bahwa
Acupressure and analitik terdapat 20 (STAI) dan pada 60 tidak ada akupresur dan pijat
Foot Reflexology pasien pada inventaris pasien yang perbedaan refleksi dapat
on Anxiety and kelompok deprsi Beck II dirujuk ke yang memberikan dampak
Depression in reflexologi, (BDI-II) klinik signifikan positif dalam
Hemodialysis yang terdiri pasien antara ketiga mengurangi keluhan
Patients: A Clinical dari khusus, kelompok pasien. depresi dan
Trial perempuan 9 Zabol, dalam hal kecemasan. Berkat
dan laki-laki antara depresi (P = kemudahan
11. Kriteria Januari dan 0,051) dan penerapannya, metode
inklusi tidak Maret 2017. kecemasan (P ini dapat digunakan oleh
ada peristiwa Pasien = 0,11). perawat untuk
yang membuat secara acak Perbandingan mengurangi kecemasan

14
stress pada dibagi skor rata-rata dan depresi dalam
tahun lalu menjadi tiga depresi dan pasien yang menjalani
(misalnya kelompok, kecemasan hemodialisis.
kematian kelompok antara ketiga
karena akupresur (n kelompok
penutupan = 20), setelah
relatif), tidak kelompok intervensi
ada depresi dan pijat refleksi mengungkapk
kecemasan (n = 20), an perbedaan
yang parah. dan yang
Minimal usia kelompok signifikan
18 tahun, kontrol. antara ketiga
durasi kelompok (n kelompok
hemodialisis = 20). Alat dalam hal
minimum pengumpula kedua
enam tahun, n data variabel (P
dan menjalani termasuk <0,001).
dialisis tiga inventaris Analisis
kali seminggu kecemasan statistik
(masing- menunjukkan

15
masing) bahwa skor
berlangsung depresi dan
selama empat kecemasan
jam). Kriteria berbeda
pengecualian, secara
di sisi lain signifikan
tangan, adalah setelah
amputasi di intervensi
tempat antara dua
akupresur dan kelompok
pijat refleksi eksperimen
kaki, dan kontrol
keengganan kelompok (P
untuk < 0,001).
berpartisipasi,
lupus dan
penyakit fisik
dan psikologis
kronis seperti
kanker, dan

16
telah minum
obat penenang
2 A Study To Assess Google Quasi- Populasi Hamilton Pendekatan Rerata skor Hasil penelitian
Effectiveness of scholar experimental penelitian ini anxiety rating penelitian kecemasan menunjukkan bahwa
Foot Reflexology design dilakukan 40 scale yang pasca tes pada pijat refleksi kaki efektif
on Anxiety of sampel digunakan kelompok untuk menurunkan
Patients diberikan dalam eksperimen tingkat kecemasan.
Undergoing masing-masing penelitian adalah 16,6,
Hemodialysis in dalam ini adalah dan pada
Tertiary Care kelompok pendekatan kelompok
Hospital, Karad eksperimen 20 evaluatif, kontrol adalah
dan kontrol 20 dimana 22,55, yang
dengan desain secara
pengambilan penelitian signifikan
sampel yang adalah lebih besar.
mudah. Sampel quasi- Nilai t-test
yang termasuk experimenta adalah 3,50
dalam l design. dan
penelitian ini Penelitian ditemukan
adalah yang dilakukan di signifikan

17
memenuhi unit dialisis pada tingkat
kriteria inklusi di Rumah p<0,001.
dengan usia Sakit Nilai-nilai
18-65 tahun, Krishna, tersebut
berbicara Karad. menunjukkan
bahasa Marathi Sampel bahwa ada
atau bahasa terdiri dari perbedaan
Inggris, dan 40 pasien yang
menerima yang signifikan
perawatan menjalani secara
hemodialisis hemodialisis statistik dalam
dua kali dan tingkat
seminggu. selanjutnya kecemasan
Sampel dengan ditetapkan antara
sakit serius menjadi 20 kelompok
atau tidak pada eksperimen
sadar, tidak kelompok dan kontrol
ada luka, atau eksperimen pada post-test.
cedera pada dan 20 pada
kaki dan yang kelompok

18
memiliki kontrol.
neuropati Teknik
perifer atau pengambila
masalah n sampel
vaskular pada yang
ekstremitas nyaman
bawah digunakan
dikeluarkan untuk
dari penelitian. memilih
sampel.
Kelompok
eksperimen
menerima
pijat refleksi
kaki dua
kali dalam
seminggu
selama 3
minggu
berturut-

19
turut dan
setiap sesi
berlangsung
selama 20
menit di
mana
kelompok
kontrol
mengikuti
manajemen
rutin rumah
sakit.
Pengumpula
n data
dilakukan
dengan
kuesioner
terstruktur.
Analisis
data

20
menggunak
an statistik
deskriptif
dan
inferensial.
3 Effectiviness of Google kuasi- Populasi Self-rating Sebuah Hasil Pijat refleksi kaki adalah
Foot Reflexology scholar eksperimental penelitian ini kecemasan kuasi- penelitian alat yang aman dan
on Physiological pretest ada 12 dan Zung. eksperiment menunjukkan efektif, yang membantu
Variables and posttest pada kelompok al pretest bahwa pasien mengurangi parameter
Axiety Among control group eksperimen 3 posttest hemodialisis fisiologis dan
Hemodialysis design (50%) di control pada kecemasan. Studi ini
Patients antaranya group kelompok menyoroti kebutuhan
berusia di atas design eksperimen untuk mengadopsi pijat
60 tahun digunakan. mengalami refleksi kaki sebagai
sedangkan Dua belas penurunan terapi yang efektif di
pada kelompok pasien tingkat nyeri rumah sakit
kontrol 3 menjalani (t=3.523,
(50%) berusia hemodialisis p=0.007),
antara 50-60 dipilih dari penurunan
tahun. 5 (83%) empat pusat kelelahan

21
laki-laki dan 1 hemodialisis (t=2.924,
(17%) pasien . Pijat p=0.023),
perempuan refleksi kaki tekanan darah
dimasukkan diberikan sistolik
dalam kedua selama 2 (t=3.149,
kelompok. minggu p=0.013)
Mengenai pada hari dengan dalam
durasi gagal alternatif. batas normal
ginjal, 3 (50%) dan
pada kedua kecemasan
kelompok berkurang (t =
memiliki 1-4 3,086, p =
tahun dan 0,015).
menjalani Hubungan
hemodialisis antara tingkat
lebih dari 2 kecemasan
tahun. posttest
dengan
variabel
fisiologis

22
menunjukkan
bahwa ada
hubungan
yang
signifikan
antara nyeri
dan
kecemasan
pada tingkat
p<0,05.

23
3.5 Analisis Intervensi

Tabel 5.
Artikel Analisa Intervensi
No Sumber (Nama Responden Intervensi Waktu Kekuatan Intervensi Kelemahan
pengarang dan tahun) Penelitian Keperawatan Pelaksanaan Intervensi
Intervensi
1 Google scholar Penelitian ini Pasien ditempatkan Dalam kelompok Hasil penelitian ini Pasien dalam
terdapat 20 pasien pada posisi terlentang; refleksologi, satu menetapkan efek kelompok kontrol
Author: Dehghanmehr, pada kelompok lalu, ibu jari itu jam setelah menguntungkan tidak menerima
S., Sargazi, G. H., reflexologi, yang didorong langsung memulai refleksiologi dan intervensi
Biabani, A., Nooraein, terdiri dari pada titik jaringan hemodialisis akupresur kecemasan
S., & Allahyari, J (2019) perempuan 9 dan surya selama 10 menit pada pasien
laki-laki 11. untuk setiap kaki. hemodialisis.
Mengingat biaya
rendah dan
implementasi yang
mudah, disarankan
agar perawat
memanfaatkan

21
mereka untuk pasien
yang menjalani
hemodialisis.
2 Google scholar Penelitian ini Kelompok eksperimen Setelah dilakukan Hasil penelitian ini Pasien dalam
dilakukan 40 menerima reflexologi pre-test menunjukkan bahwa kelompok kontrol
Author: sampel diberikan kaki dua kali dalam pijat refleksi kaki tidak menerima
(Choudhari et al., 2017) masing-masing seminggu selama 3 efektif untuk intervensi
dalam kelompok minggu berturut-turut mengurangi tingkat
eksperimen 20 dan dan setiap sesi kecemasan di antara
kontrol 20 dengan berlangsung selama 20 pasien hemodialisis.
pengambilan menit di mana Disarankan bahwa
sampel yang kelompok kontrol lebih banyak studi
mudah. mengikuti manajemen keperawatan harus
rutin rumah sakit. datang untuk
Pada akhir minggu ke- menemukan berbagai
3, tingkat kecemasan metode non-
post-test dinilai farmakologis untuk
dengan alat yang mengurangi kecemasan
sama. pada pasien yang
menjalani

22
hemodialisis.
3 Google scholar Penelitian ini Pijat refleksi kaki Setelah pemilihan Pijat refleksi kaki Pasien dalam
terdapat dua belas dilakukan selama 6 sampel, peneliti adalah alat yang aman kelompok kontrol
Author: pasien (Eksperimen siklus dengan durasi menilai doppler dan efektif, yang tidak menerima
Kingsle Kishore Coumar -6, Kontrol -6) yang 40 menit oleh peneliti vaskular dan Zung membantu mengurangi intervensi
MF, PhD S 2021 menjalani untuk kelompok Self Peringkat variabel fisiologis dan
hemodialisis dipilih eksperimen dan Skala Kecemasan. kecemasan. Studi ini
untuk penelitian ini. kelompok kontrol menyoroti kebutuhan
tidak diberikan untuk mengadopsi pijat
intervensi. refleksi kaki sebagai
terapi yang efektif di
rumah sakit. Oleh
karena itu, dapat
bermanfaat bagi pasien
yang menjalani
hemodialisis.

23
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Hasil Telaah Evidance Base Berdasarkan Teori Dan


Hasil Penelitian

Terapi pijat refleksi kaki banyak dilakukan karena tidak ada efek
samping pada penerapannya dan dirasa aman untuk dilakukan juga
tidak ada efek jangka panjang. Salah satu terapi komplementer yang
dapat dijadikan pilihan dalam penanganan kecemasan untuk pasien
yang menjalani hemodialisis yaitu pijat refleksi kaki. Kecemasan
adalah keadaan emosional dalam dimana individu mengalami
ketakutan, ketidakpastian, dan takut karena mengantisipasi situasi
yang mengancam. Gangguan kecemasan, tidak seperti keadaan
kecemasan singkat yang disebabkan oleh peristiwa stres, berlangsung
setidaknya 6 bulan, meluas dan bisa menjadi lebih buruk tanpa
perawatan. Pengobatan kecemasan pada pasien hemodialisis dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan terapi pijat
refleksi kaki. Dengan dilakukannya terapi pijat refleksi kaki sudah
terbukti mudah dilakukan dan efektif bagi pasien hemodialisis yang
mengalami kecemasan, hasil review dijabarkan sebagai berikit :

4.1.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deghhanmehr et al (2019)


melakukan penelitian pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan
yang mendapatkan reflexology, berdasarkan kriteria inklusi tidak
ada peristiwa yang membuat stres pada tahun lalu (mis. kematian
karena penutupan relatif), tidak ada depresi dan kecemasan yang
parah, minimal usia 18 tahun, durasi hemodialisis minimum enam
tahun bulan, dan menjalani dialisis tiga kali seminggu masing-
masing berlangsung selama empat jam. (Dehghanmehr et al., 2019)

23
Penelitian yang dilakukan oleh Choudhari et al, pada tahun (2017)
penelitian ini dilakukan 40 sampel diberikan masing-masing dalam
kelompok eksperimen 20 dan kontrol 20 dengan pengambilan
sampel yang mudah. Sampel yang termasuk dalam penelitian ini
adalah yang memenuhi kriteria inklusi dengan usia 18-65 tahun,
berbicara bahasa Marathi atau bahasa Inggris, dan menerima
perawatan hemodialisis dua kali seminggu. Sampel dengan sakit
serius atau tidak sadar, tidak ada luka, atau cedera pada kaki dan
yang memiliki neuropati perifer atau masalah vaskular pada
ekstremitas bawah dikeluarkan dari penelitian. (Choudhari et al.,
2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Kingsle et al, pada tahun (2021)


penelitian ini ada 12 pasien (Eksperimen -6, Kontrol -6) yang
menjalani hemodialisis, pada kelompok eksperimen 3 (50%) di
antaranya berusia di atas 60 tahun sedangkan pada kelompok
kontrol 3 (50%) berusia antara 50-60 tahun. 5 (83%) laki-laki dan 1
(17%) pasien perempuan dimasukkan dalam kedua kelompok.
Mengenai durasi gagal ginjal, 3 (50%) pada kedua kelompok
memiliki 1-4 tahun dan menjalani hemodialisis lebih dari 2 tahun.
(Kingsle et al., 2021)

4.1.2 Intervensi
Intervensi yang dilakukan oleh Dehghanmehr et al, pada tahun
(2019) dilakukan intervensi satu jam setelah memulai dialisis,
pasien ditempatkan pada posisi terlentang; lalu, ibu jari itu
didorong langsung pada titik jaringan surya selama 10 menit untuk
setiap kaki. Selama empat minggu, ini dilakukan secara rotasi, pada
tekanan 3 - 4 kg, dan tiga kali seminggu. Untuk mencegah
hipotensi selama pijatan, pasien ditanyai untuk berbaring di sisi
kiri. (Dehghanmehr et al., 2019)

24
Selanjutnya intervensi yang dilakukan oleh Choudhari et al, pada
tahun (2017) dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen
Setelah pre-test, kelompok eksperimen menerima refleksologi kaki
dua kali dalam seminggu selama 3 minggu berturut-turut dan setiap
sesi berlangsung selama 20 menit di mana kelompok kontrol
mengikuti manajemen rutin rumah sakit. Pada akhir minggu ke-3,
tingkat kecemasan post-test dinilai dengan alat yang sama.
(Choudhari et al., 2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Kingsle et al Pijat refleksi kaki


dilakukan selama 6 siklus dengan durasi 40 menit oleh peneliti
untuk kelompok eksperimen dan kontrol setelah dua minggu
diberikan intervensi. (Kingsle et al., 2021)

4.1.3 Efektivitas
Berdasarkan hasil penelusuran literature diketahui bahwa
reflexologi efektif terhadap kecemasan pada pasien hemodialisis.
penelitian yang dilakukan oleh Dehghanmehr et al, tidak ada
perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok dalam hal
depresi (P = 0,051) dan kecemasan (P = 0,11). Perbandingan skor
rata-rata depresi dan kecemasan antara ketiga kelompok setelah
intervensi mengungkapkan perbedaan yang signifikan antara ketiga
kelompok dalam hal kedua variabel (P <0,001). Analisis statistik
menunjukkan itu skor depresi dan kecemasan berbeda secara
signifikan setelah intervensi antara dua kelompok eksperimen dan
kontrol grup (P <0,001). Direkomendasikan bahwa akupresur dan
refleksologi dapat memiliki dampak positif pada mitigasi pasien
depresi dan kecemasan. Berkat kemudahan aplikasi, metode ini
dapat digunakan oleh perawat untuk mengurangi kecemasan dan
depresi pasien yang menjalani hemodialisis. Dalam akupresur
berbagai jalur energi, tekanan poin dirangsang melalui pijat dan
koreksi aliran energi, yang memicu respons yang tepat di berbagai

25
organ dan kelenjar tubuh. Prosedur ini merangsang sekresi
neurotransmiter dan hormon adrenokortikotropik dan dimediasi
endorfin mekanisme, dengan demikian mengurangi kecemasan dan
depresi sejauh ini, pijat refleksi telah dijelaskan dengan referensi
teori kontrol gerbang rasa sakit, teori impuls saraf, peningkatan
sekresi endorfin dan enkephalin, membaik aliran darah, dan aliran
limfatik. (Dehghanmehr et al., 2019)

Hasil penelitian oleh Choudhari et al, menunjukkan bahwa pijat


refleksi kaki efektif untuk mengurangi tingkat kecemasan. Pada
kelompok eksperimen, skor kecemasan rata-rata adalah 24,5 dan
pada kelompok kontrol, skor rata-rata kecemasan pra-tes adalah
23,45. Nilai t-test tidak berpasangan adalah 0,62 membuktikan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam
tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen dan kontrol dalam
pre-test di <0,05. (Choudhari et al., 2017)

Hasil penelitian oleh Kingsle et al Pijat refleksi kaki pada


kelompok eksperimen, (83,3%) memiliki kecemasan ringan dan 1
(16,6%) memiliki kecemasan sedang pada pretest dan 5 (83,3%)
tidak memiliki kecemasan dan 1 (16,6%) memiliki kecemasan
ringan pada posttest sedangkan pada kelompok kontrol 4 (66,6%)
memiliki kecemasan ringan dan 2 (33,3%) memiliki kecemasan
sedang pada pretest dan posttest. (Kingsle et al., 2021)

4.2 Implikasi keperawatan

Berdasarkan analisa jurnal terdapat implikasi keperawatan yang


telah di bandingkan dua jurnal di dapatkan bahwa dengan
memberikan intervensi nonfarmakologis sebagai terapi
komplementer dalam penanganan kecemasan. Salah satu terapi
komplementer yang dapat dijadikan pilihan dalam penanganan

26
kecemasan untuk pasien yang menjalani hemodialisis yaitu pijat
refleksi kaki.

Terapi pijat refleksi kaki harus dilakukan oleh perawat yang


mempunyai keterampilan dalam melakukan tindakan terapis dan
harus sesuai dengan standar operasional prosedur. Sebelum
melakukan terapi pijat refleksi kaki perawat harus memastikan
bahwa pasien sedang tidak mendapatakan terapi farmakologi obat-
obatan yg mempengaruhi terapi, karena kemungkinan kecemasan
yang berkurang bukan merupakan hasil dari terapi non farmakologi
dari terapi pijat refleksi kaki, melainkan dari terapi farmakologi
tersebut.

27
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi literature review dapat disimpulkan bahwa dari 3


artikel tersebut menyatakan bahwa pijat refleksi kaki secara signifikan
mampu menurunkan kecemasan pada pasien yang sedang menjalani
hemodialisis.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan


Pada telaah literature review teknik pijat refleksi kaki sangat
berpengaruh dalam proses penurunan tingkat kecemasan pada pasien,
sehingga diharapkan perawat dapat melakukan teknik pijat refleksi
kaki pada pasien hemodialisis yang mengalami kecemasan dan juga
pelaksanaannya mudah, disarankan agar perawat memanfaatkannya
untuk pasien yang menjalani hemodialisis.

5.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan


Hasil telaah literature review ini dapat dijadikan sebagai referensi
untuk penulis kedepannya khususnya dalam studi penerapan pijat
refleksi kaki dan disarankan agar lebih banyak dilakukan penelitian
keperawatan untuk menemukan berbagai metode nonfarmakologis
untuk mengurangi kecemasan pada pasien yang menjalani
hemodialisis.

28
DAFTAR PUSTAKA

Lopez-Vargas, P. (2017). Prevention, detection and management of early chronic


kidney disease : A systematic review of clinical practice guidelines. -, 592-03.
Brunner & Suddarth. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.
II.
Depkes RI. (2008). Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 8–9.
https://www.pernefri.org/konsensus/PEDOMAN Pelayanan HD.pdf
IRR. (2013). Program Indonesian Renal Registry.
Kamil, L., Agustina, R., & Wahid, A. (2018). gambaran tingkat krisis pasien penyakit
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Ulin Banjarmasin.
Dinamika Kesehatan, 2(9), 366–377.
Kemenkes. (2018). Cegah dan kendalikan Penyakit Ginjal dengan Cerdik. Jakarta.
www.depkes.go.id Diakses Maret 2018.
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan
Kim, S., & Yang, J. (2015). faktor yang mempengaruhi stres pasien pada
hemodialisis. Jurnal Masyarakat Akademik Pendidikan Keperawatan Korea,
21(3), 340–349.
Kingsle MF., Dr. Valli, G., Dr. Hemachandar, R., Dr. Nalini, SJ., Dr. Renuka, K &
Dr. Jayanthi, P. (2021). Effectiviness of Foot Reflexology on Physiological
Variables and Anxiety among Hemodialysis Patients
Lemone, P. & Burke, K. M. (2008). Medical surgical nursing : critical thinking in
clien care. (6th ed.). Prentice Hall Health.
Lewis, j. b. (2011). Glomerular Disease.
Lopez-Vargas, P.A., Tong, A., Sureshkumar, P., Johnson, D. W., & Craig, J. C.
(2013). Prevention, detection and management of early chronic kidney disease:
A systematic review of clinical practice guidelines. 18(9), 592–603.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/nep.12119

29
Mahdavi, A., Gorji, m. a. h, Gorji, a. m. ., Yazdani, J., & Ardebil, m. d. (2013).
implementing benson’s relaxation training hemodialysis patients.
Özdemir, G., Ovayolu, N., & Ovayolu, Ö. (2013). The Effect Of Reflexology
Applied On Haemodialysis Patients With Fatigue, Pain And Cramps.
International Journal of Nursing Practice, 19(3), 265–273.
https://doi.org/10.1111/ijn.12066
Prima, A., Pangastut, H. S., Setiyarini, S., & Effendy, C. (2020). The Effectiveness of
Foot Reflexology Massage in Reducing Cortisol Saliva Levels as a Biomarker of
Stress for Patients with Cancer. International Journal of Research in
Pharmaceutical Science, 11(4), 7577–7584.
https://doi.org/https://doi.org/10.26452/ijrps.v11i4.3965
Rama Ariwijaya, Eka Yulia Fitri. Y, K. A. (2020). Pengaruh terapi kombinasi
relaksasi terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa, 3.
Riskesdas. (2013). InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI:
Situasi Penyakit Ginjal Kronis. 1–10.
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/
Smeltzer, S.C & Bare, B. G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
USRDS. United States Renal Data System (USRDS) [Internet]. USRDS. 2016
Eustace JA, Coresh J. Chronic Kidney Disease, Dyalisis, and Transplantation:
Elseiver. Tahun 2009
Sadegh, D., Gholam, H, S., Abdolhagh, B., Safoora Nooraein & Jasem, A. (2019).
Comparing the Effect of Acupressure and Foot Reflexology on Anxiety and
Depression in Hemodialysis Patients: A Clinical Trial.
Samir, K, C., Nutan, P., Prabhuswami, H & Dhanraj K. (2017). A Study to Assess
Effectiviness of Foot Reflexology on Anxiety of Patients Undergoing
Hemodialysis in Tertiary Care Hospital, KARAD
Shady, R. H. A., & Ali, H. M. A. (2019). Effect of Reflexology Foot Message on
Fatigue level for Patients Undergoing Hemodialysis. International Journal of
Nursing, 6(1), 151–170. https://doi.org/10.15640/ijn.v6n1a17

30
31
Lampiran 1

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Exprerimental Studies

Reviewer : Rafa Sugiarto

Tanggal : 20 September

Pengarang : Sadegh Dehghanmehr

Tahun : 2019

No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak


Jelas Ada
1 Apakah sebab-akibat dari variable penelitian yang akan √
diteliti cukup jelas?
2 Apakah responden penelitian memiliki karakteristik, √
kriteria dan perbandingan yang sama?
3 Apakah responden yang terlibat dalam setiap kelompok √
mendapatkan perlakuan yang sama selain perbedaan
intervensi yang diberikan?
4 Apakah terdapat kelompok control? √
5 Apakah dilakukan pengukuran yang berulang √
(pengukuran pre-post intervensi) diberikan?
6 Apakah dilakukan follow-up (tindak lanjut)? Jika tidak √
dilakukan follow-up apakah perbedaan hasil yang
dilakukan analisis yang memadai?
7 Apakah pengukuran hasil antara kelompok dilakukan √
dengan cara yang sama?
8 Apakah pengukuran outcomes dilakukan dengan √
reliable?
9 Apakah terdapat penjelasan analisis uji statistic yang √
digunakan?

Simpulan Appraisal : Diterima(√) Ditolak Membutuhkan informasi lebih lanjut

Hasil Appraisal : Diterima, karena dari 9 pertanyaan yang paling banyak menjawab
YA ada 7 (77,78%). Artikel ini memiliki responden dan intervensi yang jelas dan
menggunakan Statistik deskriptif dan analitik

32
Lampiran 2

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Exprerimental Studies

Reviewer : Rafa Sugiarto

Tanggal : 21 September

Pengarang : Choudhari

Tahun : 2017

No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak


Jelas Ada
1 Apakah sebab-akibat dari variable penelitian yang akan √
diteliti cukup jelas?
2 Apakah responden penelitian memiliki karakteristik, √
kriteria dan perbandingan yang sama?
3 Apakah responden yang terlibat dalam setiap kelompok √
mendapatkan perlakuan yang sama selain perbedaan
intervensi yang diberikan?
4 Apakah terdapat kelompok control? √
5 Apakah dilakukan pengukuran yang berulang √
(pengukuran pre-post intervensi) diberikan?
6 Apakah dilakukan follow-up (tindak lanjut)? Jika tidak √
dilakukan follow-up apakah perbedaan hasil yang
dilakukan analisis yang memadai?
7 Apakah pengukuran hasil antara kelompok dilakukan √
dengan cara yang sama?
8 Apakah pengukuran outcomes dilakukan dengan √
reliable?
9 Apakah terdapat penjelasan analisis uji statistic yang √
digunakan?
Simpulan Appraisal : Diterima(√) Ditolak Membutuhkan informasi lebih lanjut

Hasil Appraisal : Diterima, adanya penjelasan tentang pengukuran hasil intervensi


dan penjelasan analisis yang digunakan maka mudah dipahami oleh reviewer jurnal
dan juga isi jurnal lengkap jelas dari 9 pertanyaan yang paling banyak menjawab YA
ada 9

33
Lampiran 3

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Exprerimental Studies

Reviewer : Rafa Sugiarto

Tanggal : 21 September

Pengarang : Kingsle Kishore Coumar MF, PhD S

Tahun : 2021

No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tidak


Jelas Ada
1 Apakah sebab-akibat dari variable penelitian yang akan √
diteliti cukup jelas?
2 Apakah responden penelitian memiliki karakteristik, √
kriteria dan perbandingan yang sama?
3 Apakah responden yang terlibat dalam setiap kelompok √
mendapatkan perlakuan yang sama selain perbedaan
intervensi yang diberikan?
4 Apakah terdapat kelompok control? √
5 Apakah dilakukan pengukuran yang berulang √
(pengukuran pre-post intervensi) diberikan?
6 Apakah dilakukan follow-up (tindak lanjut)? Jika tidak √
dilakukan follow-up apakah perbedaan hasil yang
dilakukan analisis yang memadai?
7 Apakah pengukuran hasil antara kelompok dilakukan √
dengan cara yang sama?
8 Apakah pengukuran outcomes dilakukan dengan √
reliable?
9 Apakah terdapat penjelasan analisis uji statistic yang √
digunakan?

Simpulan Appraisal : Diterima(√) Ditolak Membutuhkan informasi lebih lanjut

Hasil Appraisal : Diterima, karena artikel ini kelompok control dan pengukurannya
dilakukan pre-post intervensi

34
Lampiran 4

LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH BEKASI

Nama : Rafa Sugiarto

NIM : 0432950921002

Dosen Pembimbing : Ns. Ashar Prima, M.Kep

Judul KIA : Literature Review Pijat Refleksi Kaki Pada Pasien


Hemodialisis Untuk Mengurangi Kecemasan

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Hasil Tanda Tanda


Masukkan Tangan Tangan
Pembimbing Mahasiswa
1 12/04/2022 Pengajuan Judul Pencarian
KIA (Online) Judul KIA
2 17/05/2022 Pengajuan Judul Judul di
KIA (Tatap Muka) ACC
3 09/08/2022 Konsul BAB 1 KIA Bab 1
(Tatap Muka) Revisi
paragraph
2 dan 3
4 19/09/2022 Konsul BAB 1,2 dan Revisi Bab
3 (Tatap Muka) 1
Paragraph
3, Revisi
Bab 2
Kriteria

35
Inklusi,
Eklusi dan
Alur
Penelitian
5 26/09/2022 Konsul BAB 1,2,3,4 Revisi Bab
dan 5 (Tatap Muka) 2 Alur
Penelitian,
Revisi Bab
3 Tabel
Screening
dan
Analisis
Intervensi
6 30/09/2022 Konsul BAB 3,4 dan Revisi Bab
5 (Tatap Muka) 2 Alur
Penelitian,
Revisi Bab
3 Tabel
Screening
dan
Analisis
Intervensi
7 03/10/2022 Konsul BAB 2,3 dan Revisi Bab
4 (Tatap Muka) 2 Alur
Penelitian,
Revisi Bab
3 Tabel
Screening

36
Lampiran 5

Pencarian Jurnal database di Google Scholar

37
Lampiran 6

Pencarian Jurnal database di Google Scholar

38
Lampiran 7

Pencarian Jurnal database di Semantic Scholar

39

Anda mungkin juga menyukai