Anda di halaman 1dari 11

Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

PROFIL KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP


NEGERI DI KOTA BEKASI
Khoirunnisa,*

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam,


Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
*Email: khoirunnisa@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan dilatarbelakangi oleh fenomena di lapangan yang terkait dengan guru PAI
khususnya di Kota Bekasi yaitu adanya keberagaman kemampuan guru PAI dalam proses
pembelajaran dan penguasaan pengetahuan, sebagian guru PAI belum disertifikasi,
pembinaan belum mencerminkan kebutuhan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Akademik dan Kompetensi
Guru, yaitu guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional, karena penelitian ini dikhususkan kepada
guru PAI maka ditambahkan dengan kompetensi keagamaan. Tujuan penelitian ini
memberikan gambaran tentang kompetensi guru PAI. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Simple Random Sampling, sampel total sebanyak 30 orang guru PAI yang ada di kota
Bekasi. Teknik pengumpulan datanya melalui pendekatan secara langsung yaitu dengan
menggunakan instrumen berupa angket terbuka. Angket yang disebar adalah sebanyak 30
buah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan persentase karena menunjukan
gambaran secara umum tentang profil kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Profil Kompetensi Guru PAI SMP
Negeri di Kota Bekasi adalah : (1) Kompetensi pedagogik dikategorikan baik, terkecuali pada
indikator penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (2) Kompetensi
kepribadian dikategorikan baik, terkecuali pada indikator menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa; (3) Kompetensi sosial dikategorikan baik,
terkecuali pada indikator beradaptasi di tempat di seluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman sosial dan budaya; (4) Kompetensi professional dikategorikan cukup baik,
terkecuali pada indikator, memanfaatkan teknologi dan komunikasi untuk mengembangkan
diri; (5) Kompetensi keagamaan dikategorikan sangat baik. Karena masih terdapat beberapa
indikator yang yang masih rendah pada setiap kompetensi, maka rekomendasi penelitian ini
adalah : (1) Untuk Dinas Pendidikan di Kota Bekasi agar membuat kebijakan-kebijakan yang
sesuai dengan kemampuan guru; (2) Untuk Kepala Sekolah diharapkan dapat meningkatkan
mutu guru PAI; (3) Untuk guru PAI lebih meningkatkan pengajarannya.

Kata Kunci: Kompetensi Guru; Kompetensi Pedagogik; Kompetensi Kepribadian;


Kompetensi Sosial; Kompetensi Profesional; dan Kompetensi Keagamaan.

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 62


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

PENDAHULUAN standar kualifikasi, adanya guru PAI yang


melakukan tindakan kekerasan jika murid
Berkaitan dengan Standar melakukan kesalahan, dan melalaikan tugas
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi mengajar.
Guru, dapat dilihat dalam Peraturan Melihat permasalahan di atas, maka
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 penting dilakukan penelitian ecara
Tahun 2007 yang menyatakan bahwa: mendalam mengenai Profil Kompetensi
”Standar kompetensi guru ini Guru Pendidikan Agama Isl m guna
dikembangkan secara utuh dari empat memperoleh deskripsi mengenai hal
kompetensi utama, yaitu kompetensi
tersebut. Adapun permasalahan yang
pedagogik, kepribadian, sosial, dan dimaksud dijabarkan dalam pertanyaan-
professional. Keempat kompetensi pertanyaan penelitian. (1) Bagaimanakan
tersebut terintegrasi dalam kinerja profil kompetensi pedagogik guru
guru” (Tim Redaksi, 2009, hal. 473). Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
Guru PAI harus memiliki Negeri di Kota Bekasi? (2) Bagaimanakan
kompetensi yang sama dengan guru pada profil kompetensi kepribadian guru
umumnya, tetapi juga harus memiliki ciri Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
khas tersendiri. Kompetensi umum yang Negeri di Kota Bekasi? (3) Bagaimanakan
dimaksud, yaitu guru PAI harus memiliki profil kompetensi sosial guru Pendidikan
kompetensi pedagogik, kompetensi Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota
kepribadian, kompetensi sosial, dan Bekasi? (4) Bagaimanakan profil
kompetensi professional. Tapi sebagai guru kompetensi profesional guru Pendidikan
PAI harus memiliki kompetensi khusus, Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota
yaitu kompetensi keagamaan. Bekasi? (5) Bagaimanakan profil
Melihat fenomena saat ini, guru PAI kompetensi keagamaan guru Pendidikan
masih jauh dari kompetensi yang Agama Islam (PAI) SMP Negeri di Kota
diharapkan. Ada beberapa masalah yang
Bekasi?.
terjadi terhadap guru PAI. Masih Tujuan penelitian ini adalah untuk
banyaknya guru PAI yang belum di (1) Untuk mengetahui profil kompetensi
sertifikasi, adanya keberagaman dan pedagogik guru Pendidikan Agama Islam
pengetahuan sebagian guru PAI, dan (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi, (2)
pembinaan yang di lakukan oleh Untuk mengetahui profil kompetensi
pemerintah tidak sesuai dengan apa yang kepribadian guru Pendidikan Agama Islam
menjadi kebutuhan guru PAI. (PAI) SMP Negeri di Kota Bekasi, (3)
Kota Bekasi merupakan salah satu Untuk mengetahui profil kompetensi sosial
kota yang sedang gencar-gencarnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
melakukan mutu peningkatan kualitas Negeri di Kota Bekasi, (4) Untuk
pendidikan, khususnya di bidang tenaga mengetahui profil kompetensi profesional
pengajar atau guru untuk meningkatkan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
kompetensi. Hal ini dibuktikan dengan Negeri di Kota Bekasi, (5) Untuk
banyaknya guru-guru yang mengikuti mengetahui profil kompetensi keagamaan
sertifikasi. Selain itu, permasalahan guru guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP
PAI yang ada di kota Bekasi adalah adanya Negeri di Kota Bekasi.
guru-guru PAI yang belum memenuhi

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 63


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

KAJIAN PUSTAKA W. Robert Houston (Mujib, 2006,


hal. 93) mendefinisikan kompetensi dengan
A. Tinjauan Kompetensi suatu tugas yang memadai atau pemilikan
Dalam Undang–Undang Republik pengetahuan, keterampilan, dan
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang kemampuan yang dituntut oleh jabatan
Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa : seseorang.
“Kompetensi adalah seperangkat Dalam beberapa definisi di atas
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dapat disimpulkan bahwa kompetensi pada
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai dasarnya terdiri dari pengetahuan dan
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
keterampilan yang secara spesifik
tugas keprofesionalan (Tim Redaksi, 2009, terstandar dan diterapkan dalam melakukan
hal. 148). Istilah dari kompetensi sendiri pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang
memiliki banyak arti sebagaimana yang ditentukan.
dikemukakan para ahli yaitu diantaranya:
Mc. Leod (Usman, 2011, hal. 14) B. Tinjauan Kompetensi Guru
mengemukakan bahwa kompetensi Istilah kompetensi guru mempunyai
merupakan perilaku yang rasional untuk banyak makna, dalam Mulyasa (2009, hal.
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai 25) Broken and Stone mengemukakan
dengan kondisi yang diharapkan. bahwa kompetensi guru sebagai
Sedangkan Kay (dalam Mulyasa, “...descriptive of qualitative nature of
Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, teacher behavior appears to be entirely
2009, hal. 96) mengemukakan bahwa meaningful...”(kompetensi guru merupakan
gambaran kualitatif tentang hakikat
“Competency based education, an a perilaku guru yang penuh arti).
approach to instruction that aims to
teach each student the basic knowledge, Menurut Usman (Usman, 2011, hal.
skill, attitudes, and values essential to 14) kompetensi guru merupakan
competence.” kemampuan seseorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara
Adapun Sagala (2009, hal. 23)
bertanggungjawab dan layak.
mendefinisikan kompetensi yaitu:
Sementara itu Mulyasa (2009, hal.
“Gabungan dari kemampuan, 26) mendefinisikan kompetensi guru
pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, sebagai:
pemahaman, apresiasi, dan harapan yang
mendasari karakteristik seseorang untuk “Perpaduan antara kemampuan personal,
berunjuk kerja dalam melaksanakan keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual
tugas atau pekerjaan guna mencapai yang secara kaffa membentuk
standar kualitas dalam pekerjaan nyata. “ kompetensi standar profesi guru, yang
mencakup penguasaan materi,
Sedangkan Gordon (dalam Mulyasa pemahaman terhadap murid,
, 2009, hal. 53) menyebutkan bahwa pembelajaran yang mendidik,
kompetensi itu terdiri dari “beberapa aspek pengembangan pribadi dan
atau ranah yang meliputi pengetahuan, profesionalisme.”
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan Dari uraian diatas, nampak bahwa
minat.” kompetensi mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 64


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

melalui pendidikan; kompetensi guru d. Kompetensi Profesional


merujuk kepada performance dan Dalam Standar Nasional
perbuatan yang rasional untuk memenuhi Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud
tugas–tugas pendidikan. Dikatakan rasional dengan kompetensi professional adalah
karena mempunyai arah dan tujuan, kemampuan penguasaan materi
sedangkan performance merupakan pembelajaran secara luas dan mendalam
perilaku nyata dalam arti tidak hanya yang memungkinkan membimbing murid
diamati, tetapi mencakup sesuatu yang memenuhi standar kompetensi yang
tidak kasat mata. ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
C. Jenis-jenis Kompetensi
e. Kompetensi Keagamaan
a.Kompetensi Pedagogik Kompetensi keagamaan guru
Dalam Standar Nasional dimaksudkan untuk menyebutkan
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) komitmen beragama guru, bisa berupa
butir a dikemukakan bahwa kompetensi nilai–nilai, sikap–sikap dan perilaku
pedagogik adalah kemampuan mengelola beragama. Menurut Glock & Stark,
pembelajaran murid yang meliputi komitmen beragama muncul dalam lima
pemahaman terhadap murid, perancangan dimensi, yaitu ideologis, intelektual,
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi eksperiensial, ritualistik dan konsekuensial.
hasil belajar dan pengembangan murid Komitmen beragama pun sering diukur dari
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi : ketaatan melaksanakan perintah dan
yang dimilikinya. menjauhi larangan Allah, keakraban
dengan Al-Qur’an dan Hadist dan ulama,
b.Kompetensi Kepribadian
kegairahan dalam mempelajari ilmu agama
Dalam Standar Nasional
dan aktivitas dalam kegiatan keagamaan.
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang METODE
dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang Untuk mencapai tujuan yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, diharapkan dalam penelitian ini, maka
menjadi teladan bagi murid dan berakhlak penulis menggunakan pendekatan yang
mulia. sesuai dengan pembahasan yang akan
diteliti agar memudahkan penulis dalam
c.Kompetensi Sosial mencapai tujuan penelitian. Adapun
Dalam Standar Nasional metode yang digunakan dalam penelitian
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) ini adalah metode deskriptif dengan
butir d dikemukakan bahwa yanag pendekatan kuantitatif.
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari A. Metode Deskriptif
masyarakat untuk berkomunikasi dan Metode deskriptif adalah suatu
bergaul secara efektif dengan murid, metode dalam meneliti status sekelompok
sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
tua/ wali murid dan masyarakat sekitar. sistem pemikiran ataupun suatu kelas

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 65


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari dan maksud kuesioner tersebut oleh
penelitian deskriptif ini adalah untuk responden.
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat b. Uji coba kuesioner (angket)
mengenai fakta–fakta, sifat–sifat serta Sebelum kuesioner (angket)
hubungan antar fenomena yang diselidiki. digunakan sebagaimana mestinya terlebih
dahulu penulis mengadakan uji coba
B. Pendekatan Kuantitatif kepada para ahli yaitu dosen pembimbing
Metode ini disebut metode dengan tujuan untuk mengetahui
kuantitatif karena data penelitian ini berupa kelemahan–kelemahan yang terjadi, baik
angka– angka dan analisis menggunakan itu pada pernyataan ataupun instrumen
statistik. Sebagaimana yang dijelaskan oleh jawabannya.
(Sugiyono, 2008, hal. 14), yaitu :
c. Memperbanyak kuesioner (angket)
“Metode penelitian kuantitatif dapat Kuesioner yang sudah diuji coba
diartikan sebagai metode penelitian yang kemudian diperbanyak sesuai dengan
berlandaskan pada filsafat positivisme, jumlah sampel yaitu 30 termasuk cadangan.
digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik d. Pelaksaan pengumpulan data
pengambilan sampel pada umumnya
Pada pelaksanaan pengumpulan
dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, data berlangsung dalam beberapa tahap,
analisis data bersifat kuantitatif/ statistic yaitu :
dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang yang telah ditetapkan”. 1) Tahap persiapan
Mempersiapkan segala sesuatu yang
Penelitian ini mengikuti alur diperlukan dalam penyebaran
penelitian ilmiah dengan langkah-langkah kuesioner (angket) yang meliputi
sebagai berikut. persiapan kuesioner (angket) yang
akan disebarkan dan
a. Penyusunan kuesioner (angket)
mempersiapkan surat izin penelitian
Dalam penyusunan kuesioner ini
kepada yang berwenang terhadap
terlebih dahulu disusun secara sistematis
kuesioner.
sesuai dengan pemecahan masalahnya.
2) Tahap pelaksanaan
Adapun kegiatan dalam penyususnan
Setelah mendapatkan izin dari
kuesioner ini adalah sebagai berikut :
lembaga yang berwenang maka
1) Merumuskan permasalahan
penyebaran kuesioner (angket)
penelitian dengan variable
dimulai. Pengumpulan data
disertai dengan indikator–
dilakukan dengan mendatangi
indikatornya yang akan dijadikan
sekola–sekolah yang sudah
pertanyaan.
dijadikan sampel, sedangkan
2) Menyusun pertanyaan beserta
pengisiannya dilakukan oleh guru
alternatif jawabannya yang sesuai
Pendidikan Agama Islam yang ada
dengan permasalahan penelitian dan
di sekolah tersebut.
disertai dengan petunjuk–petunjuk
pengisian sehingga akan jelas tujuan
TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 66
Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

e. Cara pengolahan data Merumuskan kriteria–kriteria


Data yang dihasilkan dari kuesioner penafsiran data yang telah diolah
(angket) dalam mengolahnya ditempuh sebagaimana hasil jawaban responden
langkah– langkah sebagai berikut : dengan menggunakan suatu rumus dengan
1) Verifikasi Data maksud mencari persentase sebagai berikut.
Verifikasi data maksudnya adalah
mengadakan pemilihan terhadap
data yang terkumpul untuk Keterangan :
mendapatkan data yang sesuai f : frekuensi yang sedang dicari
dengan tujuan penelitian. persentasenya.
2) Klasifikasi Data N : Number of Cases (jumlah frekuensi/
Data yang telah terkumpul dan banyaknya individu)
diseleksi kemudian dikelompokkan P : Angka persentase
dengan tujuan untuk memudahkan Sumber: (Sudjiono, 2010, hal. 43).
didalam pengolahannya dan dalam
pengambilan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN
3) Tabulasi Data
Perhitungan skor rata-rata adalah
Data yang telah dikelompokkan untuk mengetahui skor rata-rata jawaban
kemudian dibuat tabulasinya agar responden dari setiap komponen yang telah
dapat diketahui frekuensi dari tiap– disebar oleh peneliti apakah masuk ke
tiapa alternatif jawaban, juga untuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup
memudahkan membaca dan baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk
membandingkan antara alternatif lebih jelasnya di bawah ini tabel tentang
jawaban yang satu dengan yang penafsiran skor sebagai berikut.
lainnya.
Tabel 1
f. Analisis dan Penafsiran Data Penafsiran Skor
Pengolahan data hasil dari Kualisifikasi Nilai
penelitian ini adalah dengan menggunakan Sangat Baik 90-100%
presentase yang dituangkan dalam tabel. Baik 80-89%
Adapun langkah–langkah yang Cukup Baik 65-79%
ditempuh dalam hal ini adalah sebagai Kurang Baik 55-64%
Tidak Baik <54%
berikut:
1) Membuat tabel dengan kolom,
nomor, alternatif jawaban, frekuensi
jawaban dan persentasenya.
2) Mencari ferkuensi jawaban
dengan jalan menjumlahkan
tallynya dari setiap alternatif A. Profil Kompetensi Pedagogik
jawaban (f). Guru PAI SMP Negeri di Kota
3) Mencari frekuensi keseluruhan Bekasi
dengan menjumlahkan frekuensi
dari setiap alternatif jawaban (N).

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 67


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Profil Kompetensi Pedagogik Guru 8. Memanfaatkan hasil 42,58,59 313


PAI SMP Negeri di Kota Bekasi dapat penilaian dan
dijelaskan pada tabel dibawah ini. evaluasi untuk
kepentingan
Tabel 2 pembelajaran
Distribusi Kompetensi Pedagogik Guru PAI 9. 6,31 199
Melakukan tindakan
SMP Negeri di Bekasi
reflektif untuk
No Indikator No Soal Skor
peningkatan kualitas
1. Menguasai
Pertanyaan 7 105
pembelajaran.
karakteristik murid
dari aspek fisik, Jumlah 2524
moral, spiritual, Persentase 84,1%
sosial, kultural,
emosional dan B. Profil Kompetensi Kepribadian
intelektual. Guru PAI SMP Negeri di Kota
2. 9, 26, 50, 52 413 Bekasi
Menguasai teori Profil Kompetensi Kepribadian
belajar dan prinsip – Guru PAI SMP Negeri di Kota Bekasi
prinsip pembelajaran dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini.
yang mendidik.
Tabel 3
3. Menyelenggarakan 30, 32 204 Distribusi Kompetensi Pedagogik Guru PAI
pembelajaran yang SMP Negeri di Bekasi
mendidik. No Indikator Pertanyaan No Soal Skor
4. 23 72
Memanfaatkan Menampilkan diri sebagai
teknologi informasi pribadi yang jujur,
dan komunikasi 1. berakhlak mulia, dan 17,18 171
teladan bagi murid dan
untuk kepentingan masyarakat.
pembelajaran.
Menampilkan diri sebagai
5. 4, 8 201 pribadi yang mantap, 27,60,44,
Memfasilitasi 2. 546
stabil, dewasa, arif, dan 53,43
pengembangan berwibawa.
potensi murid Menunjukkan etos kerja,
untuk tanggung jawab yang
mengaktualisasikan 14,15,16,
3. tinggi, rasa bangga 431
25
berbagai potensi menjadi guru PAI dan
yang dimiliki. rasa percaya diri.

6. 1, 2, 10, 22, 826 Menjunjung tinggi kode


Berkomunikasi 4. 55 117
etik profesi guru PAI.
24,28,29,57
secara efektif,
Jumlah 1265
empatik dan santun Persentase 87,8%
dengan murid.
7. Menyelenggarakan 3,5 191
penilaian dan
C. Profil Kompetensi Sosial Guru
evaluasi proses dan
hasil belajar PAI SMP Negeri di Kota Bekasi

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 68


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Profil Kompetensi Sosial Guru PAI Profil Kompetensi Profesional Guru


SMP Negeri di Kota Bekasi dapat PAI SMP Negeri di Kota Bekasi dapat
dijelaskan pada tabel dibawah ini. dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4 Tabel 5
Distribusi Kompetensi Sosial Guru PAI SMP Distribusi Kompetensi Sosial Guru PAI SMP
Negeri di Bekasi Negeri di Bekasi
No Indikator No Soal Skor No Indikator No Soal Skor
1. Bersikap
Pertanyaan
inklusif, 11,12,20, 610 Mengembangkan
bertindak objektif, 36,39, keprofesionalan secara
serta tidak 40 1. berkelanjutan dengan 19,49 179
diskriminatif karena melakukan tindakan
pertimbangan jenis reflektif.
kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, Memanfaatkan
latar belakang teknologi informasi dan
2. 21,38 143
keluarga, dan status komunikasi untuk
sosial ekonomi. mengembangkan diri.
2. Berkomunikasi 13,33,34 344 Jumlah 322
secara efektif, Persentase 67,0%
empatik dan santun
dengan sesama E. Profil Kompetensi Keagamaan
pendidik, tenaga Guru PAI SMP Negeri di Kota
kependidikan,
Bekasi
orang tua dan
Profil Kompetensi Keagamaan
masyarakat.
Guru PAI SMP Negeri di Kota Bekasi
3. Beradaptasi di 37,41 184
dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini.
tempat bertugas di
seluruh wilayah Tabel 6
Republik Indonesia Distribusi Kompetensi Sosial Guru PAI
yang memiliki SMP Negeri di Bekasi
keragaman sosial No Indikator No Soal Skor
budaya. Memiliki sifat – sifat
45, 46,
4. Berkomunikasi 35 114 1. keagamaan/ diniyyah yang 425
51, 54
baik
dengan komunitas
profesi sendiri dan Memiliki akhlak yang 47, 48,
2. 336
profesi secara lisan mulia/ akhlaqiyyah 56
dan tulisan atau Jumlah 761
bentuk lain. Persentase 90,5%
Jumlah 1252
Persentase 86,9%

KESIMPULAN
D. Profil Kompetensi Profesional
Dari hasil penelitian yang telah
Guru PAI SMP Negeri di Kota
Bekasi dilakukan oleh penulis di SMP Negeri
Negeri di Kota Bekasi yang mengkaji

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 69


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

tentang Profil Kompetensi Guru Pendidikan indikator yang masih rendah, oleh karena
Agama Islam di Kota Bekasi dapat itu Penulis merekomendasikan kepada:
disimpulakan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian Profil 1. Dinas Pendidikan Kota Bekasi
Kompetensi Pedagogik Guru Peneliti merekomendasikan kepada
Pendidikan Agama Islam SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi dapat
Negeri di Kota Bekasi dalam membuat kebijakan-kebijakan yang lebih
kategori baik, sedangkan pada sesuai dengan kemampuan guru PAI dan
indikator penyelenggaraan penilaian dapat lebih mengawasi dalam setiap
dan evaluasi proses dan hasil belajar kebijakan-kebijakan tersebut, agar terjadi
yang masih rendah. hubungan yang baik antara pemerintah
2. Berdasarkan hasil penelitian Profil dengan guru PAI.
Kompetensi Kepribadian Guru
Pendidikan Agama Islam SMP 2. Kepala Sekolah
Negeri di Kota Bekasi dalam Peneliti merekomendasikan kepada
kategori baik, sedangkan pada Kepala Sekolah agar lebih meningkatkan
indikator menampilkan diri sebagai mutu guru PAI, misalnya dengan mengirim
pribadi yang mantap, stabil, dewasa, guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan,
arif dan berwibawa masih rendah. penataran, seminar dan workshop;
3. Berdasarkan hasil penelitian Profil mengadakan kegiatan pelatihan dan
Kompetensi Sosial Guru Pendidikan sosialisasi bagi seluruh guru dengan
Agama Islam SMP Negeri di Kota mendatangkan narasumber; mendorong
Bekasi dalam kategori baik, guru untuk melanjutkan studinya ke jenjang
sedangkan pada indikator pendidikan sebagaimana ditentukan
beradaptasi di tempat di seluruh pemerintah; melengkapi berbagai sarana
wilayah RI yang memiliki dan media yang dapat menunjang kegiatan
keragaman sosial dan budaya masih pembelajaran; melaksanakan pembelajaran
rendah. dengan menggunakan berbagai strategi dan
4. Berdasarkan hasil penelitian Profil metode, meskipun tidak semua sekolah
Kompetensi Profesional Guru mampu melaksanakan secara efektif; dan
Pendidikan Agama Islam SMP lain sebagainya.
Negeri di Kota Bekasi dalam
kategori cukup baik, sedangkan 3. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
pada indikator memanfaatkan Peneliti merekomendasikan kepada
teknologi dan komunikasi untuk guru Pendidikan Agama Islam untuk lebih
mengembangkan diri masih rendah. meningkatkan kegiatan pengajarannya
5. Berdasarkan hasil penelitian Profil dengan semaksimal mungkin, melanjutkan
Kompetensi Keagamaan Guru tingkat pendidikan, mengikuti berbagai
Pendidikan Agama Islam SMP kegiatan MGMP/ KKG, pelatihan,
Negeri di Kota Bekasi dalam penataran, workshop, seminar, dan
kategori sangat baik. meningkatkan kinerja, berprilaku yang baik
Dari hasil penelitian yang telah karena guru PAI merupakan panutan dan
dilakukan Penulis masih terdapat beberapa akan menjadi suri tauladan bagi murid,

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 70


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

berhubungan dengan sesama guru dan Djamarah, S. B. (2010). Guru dan Anak
masyarakat dengan baik. Didik dalam Interaksi Edukatif:
Suatu Pendekatan Teoritis
4. Prodi IPAI dan peneliti berikutnya Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Untuk IPAI sendiri diharapkan
Kunandar. (2010). Guru Profesional
dapat terus membimbing mahasiswa-
Implementasi Kurikulum Tingkat
mahasiswi dalam pembuatan skripsi agar
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
mencapai semaksimal mungkin, jangan
Raja Grafindo Persada.
pernah bosan- bosan untuk terus
mendukung kegiatan mahasiswa-mahasiswi Kurniawan, D. (2004). Tesis Universitas
dalam meningkatkan dan mengembangkan Pendidikan Indonesia. Profil Guru
minat dan bakat. Profesional di Sekolah Dasar
Dalam pembuatan artikel ini penulis Berdasarkan Penilaian Murid,
sadar belum mencapai semaksimal Teman Sejawat, dan Masyarakat
mungkin, mungkin ada kesalahan dalam serta Implikasinya terhadap
pembuatan instrument penelitian dan cara Kurikulum Pendidikan Prajabatan
perhitungannya oleh karena itu perlu Guru. Bandung.
koreksi dan perbaikan. Untuk itu bagi para
peneliti selanjutnya yang akan meneliti Majid, D. A. (2006). Pendidikan Agama
penelitian yang sama diharapkan dapat Islam Berbasis Kompetensi.
lebih sempurna dalam pelaksanaanya. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mujib, A. (2006). Ilmu Pendidikan Islam.


REFERENSI Jakarta: Kencana.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru


----. (2008). Al-Qur'anul Karim. (Y. P.
Profesional (Menciptakan
Qur'an, Penerj.) Bandung: CV
Pembelajaran Kreatif dan
Dipenogoro.
Menyenangkan). Bandung: Remaja
Alma, B. (2010). Guru Profesional Rosda Karya.
(Menguasai Metode dan Terampil
Mulyasa, E. (2009). Standar Kompetensi
Mengajar). Bandung: Alfabeta CV.
dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Remaja Rosda Karya.
Jakarta: PT Abdi Mahasatya.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian.
Daradjat, Z. (2005). Kepribadian Guru. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurdin, M. (2010). Kiat Menjadi Guru
Daradjat, Z. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Jakarta: Bumi Aksara. Media.

Daradjat, Z. (2011). Metodik Khusus Guru Purwanto, N. (2008). Prinsip-Prinsip dan


Profesional. Jakarta: Bumi Aksara. Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 71


Khoirunnisa, Profil Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar


Jakarta: Kalam Mulia. Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi
Belajar-Mengajar. Jakarta: Suryosubroto, B. (2010). Beberapa Aspek
Rajawali. Dasar-Dasar Kependidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional
Guru dan Tenaga Kependidikan. Syahidin. (2005). Aplikasi Metode
Bandung: Alfabeta. Pendidikan Qurani dalam
Pembelajaran Agama di Sekolah.
Sagala, S. (2010). Manajemen Strategi Tasikmalaya: Pondok Pesantren
dalam Peningkatan Mutu Suryalaya.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim Redaksi. (2009). Kompilasi
Soetjipto. (2009). Profesi Keguruan. Perundangan Bidang Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Pustaka Yustisia.
Sudjiono, A. (2010). Pengantar Statistik Usman, M. U. (2011). Menjadi Guru
dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Profesional. Bandung: Remaja
Press. Rosda Karya.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Ziyad. (2007). Pendidikan Agama Islam
Pendidikan (Pendekatan Kelas VIII. Jakarta: CV Duta Karya
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Ilmu.
Bandung: Alfabeta.

TARBAWY, Vol. 1, Nomor 1, (2014) | 72

Anda mungkin juga menyukai