(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Man Ana Bogor
Mata Pelajaran : األصول الفقه
Kelas/Semester : XII/I (gasal)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
• Mengetahui kaidah dasar fiqh
• Menghafal kaidah
• Mampu menjelaskan isi kaidah
B. Kegiatan Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan (10’)
Guru membuka pembelajaran dengan salam/doa dan memeriksa kehadiran peserta
didik
Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang harus dicapai peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran
Apersepsi dan memberikan gambaran umum tentang materi yang akan diajarkan
Motivasi jika materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan mampu
mengatasi permasalah yang berkaitan dengan hukum syara’
Kegiatan Inti (60)
1. Guru menunjukan dalil dan kaidah ushul fiqh menurut Bahasa dan istilah
2. Santri mengucap ulang kaidah yang dilafalkan oleh guru
3. Guru menerjemahkan kaidah kedalam Bahasa Indonesia
4. Guru menerangkan bahwa ushul fiqh adalah dasar dari fiqh seperti akar pada
tumbuhan yang menjadi pondasi sebuah tumbuhan.
Materi :
ما ال يشترط التعرض له خملة وال تفصيال اذا عينه واخطأ لم يضر
Contoh kaidah :
Kesalahan dalam menentukan tempat shalat. Seperti mbah Muntaha (pengelolah
kantin Asyiq) niat shalat di Kemranggen Bruno Purworejo, padahal saat itu dia
berada di Simpar (suatu daerah yang di Kecamatan Kalibawang Wonosobo). Maka
shalat mbah Muntaha tidak batal karena sudah adanya niat. sedangkan
menentukan tempat shalat tidak ada hubungannya dengan niat baik secara globlal
atau terperinci (tafshil)
مقاصد اللفظ على نية الالفظ
Contoh kaidah :
Temon adalah seorang pria perkasa (berasal dari daerah Babadsari Kutowinangun
Kebumen). Teman kita yang satu ini konon katanya mempunyai seorang istri
bernama Tholiq dan seorang budak perempuan bernama Hurrah. Suatu saat,
Temon berkata; Yaa Tholiq, atau Yaa Hurrah. Jika dalam ucapan “Yaa Tholiq”
Temon bermaksud menceraikan istrinya, maka jatuhlah talak kepada istrinya,
namun jika hanya bertujuan memanggil nama istrinya, maka tidak jatuh talaknya.
Begitu juga dengan ucapan “Yaa Hurrah” kepada budaknya jika Temon bertujuan
memerdekakan, maka budak perempuan itu menjadi perempuan merdeka.
Sebaliknya jika ia hanya bertujuan memanggil namanya, maka tidak menjadi
merdeka.
Menambahkan lafal masyiah (insya Allah) dalam niat shalat dengan tujuan
menggantungkan shalatnya kepada kehendak Allah SWT. maka batal shalatnya.
Namun apabila hanya berniat tabarru’ maka tidak batal shalatnya, atau dengan
menambahkan masyiah dengan tanpa adanya tujuan apapun, maka menurut
pendapat yang sahih, shalatnya menjadi batal.
5. Guru meminta santri untuk menjelaskan apa yang sudah mereka pelajari tentang kaidah
ushul fiqh beserta maknanya
6. Guru membuat penilaian terhadap kemampuan penguasaan materi santri
Penutup (20)
• Santri diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari
• Guru memberikan tanggapan serta apresiasi kepada santri yang telah menunjukan
peningkatan sikap kerjasama dan disiplin dalam pembeljaran dan keidupan seharihari
• Menyampaikan materi yang akan datang
• Salam penutup
C. Teknik Penilian penilaian sikap : pengamatan sikap dan attitude dalam kelas penilaian
penetahuan : tes tertulis penilaian keterampilan : hafalan