Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BALIKPAPAN
Visi: Kompeten, Profesional, dan Mandiri (Dapat Berwirausaha) Tahun 2025 di Kaltim

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Mata Kuliah : Penuisan Karya Ilmiah
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester/Kelas : V (lima)/A (pagi)
Hari/Tanggal : Rabu/2 November 2022
Waktu : 10.30-12.00
Dosen Pengampu : Ari Musdolifah, M.Pd.
Sifat Ujian : Buka Buku

SOAL

1. Deskripsikan gambaran proposal penelitian kalian yang menjadi tugas akhir mulai dari
BAB I-III, yaitu pendahuluan, kajian teori, dan metode penelitian!
INGAT! Ini hanya gambaran. Jadi, tulis poin pentingnya saja.
NAMA : ALIFA SABILLATU ZHUHRO
NIM/NPM : 205010580
PROGRAM : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEMESTER :V
KELAS :A
Jawaban
“Ancam Sebar Video Mesum, Guru Honorer Perkosa ABG di Lahat Sumsel”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyak kasus pelecehan seksual di Indonesia yang kini sulit ditangani secara hukum.
Hal ini terjadi karena menurut KUHP, saksi mata dan barang bukti diperlukan dalam
penyidikan kasus kekerasan seksual. Kekerasan seksual umumnya dilakukan di ranah privat,
sehingga tidak bisa dilakukan di ranah publik. Berbagai jenis pelecehan seksual terhadap
perempuan akhir-akhir ini menjadi perhatian utama di Indonesia. Menurut media, anak
perempuan selalu lebih mungkin daripada orang dewasa untuk menjadi korban kekerasan
seksual. Secara statistik data yang diperoleh dari lembaga terkait menyebutkan masih
tingginya tingkat kekerasan yang melibatkan perempuan sebagai objek kekerasan (Haryani et
al., 2022)
Kata pemerkosaan berasal dari bahasa Latin rapere, yang berarti mencuri, memaksa,
atau merampok. Pemerkosaan diartikan sebagai usaha laki-laki untuk mengungkapkan hasrat
seksual terhadap perempuan dengan cara yang dianggap bertentangan dengan moral dan
peraturan. Selain itu kata-kata bersetubuh memiliki arti bahwa secara hukum perkosaan
terjadi pada saat sudah terjadi penetrasi. Jika belum melakukan penetrasi maka tidak
dikatakan perkosaan namun dalam kategori pencabulan.
B. Rumusan Masalah
Apa yang menjadi motif pemerkosaan di lingkungan anak sekolah?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui motif pemerkosaan yang terjadi dalam lingkungan anak sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari analisis ini untuk memberikan pengetahuan kepada khalayak betapa
pentingnya menjaga diri dari dunia luar yang kejam. Informsasi yang diberikan juga dapat
memberikan wawasan.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Korban Pemerkosaan
Pengertian korban adalah “orang yang telah mendapat penderitaan fisik atau
penderitaan mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau usaha
pelanggaran ringan dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya”. Disini jelas yang
dimaksud “orang yang mendapat penderitaan fisik dan seterusnya” itu adalah korban dari
pelanggaran atau tindak pidana. (Sibarani et al., 2021). Penulis dapat menyimpulkan korban
pemerkosaan adalah orang yang mendapat perlakuan tidak baik yang mengakibatkan fisik
maupun mental orang tersebut terganggu.
Kasus tindak pidana perkosaan paling banyak menimbulkan kesulitan dalam
penyelesaiannya baik pada tahap penyidikan, penuntutan, maupun pada tahap penjatuhan
putusan. Selain kesulitan dalam batasan di atas juga kesulitan pembuktian misalnya
pemerkosaan atau perbuatan cabul yang umumnya dilakukan tanpa kehadiran orang lain
sehingga mengusik rasa keadilan para kaum perempuan, perlindungan hukum yang begitu
lemah oleh Negara sehingga menimbulkan tingkat kejahatan yang semakin hari semakin
tinggi. Banyaknya tindak pidana pemerkosaan yang telah diproses sampai ke Pengadilan
tidak memberikan efek jera oleh para pelaku (Amrullah, 2020). Menurut KBBI pengertian
perkosaan dilihat dari etiologi/asal kata yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Perkosa : agah; paksa; kekerasan; perkasa.
Memperkosa :
1) menundukkan dan sebagainya dengan kekerasan
2) melanggar (menyerang dsb) dengankekerasan.
Perkosaan :
1) perbuatan memperkosa; penggagahan; paksaan
2) pelanggaran dengan kekerasan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Analisis
Analisis wacana merupakan pendekatan kualitatif terhadap analisis yang
mempertimbangkan makna teks. Setiap teks, pada dasarnya, dapat dipahami secara berbeda,
dalam berbagai cara. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis wacana Sara Mills,
titik perhatiannya terutama pada wacana mengenai teks feminisme, bagaimana wanita
ditampilkan dalam teks, baik dalam novel, gambar, foto, ataupun juga dalam berita dan karya
lainnya yang mengangkat masalah tersebut. Mempelajari masalah-masalah sosial atau isu-isu
yang beredar dalam media sosial dapat menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK)
(Haryani et al., 2022).
Data dikumpulkan melalui membaca dengan intensif, membuat catatan tentang subjek studi,
dan melakukan penelitian kepustakaan. Analisis wacana kritis Sara Mills, yang berfokus
pada
bagaimana sebuah teks menetapkan posisi subjek objek dan posisi pembaca, digunakan
dalam analisis data artikel ini. Data yang diperoleh secara metodis dan kemudian dievaluasi
dengan menggunakan teori analisis wacana kritis Sara Mills berdasarkan subjek, objek, dan
posisi pembaca menunjukkan bagaimana perempuan dipahami dalam berita dan siapa narator
dalam teks.

Anda mungkin juga menyukai