Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. Teori Sosial


CRITCAL JOURNAL REVIEW PRODI S1 Pendidikan sejarah
FIS

Dosen Pengampu : Dr. Tappil Rambe,M.Si / Pidia Amelia, M.A SKOR

Mata Kuliah : Teori Sosial

Nama : Sri Ajeng Widya Sari

Nim : 3221121019

Kelas : Reguler E 2022

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN SEJARAH

NOVEMBER 2023

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapattersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Tappil Rambe,M.Si / Pidia Amelia, M.A yang telah memberikan tugas serta arahan tentang
tugas yang diberikan.

Penulis sangat berharap semoga CJR ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar CJRini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah critical
journal riview ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, November 2023

Sri Ajeng Widya Sari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
REVIEW JURNAL......................................................................................................................... 1
A. Identitas Jurnal utama .......................................................................................................... 1
B. Identitas Jurnal pembanding ................................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

ii
REVIEW JURNAL

A. Identitas Jurnal utama

Judul jurnal STIKMA MASKULITAS DI TENGAH BUDAYA PATRIARKI ANALISIS


TEORI SOLIDARITAS SOSIAL EMILE DURKHEIM
Jurnal Journal of Gender and Children Studies
Link download file:///C:/Users/win10/Downloads/17759-Article%20Text-81303-1-10-20230601.pdf

Volume dan halaman Vol 3, Hal 26-51


ISSN 2776 – 0251
e-ISSN 2721 – 0820
Tahun Juni 2023
Penulis Jauzaa Hayaah Kusnandar
Review Sri Ajeng Widya Sari
Tanggal Sabtu , 21 November 2023

Riview Jurnal Pertama

Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukannya penelitian untuk melakukan pengukuran kepada
sebuah fenomena sosial yang ada, seperti kasus perceraian dari pernikahan,
kasus orang pengangguran, sebuah kondisi gizi, atau sebuah ketertarikan atau
keberpihakan terhadap politik dan beberapa hal lainnya.
.
Subjek penelitian Mahasiswa
Metode penelitian Metode yang dgunakan oleh peneliti dalam penelitian kali ini adalah kualitatif
deskriptif sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono, (2010:15) bahwa penelitian
kualitatif deksriptif adalah metode dalam melakukan penelitian dengan
berdasarkan filsafat positivisme, dimana hal tersebut digunakan untuk

1
melakukan penelitian pada kondisi objek alami, dan sampel yang diambil
dilakukan untuk memenuhi data dilakukan secara purposive sampling dan
snowball sampling, teknik pengumpulan data nya juga dilakukan dengan
trianggulasi data dimana analisis data penelitian kualitatif bersifat induktif dan
juga hasil dari penelitian kualitatif akan menekankan kepada makna dari hasil
data yang diperoleh bukan berdasarkan pada generalisasi data. Sedangkan
yang dimaksudkan dengan metode deskriptif, yaitu sebuah metode yang ada
dalam penelitian untuk meneliti atau menganalisis sebuah status dalam
kelompok, objek, kondisi atau cara berpikir dan peristiwa yang terjadi pada
masa sekarang. Dalam metode deskriptif ini, penelitian digunakan untuk
menjelaskan fenomena tertentu yang terjadi di lingkungan sosial.
Teknik pengumpulan Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara yang
data dilakukan kepada 9 responden laki laki yang berusia 19-22 tahun.
Hasil penelitian Pada akhir tahun 2021, beredar cerita yang viral di sosial media mengenai
pelecehan seksual dan juga perundungan yang dialami oleh pegawai Komisi
Penyiaran Indonesia. Berbeda dengan kasus pelecehan pada umumnya, pada
kasus ini korban dari pelecehan seksual dan perundungan adalah seorang
pegawai laki laki. Yang ketika ditelusuri lebih lanjut, pelaku dari kejahatan
tersebut adalah teman kerja sekantor korban yang juga berjenis kelamin laki
laki. Berdasarkan kronologis yang ada, kasus ini berjalan secara lambat dan
baru ditangani pihak yang berwajib setelah cerita yang dibagikan di sosial
media ini viral. Pada tahun 2011, korban pelecehan dan perundungan diterima
di KPI pusat sebagai pegawai dan mulai bekerja di KPI. Baru pada tahun
2011-2014 korban mengaku bahwa sering diintimidasi, dicaci, dihina dan juga
diperbudakkan dengan cara diperintahkan untuk membelikan makanan oleh
senior senior yang ada dikantornya bekerja. Pada tahun 2015, korban mengaku
mendapatkan kekerasan secara fisik dan juga pelecehan seksual dari para
pelaku yang juga sesama teman kantor yang bekerja di KPI. Kemudian pada
tahun 2016, korban mulai sering sakit dikarenakan kondisi mentalnya yang
down dan juga merasaan trauma akibat adanya perundungan dan juga
kekerasan seksual di kantor KPI. Kemudian pada tahun 2017 korban

2
membawa kasus kekerasan dan perundungan ini ke Komnas HAM, dengan
cara melaporkannya melalui e-mail, namun respon dari Komnas HAM
hanyalah merekomendasikan korban untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian
karena tindakan yang dilakukan oleh pelaku sudah termasuk kedalam ranah
pidana. Tahun 2019, ketika korban sudah tidak tahan dengan tekanan yang
diberikan oleh lingkungan kerjanya karena ada kekerasan dan perundungan,
korban kembali melaporkan hal tersebut namun kali ini melaporkan ke Polsek
Gambir, dan lagi lagi mendapat respon yang tidak membantu korban, yaitu
meningkatkan korban untuk menyelesaikan masalah ersebut dengan internal
kantor terlebih dahulu. Pada tahun 2020 korban berusaha untuk melaporkan
tindakan yang merugikannya kepada kepolisian, namun respon yang didapat
tetap tidak membantu. Tahun 2021, korban membangika ceritanya di sosial
media dan kemudian cerita tersebut viral di kalangan warga net. Baru pada
tanggal 1 September 2021 korban melaporkan kasus yang dialaminya ke
Polres Jakarta Pusat yang kemudian didampingi oleh Komisioner KPI. Setelah
ceritanya viral di sosial media, laporan nya kali ini diterima. Kemudian
tanggal 2 September 2021, KPI memanggil 7 orang terduga pelaku kekerasan
dan perundungan untuk di investigasi terkait kasus ini.
Kekuatan penelitian 1) Materi yang dipaparkan dalam jurnal cukup lengkap dan jelas
2) Penelitian ini lumayan jelas dan dimengerti pembaca
Kelemahan penelitian -
Kesimpulan Kesimpulan tulisan ini adalah:
1) Beban sosial yang diterima oleh korban pelecehan seksual dan
perundungan di KPI pusat sangat besar, dipengaruhi oleh faktor
solidaritas kelompok dan intergrasi sosial.
2) Kekerasan terhadap laki laki jumlahnya lebih rendah daripada
kekerasan terhadap perempuan namun, jumlah yang melapor
dikatakan sangat sedikit karena stigma yang melekat terhadap
laki laki membuat mereka malu untuk melapor.
3) Stigma terhadap laki laki yang mengharuskan laki laki untuk
terus bersikap kuat, tegar, dapat menghadapi segala masalah

3
merugikan lelaki secara mental, ketika mereka memiliki
masalah mereka juga akan memendam sendiri masalah mereka
dengan cara menyendiri. Laki laki lebih nyaman untuk bersikap
apa adanya di lingkungan terdekatnya saja karena merasa lebih
aman, terhindar dari stereotip macam macam dari lingkungan
sekitar.
4) Meskipun penelitian membuktikan laki laki juga rawan terkena
kekerasan dalam rumah tangga ataupun kekerasan seksual oleh
orang asing, namun penanganannya masih belum se-masif
kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap laki laki
masih kerap dianggap sebelah mata.

B. Identitas Jurnal pembanding

Judul jurnal PENDIDIKAN MORAL PERSPEKTIF EMILE DURKHEN


RELEVANSINYA BAGI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Jurnal Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora
Link download https://doi.org/10.30640/dewantara.v2i4.1769
Volume dan halaman Vol 2, Hal 163-171
ISSN 2962-1135
e-ISSN 2962-1127
Tahun Desember 2023
Penulis Paulina Virgianti dan Silfia Hanani
Review Sri Ajeng Widya Sari
Tanggal Sabtu , 21 November 2023

Riview Jurnal Pertama

Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukannya untuk mendeskripsikan pendidikan moral


Persepektif Emile Durkheim dan Relevansinya terhadap Pendidikan pada
masa sekarang..

4
Subjek penelitian Mahasiswa
Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
studi naratif, yaitu dalam mengumpulkan informasi data yang relevan diambil
dari berbagai sumber kepustakaan yaitu seperti buku, jurnal, majalah, internet
yang sesuai denganfokus permasalahan yang diangkat (Cresswell, 2008)
Teknik pengumpulan Adapun teknik pengumpulan data mengumpulkan informasi data yang
data relevan diambil dari berbagai sumber kepustakaan yaitu seperti buku, jurnal,
majalah, internet.
Hasil penelitian Emile Durkheim lahir pada tahun 1858 di Epinal, Perancis, dalam keluarga
Yahudi yang taat. Meskipun dari latar belakang agama, minatnya lebih
cenderung pada ilmu sosial, khususnya sosiologi.(Raho, 2019) Ia dianggap
sebagai pelopor dalam menegakkan disiplin sosiologi sebagai ilmu yang
independen dan mandiri. Durkheim mendirikan departemen sosiologi pertama
di Universitas Bordeaux pada tahun 1895. Selain itu, ia juga merupakan
pendiri jurnal sosiologi pertama di Perancis, L’Année Sociologique, yang
mulai terbit pada tahun 1896. Durkheim mengembangkan sejumlah konsep
sosiologis penting, seperti solidaritas sosial, fakta sosial, konsensus, integrasi,
dan anomie. Solidaritas sosial merujuk pada ikatan yang mengikat anggota
dalam masyarakat.(Wirawan, 2021) Fakta sosial merupakan cara individu
bertindak, berpikir, dan merasakan yang bersifat eksternal, umum, dan
memaksa bagi individu. Konsensus mencakup kesepakatan bersama mengenai
nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Integrasi mengacu pada
tingkat keterlibatan individu dalam kehidupan sosial. Sementara anomie
merujuk pada keadaan ketidaksesuaian antara harapan individu dan realitas
sosial.(Wirawan, 2012). Durkheim memiliki pandangan khusus tentang peran
pendidikan dalam membentuk masyarakat dan individu. Baginya, pendidikan
merupakan proses sosialisasi generasi muda oleh generasi yang lebih tua.
Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengajarkan nilai-nilai, norma-norma,
keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan agar individu dapat menjadi
anggota masyarakat yang baik.(Ramadhani, 2014) Dalam perspektif
Durkheim, pendidikan haruslah universal, rasional, dan ilmiah. (Achmad

5
Musyafa, F. N, 2015) Hal ini melibatkan penghargaan terhadap kebebasan
individu, namun juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.
Pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan potensi individu, tetapi juga
untuk mengarahkan potensi tersebut untuk kepentingan umum.
Kekuatan penelitian 1) Materi yang dipaparkan dalam jurnal cukup lengkap dan jelas
2) Penelitian ini lumayan jelas dan dimengerti pembaca
Kelemahan penelitian -
Kesimpulan Kesimpulan tulisan ini adalah:
Pemikiran Durkheim tentang Sosiologi dan Pendidikan: Emile
Durkheim, seorang pelopor sosiologi, lahir pada tahun 1858 di Epinal,
Perancis, berasal dari keluarga Yahudi. Meskipun dari latar belakang
agama, minatnya lebih cenderung pada ilmu sosial, terutama sosiologi.
Dia dianggap sebagai perintis dalam mendirikan sosiologi sebagai ilmu
mandiri. Durkheim mengembangkan konsep sosiologis penting seperti
solidaritas sosial, fakta sosial, konsensus, integrasi, dan anomie.
Pendiri departemen sosiologi pertama di Universitas Bordeaux dan
jurnal sosiologi pertama di Perancis, L’Année Sociologique.
Pendidikan Moral dalam Pemikiran Durkheim: Durkheim melihat
pendidikan sebagai sarana sosial yang memastikan kelangsungan hidup
masyarakat dan mengarah pada penciptaan individu baru. Baginya,
moralitas bukan hanya sistem normatif tentang benar dan salah,
melainkan suatu sistem fakta yang terkait dengan struktur dunia.
Pendidikan moral harus membimbing individu untuk memikirkan
orang lain, menghormati adat-istiadat, dan memahami lingkungan.
Relevansi Teori Pendidikan Moral Durkheim di Konteks Indonesia:
Konsep pendidikan moral Durkheim relevan untuk pendidikan moral
anak di Indonesia. Berbagai tantangan seperti kerusakan moral,
globalisasi, pluralisme, dan radikalisme dihadapi. Pendidikan moral
harus membantu anak-anak memahami nilai-nilai universal,
mengembangkan disiplin, meningkatkan keterlibatan dalam komunitas,
dan membangun kesadaran kolektif tentang nilai-nilai yang mengikat

6
masyarakat. Penerapan Teori Durkheim dalam Konteks Pendidikan
Anak di Indonesia: Penerapan teori pendidikan moral Durkheim di
Indonesia bisa dilakukan melalui kurikulum yang menggabungkan
pelajaran umum dengan pelajaran agama dan moral, kegiatan
ekstrakurikuler yang mendorong kerjasama dan kreativitas, metode
pembelajaran yang aktif dan kritis, serta kegiatan sosial seperti diskusi,
kunjungan lapangan, dan program pertukaran pelajar. Konsep
Durkheim memberikan arahan yang relevan untuk pendidikan moral di
Indonesia dengan menekankan nilai-nilai universal, kebersamaan,
pemikiran kritis, dan interaksi sosial. Keterlibatan dalam kegiatan
pendidikan semacam ini membantu menciptakan lingkungan belajar
yang mendukung pengembangan moral yang holistik bagi anak-anak
di Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Jauzaa Hayaah Kusnandar. (2023). STIKMA MASKULITAS DI TENGAH BUDAYA


PATRIARKI ANALISIS TEORI SOLIDARITAS SOSIAL EMILE DURKHEIM.
Journal of Gender and Children Studies. Vol. 3, No. 1. (hal. 26-51)

Paulina Virgianti, Silfia Hanani. (2023). PENDIDIKAN MORAL PERSPEKTIF EMILE


DURKHEN RELEVANSINYA BAGI PENDIDIKAN DI INDONESIA. Jurnal
Pendidikan Sosial Humaniora. Vol. 2 No. 4 ( hal. 163-171 )

Anda mungkin juga menyukai