Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Menyimpang Seksual pada LSL

BIDANG KEGIATAN

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Fega Intan Sajayanti,Ketua;022016034;2016

Willie Wijaya, Anggota 1;032015048;2015

Mutia Anisa Rahmania, Anggota 2;022016012;2016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

BANDUNG

2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan :
“Hubungan Religiusitas dengan Prilaku Menyimpang Seksual pada LSL”
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Fega Intan Sajayanti
b. NIM : 022016034
c. Jurusan : Diploma III Kebidanan
d. Universitas/Institut/Politeknik : STIKes ‘Aisyiyah Bandung
e. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Komp. Bale Permata Rahayu
Blok A-19, Baleendah, Bandung. 083196977410
f. Email : fsajayanti@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
- Anggota 1
Nama Lengkap : Willie Wijaya
NIM : 032015048
Jurusan : S1 Keperawatan
Universitas/Institut/Politeknik : STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jalan kh asnawi gg darmabakti no
13 Solokpandan Cianjur / 085352851843
Email : williewijaya@gmail.com
- Anggota 2
Nama Lengkap : Mutia Anisa Rahmania
NIM : 022016012
Jurusan : Diploma III Kebidanan
Universitas/Institut/Politeknik : STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Alamat Rumah dan No Telp./HP : Kp. Paledang, RT 03 RW 03 Desa.
Pakutandang, Kecamatan Ciparay. 0895327361489
Email : mutiaanisa081@gmail.com
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ami Kamila, S.ST.,M.Kes
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 085222922207
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp. ………………..
b. Sumber lain (sebutkan . . . ) : Rp. ………………..
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : ………………Bulan
Bandung, 01 Desember 2017

Menyetujui

Wakil/Pembantu Dekan atau

Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/ Ketua Pelaksana Kegiatan

Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

( ) ( )
NIP/NIK. NIM.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping,

Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,

( ) ( )
NIP/NIK. NID.

Halaman pengesahan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan
Proposal,oleh sebab itu setelah ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi Perguruan Tinggi dan
dicap kemudian dipindai dan disimpan dalam format PDF dan digabungkan ke
file Proposal yang akan diunggah ke SIMBelmawa.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

Lelaki yang berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) atau dikenal dengan
homoseksual adalah seorang laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama
jenisnya. Di Indonesia, LSL sudah ada sejak abad ke-20 dan dikenal publik sudah
sejak lama. Tidak ada data statistik pasti mengenai jumlah LSL di Indonesia,
namun menurut estimasi Kementrian Kesehatan pada tahun 2012 terdapat
1.095.970 LSL baik yang tampak maupun tidak. Para ahli dan Badan PBB pun
menghitung dari perkiraan jumlah penduduk lelaki dewasa bahwa pada tahun
2009 LSL mencapai ±800.000 dan memprediksi tahun 2011 populasi LSL
mencapai tiga juta jiwa (Candra,2011). Dari hasil penelitian tesis yang dilakukan
oleh Ami Kamila dengan judul Prilaku LSL (lelaki yang berhubungan sex dengan
laki laki) dalam upaya pencegahan infeksi HIV/AIDS, capaian jangkauan LSL
khususnya di Kabupaten Bandung Barat periode april dan November 2016
terhitung ±1313 orang yang bergabung dalam komunitas LSL tertutup.
Keberadaan dan identitas LSL yang cenderung bersifat tertutup atau hidden ini
disebabkan dari sinisme dan tanggapan berbeda dari masyarakat. Stigma dan
diskriminasi masyarakat masih bergantung pada kondisi sosial yang terikat erat
dengan nilai moral dan budaya khususnya agama (Budiridwin, 2008). Sebagian
tokoh agama menghargai Hak Asasi Manusia dan menerima pilihan orientasi
kaum LSL, namun sebagian tokoh agama konservatif menentang bahwa kaum
LSL adalah kaum yang menyalahi fitrah penciptaan manusia (Al-Zulfi,2005)
perbuatan yang merusak agama karena merupakan perbuatan melampaui batas
yang hukumnya dosa yang lebih keji daripada zina (Al-A’raf/7: 80-81).

Religiusitas dan perilaku LSL dalam penyimpangan seksual saling keterkaitan.


Esensinya, kelompok LSL memahami religiusitas sebagai suatu keadaan
bertingkah laku namun mereka belum paham betul mengenai konsep-konsep
mendasar tentang ketaatan agama yang diyakininya (Jallaludin,2008).Untuk
mengukur religiusitas pada LSL, peneliti harus mengenal lebih dulu mengenai
dimensi dan berbagai hal yang melatarbelakangi prilaku penyimpangan tersebut.

Wacana tentang LSL sendiri adalah wacana yang selalu hangat diperbincangkan
dan menarik untuk dikaji khususnya dalam masyarakat. Seperti pada berita yang
menggemparkan pada Agustus 2017 yang menyatakan seorang muslim pertama di
Inggris yang menikah sah dengan sesama jenisnya meski mendapat penentangan
dari tokoh agama dan masyarakat terkaitan pandangan religiusitasnya.
(Kompasiana) Sebagai peneliti lanjutan dari penelitian pascasarjana Ami Kamila
S.ST,M.Kes pada kaum LSL khususnya Kab.Bandung Barat, perlu diadakakannya
penggalian data dan fakta terstruktur untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan
pengabdian masyarakat pada remaja laki-laki khususnya SMP dan SMA.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Religiusitas adalah isi dari agama yang memunculkan perilaku ritual


(ibadah) bukan hanya ibadah tapi dapat mengikuti norma norma dalam agama dan
lingkungannya , memiliki satu tuhan juga merasakan bahwa dia lemah tanpa
adanya tuhan , dalam religiusitas ini banyak yang belum mengerti arti dari
religiusitas itu sendiri termasuk di indonesia belum benar paham dalam penerapan
dari religiusitasnya, belum banyak penelitian pada LSL khususnya dalam
hubungan religiusitas dalam prilaku menyimpang seksual ,

selama kami melakukan kajian literatur kami tidak menemukan banyak


sumber yang berhubungan erat dengan materi penelitian ini ,penelitian ini akan di
terbitkan di junal Aisyiyah, kami juga melakukan penelitian lanjutan terhadap
tesis Ami kamila dengan judul Prilaku LSL (lelaki yang berhubungan sex dengan
laki laki) dalam upaya pencegahan infeksi HIV/AIDS , dari hasil penelitiannya
pertemuan bahwa mayoritas LSL Bandung Barat adalah muslim dan 8 orang
menjadi observan dalam penelitianya. Namun ada beberapa prilaku menyimpang
pada SMA yang melandasi kami mengangkat masalah religiusitas dalam penilitian
ini.

Menurut Robert H Thouless 1979 (dalam Sururin, 2004) menyebutkan ada


4 faktor keberagamaan dimasukan dalam kelompok utama, 1.faktor sosial dan
pendidikan di lingkungan akan menjadikan pedoman bagaimana seseorang
beragama dan ber adat ,2.faktor moral dan pengalaman emosional menjadi
pengalaman, berbagai pengalaman yang membentuk sikap keagamaan terutama
pengalaman-pengalaman mengenai keindahan, keselarasan dan kebaikan di dunia.

3. Faktor Kebutuhan, faktor-faktor yang seluruhnya timbul atau sebagian


timbul dari kebutuhan yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan terhadap
keamanan, cinta kasih, harga diri, dan ancaman kematian ,4.faktor pengalaman
yang mencukupi akan mempengaruhi bagaimana seseorang dalam religiusitasnya
dan berpandangan tentang sesuatu

Menurut Glock & Stark (dalam Ancok & Suroso, 2001) dimensi-dimensi
religiusitas terdiri dari lima macam yaitu: Dimensi keyakinan adalah bagaimana
seseorang yakin dengan agamanya , dan beriman kepada satu tuhan ,Dimensi
peribadatan atau praktek agama bagaimana seorang dalam melakukan ibadah atau
ritual yang ada di dalam agamanya di kerjakan seperti mengaji dan solat ,Dimensi
pengamalan atau konsekuensi dimensi ini adalah dimensi berprilaku sesorang
terhadap agamanya seperni norma norma yang ada di agamanya dipatuhi ,
bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain.
Dimensi ini meliputi perilaku suka menolong,bekerjasama, berderma,
menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, tidak mencuri,
mematuhi norma-norma Islam dalam berperilaku seksual berjuang untuk hidup
sukses dalam Islam Dimensi pengetahuan seberapa tingkat pengetahuan seseorang
terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran-ajaran pokok dari
agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam Islam dimensi ini
menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Qur’an, pokok-pokok ajaran yang harus
diimani dan dilaksanakan, hukum-hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya..

Dimensi penghayatan menunjuk pada seberapa jauh tingkat seseorang


dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman
religius. Dimensi ini terwujud dalam perasaan dekat atau akrab dengan Tuhan,
perasaan do’a-do’anya sering terkabul, perasaan tenteram bahagia, perasaan
tawakkal, perasaan khusuk ketika beribadah, dan sebagainya.

Hubungan religius dengan prilaku seksual pra nikah ( Astuti 2008)


mengemukakan dalam penelitian ini pentingnya religiusitas pada usia 17-18 tahun
atau masa SMA , religiusitas yang tinggi akan menurunkan resiko prilaku seksual
pra nikah

Antara Agama dan Hasrat: Muslim yang Gay di Indonesia (TOM BOELLSTORFF 1
Juni 2010) dalam penelitian ini di sebutkan mereka tidak meresa berdosa dengan
melakukan seks sesama jenis karena mereka merasa sebagai umat daud , dan raja daud
pun pernah suka terhadap lelaki yang melandasi mereka menganggap itu hal yang normal
terjadi dari dahulu .

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu,
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”.
“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka),
bukan kepada wanita, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”. [Al-
A’raf/7: 80-81] di jelaskan di alquran bahwa umat nabi luth sebagai umat yang salah
dalam nafsu mereka di lampiaskan bukan dengan pasangan yang syah dan dengan
berbeda jenis

The Relationship of Religiosity, spirituality, Subtance Abuse, and


Depression Among Black Men Who Have Sex With Men (MSM) (J Reliq Health
2016) religiusitas menjadi penting untuk mendidik norma atau adab seseorang ,
dimasa depan meningkatkan religiusitas dan spiritualitas akan menjadi terapi
pada penurunan perilaku seksual dan penyakit HIV di dunia,
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional, dimana peneliti melakukan pengukuran variabel sesaat, variabel sebab
atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek diukur atau dikumpulkan
dalam waktu bersamaan atau pada satu waktu (Hidayat, 2009). Penelitian ini
merupakan jenis korelasional, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara varabel atau adanya sebab akibat antara variabel
bebas dan terikat (Arikunto, 2005).
BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan


dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki lngkah-langkah yang
sistematis.( Suryono ,2016 hlm.6).
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah fenomenologis yaitu strategi
penelitian dengan metode kualitatif dimana peneliti melakukan pengumpulan data
dengan wawancara mendalam (in depth interview) bersama objek penelitian pada
LSL. Observasi dilakukan pada berbagai sumber baik media cetak elektronik dan
didapat informasi dari berbagai hasil penelitan dalam buku temuan dan jurnal
ilmiah yang up to date dan relevan. Penelitian ini lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam mengenai religiusitas pada pada prilaku
penyimpangan seksual pada LSL. Objek yang kami lakukan dalam penelitian ini
lebih tertuju pada LSL khususnya remaja laki-laki. Dengan target untuk
menggambarkan secara luas dan mengkaji lebih lanjut tentanng religiusitas pada
kaum LSL dengan melakukan pendekatan dan pengabdian masyarakat pada
remaja laki-laki khususnya SMP dan SMA
Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja, yaitu : Tahap 1 ( Persiapan )
dimana tahap ini dimulai dengan mengkaji permasalahan yang ada kemudian
melakukan studi literatur tentang penelitian sejenis yang pernah dilakukan Ami
Kamila S.ST.,M.Kes dengan judul Perilaku LSL (Lelaki Seks Lelaki) dalam
upaya pencegahan HIV/AIDS. Tahap 2 adalah pengusulan proposal terkait judul
dan topik permaslahan yang akan peneliti lakukan sesuai dengan ketentuan format
proposal PKM-P untuk dapat diproses. Tahap 3 adalah pelaksanaan yang meneliti
lebih lanjut untuk menguak penjelasan tentang pengumpulan data secara kualitatif
menggunakan teknik wawancara dan quisioner.
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan kebutuhan dan disusun


mengikuti format pada Tabel. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan Penunjang, ditulis sesuai kebutuhan
2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan
3 Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa
4 Lain-lain : administrasi, publikasi, seminar, laporan, dll
Jumlah

4.2. Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan antara 3 Bulan, disusun dalam bentuk … sesuai dengan format
terlampir berikut.

No Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5
1 Kegiatan 1
2 Kegiatan 2
3
4
5
6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan*)

Sarjana S2/Magister S3/Doktor


Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)*)


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu&Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi/ institusi lain)


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
*) Ketua/anggota menyesuaikan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaikan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan …..………………………………………..

Bandung, 01 Desember 2017


Pengusul/Pendamping
( Nama Lengkap )
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya(Rp)
Ppenunjang
….
….
SUB TOTAL (Rp)

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya(Rp)
….
….
….
SUB TOTAL (Rp)

3. Perjalanan
Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya(Rp)
….
….
….
SUB TOTAL (Rp)
Total Keseluruhan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No. Nama / NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Waktu Uraian


Studi (jam/minggu) Tugas
1
2
3
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KOP PERGURUAN TINGGI

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA *)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………………………………..
NIM : ………………………….……………..
Program Studi : …………………………………….…..
Fakultas : ……………………………….………..
Dengan ini menyatakan bahwa proposal <PKM-P> saya dengan judul
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
yang diusulkan untuk tahun anggaran ...... adalah asli karya kami dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut
dan diproses sesuai ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan
sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Bandung, ………

Mengetahui,

Wakil/Pembantu Dekan atau Yang menyatakan,

Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/

Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

Materai Rp. 6.000

Cap dan Tanda tangan Tanda Tangan

( ) ( )

NIP/NIK. NIM.

Anda mungkin juga menyukai