Di susun oleh:
Team VK RS JIH
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan plasenta yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.(Sulisyawati, 2010).
Seperti yang kita ketahui ada dua persalinan yaitu persalinan pervaginal yang lebih
dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan operasi Sectio
Caesaria (SC) dapat disebut juga operasi SC. (Sumerulung, 2014).
Tindakan SC adalah pilihan utama tenaga medis sebagai upaya penyelamatan ibu dan
janin ketika persalinan pervaginal sudah tidak dapat dilakukan lagi dan atau terjadi
penyulit persalinan seperti , gawat janin, disporporsi sefalo pelvic, persalinan tidak maju,
plasenta previa, prolap tali pusat, malpresentasi janin/letak lintang (Norwitz & Schhorge,
2007), panggul sempit dan preeklamsia (Jitowiyono & kristiyanasari, 2010).
Sedangkan angka kejadian pada pasien TOLAC di RS JIH dari bulan januari hingga
Juli tahun 2021 terdapat 16 kasus. Salah satu cara penanganan pada pasien dengan
TOLAC adalah dengan observasi persalinan dan tanda rupture uteri. Keputusan untuk
dilaksanakan TOLAC bisa dilakukan dengan dengan berbagai pertimbangan,tergantung
jarak kehamilan dengan sebelumnya, tafsiran berat janin sekarang dan sebelumnya, pilihan
ibu, kondisi Rahim/Segmen bawah Rahim, dan semua itu sesuai dengan hasil konsultasi
dan pertimbangan dari dokter.
Dengan masalah diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul
“Asuhan kebidanan Pada Ny I dengan G2P1A0 UK 38+6 minggu dengan TOLAC di VK
RS JIH”.
B.Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada pasien Ny I dengan G2P1A0 UK38+6 minggu dengan
TOLAC ?
C.Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan pada laporan ini adalah untuk mengetahui asuhan kebidanan
pada Ny I dengan G2P1A0 UK 38+6 minggu dengan TOLAC
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan pengkajian yang komprehensif pada pasien TOLAC di VK RS JIH
b. Memaparkan diagnosa kebidanan pada pasien TOLAC di VK RS JIH
c. Memaparkan perencanaan asuhan kebidanan pada pasien TOLAC di VK RS JIH
d. Memaparkan implementasi asuhan kebidanan pada pasien TOLAC di VK RS JIH
e. Memaparkan evaluasi kebidanan pada pasien TOLAC di VK RS JIH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Ruptur Uteri
Ruptur uteri secara anatomis dibedakan menjadi rupture uteri complete dan
rupture uteri incomplete. Pada pasien dengan riwayat sc juga perlu diperhatikan tanda
tanda rupture uteri. Ruptur uteri atau robekan dinding rahim terjadi akibat
terlampauinya daya regang myometrium. Pada bekas SC, risiko terjadinya rupture
uteri lebih tinggi (Kemenkes RI,2010).
Adapun tanda gejala rupture uteri menurut (Yulaikhah, 2009) antara lain:
Norwitz, Errol R dan John O. Schorge. 2007. Persalinan Prematur. Dalam: Safitri, Amalia
dan Rina Astikawati (editor). At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Erlangga.
Rochjati, P. 2013. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press
American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) Practice Bulletin. 2010. “Vaginal
Birth after Previous Cesarean Delivery”. USA: Clinical Management Guidelines for
Obstetrician-Gynecologists, No.115.
Sugianto, DKK. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Dalam Angka Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI.
Sumelung, V., & dkk. 2014. Faktor-faktor Yang Berperan Meningkatnya Angka Kejadian
Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna. 1-2.
Wirajaya, A & Widya, C. 2015. Hypnobirthing: The Conny Method. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Yulaikhah. 2009. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.