Anda di halaman 1dari 28

Lembar Belajar Mahasiswa 3 (LBM 3)

Judul: Persalinan normal dengan riwayat SC

Skenario

Seorang perempuan berumur 32 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu, datang ke PMB mengatakan


ingin melahirkan anak ke-2 dengan normal. Bidan melakukan anamnesis: ibu mengatakan anak
pertamanya lahir dengan Caesar 3 tahun yang lalu atas indikasi postterm. Hasil pemeriksaan:
didapatkan sayatan horizontal bawah (low transverse incision) pada perut tidak ada sikatrik dan
tidak ada panggul sempit. Bidan memberikan informasi bahwa ibu dengan riwayat 1 atau 2 kali
seksio sesarea dengan insisi segmen bawah rahim dapat melahirkan secara normal, karena proses
persalinan ini meminimalkan risiko infeksi besar. Secara umum tahun 2017, insiden kasus ini
sebesar 25,3% lebih sedikit dibandingkan dengan maternal yang menjalani SC Kembali yaitu
74,7%. Tindakan ini harus dilaksanakan di tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai peralatan lengkap. Hasil skoring menunjukkan lebih dari 5 akan memberikan tingkat
keberhasilan persalinan pervaginam mencapai 90% menjadi salah satu keuntungannya. Salah
satu yang dapat mempengaruhi keberhasilan adalah kondisi serviks. Tetapi tetap ada risiko
terjadinya rupture uteri sehingga harus dilakukan pemantauan secara komprehensif.

STEP 1 “KATA SULIT”

1) Sikatrik (DEVINA)
 Sikatrik merupakan jaringan parut yang terbentuk setelah terjadinya luka atau trauma
jaringan. sehingga kurang tepat penggunaan istilah luka sikatrik karena sikatrik sendiri
bukan merupakan luka tetapi jaringan parut yang terbentuk setelah luka. (ADE)
 Sikatrik merupakan jaringan parut yang terbentuk setelah terjadinya luka atau trauma
jaringan (RIFA)
 Yang menyebabkan lukea (SAFARINA)
2) Low transverse incision (ESTHI)
 Insisi melintang rendah pada saat kelahiran SC (ERLANDA)
 Sayatan melintang rendah atau dikenal dengan istilah bikini cut dan biasanya digunakan
pada operasi caesar saat ini. Sayatan tersebut dilakukan di bagian rahim paling rendah,
yang lebih tipis sehingga perdarahan lebih sedikit (NUNGKY)
3) Ruptur uteri (LENI)
 Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut
dan persalinan yaitu robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada
saat umur kehamilan lebih dari 28 minggu (AYU)
 Ruptur uteri adalah Keadaan robekan pada rahim dimana telah terjadihubungan langsun
antara ronggaamniondan rongga peritoneum atau hubungan kedua rongga masih dibatasi 
oleh peritoneum viserale (ISNA)

STEP 2 “PERTANYAAN”

1. Apa hubungan riwayat persalinan SC dengan dilakukannya VBAC? (AYU)


2. Apa saja pengkajian yang dilakukan sebelum dilakukan VBAC ? (ESTHI)
3. Bagaimana diagnosis VBAC ?
4. Apa hubungan sayatan horizontal bawah dengan dilakukan VBAC (ESTHI)
5. Apa saja jenis sayatan yang bisa menjadi syarat VBAC ? (APRIL)
6. Apa pengertian VBAC ? (SAFARINA)
7. Apa saja syarat/indikasi melakukan VBAC ? (DEVINA)
8. Apa saja kontraindikasi VBAC ? (RIFA)
9. Apa saja komplikasi yang terjadi pada VBAC ? (LENI)
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan VBAC ? (APRIL)
11. Apa saja faktor yang dapat menurunkan keberhasilan VBAC ? (ESTHI)
12. Bagaimana sistem skoring VBAC ? (ERLANDA)
13. Apa saja kelebihan dan kekurangan VBAC ? (ADE)
14. Berapa persen angka keberhasilan VBAC di Indonesia ? (NUNGKY)
15. Berapa jarak aman melakukan VBAC ? (NUNGKY)
16. Bagaiman pemantauan atau monitoring setelah VBAC ? (DEVINA)
17. Mengapa VBAC harus dilaksanakan di tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai peralatan lengkap ? (DEVINA)
18. Bagaimana mekanisme VBAC menyebabkan ruptur uteri (DEVINA)
STEP 3 “MENJAWAB PERTANYAAN”

1. Apa hubungan riwayat persalinan SC dengan dilakukannya VBAC? (AYU)


2. Apa saja pengkajian yang dilakukan sebelum dilakukan VBAC ? (ESTHI)
 (DEVINA)
a. Pengkajian subjektif riwayat persalinan SC yang lalu atas indikasi apa saja
b. Pengkajian objektif berdasarkan pemeriksaan yaitu jenis bekas sayatan, adanya
jaringan parut atau tidak, adanya panggul sempit atau tidak
3. Bagaimana diagnosis VBAC ?
4. Apa hubungan sayatan horizontal bawah dengan dilakukan VBAC (ESTHI)
 (ERLANDA)
a. Karena orang yang memiliki sayaratn horizontal bawah memiliki risiko ruptur uteri
yang rendah
5. Apa saja jenis sayatan yang bisa menjadi syarat VBAC ? (APRIL)
 (SAFARINA)
a. Jenis sayatan ada 2 yaitu sayatan horizontal dan vertikal
6. Apa pengertian VBAC ? (SAFARINA)
 (ADE)
a. VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section) adalah proses melahirkan pervaginam
setelah pernah melakukan seksio sesarea. VBAC telah diperkenalkan dan dilakukan
untuk menjadi pilihan bagi wanita dengan riwayat persalinan SC ( Sectio Cesarean)
7. Apa saja syarat/indikasi melakukan VBAC ? (DEVINA)
 (ISNA)
a. Riwayat 1 atau 2 kali seksio sesarea dengan insisi segmen bawah ahim
b. Secara klinis panggul adekuat atau imbang foto pelvik baik
c. Tidak ada bekas rupture uteri bekas operasi lain pada utenus
d. Tersedianya tenaga yang mampu untuk melaksanakan monitoring, persalinan dan
seksio sesarea emergensi
e. Sarana dan personil anastesi siap untuk menangani seksio sesarea darurat
f. Kriteria yang masih kontroversi adalah:
- Parut uterus yang tidak diketahui
- Parut uterus pada segmen bawah rahim vertikal
 (ESTHI)
a. Tidak ada jaringan parut atau riwayat ruptur uteri
b. Sepanjang persalinan aktif selalu tersedia dokter yang mampu memantau persalinan
dan mampu melakukan seksio sesarea secara darurat
c. Ketersediaan anastesi dan petugas untuk seksio sesaria darurat.
 (RIFA)
a. Tidak ada panggul sempit
b. Belum pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya.
c. Kehamilan tunggal
d. Belum pernah melakukan operasi berat pada rahim, seperti miomektomi untuk
mengangkat tumor rahim jinak (fibroid).
 (NUNGKY)
a. Satu kali riwayat persalinan sesar transversal rendah
b. Pelvis adekuat
c. Tidak terdapat ruptur uterus
d. Dokter mudah dihubungi, tersedianya anestesi dan sarana untuk SC emergensi
 (SAFARINA)
a. Kepala masuk panggul
b. Tidak memiliki kondisi penyulit
8. Apa saja kontraindikasi VBAC ? (RIFA)
 (APRIL)
a. Adanya riwayat SC klasik / T terbalik
b. Adanya riwayat ruptur uteri
c. Adanya kontraindikasi seperti malpresentasi
 (AYU)
a. Kontraindikasi absolut VBAC
1) Adanya riwayat luka uteri karena insisi klasik T
2) Adanya riwayat histerektomi atau miomektomi kavum uteri
3) Adanya riwayat ruptur uteri
4) Adanya kontraindikasi persalinan seperti plasenta previa, malpresentasi atau
panggul sempit absolut
5) Wanita menolak VBAC dan meminta untuk SC elektif
6) Ketidakmampuan untuk melakukan SC emergensi
b. Kontraindikasi relatif
1) Parut uteri multipel, seperti riwayat SC 2 kali
2) Faktor lain yang berhubungan dengan risiko ruptur uteri > 1%
 (LENI)
a. Riwayat insisi klasik atau T atau operasi uterus trans fundal lainnya (termasuk
riwayat histerotomi, ruptura uteri, miomektomi)
b. Adanya indikqsi untuk harus dilakukan seksio sesarea (plasenta previa, makrosomia,
malpresentasi, malposisi)
c. Komplikasi medis atau obstetri yang melarang persalinan pervaginam.
d. Ketidakmampuan melaksanakan seksio sesarea segera Karena tidak adanya operator,
anastesia, staf atau fasilitas.
e. Kehamilan kembar.
f. Pasien menolak untuk dilakukan persalinan percobaan.
 (ADE)
a. Riwayat dua kali seksio sesarea transversal rendah
b. Kehamilan lebih dari 40 minggu
c. Riwayat insisi vertikal rendah
d. Tipe jaringan parut uterus yang tidak diketahui
e. Kehamilan kembar
9. Apa saja komplikasi yang terjadi pada VBAC ? (LENI)
 (ERLANDA)
a. Ruptur uteri dan perdarahan sehingga membahayakan ibu dan janin
 (DEVINA)
a. VBAC dapat mengakibatkan morbiditas atau mortalitas ibu dari komplikasi termasuk
ruptur uteri, perdarahan, tromboemboli, dan infeksi
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan VBAC ? (APRIL)
 (NUNGKY)
a. Tipe insisi uterus
b. Riwayat ruptur uterus
c. Jumlah persalinan sesar sebelumnya
d. Penutupan insisi sebelumnya
e. Indikasi operasi persalinan sesar sebelumnya
 (ISNA)
a. Kematangan serviks
b. Usia Ibu
c. Status ekonomi
d. Indeks Masa Tubuh (IMT)
e. BBL
f. Jarak persalinan
g. Jumlah SC sebelumnya
 (ESTHI)
a. Riwayat kesuksesan VBAC
b. Indikasi tidak berulang pada riwayat seksio sesarea seperti presentasi sungsang
c. Usia maternal dibawah 40 tahun
 (ADE)
a. Tipe insisi uterus,
b. Riwayat ruptur uterus,
c. Jumlah persalinan sesar sebelumnya,
d. Penutupan insisi sebelumnya,
e. Indikasi operasi persalinan sesar sebelumnya namun tidak dimasukkan dalam kriteria
eksklusi karena keterbatasan informasi yang dicatat pada rekam medis.
 (DEVINA)
a. Jarak antar kelahiran yang lebih dari 18 bulan
11. Apa saja faktor yang dapat menurunkan keberhasilan VBAC ? (ESTHI)
 (RIFA)
a. Bayi dengan berat badan yang besar
b. Riwayat operasi Caesar lebih dari 1 kali
c. Gangguan plasenta seperti plasenta previa dan plasenta akreta
d. Riwayat operasi Caesar dengan teknik insisi yang klasik, riwayat ruptur uteri dan
riwayat operasi trans-fundal yang ekstensif dan riwayat operasi ginekologi
e. Usia 40 tahun ke atas, indeks massa tubuh yang tinggi, kelahiran post-matur dapat
meningkatkan risiko ruptur uteri
f. Ketebalan uterus yang kurang baik, terutama pada segmen bawah rahim
 (ERLANDA)
a. Riwayat seksio sesarea seperti distosia
b. Membutuhkan induksi persalinan
c. Membutuhkan augmentasi untuk persalinan
d. Umur kehamilan lebih dari 40 minggu
e. Berat lahir bayi lebih dari 4000 gram
12. Bagaimana sistem skoring VBAC ? (ERLANDA)
 (ISNA)
a. Umur kurang dari 40 th
b. Riwayat persalinan pervaginam
c. Indikasi seksio sesarea pertama selain dari partus tak maju
d. Pendataan serviks dalam persalinan
e. Dilatasi serviks 4cm atau lebih
 (DEVINA)
 (NUNGKY)

13. Apa saja kelebihan dan kekurangan VBAC ? (ADE)


 (LENI)
Kelebihan :
a. Menghindari bekas luka lain pada rahim, mengingat jika ibu ingin hamil lagi maka
resiko masalah pada kehamilan berikutnya lebih sedikit.
b. Lebih sedikit kehilangan darah dan lebih sedikit memerlukan tranfusi darah.
c. Resiko infeksi pada ibu dan bayi lebih kecil.
d. Biaya yang dibutuhkan lebih sedikit sedikit.
e. Waktu pemulihan pasca melahirkan lebih cepat pada ibu.
 (AYU)
Kelebihan :
a. Masa perawatan di RS yg lebih pendek
b. Rendahnya tingkat kejadian trombosis vena
c. Meningkatkan bonding ibu dan anak, yang mengakibatkan
d. kesejahteraan bayi jangka panjang
e. Rendahnya morbiditas maternal
f. Bayi dengan mikrobiota tubuh akan memiliki proteksi besar akan penyakit alergi.
 (SAFARINA)
Kelebihan : proses pemulihan lebih cepat, menurunkan risiko komplikasi
 (ESTHI)
Kekurangan :
a. Berisiko membutuhkan seksio sesarea emergensi sehingga terdapat risiko perdarahan,
infeksi, thrombosis (penggumpalan darah di kaki atau paru-paru)
b. Induksi meningkatkan terjadinya ruptur. Jika terjadi komplikasi maka akan dilakukan
seksio sesarea emergensi
c. Risiko mortalitas bayi ataupun kerusakan otak
14. Berapa persen angka keberhasilan VBAC di Indonesia ? (NUNGKY)
 (ADE)
Di Indoniesia Angka keberhasilan dari VBAC terencana mencapai 72-75%, tetapi perlu
diperhatikan bahwa 1 dari 200 (0.5%) VBAC yang direncanakan memiliki risiko ruptur
uteri.
 (AYU)
Angka keberhasilan VBAC bervariasi, menurut American Congress of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) keberhasilan VBAC sekitar 60–80%. Sedangkan Society of
Obstetricians and Gynaecologists of Canada (SOGC) menyatakan bahwa keberhasilan
VBAC bervariari antara 50-85%. Perbedaan ini tentunya disebabkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, apakah klien tersebut memiliki faktor risiko tinggi yang lebih banyak
ataupun lebih rendah.
 (RIFA)
Dari penelitian Gyamfi dkk, didapatkan 336 pasien dengan riwayat satu atau lebih
percobaan persalinan pervaginam pasca bedah sesar sebelumnya yang berhasil, 94.6%
berhasil pada persalinan pervaginam pasca bedah sesar berikutnya, dimana 70.5% dari
sisa 880 pasien berhasil menjalani persalinan pervaginam pasca bedah sesar. Pasien-
pasien dengan riwayat persalinan pervaginam pasca bedah sesar sebelumnya 7 kali lebih
berpeluang berhasil dalam persalinan pervaginam pasca bedah sesar berikutnya.
15. Berapa jarak aman melakukan VBAC ? (NUNGKY)
 (ISNA)
Jarak waktu ideal yang dianjurkan dokter untuk seorang ibu bisa melahirkan normal
setelah caesar atau VBAC adalah minimal 2 tahun dari persalinan awal yang dilakukan
dengan operasi caesar.
 (SAFARINA)
Jarak melakukan VBAC dengan kehamilan yang sekarang > 18 bulan
 (APRIL)
Jarak 18 bulan – 24 bulan, jika < 18 bulan dapat menyeabkan robekan rahim
16. Bagaiman pemantauan atau monitoring setelah VBAC ? (DEVINA)
 (LENI)
Jika persalinan diawasi dengan ketat melalui monitor kardiotokografi; denyut jantung
janin dan tekanan intrauterin dapat membantu untuk mengidentifikasi ruptur uteri lebih
dinisehingga respon tenaga medis bisa cepat maka ibu dan bayi bisadiselamatkan apabila
terjadi ruptur uteri
 (ERLANDA)
Keadaan uterus untuk mengetahui perdarahan, trauma persalinan, infeksi
17. Mengapa VBAC harus dilaksanakan di tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai peralatan lengkap ? (DEVINA)
 (ESTHI)
Untuk meningkatkan keberhasilan VBAC. VBAC hanya akan dilakukan dengan adanya
fasilitas emergensi seperti :
a. Akses untuk seksio sesarea emergensi
b. Monitoring intrapartum yang berkelanjutan
c. Alat resusitasi yang cepat
d. Transfusi darah
e. Tenaga yang berpengalaman dalam teknik analgesi yang cepat
 (ERLANDA)
Jika terjadi ruptur uteri sudah terdapat peralatan, jika VBAC gagal bisa dilakukan SC
18. Bagaimana mekanisme VBAC menyebabkan ruptur uteri (DEVINA)

STEP 4 “KONSEP MAP”

Ibu hamil datang ke PMB ingin melahirkan


anak ke-2 dengan normal

Dilakukan pengkajian

Anak pertama lahir dengan SC 3 tahun yang lalu,


Didapatkan sayatan horizontal bawah pada perut,
Tidak ada sikatrik dan panggul sempit

Bidan memberikan informasi terkait VBAC

Pengertian, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, kelebihan dan kekurangan, faktor-faktor, jarak


aman, skoring, fasislitas yang lengkap

Dilakukan monitoring atau pemantauan pada VBAC


STEP 7 “MENJAWAB LI”
1. Apa hubungan riwayat persalinan SC dengan dilakukannya VBAC ? (AYU)
 VBAC dilakukan untuk menjadi pilihan bagi ibu dengan riwayat persalinan SC. Sehingga
riwayat persalinan SC menjadi kriteria pertama VBAC dimana riwayat SC sebelumnya
meliputi jumlah SC sebelumnya, indikasi SC,. Riwayat SC juga menjadi faktor
keberhasilan VBAC. Keberhasilan VBAC ditentukan juga oleh keadaan dilatasi serviks
pada waktu dilakukan SC yang lalu.
SUMBER : Cuningham, G.R. 2014. Obstetri William Edisi 24. Jakarta : EGC Society of
Obstetricans and Gynecologist (SOGC). 2012. Alarm International : A Program to
Reduce Maternal and Neonatal Mortality and Morbidity FourthEdition. Canada : The
Global Library of Women Medicine (DEVINA)
 Hubungannya berkaitan dengan apa indikasi SC sebelumnya. Perbedaan indikasi
persalinan SC yang lalu akan mempengaruhi persalinan berikutnya. Bila indikasi SC lalu
adalah karena presentasi bokong, maka ibu tersebut memiliki kemungkinan hampir 90%
untuk bisa lahir normal. Sedangkan untuk indikasi fetal distress , keberhasilannya sekitar
80%. Namun bila karena indikasi SC lalu adalah panggul sempit, maka akan menjadi
kontraindikasi VBAC.
Sumber : Habak, PJ. Kole, M. 2021. Vaginal Birth After Caesarea. Treasure Island (FL) :
StatPearls Publishing (ERLANDA)
 Ibu yang memiliki riwayat persalinan SC boleh melakukan VBAC. Karena pada sectio
caesarea yang di lakukan pada saat ini, hampir selalu meninggalkan rahim yang sehat dan
kuat dengan jaringan parut yang menyembuh dengan baik atau suatu kondisi yang berarti
bahwa persalinan dan melahirkan lewat vagina pada kehamilan berikutnya kecil
kemungkinannya akan membuat jaringan parut terbuka. Dulu sectio caesarea dilakukan
dengan sayatan vertikal sehingga memotong otot-otot rahim. Sectio caesarea sekarang ini
umumnya melalui sayatan mendatar pada otot rahim sehingga rahim lebih terjaga
kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya.
SUMBER: Jahriani, Nani. 2019. Hubungan Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC
(Vaginal Birth After Caesarean) di Klinik Bersalin Hj. Rismala S Kisaran. Journal of
Health Science and Physiotherapy Vol. 1 No.1 Januari 2019 (APRIL)
2. Bagaimana pengkajian dan diagnosa yang dilakukan sebelum dilakukan VBAC ? (ESTHI)
 Dilakukan anamesa seperti riwayat obstetrik : tahun riwayat kehamilan/persalinan yang
lalu, riwayat pregnancy outcomes (abortus, ektopik), taksiran berat janin dan umur janin,
komplikasi selama kehamilan. Dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan
abdomen ibu untuk melihat bekas luka sc yang lalu, pemeriksaan pelvis (sempit/tidak),
pemeriksaan serviks serta pemeriksaan USG.
Sumber : Habak PJ, Kole M. Vaginal Birth After Cesarean Delivery. Treasure Island :
StatPearls Publishing. 2022 (ESTHI)
3. Apa hubungan sayatan horizontal bawah dengan dilakukan VBAC (ESTHI)
 Teknik operasi berkaitan dengan jenis insisi, dimana wanita dengan jenis insisi klasik
(insisi vertikal hingga ke fundus) ataupun insisi “T” menjadi kontraindikasi VBAC. Hal
ini disebabkan pada beberapa wanita dengan insisi tersebut, luka insisi biasanya akan
ruptur sebelum onset persalinan, bahkan dapat terjadi beberapa minggu sebelum umur
kehamilan aterm. Sehingga teknik operasi segmen bawah rahim yang lebih
direkomendasikan untuk dilakukan VBAC.
Sumber : Chunningham (2014) Williams Obstetric, Edisi 24. USA. New York : McGraw
- Hill Education. (AYU)
 Sayatan transversal (horizontal rendah) dimana menyata melintang mengikuti lipatan
kulit atau memanjang di segmen bawah rahim, hal ini tidak akan mengenai fundus
sehingga tidak akan menganggu proses kontraksi atau his, karena his sangat diperlukan
supaya persalinan VBAC lancar. Selain itu, sayatan ini membuat rahim lebih terjaga.
SUMBER : American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). 2019.
Vaginal Birth After Cesarean Delivery. ACOG Practice Bulletin, (133) Royal Cornwall
HospitalsNHS Trust. 2012. Clinical Guideline For Vaginal Birth After Cesarean.
Cornwall: NHS Trust (DEVINA)
4. Apa pengertian VBAC ? (SAFARINA)
 Proses melahirkan pervaginam setelah permah melakukan seksio sesarea
Sumber: cuningham RG wiliams obsetric 23 rd ed jakarta EGC: 2012 (SAFARINA)
 Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC) adalah persalinan pervaginam pada
seorang ibu hamil yang sebelumnya mempunyai riwayat seksio sesarea. Perencanaan
VBAC menunjuk ke setiap maternal yang memiliki riwayat seksio sesarea dan berencana
untuk melahirkan pervaginam dibandingkan seksio sesarea ulangan elektif.
Sumber: Heard Michael, SOGC Guidelines for Vaginal Birth After Previous Caesarean
Birth, 2012 (NUNGKY)
 VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section) adalah proses melahirkan pervaginam
setelah pernah melakukan seksio sesarea. VBAC telah diperkenalkan dan dilakukan
untuk menjadi pilihan bagi wanita dengan riwayat persalinan SC.
Sumber : Essensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2, Neville F Hacker dan J. George
Moore M.D, Jakarta, hipokrates, 2001. (ISNA)
 VBAC atau Vaginal Birth after caesarean) merupakan proses persalinan per pagi enam
yang dilakukan terhadap pasien yang pernah mengalami SC pada kehamilan sebelumnya
atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim (misalnya satu atau lebih
miomektomi intramural)
Sumber E-book Persalinan Normal setelah Operasi Caesar “pedoman VBAC”oleh-
Elizabeth Kaufman BIP kelompok Gramedia Hal 7-8 (ADE)
5. Apa saja syarat/indikasi melakukan VBAC ? (DEVINA)
1) Riwayat satu kali seksio sesarea transversal rendah
2) Panggul adekuat secara klinis
3) Tidak ada jaringan parut atau riwayat ruptur uteri
4) Sepanjang persalinan aktif selalu tersedia dokter yang mampu memantau persalinan dan
mampu melakukan seksio sesarea secara darurat
5) Tersedianya anestesi dan petugas untuk prosedur seasar darurat
SUMBER: Kenneth, J. leveno et al. 2009. Obstetric William panduan ringkas edisi 21.
Jakarta EGC (RIFA)
1) Tidak ada indikasi sectio caesarea (partus tak maju).
2) Terdapat catatan medik yang lengkap mengenai riwayat sectio caesarea sebelumnya
(operator, jenis insisi, komplikasi, lama perawatan).
3) Segera mungkin pasien dirawat di RSU setelah persalinan mulai.
4) Tersedia darah untuk transfusi.
5) Janin presentasi verteks normal.
6) Pengawasan selama persalinan yang bai (personil, partograf, fasilitas).
7) Adanya fasilitas dan perawatan bila dibutuhkan sectio caesarea darurat.
8) Persetujuan tindakan medik mengenai keuntungan maupun risikonya.
Sumber : Vishesha, Y., Vidyadhar, B., & Sai, B. (2017). Predictors of successful vaginal
birth after caesarean section . Indian Journal of Basic and Applied Medical Research, 6(4),
380-388 (LENI)
1) Sayatan transversal rendah
2) Hamil dengan 1 bayi
Sumber : ACOG ( The American Collage of Obstetricians and Gynecologiests). 2020.
Vaginal Birth After Caesarean Delivery (VBAC) (ERLANDA)
1) Tulang panggul besar
2) Tidak operasi berat pada rahim (miomektomi)
3) Berat janin kecil
4) Persalinan spontan
Sumber: cuningham R.G 2006 obsetri wiliams edisi ke 22 New york jakarta EGC
(SAFARINA)
1) Bukti riwayat bekas seksio sesarea transversal bagian bawah
2) Riwayat operasi termasuk pendapat ahli kandungan sebelumnya
3) Tidak ada kontraindikasi untuk persalinan pervaginam
SUMBER: Society of Obstetricians and Gynaecologist (SOGC). 2012. Alarm International:
A Program to Reduce Maternal and Neonatal Mortality and Morbidity Fourth Edition.
Canada: The Global Library of Women’s Medicine. (APRIL)
1) Bukti riwayat SC transversal bagian bawah (lower segmen transverse)
2) Riwayat Operasi dengan luka insisi T, merupakan kontra indikasi dan tidak disarankan
untuk melanjutkan metode persalinan VBAC
3) Tidak ada kontraindikasi untuk dapat dilakukan persalinan secara pervaginam
4) Kontraindikasi : Ruptur uteri (mengacu pada pemisahan insisi uterus), plasenta akreta
dengan resiko histerokto meningkat (jumlah bedah sesar yang dilakukan)
Sumber : SOGC. 2012. Alarm International : A program to reduce Maternal and Neonatal
Mortality and Morbidity 4ed. Canada : The Global Library of womens medicine (ADE)
6. Apa saja kontraindikasi VBAC ? (RIFA)
1) Pasien dengan riwayat seksio sesarea klasik atau inverted T
2) Pasien dengan riwayat histerotomi atau miomektomi yang menembus kavum uteri
3) Pasien dengan riwayat insisi pada uterus selain dari seksio sesarea transversal pada
segmen bawah tanpa komplikasi (harus dilakukan penilaian lengkap mengenai riwayat
operasi sebelumnya oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi)
4) Pasien dengan riwayat duakali seksio sesarea transversal pada segmen bawah tanpa
komplikasi (harus diberikan informasi yang lengkap oleh dokter spesialis obstetri dan
ginekologi)
5) Riwayat ruptura uteri atau bila risiko ruptura berulang tidak diketahui
6) Tiga kali atau lebih riwayat seksio sesarea
7) Penyembuhan luka yang tidak baik pada seksio sesarea yang lalu
8) Tipe insisi pada operasi sebelumnya tidak diketahui.
SUMBER: Kemenkes RI 2013 (ADE)
1) Kontraindikasi absolut VBAC
a. Adanya riwayat luka uteri karena insisi klasik T
b. Adanya riwayat histerektomi atau miomektomi kavum uteri
c. Adanya riwayat ruptur uteri
d. Adanya kontraindikasi persalinan seperti plasenta previa, malpresentasi atau panggul
sempit absolut
e. Wanita menolak VBAC dan meminta untuk SC elektif
f. Ketidakmampuan untuk melakukan SC emergensi
2) Kontraindikasi relatif
a. Parut uteri multipel, seperti riwayat SC 2 kali
b. Faktor lain yang berhubungan dengan risiko ruptur uteri > 1%
3) Bukti klinis yang kurang memadai
a. Hamil kembar
b. Parut luka yang tidak diketahui
Sumber : NIH Development Program (2010) Consensus Development Conference : Vaginal
Birth After Caesarean. Bethesda (MD) ; NIH (AYU)
1) Adanya kontraindikasi untuk melahirkan, seperti plasenta previa atau malpresentasi
2) Maternal yang mengalami kemunduran persalinan percobaan setelah seksio dan
membutuhkan permintaan seksio sesarea elektif berulang
Sumber : SOGC Clinical Practice Guidelines. 2005. Guidelines for Vaginal Birth After
Previous Caesarean Birth. SOGC Clinical Practice Guidelines No 155: Canada. (ISNA)
1) Adanya kontraindikasi untuk melahirkan, seperti plasenta previa atau malpresentasi
Sumber : Society of Obstetricians and Gynaecologist (SOGC). 2012. Alarm International: A
Program to Reduce Maternal and Neonatal Mortality and Morbidity Fourth Edition. Canada:
The Global Library of Women’s Medicine. (RIFA)
7. Apa saja komplikasi yang terjadi pada VBAC ? (LENI)
1) 20% berisiko membutuhkan seksio sesarea emergensi sehingga terdapat risiko
perdarahan, infeksi, thrombosis (penggumpalan darah di kaki atau paru-paru)
2) 0,5% ruptur uterus atau terbukanya bekas seksio sesarea. Induksi meningkatkan
terjadinya ruptur. Jika terjadi komplikasi maka akan dilakukan seksio sesarea emergensi
Sumber: Balachandran, L., Vaswani, P. R., & Mogotlane, R. 2014. Pregnancy Outcome in
Women with Previous One Cesarean Section. Journal of Clinical and Diagnostic Research
8(2): 99-102. (NUNGKY)
1) Komplikasi adalah terjadinya ruptur uteri. Saat terjadinya ruptur uteri aliran darah dan
oksigen ke janin akan terganggu dan hal ini dapat menyebabkan asidosis janin,
memerlukan penanganan untuk neonatal intense care unit (NICU), bahkan dapat
menyebabkan kematian.
2) Terjadinya hemorrhage/perdarahan hebat, uterine dehiscene/terbukanya kembali luka
jahitan disebabkan oleh ruptur uteri.
3) Terjadinya infeksi postpartum dan atonia uteri.
Sumber : Habak PJ, Kole M. Vaginal Birth After Cesarean Delivery. Treasure Island:
StatPearls Publishing. 2022 (ESTHI)
1) Komplikasi yang sering terjadi pada VBAC adalah rupture uteri. Pada studi kasus yang
pernah dilakukan didapatkan pasien dengan riwayat SC sebelumnya (VBAC) mengalami
ketuban pecah dini. Ketika observasi kemajuan persalinan pasien mengalami nyeri perut
hebat, kontraksi hipertonik tanpa kelainan denyut jantung janin dan tanpa ring
bundlesign. 
SUMBER: Watkins, Karen. 2012. Clinical Guideline for Vaginal Birth after Caesarean
Section (VBAC). (LENI)
1) Komplikasi VBAC bisa terjadi pada fetal yaitu 0,2 % risiko mortalitas bayi / kerusakan
pada otak.
SUMBER: American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). 2019. Vaginal
Birth After Cesarean Delivery. ACOG Practice Bulletin, (133 (DEVINA)
1) Perdarahan hinggal menyebabkan pengangkatan rahim kerusakan otot jangka panjang
Sumber : Cuningham RG wiliams obsetric 23 rd ed jakarta EGC : 2012 (SAFARINA)
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan VBAC ? (APRIL)
1) Faktor usia ibu sat melahirkan di bawah 30 tahun
2) IMT ibu sebelum hamil≤ 30 kg / m2
3) berat badan bayi saat lahir ≤ 4000 gram.
4) jarak waktu kelahiran seksio sesarea sebelumnya dengan kelahiran saat ini lebih dari
18 bulan
5) dilatasi serviks saat masuk rumah sakit ≥ 4 cm, dan
6) posisi kepala bayi saat akan lahir occipito-anteriorsesuai dengan karakteristik pasien
yang berhasil melakukan VBAC
Sumber : Maharani, B A., Ida Bagus G.F.M., Jaqueline S(2020) Faktor Pendukung
Kesuksesan VBAC pada Pasien di RSUP Sanglah Periode Januari 2015 - Juni 2016. Jurnal
Medika Udayana Vol 9 No 5 (AYU)
1) Riwayat kesuksesan VBAC
2) Riwayat persalinan pervaginam
3) Serviks dalam keadaan baik
4) Persalinan spontan
5) Indikasi tidak berulang pada riwayat seksio sesarea seperti presentasi sungsang
6) Usia maternal dibawah 40 tahun
Sumber : SOGC Clinical Practice Guidelines. 2005. Guidelines for Vaginal Birth After
Previous Caesarean Birth. SOGC Clinical Practice Guidelines No 155: Canada. (ISNA)
1) teknik oprasi sebelumnya
2) jumlah SC sebelumnya
3) penyembuhan luka pada SC yang kurang baik
4) indikasi sc sebelumnya
5) usia maternal
6) riwayat persalinan pervaginam
7) keadaan serviks pada saat partus
8) usia kandungan
Sumber American collage of obstetric and gynecology vaginal birth after caesarea 2017
(ADE)
1) Tidak ada riwayat lahir mati
SUMBER: Birara, Malede and Yirgu Gebrehiwot. 2013. Factors associated with success of
vaginal birth after one caesarean section (VBAC) at three teaching hospitals in Addis Ababa,
Ethiopia: a case control study. Pregnancy and Childbirth. Vol 13. no 31. Page 1 – 6. (RIFA)
9. Apa saja faktor yang dapat menurunkan keberhasilan VBAC ? (ESTHI)
1) Makrosomia (janin besar > 4.000 g)
2) Riwayat SC > 2 kali
3) Terdapat gangguan plasenta (plasenta Previa/plasenta akreta)
Sumber : Benedicta dkk. 2020. Faktor pendukung kesusksesan Vaginal Birth After
Caesarean (VBAC) pada pasien di RSUP Sanglah Periode Januari 2015 - Juni 2016. Jurnal
Medika Udayana. Vol 9 No 5 (ERLANDA)
1) Obesitas = Obesitas ibu juga dikaitkan dengan risiko tinggi dehiscence atau ruptur uterus
pada kehamilan cukup bulan di antara wanita dengan riwayat SC sebelumnya.
2) Diabetes = Diabetes gestasional dan pregestasional merupakan faktor risiko kegagalan
VBAC. Wanita diabetes bisa berada pada risiko tinggi CS sekunder untuk induksi gagal,
henti persalinan, dan gawat janin. Selanjutnya, wanita hamil dengan diabetes lebih
mungkin mengalami peningkatan BMI dan penambahan berat badan, yang keduanya
memiliki pengaruh negatif pada keberhasilan VBAC.
3) hypertensive disorders complicating pregnancy (HDCP) = HDCP dapat menyebabkan
vasospasme ibu, yang mengakibatkan kerusakan plasenta dan insufisiensi relatif, yang
menyebabkan pembatasan pertumbuhan janin intrauterin (IUGR). Perubahan dalam
fisiologi vaskular ini dapat mempengaruhi wanita pada kegagalan VBAC karena status
janin yang tidak meyakinkan. Untungnya, ditemukan bahwa HDCP tidak meningkatkan
risiko ruptur uteri.
Sumber:Wu, Yanxin et all. 2019. Factors associated with successful vaginal birth after a
cesarean section: a systematic review and meta-analysis. BMC Pregnancy and Childbirth.
Vol 19. No 360. Page 1-12. (RIFA)
1) Riwayat seksio sesarea seperti distosia, khususnya untuk kegagalan yang membutuhkan
tahap kedua
2) Membutuhkan induksi persalinan
3) Membutuhkan augmentasi untuk persalinan
4) Umur kehamilan lebih dari 40 minggu
5) Berat lahir bayi lebih dari 4000 gram
SUMBER: Society of Obstetricians and Gynaecologist (SOGC). 2012. Alarm International:
A Program to Reduce Maternal and Neonatal Mortality and Morbidity Fourth Edition.
Canada: The Global Library of Women’s Medicine. (APRIL)
1) Gangguan plasenta previa dan akreta
Sumber: cuningham R.G 2006 obsetri wiliams edisi ke 22 New york jakarta EGC
(SAFARINA)
1) peningkatan usia Kehamilan
2) fetus makrosomnia
3) Obesitas
4) Bayi sungsang
5) kehamilan multifetal
6) preeklamsi
7) Usia kehamilan lebih dari 40 minggu
8) insisi vertikal bagian bawah
9) insisi yang tidak diketahui
10) persalinan yang induksi
11) penyakit yang membutuhkan pengobatan
12) riwayat sc multifel
13) interval persalinan yang pendek jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
14) pendidikan yang kurang pada ibu
Sumber American collage of obstetric and gynecology vaginal birth after caesarea 2017.
(ADE)
10. Bagaimana sistem skoring VBAC ? (ERLANDA)

 SUMBER: Skoring Flamm dalam Original Research Article. 2015 (AYU)

 SUMBER : American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). 2019.


Vaginal Birth After Cesarean Delivery. ACOG Practice Bulletin, (133) (DEVINA)
 Intrepretasi sistem skoring VBAC Flam Geiger
Jika jumlah skor :
a. 0-2 : 49%
b. 3-7 : 59,9% - 77%
c. 8-10 : 92,6% - 95%
Sumber : ACOG ( The American Collage of Obstetricians and Gynecologiests). 2020.
Vaginal Birth After Caesarean Delivery (VBAC) (ERLANDA)
11. Apa saja kelebihan dan kekurangan VBAC ? (ADE)
 KELEBIHAN
a. Menghindari pembedahan
b. Menghindari risiko dan komplikasi yang berhubungan dengan pembedahan
c. Pemulihan setelah melahirkan lebih cepat
d. Perawatan di rumah sakit lebih singkat
e. Menghindari komplikasi pada kehamilan berikutnya
Sumber: (Obstetric & Gynaecology Department Wrightington, Wigan and Leigh
NHS Foundation Trust, 2014) (NUNGKY)
 Kelebihan :
Persalinan dengan melewati jalan lahir akan mempersiapkan bayi untuk menerima
mikroorganisme bermanfaat dari ibu. Bersalin pervaginam berperan dalam
pengembangan sistem kekebalan tubuh bayi. Beberapa mikroorganisme ini membantu
menghasilkan vitamin dan zat anti inflamasi atau mikroorganisme dalam usus diyakini
memainkan peran penting dalam penyakit.
Wanita yang memilih untuk melakukan seksio sesarea cenderung tidak bisa melakukan
kontak skiin to skiin. Sehinnga tidak memiliki ke-kesempatan untuk menyusui dini.
Tidak menyusui membuat ibu tidak memiliki beberapa manfaat kesehatan. Berbanding
terbalik dengan ibu yang memilih bersalin dengan pervaginam akan memiliki kesempatan
untuk menyusui dan menurunkan risiko ibu untuk kanker payudara. Selain keuntungan
diatas juga terdapat keuntungan lainnya jika ibu memilih bersalin pervaginam setelah
seksio sesarea yaitu, tidak ada komplikasi dari opersai sesar, pemulihan lebih cepat, nyeri
pasca bersalin lebih sedikit, dan meminimalkan terjadinya risiko infeksi besar.
Kekurangan
a. Memerlukan pemantauan intrapartum yang lebih ketat di banding persalinan resiko
rendah.
b. Jika tidak berhasil VBAC akan memiliki morbiditas infeksi yang lebih tinggi di
banding sectio caesarea elektif.
SUMBER: Aprina, A. P. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan sectio
caesarea di RSUD. Dr. H Abdul Moeloek. Jurnal Kesehatan, 90-96. (LENI)
 KELEBIHAN
Maternal:
a. Menghindari pembedahan
b. Menghindari risiko dan komplikasi yang berhubungan dengan pembedahan
c. Pemulihan setelah melahirkan lebih cepat
d. Perawatan di rumah sakit lebih singkat
e. Menghindari komplikasi pada kehamilan berikutnya
Fetal:
Mengurangi risiko gangguan pernafasan pada bayi
SUMBER: Obstetric & Gynaecology Department. 2014. Vaginal Birth following Caesarean
Section (VBAC) Patient Information. Wrightington, Wigan and Leigh NHS Foundation
Trust. (APRIL)
 KELEBIHAN
1) Masa perawatan di RS yg lebih pendek
2) Rendahnya tingkat kejadian trombosis vena
3) Meningkatkan bonding ibu dan anak, yang mengakibatkan kesejahteraan bayi jangka
panjang
4) Rendahnya morbiditas maternal
5) Bayi dengan mikrobiota tubuh akan memiliki proteksi besar akan penyakit alergi.
Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. (ISNA)
12. Berapa persen angka keberhasilan VBAC di Indonesia ? (NUNGKY)
 Berdasarkan penelitian Yuniartika,dkk tahun 2016, angka keberhasilan VBAC
berdasarkan riwayat persalinan pada kelompok persalinan pervaginam sebesar 43,2%
sedangkan pada kelompok tanpa riwayat persalinan pervaginam sebesar 39,7%. Hal ini
menunjukkan bahwa angka keberhasilan VBAC lebih tinggi pada kelompok yang
memiliki riwayat persalinan pervaginam.
Sumber : Yuniartika,dkk. 2016. Keberhasilan Vaginal Birth After Cesarean (VBAC)
Berdasarkan Riwayat Persalinan di RSD dr. SOEBANDI kabupaten Sember. Artikel Ilmiah
Hasil Penelitian Mahasiswa (ESTHI)
 Sekitar 60-80% tergantung faktor" yang mempengaruhi nya apakah pasien memiliki
resiko
Sumber: Cuningham RG wiliams obsetric 23 rd ed jakarta EGC : 2012 (SAFARINA)
 Angka keberhasilan VBAC bervariasi, menurut American Congress of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) keberhasilan VBAC sekitar 60–80%. Sedangkan Society of
Obstetricians and Gynaecologists of Canada (SOGC) menyatakan bahwa keberhasilan
VBAC bervariari antara 50-85%. Perbedaan ini tentunya disebabkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, apakah klien tersebut memiliki faktor risiko tinggi yang lebih banyak
ataupun lebih rendah.
Sumber : SOGC Clinical Practice Guidelines. 2005. Guidelines for Vaginal Birth After
Previous Caesarean Birth. SOGC Clinical Practice Guidelines No 155: Canada. (ISNA)
13. Berapa jarak aman melakukan VBAC ? (NUNGKY)
 Jarak waktu ideal yang dianjurkan dokter untuk seorang ibu bisa melahirkan normal
setelah caesar atau VBAC adalah minimal 2 tahun dari persalinan awal yang dilakukan
dengan operasi caesar. Jarak ini direkomendasikan juga untuk waktu persalinan kembali
setelah caesar maupun melahirkan normal.
Sumber: dr. Hari Nugroho, SpOG 2014. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Staf
Divisi Ginekologi Onkologi - Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD dr Soetomo -
Universitas Airlangga, Surabaya (NUNGKY)
 Jarak aman VBAC 18 bulan sampai 2 tahun, yang artinya persalinan per vaginam bisa
dilakukan minimal 18 bulan setelah SC pertama. Artinya lagi kehamilan aman setelah 9
bulan pasca operasi SC.
SUMBER : American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). 2019. Vaginal
Birth After Cesarean Delivery. ACOG Practice Bulletin, (133) (DEVINA)
14. Bagaiman pemantauan atau monitoring setelah VBAC ? (DEVINA)
1) Monitoring kontraksi minimum 10 menit setiap 30 menit
2) Denyut nadi setiap 1/2 jam
3) Tekanan darah setiap 1 jam
4) Temperature setiap 4 jam
5) Observasi kehilangan darah pervaginam
Sumber : Queensland and Maternity Clinical Guidelines Program. 2009. Vaginal Birth After
Cesarean (VBAC). Queensland Government (ESTHI)
1) Tekanan Darah
2) Nadi
3) Tinggi Fundus Uteri
4) Kontraksi uterus
5) Kandung Kemih
6) Perdarahan
Dilakukan setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama setelah persalinan, dan 30 menit
sekali pada 1 jam kedua
7) Suhu
Dilakukan 1 kali pada 1 jam pertama setelah persalinan, dan 1 jam kedua
Sumber : Habak, PJ. Kole, M. 2021. Vaginal Birth After Caesarea. Treasure Island (FL) :
StatPearls Publishing (ERLANDA)
15. Mengapa VBAC harus dilaksanakan di tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai peralatan lengkap ? (DEVINA)
 VBAC selalu dihubungkan dengan risiko ruptur uterus, meskipun risikonya kecil dan
hasil yang baik tidak dijamin dengan keadaan tertentu. Percobaan VBAC dapat
direkomendasikan pada maternal dengan rumah sakit yang memiliki kemampuan
melaksanakan seksio sesarea atau yang mempunyai fasilitas emergency. Karena apabila
terjadi suatu komplikasi atau keadaan yang membahaya kan ibu dan janin nya bisa
langsung segera di tangani.
SUMBER: Kenneth, J. leveno et al. 2009. Obstetric William panduan ringkas edisi 21.
Jakarta EGC (RIFA)
16. Bagaimana mekanisme VBAC menyebabkan ruptur uteri (DEVINA)
 Sebelum dilalukan VBAC dilihat dulu jenis sayatan bekas SC sebelumnya. Apabila jenis
sayatan berupa sayatan klasik T/J dapat menyebabkan ruptur uteri. Ruptur uteri yang
terjadi biasanya jenis ruptur uteri inkomplit dimana lapisan otot uterus mengalami
robekan tetapi lapisan serosa uterus masih utuh. Ruptur uteri inkomplit ini disebut juga
sebagai dehiscene uterus/terbukanya kembali luka jahitan SC yang lalu.
Sumber : Habak PJ, Kole M. Vaginal Birth After Cesarean Delivery. Treasure Island :
StatPearls Publishing. 2022 (ESTHI)
 Kebanyakan kasus ruptur uteri saat proses persalinan terjadi tepat di area bekasi luka dari
operasi caesar sebelumnya. Kemudian ketika menjalani persalinan normal, pergerakan
bayi akan memberikan tekanan kuat pada rahim.
Saking kuatnya, tekanan yang ditimbulkan dari pergerkan bayi tersebut dapat
memengaruhi bekas luka operasi caesar.
Hal inilah yang membuat ruptur uteri karena rahim seolah menahan berat dan tekanan
dari pergerakan bayi.
Robekan pada rahim ini biasanya sangat terlihat di area bekas luka pada operasi caesar
sebelumnya.
Sumber: Toppenberg KS, 2011 "Uterine Rupture : What Family Physician Needs to Know.
Am Fam Phys, 66: 823-8. (NUNGKY)
 Ruptur uteri dapat disebabkan karena induksi persalinan saat VBAC dapat membuat
bekas SC menjadi terbuka atau terjadi robekan rahim pada bekas sayatan SC. Sehingga
dapat menyebabkan perdarahan dan dapat dilakukan histerektomi.
SUMBER :Society of Obstetricans and Gynecologist (SOGC). 2012. Alarm International : A
Program to Reduce Maternal and Neonatal Mortality and Morbidity FourthEdition. Canada :
The Global Library of Women Medicine (DEVINA)

Anda mungkin juga menyukai