Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH AIR PANAS DARI PROSES


PENCELUPAN KAIN DI PT SU INDONESIA MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI COOLING TOWER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah Kerja
Praktek pada Program Studi Teknik Lingkungan

Disusun Oleh:
AGUNG RAMADHAN
2201191002

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH AIR PANAS DARI PROSES


PENCELUPAN KAIN DI PT SU INDONESIA MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI COOLING TOWER

Disusun Oleh:
Agung Ramadhan
2201191002

Laporan Kerja Praktek ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Serang, Desember 2022


Dosen Pembimbing, Pembimbing Teknis,

Fitriyah, S.Si., M.Si Huzaimi


NIDN. 0418058504 NIP.-

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Ade Ariesmayana, S.T., M.Pd., MT


NIDN. 0421038503

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH AIR PANAS DARI PROSES


PENCELUPAN KAIN DI PT SU INDONESIA MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI COOLING TOWER

Disusun Oleh:
Agung Ramadhan
2201191002

Laporan Kerja Praktek ini telah diperiksa dan disahkan oleh:

Serang, Desember 2022


Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing KP

Fitriyah, S.Si., M.Si Ade Ariesmayana, S.T., M.Pd., MT


NIDN. 0418058504 NIDN. 0421038503

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Banten Jaya

Frebhika Sri Puji Pangesti, ST., M.Sc


NIDN. 0423028403

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Agung Ramadhan

Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 07 Nopember 2001

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat Tempat Tinggal : Perum. Nuansa Alam Banjar Estate Kelurahan


Banjarsari, Kecamatan Cipocok Kota Serang-Banten

Status Pekerjaan : Mahasiswa

Nomor Telepon : 0897-1807-9365

Alamat Email : ram.agung0711@gmail.com

Pendidikan Formal :

1. SDN Sukamanah 3, Pandeglang-Banten 2008-2013

2. SMPN 1 Pandeglang, Pandeglang-Banten 2014-2016

3. SMKN 1 Pandeglang, Pandeglang-Banten 2017-2019

4. Universitas Banten Jaya 2019-sekarang

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan Kerja Praktik ini saya persembahkan untuk Ibunda dan Ayahanda
Tercinta sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tak terhingga. Ku
persembahkan laporan kerja ini kepada orang tua, saudara kandungku, para dosen
dan guru-guru ku yang telah memberikan kasih saying, segala dukungan dan cinta
kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dalam kata persembahan.

iv
ABSTRAK
Nama Lengkap : Agung Ramadhan

NPM : 2201191002

Judul : Studi Pemanfaatan Limbah Air Panas dari Proses


Pencelupan Kain Di PT SU Indonesia Menggunakan
Teknologi Cooling Tower

Pembimbing : Fitriyah, S.Si., M.Si

Jumlah Halaman : 30 halaman isi + 1 halaman daftar gambar + 1


halaman daftar tabel + 1 halaman daftar lampiran

Pembuangan limbah air panas dengan suhu tinggi berpotensi merusak ekosistem.
Untuk menurunkan suhu limbah tersebut hingga batas yang dapat ditoleransi
organisme diperlukan peran teknologi pengolahan buangan air panas. Opsi
teknologi yang dapat digunakan adalah menara pendingin (cooling tower)
(Bishop, 1983). Data yang didapatkan pada laporan kerja praktek ini bersumber
dari dua sumber data yaitu data primer dan sekunder. Proses pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi perusahaan.
Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu narrative analysis. Pada minggu
pertama pengerjaannya fokus pada pembuatan pondasi kolam pendingin yang
berada dibawah. Selanjutnya adalah pekerjaan pemasangan tiang dan kerangka
yang terbuat dari baja. Pada minggu ketiga pekerjaan menaikkan cooling tower
dan pemasangan saluran pipa air panas. Pada minggu keempat dilakukan
pekerjaan elektrikal menjalankan cooling tower. Pekerjaan terakhir yaitu
pengoperasian cooling tower secara manual. Berdasarkan hasil uji kualitas air
nilai suhu awal air limbah panas sebesar 46,5°C kemudian setelah dilakukan
proses pendinginan menggunakan cooling tower mengalami penurunan menjadi
30°C. Pada pengukuran nilai TDS yang dilakukan, ternyata mengalami penurunan
pula dari 513 ppm menjadi 504 ppm. nilai pH air limbah panas mengalami
penurunan dari suhu awal 7,55 menjadi 6,94. Nilai efisiensi cost atau upaya
penghematan biaya selama satu bulan pada penggunaan teknologi cooling tower

v
di PT SU Indonesia tersebut didapatkan melalui perhitungan sebesar Rp.
6.119.400.

Kata Kunci: Air Limbah Panas, Cooling Tower, pH, TDS, Suhu, Efisiensi Cost.

vi
KATA PENGANTAR
Dengan ilmu dan rahmat dari Allah SWT sehingga Laporan Kerja Praktik
kami dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah pada Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Banten Jaya. Walaupun Durasi yang cukup singkat yaitu
2 bulan, namun Alhamdulillah Kerja Praktik beserta laporannya dengan judul
“Studi Pemanfaatan Limbah Air Panas Dari Proses Pencelupan Kain Di PT
SU Indonesia Menggunakan Teknologi Cooling Tower”, dapat diselesaikan
dengan maksimal tanpa ada kendala apapun.
Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih banyak kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
rangka menyelesaikan Kerja Praktik Tahun 2022. Adapun beberapa pihak yang
telah membantu dalam rangka menyelesaikan laporan kerja praktik ini sebagai
berikut:
1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. Mohammad Syadeli Hanafi, M.Pd selaku Rektor
Universitas Banten Jaya
2. Ibu Frebhika Sri Puji Pangesti, ST., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Banten Jaya
3. Ibu Fitriyah, S.Si., M.Si, selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Banten Jaya serta Seluruh Civitas Akademik UNBAJA
4. Bapak Pratikno, S.Si. selaku Direktur PT Bio Pilar Utama dan Bapak
Huzaimi selaku pembimbing lapangan
5. Terima Kasih kepada seluruh karyawan PT Bio Pilar Utama yang selalu
memberi bantuan dan motivasi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan bahkan kesalahan dalam
menyusun laporan kerja praktik ini. Maka dari itu penulis memohon kepada
semua yang membaca laporan ini untuk memberi kritik dan saran yang bersifat
konstruktif agar laporan ini menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat.

Serang, Desember 2022

vii
Agung Ramadhan

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Kerja Praktek......................................................................................2
1.4 Manfaat Kerja Praktek....................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................4
2.1 Pengertian Limbah Cair..................................................................................4
2.2 Teknologi Pengolahan Buangan Air Panas....................................................4
2.2.1 Pengolahan Buangan Air Panas dengan Cooling Tower........................4
2.2.2 Pengolahan Buangan Air Panas dengan Kolam Pendingin...................7
2.3 Baku Mutu Suhu Air Sungai...........................................................................8
2.4 Penggunaan Kembali Air Daur Ulang............................................................9
2.5 Efisiensi Air Menara Pendingin....................................................................10
BAB III METODELOGI LAPORAN..........................................................................13
3.1 Gambaran Umum Lokasi Kerja Praktek.....................................................13
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan..................................................................13
3.1.2 Company Profile......................................................................................13
3.1.3 Struktur Organisasi................................................................................14
3.1.4 Lokasi Perusahaan.................................................................................15
3.2 Tempat dan Waktu Kerja Praktek...............................................................15
3.2.1 Penempatan Kerja Praktek/Proyek......................................................15
3.2.2 Waktu Kerja Praktek.............................................................................15
3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................................16

viii
3.4 Teknik Pengolahan Data................................................................................16
3.5 Diagram Alir Pelaksanaan.............................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................18
4.1 Gambar Umum Lokasi Proyek.....................................................................18
4.2 Debit Air Limbah...........................................................................................18
4.3 Desain Cooling Tower....................................................................................18
4.4 Pelaksanaan Kerja Praktek...........................................................................20
4.5 Uji Kualitas Air..............................................................................................26
4.6 Efisiensi Biaya Penggunaan Air Bersih Untuk Pencelupan Kain...............26
BAB V PENUTUP..........................................................................................................29
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................29
5.2 Saran...............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................31
LAMPIRAN...................................................................................................................32

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kerja Praktek..............................................................
Lampiran 2. Surat Kerja Praktek...........................................................................
Lampiran 3. Surat Rekomendasi...........................................................................
Lampiran 4. Lembar Penilaian Pembimbingan Lapangan....................................
Lampiran 5. Log Book harian...............................................................................
Lampiran 6. Desain Cooling Tower......................................................................

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Wet Cooling Tower Tipe Natural Draft...........................................
Gambar 2.2 Wet Cooling Tower Tipe Mechanical Draft....................................
Gambar 2.3 Dua Jenis Aliran Udara Pada Menara Pendingin.............................
Gambar 2.4 Dua Jenis Sirkuit Refrigerant Pada Menara Pendingin....................
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bio Pilar Utama..........................................
Gambar 3.2 Peta Lokasi Perusahaan....................................................................
Gambar 3.3 Alur Pelaksanaan Kerja Praktek......................................................
Gambar 4.1 Layout Desain Cooling Tower.........................................................
Gambar 4.2 Flow Sheet Recovery Hot Water......................................................
Gambar 4.3 Detail Cooling Tower.......................................................................
Gambar 4.4 Proses Pembuatan Kolam Penampung.............................................
Gambar 4.5 Proses Pemasangan Tiang dan Rangka Baja....................................
Gambar 4.6 Pemasangan Pipa Air Panas.............................................................
Gambar 4.7 Pengangkutan Cooling Tower ke Atas Rangka Baja.......................
Gambar 4.8 Pemasangan Instalasi Listrik............................................................

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Umum Cooling Tower Tipe Mechanical Draft dengan
Tipe Natural Draft...........................................................................................................

Tabel 2.2 Perbedaan Regulasi Pemerintah Indonesia tentang Baku Mutu Air Limbah...

Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek...................................................................................

Tabel 4.1 Perbandingan Kualitas Air Limbah Panas di PT SU Indonesia.......................

xii
DAFTAR SINGKATAN

O2 = Oksigen
EPA = Environmental Protection Agency
LH = Lingkungan Hidup
AC = Air Conditioner
PT = Perseroan Terbatas
WWT = Waste Water Treatment
CV = Persekutuan Komanditer
WTP = Water Treatment Plant
DED = Desain Engineering Detail
PM = Project Manager
APD = Alat Pelindung Diri
TDS = Total Disolved Solid
PDAM = Perusahaan Daerah Air Minum

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan industri di Indonesia seperti industri tekstil kini berkembang pesat
sebagai konsekuensi dari bertambahnya kebutuhan primer manusia yakni pakaian.
Pakaian merupakan kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi misalnya
baju, celana, dan lain sebagainya. Mayoritas Industri berlokasi dikawasan perairan
baik sungai maupun laut. Hal ini bertujuan mempermudah akses kebutuhan air
bersih untuk produksi dan air pendingin mesin boiler (cooling water). Air dingin
berfungsi vital dalam pengoperasian mesin boiler, namun air pendingin ini
nantinya akan menghasilkan air limbah berupa buangan air panas (air bahang).
Buangan air bersuhu tinggi tersebut berasal dari mesin boiler dan mesin produksi
selanjutnya akan langsung dibuang ke badan air sungai.
Buangan air panas tersebut menyebabkan peningkatan suhu perairan
melebihi batas normal, sehingga akan merusak ekosistem dan habitat organisme di
sungai. Dalam Bishop (1983), Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan
paling penting yang mempengaruhi pernafasan dan metabolisme, pertumbuhan
dan reproduksi, dan keberlangsungan hidup organisme akuatik. Apabila kadar O2
sedikit saat suhu air naik, maka hal tersebut dapat mengakibatkan makhluk hidup
dalam air mati karena kebutuhan O2 tinggi sedangkan yang tersedia sedikit
(Efendi, 2003; dalam Kasman, 2011).
Setiap buangan dari industri, baik cair, padat maupun gas yang dibuang ke
lingkungan harus dilakukan pengolahan (treatment) berstandar sesuai baku mutu
lingkungan. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan
pejabat Gubernur telah menetapkan baku limbah cair dan baku mutu air sungai,
khususnya parameter suhu melalui beberepa peraturan. Menurut Peraturan
Menteri LH No. 5 Tahun 2022 bahwa Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas
atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam Air Limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media
air dan tanah dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Di dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun
2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dinyatakan bahwa Mutu air

1
adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-
parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Baku mutu air adalah ukuran batas atau nilai makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
Pembuangan limbah air panas dengan suhu tinggi berpotensi merusak
ekosistem, bahkan menyebabkan kematian makhluk hidup yang ada di sungai.
Untuk menurunkan suhu limbah tersebut hingga batas yang dapat ditoleransi
organisme diperlukan peran teknologi pengolahan buangan air panas. Opsi
teknologi yang dapat digunakan adalah menara pendingin (cooling tower) dan
kolam pendingin (cooling pond) (Bishop, 1983). Dengan teknologi-teknologi
yang ada tersebut diharapkan terjadi penurunan suhu limbah panas sampai batas
yang dapat ditoleransi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dijabarkan rumusan masalah
pada laporan kerja praktek ini. Adapun rumusan masalahnya yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana Desain Teknologi Cooling Tower pada PT SU Indonesia?
2. Bagaimana Tahapan/Proses Pembuatan Cooling Tower pada PT SU
Indonesia?
3. Bagaimana Perubahan Parameter Suhu, pH dan TDS Air Panas setelah
dilakukan Proses Pendinginan menggunakan Cooling Tower pada PT SU
Indonesia?
4. Bagaimana Cooling Tower dapat mengefisiensi biaya dan menghemat
penggunana air bersih pada PT SU Indonesia?
1.3 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari kerja praktek di PT Bio Pilar Utama ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Mengetahui Desain Teknologi Cooling Tower pada PT SU Indonesia
2. Mengetahui Tahapan/Proses Pembuatan Teknologi Cooling Tower pada
PT SU Indonesia

2
3. Mengetahui Perubahan Parameter Suhu, TDS dan pH Air Panas setelah
dilakukan Proses Pendinginan oleh Cooling Tower pada PT SU Indonesia
4. Mengetahui efisiensi biaya dan pemakaian air bersih di PT SU Indonesia
setelah Penggunaan Teknologi Cooling Tower
1.4 Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari kerja praktek ini yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menambah pemahamannya mengenai berbagai disiplin
ilmu, terutama terkait pengolahan limbah air panas di Industri;
2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat di
perkuliahan kepada perusahaan yang menjadi tempat kerja prakteknya;
3. Dapat menjadi pengalaman yang berharga sehingga mahasiswa bisa
mempersiapkan diri untuk lingkungan kerja di masa mendatang;
4. Bagi industri, dapat memberikan alternatif pemanfaatan air limbah panas
dengan menggunakan cooling tower sehingga air yang telah dilakukan
pendinginan dapat dimanfaatkan kembali untuk penyediaan air bersih.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Limbah Cair
Limbah cair merupakan salah satu jenis limbah yang berasal dari domestik
ataupun industry. Limbah cair merupakan air bekas pakai dari berbagai proses
penggunaan yang telah mengandung bahan pencemar atau polutan berupa
senyawa organik dan anorganik. Pada umumnya, air limbah atau limbah cair
memiliki kuantitas yang lebih besar dibandingkan limbah jenis lainnya dan
memiliki tipikal kandungan polutan yang lebih beragam, antara lain; minyak,
alkohol, fenol, pewarna sintetis, dan logam berat. Limbah cair merupakan limbah
yang dihasilkan dari proses industri yang berwujud cair dan mengandung padatan
tersuspensi atau terlarut, akan mengalami 7 proses perubahan fisik, kimia,
maupun biologi yang menghasilkan zat beracun dan dapat menimbulkan
gangguan ataupun resiko terjadinya penyakit dan kerusakan lingkungan
(Kaswinarni, 2008).
Pada dasarnya limbah cair terbagi menjadi dua, limbah air dingin dan
limbah air panas. Perbedaan dari kedua air limbah tersebut hanya dari suhu dan
cara pengolahannya. Limbah cair dingin memiliki tingkat suhu dibawah 40°C
sedangkan limbah cair panas memiliki tingkat suhu tinggi diatas 60°C. Pada
proses pengolahan air limbah Industri yang suhu airnya diatas 60°C, perlu ada
proses pendinginan terlebih dahulu.
2.2 Teknologi Pengolahan Buangan Air Panas
Buangan atau limbah air panas berasal dari pembangkit listrik 'thermal' yang
menggunakan bahan bakar seperti minyak atau batu bara atau berasala dari proses
produksi di Industri. Kegiatan tersebut membutuhkan volume besar air pendingin
untuk mendinginkan mesin dengan prinsip pemindahan kalor panas yang
dihasilkan pada prosesnya.

2.2.1 Pengolahan Buangan Air Panas dengan Cooling Tower


Menara pendingin menurut EPA (2014) merupakan konfigurasi struktur
yang mensirkulasikan kembali air dalam sistem pendingin, sekaligus
menyediakan sarana pembuangan kelebihan panas. Menara pendingin memiliki

4
dua tipe, yaitu (1) sistem pendingin basah (wet cooling system), dan (2) sistem
pendingin kering (dry cooling system). Pada sistem pendinginan basah, limbah
panas terutama ditransfer melalui penguapan dari beberapa air panas ke udara
sekitarnya. Proses ini memungkinkan fasilitas untuk menggunakan kembali air
yang tersisa, sehingga mengurangi jumlah air yang harus diambil dari badan air.
Wet cooling system memiliki dua jenis, yaitu (1) Natural Draft dan (2)
Mechanical Draft.

Gambar 2.1 Wet Cooling Tower Tipe Natural Draft

(Sumber: https://www.electrical4u.com/natural-draft-cooling-towers/)

Gambar 2.2 Wet Cooling Tower Tipe Mechanical Draft

(Sumber: https://www.fansct.com/en/forced-draft-cooling-towers/)

5
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Umum Cooling Tower Tipe Mechanical Draft dengan
Tipe Natural Draft

Karakteristik Cooling Tower tipe Natural Cooling Tower tipe


Draft Mechanical Draft
Lokasi Dapat dibangun sejajar dengan Harus ditempatkan di suatu
bangunan industri, pada pusat- tempat yang agak jauh. Hal
pusatnya yang berjarak 1,5 (d) ini untuk pertimbangan
di mana d = diameter dasar. pasokan udara dan karena
masalah terkait dengan
keluaran uap air (seperti
asap) dan arus dari
pelepasan udara, juga
pertimbangan kebisingan.
Material konstruksi berupa cangkang konstruksi dapat berupa
Konstruksi tipis berbahan beton yang kayu, metal, atau beton.
memiliki ketahanan yang baik Struktur harus didesain
terhadap angina untuk dapat bertahan dari
tegangan angin atau gempa
bumi, beban mati seperti
berat dari tower, air yang
bersirkulasi, dan vibrasi dari
komponen mekanik.
Biaya Investasi dibangun dengan material yang dapat dibangun
Awal relatif mahal seperti beton pre- menggunakan material yang
cast, dan diperkuat, kemudian murah seperti kayu, asbes,
menggunakan asbes-semen papan semen, dan material
untuk pengisinya plastik. Namun biaya untuk
kipas lebih tinggi

6
Biaya Operasi Total biaya operasi sangat kecil Biaya listrik untuk
dan karena memanfaatkan mengoperasikan kipas
Pemeliharaan mekanisme alami cukup besar. Biaya
pemeliharaan kipas-kipas,
termasuk penggerak-
penggerak juga transmisi
yang terkait, cukup
signifikan.
Aplikasi dengan mempertimbangkan secara ekonomi lebih
iklim dan kondisi beban, tipe menguntungkan aplikasi
natural draft terbaik menara pendingin tipe
diaplikasikan di industri mechanical draft dibanding
pembangkit. Singkatnya, dapat tipe natural draft, kecuali
dipilih bila: (a) kondisi operasi instalasinya yang sangat
terdiri dari suhu wetbulb besar
rendah dan kelembaban relatif
tinggi; (b) kombinasi antara
wet bulb rendah serta inlet dan
exit water temperature yang
tinggi; dan (c) memungkinkan
untuk kondisi musim dingin
yang berat
(Sumber: Cheremisinoff, 1981)

2.2.2 Pengolahan Buangan Air Panas dengan Kolam Pendingin


Suhu buangan air panas dapat meningkat 22°C (40°F) lebih tinggi dari
suhu awalnya. Salah satu alternatif mengelola buangan air panas tersebut adalah
dengan kolam pendingin (Bishop, 1983). Kerja kolam pendingin memanfaatkan
mekanisme penguapan, radiasi, dan konveksi untuk menurunkan suhu buangan air
panas. Keuntungan pembuatan kolam pendingin yaitu menggunakan sedikit biaya
dan desain yang sederhana. Sedangkan kerugiannya adalah dibutuhkan lahan luas
untuk kolam pendingin, kurang efisien dalam pendinginan, air banyak yg hilang
akibat proses penguapan, dan tidak ada kontrol suhu untuk air yang telah

7
mendingin. Kolam pendingin, ada tiga macam; (1) Natural flow, (2) Single deck
and double deck, (3) Open and louver fence.

2.3 Baku Mutu Suhu Air Sungai


Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,  baku mutu
air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
di dalam air. Secara umum, parameter baku mutu terbagi menjadi tiga, yaitu
Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi.
Suhu di setiap Segmen tidak terdapat perbedaan, yaitu 25°C. Suhu yang
diukur sama dikarenakan kurang akuratnya alat yang dipakai pada saat
pengukuran suhu dilapangan. Kondisi suhu yang seperti ini masih masuk ambang
batas baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
karena baku mutu untuk Temperatur Kelas Dua (II) yaitu deviasi 3 yang artinya.
jika T normal air 25°C, maka kriteria Kelas II membatasi T air di kisaran 22°C –
28°C. Dibawah ini merupakan Perbedaan Regulasi Pemerintah Indonesia tentang
Baku Mutu Air Limbah yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbedaan Regulasi Pemerintah Indonesia tentang Baku Mutu Air Limbah

No Nama Produk Kebijakan Jenis Baku Mutu Suhu Maksimum yang


Diperbolehkan
1 Keputusan Menteri Negara Baku Mutu 38 - 40°C
LH no. 51 Tahun 1995 Limbah Cair yang
tentang Baku Mutu Suhu akan dibuang ke
Limbah Cair untuk Kegiatan lingkungan
Industri
2 Permen LH No. 08 Tahun Baku Mutu Air 40°C
2009 tentang Baku Mutu Limbah yang
Air Limbah Bagi Usaha akan dibuang ke
dan/atau Kegiatan lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga
Termal

8
3 Permen LH No. 5 tahun Baku Mutu Air 40°C
2014 tentang Baku Mutu Limbah yang
Limbah Cair Bagi Industri akan dibuang ke
atau kegiatan usaha lainnya lingkungan
4 Keputusan Menteri Negara Baku Mutu Air 28-30 C (untuk Coral
LH no. 51 tahun 2004 Laut & Lamun)
tentang Baku Mutu Air Laut
untuk Biota Laut
(Sumber: Adibiah, 2017)

2.4 Penggunaan Kembali Air Daur Ulang


Dalam bangunan komersial yang memerlukan air mandi, air cuci piring, dan
air binatu, pemanfaatan air daur ulang yang diolah kembali dapat memberikan
pengembalian investasi yang layak. Pemanfaatan kembali air daur ulang dapat
digunakan untuk beberapa penerapan seperti bilas toilet, penambahan air (make-
up water) menara pendingin, dan irigasi.
Penerapan sistem daur ulang air memerlukan perencanaan dan perancangan
yang jauh lebih rumit dan biaya konsturksi yang lebih mahal, serta adanya risiko
kontaminasi dan polusi jika salah kelola. Biaya operasional untuk sistem yang
lebih kompleks juga bisa lebih tinggi, dengan pengembalian investasi yang
berpotensi mundur. Sistem pemeliharaan dan perawatan juga memainkan faktor
penting dalam memilih metode konservasi air ini. Filter, pompa, dan tempat
pengolahan semuanya membutuhkan perhatian. Sistem daur ulang air pakai
biasanya hemat biaya pada perhotelan dan gedung dengan fungsi serupa, yang
memerlukan air dengan volume tinggi, penggunaan air kontaminasi non-biologis
yang teratur, seperti untuk kepentingan binatu ditambah dengan beban
penggunaan air sekunder (non-potable) juga besar seperti bilas toilet dan irigasi
lansekap.
Universitas Texas di Austin telah fokus pada pemulihan dan menggunakan
kembali air dari sumber-sumber alternatif pada tapak untuk membantu kebutuhan
air sekunder (non-potable). Retrofits termasuk penggunaan air kondensat AC, air
pendingin aliran tunggal, air hujan, dan pondasi air tanah untuk make-up cooling
tower dan irigasi rumput, telah mengurangi penggunaan air bersih lebih dari 33%

9
dan menghemat lebih dari 6 juta m³ air secara total sejak program ini dimulai pada
tahun 1980-an.
2.5 Efisiensi Air Menara Pendingin
Penggunaan air untuk menara pendingin (cooling tower) pada gedung
komersial yang terletak di iklim yang panas dan lembab dapat mencapai sepertiga
sampai setengah dari total penggunaan air gedung. Beberapa menara pendingin
dapat menggunakan air bekas (dan jenis lain dari air daur ulang) jika kriteria
kualitas air tertentu dapat terpenuhi.

Gambar 2.3 Dua Jenis Aliran Udara Pada Menara Pendingin

Gambar 2.4 Dua Jenis Sirkuit Refrigerant Pada Menara Pendingin

10
Untuk mengurangi penggunaan air pada menara pendingin, desainer harus
fokus pada dua faktor yang dapat dikendalikan: drift (tetesan air yang dibawa
keluar dari menara pendingin dengan pembuangan udara) dan blowdown
(pembuangan air sirkulasi untuk mempertahankan jumlah padatan terlarut dan
kotoran lainnya dan pada tingkat yang dapat diterima, yang ditandai oleh
konduktivitas listrik air). Penguapan merupakan bagian integral dari kinerja
menara pendingin dan tidak dapat dikurangi tanpa pengurangan kinerja yang
dapat ditoleransi.
Drift dapat dikurangi dengan nampan rata atau eliminator drift. Mengurangi
blowdown ke tingkat minimum yang konsisten dengan praktek pengoperasian
yang baik dapat menghemat volume air secara signifikan. Mengurangi blowdown
adalah sama dengan meningkatkan siklus air kondenser konsentrasi, yang dapat
dilakukan dengan banyak cara. Salah satu cara meningkatkan siklus konsentrasi,
dengan tetap menjaga menara pendingin dan kinerja chiller adalah melalui
penggabungan program pengolahan air yang baik secara kimiawi dan pengamatan
parameter air secara cermat.
Efisiensi air relatif dari menara pendingin biasanya diukur dengan
menghitung siklus konsentrasi. Siklus konsentrasi dapat diukur dengan membagi
konduktivitas air dalam menara air dengan konduktivitas air tambahan baru yang
masuk. Banyak sistem beroperasi pada dua sampai empat siklus konsentrasi,
sementara enam siklus atau lebih juga memungkinkan. Meningkatkan siklus dari
tiga sampai enam mengurangi volume air untuk make-up menara pendingin
sebesar 20 persen dan menara pendingin blowdown sebesar 50 persen.
Perbaikan halus dan modifikasi ke dalam sistem air kondenser ini harus
disertakan dalam instalasi pada tahap perencanaan dan perancangan untuk
mendapatkan penghematan air yang signifikan dari awal dan menghasilkan sistem
yang efisien. Meminimalkan kehilangan air kondensor, memastikan pengolahan
air yang tepat, dan sistem pemeliharaan yang menerus akan menghemat jumlah
penggunaan air secara signifikan. Pada tahun 2003, Pusat Sains Lingkungan - The
Environment Science Centre (dengan total luas 15,124.52 m²) di Fort Meade,
Maryland, menghemat 2.006 m³ air dan sekitar $ 1.800 dengan mengurangi

11
blowdown menara pendingin. Di Australia, efisiensi air menara pendingin
dilakukan dengan:
a) Perakitan katup apung secara benar.
b) Memasang meter daya konduksi dan sistem otomatisasi blowdown pada
tingkat daya konduksi yang telah ditentukan di dalam air yang
disirkulasikan kembali.
c) Melaksanakan pemeliharaan “berbasis-kinerja”.
d) Mengurangi beban panas dengan meningkatkan efisiensi energi gedung
dan aktivitas yang menggunakan energi yang akan mengurangi beban
panas pada menara pendingin dan AC.
e) Meningkatkan efisiensi seluruh AC dengan meningkatkan sistem atau
pengolahan limbah.

12
BAB III
METODOLOGI LAPORAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Kerja Praktek
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sesuai dengan Akta Pendirian Perusahaan Nomor 174, PT Bio Pilar Utama
didirikan pada tanggal 17 April 2014. Berawal dari keinginan Bapak Supratikno
sebagai komisaris yang ingin menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang
yang berkompeten. Maka beliau memutuskan untuk berhenti/resign dari tempat ia
bekerja, yaitu PT Indah Kiat Pulp & Paper, dimana saat itu ia sudah menjadi
manajer IPAL.
Bekal ilmu yang didapat membuat Bapak Supratikno memulai mendirikan
sebuah usaha di bidang Pengolahan Air Limbah (WWT) dan memasok bahan
kimia untuk perusahaan yang memiliki permasalahan dalam pengolahan air
limbahnya. Pada saat itu langkah awalnya adalah membuat Persekutuan
Komanditer (CV) yang kemudian berkembang menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Sembilan tahun perusahaan beroperasi dan didukung oleh karyawan sebanyak 23
orang, menjadikan perusahaan semakin maju dan dibuktikan banyak industri,
hotel dan rumah sakit yang menggunakan jasa PT Bio Pilar Utama.
3.1.2 Company Profile
PT Bio Pilar Utama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
jasa consultant design and build WWT dan WTP, Engineering dan Chemical
Supplier. PT Bio Pilar memiliki visi menjadi salah satu Perusahaan Water
Treatment Nasional yang memiliki daya saing berkelanjutan. Kemudian misiya
yaitu melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang Waste Water Treatment yang
kompetitif di pasar Nasional Berdasarkan 6 (enam) komitmen quality, cost,
delivery, safety and environment.

PT Bio Pilar Utama didirikan dengan tujuan untuk memadukan pengalaman


di lapangan dan penguasaan teknologi serta dukungan teknis aplikatif dari kinerja
yang telah kami lakukan sebelum perusahaan ini berdiri. Serta menciptkan produk
aplikatif, ekonomis dan efisien.

13
3.1.3 Struktur Organisasi
Dibawah ini merupakan Struktur Organisasi PT Bio Pilar Utama yang
menjadi landasan instruksi, koordinasi dan konsultasi.

PRESIDENT
COMMISIONER
DIRECTOR

INTERNAL BUSSINESS &


COMMITTEE AUDIT DEVELOPMENT
DIRECTOR

HRD & GA FINANCE PROJECT OPERASIONAL


MANAGER MANAGER

LOGISTIC ACCOUNTING

PURCHASING TAX & PAYROLL

WWTP & WTP MECHANICAL MARKETING


QUALITY CONTROL

CHEMICAL ELECTRICAL CHEMICAL

WTP PLUMBING CONTRUCTION

TECHNICIAN TECHNICIAN

HUMAN SAFETY ENVIRONMENT

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bio Pilar Utama

Sumber : (Data Sekunder, 2022)


KETERANGAN:
1. GARIS INSTRUKSI
2. GARIS KONSULTASI
3. GARIS KOORDINASI

14
3.1.4 Lokasi Perusahaan
PT. BIO PILAR UTAMA adalah perusahaan Pelaksanaan konstruksi IPAL
dan pemasok bahan kimia beralamat di Jln. Kalodran - Pamong Km.01 Link.
Sidapurna Kel. Teritih Kec. Walantaka kabupaten Kota Serang. Berikut gambar
3.2 peta lokasi perusahaan.

Gambar 3.2 Peta Lokasi Perusahaan


(Sumber: Google Earth, 2022)
3.2 Tempat dan Waktu Kerja Praktek
3.2.1 Penempatan Kerja Praktek/Proyek
Pimpinan PT Bio Pilar Utama, Bapak Supratikno memberikan
kesempatakan kepada penulis dalam melaksanakan kerja praktek di perusahaan
miliknya untuk membantu menyelesaikan pekerjaan proyek konstruksi “Cooling
Tower” di PT SU Indonesia. PT SU Indonesia berlokasi di Kawasan Industri
Mekar Jaya Karet 1, JL. Raya Mauk Km. 7, No. 10 Rt. 01/03, Cadas Karet,
Tangerang, Karet, Sepatan, Tangerang, Banten.

3.2.2 Waktu Kerja Praktek


Pada pelaksanaan kerja praktek di PT Bio Pilar Utama direncanakan selama
4 minggu, yakni pada tanggal 4 Oktober – 4 November 2022. Kerja praktek

15
tersebut dilaksanakan 4 hari dalam seminggu, yaitu senin, selasa, jumat dan sabtu.
Alasan hanya 4 hari dalam seminggu karena pada saat itu bersamaan juga ada
jadwal mata kuliah di rabu dan kamis. Sehingga kerja praktet ini dirasa kurang
optimal. Berikut kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di PT Bio Pilar
Utama dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek

Waktu Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan Oktober – November 2022
1 2 3 4 5
1 Masa pengenalan lingkungan
perusahaan dan kegiatan administrasi
2 Pengerjaan pondasi bangunan cooling
tower
3 Pemasangan kerangka baja dan
bangunan cooling tower
4 Pemasangan saluran pipa air panas,
running alat dan pengecekan suhu air
limbah
5 Penyusunan laporan kerja praktek

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Data yang didapatkan pada laporan kerja praktek ini bersumber dari dua
sumber data yaitu data primer dan sekunder. Proses pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi perusahaan. Data
primer yang didapatkan secara langsung didapatkan melalui pengamatan saat
dilapangan, sedangkan data sekunder misalnya desain gambar bangunan,
company profile, rincian anggaran biaya proyek dan kajian pustaka dari beberapa
jurnal penelitian.

3.4 Teknik Pengolahan Data


Data-data yang sudah didapat selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data dalam penelitian adalah proses mengumpulkan data penelitian

16
dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat digunakan oleh banyak
pemangku kepentingan. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu narrative
analysis. Singkatnya data-data yang sudah terkumpul dilakukan analisis kemudian
dibuat narasi secara kualitatif dan disusun sistematis.

3.5 Diagram Alir Pelaksanaan


Untuk mempermudah dalam pelaksanaan kerja praktek ini maka penulis
membuat gambar diagram alir pelaksanaan yang dapat dilihat pada gambar 3.3

MULAI

Persiapan
administratif

Pelaksanaan Kerja
Praktek
Data Primer: Data Sekunder:
- Wawancara Pengumpulan - Company Profile
- Observasi data - DED
- Dokumentasi - Jurnal/literatur

Pengolahan Data

Analisis dan
pembahasan

Kesimpulan dan
Saran

SELESAI
Gambar 3.3 Alur Pelaksanaan Kerja Praktek

17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambar Umum Lokasi Proyek
Lokasi proyek pada kerja praktek ini berada di WWTP PT SU Indonesia,
Kawasan Industri Mekar Jaya Karet 1, Jl. Raya Mauk Km. 7, No. 10 Rt. 01/03,
Cadas Karet, Tangerang, Karet, Sepatan, Tangerang, Banten. Industri ini bergerak
di bidang tekstil salah satunya adalah pembuatan kain berwarna.

4.2 Debit Air Limbah


Air limbah panas yang dihasilkan oleh PT SU Indonesia berasal dari
kegiatan produksi pencelupan kain. Namun secara kuantitas air limbah panas dari
produksi pencelupan lebih besar dari pada buangan dari mesin boiler. Debit air
limbah yang dihasilkan sebesar 24,3 m3/hari (Data Primer, 2022).

4.3 Desain Cooling Tower


Setiap pekerjaan konstruksi bangunan memerlukan gambar DED untuk
memudahkan pekerja lapangan dalam penyelesaian pekerjaannya. Oleh karena
dibuatkan gambar DED Cooling Tower pada PT SU Indonesia.

Gambar 4.1 Layout Desain Cooling Tower

18
Gambar 4.2 Flow Sheet Recovery Hot Water

Gambar 4.3 Detail Cooling Tower

19
4.4 Pelaksanaan Kerja Praktek

PT Bio Pilar Utama mendapatkan proyek pembuatan atau tangki pendingin


air (cooling tower) dari PT SU Indonesia yang berlokasi di Tangerang.
Berdasarkan wawancara dengan direktur PT Bio Pilar, bahwa perusahaan nya
sudah sejak lama bekerja sama dan berhubungan baik dengan PT SU Indonesia,
terutama dalam hal pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada
di Industri-nya. Sebelum pembuatan cooling tower, beberapa tahun lalu PT Bio
Pilar telah menyelesaikan proyek IPAL di Industrinya. Pada kali ini penulis tidak
akan menjelaskan proses pengerjaan IPAL, akan tetapi menjelaskan proses
pengerjaan bangunan cooling tower di PT SU Indonesia.
Pada tahap pelaksanaan dapat dijelaskan bagaimana proses pengerjaan
selama proyek di lapangan. Ada beberapa elemen/unsur dalam menyelesaikan
proyek tersebut yaitu, pekerja, peralatan, bahan bangunan dan metode.
Berdasarkan pengamatan jumlah karyawan yang dipekerjakan dari awal hingga
proyek selesai sebanyak 4 orang. Diantara 4 orang tersebut, 2 orang dari kuli
bangunan, 1 orang mandor dan 1 orang PM. Diketahui bahwa kuli bangunan
hanya menyelesaikan pekerjaan penggalian dan fondasi bak penampung awal
sebelum air panas masuk kedalam cooling tower, pekerjaan berikutnya
diselesaikan oleh mandor dan PM.
Pada minggu pertama pengerjaannya fokus pada pembuatan pondasi kolam
pendingin yang berada dibawah. Pada proses ini terdiri dari pekerjaan galian tanah
dan pengukuran dimensi kolam. Dimensi kolam pendingin yang digunakan
memiliki diameter 1,5 meter dengan luas permukaan 3.108 m2. Penggalian tanah
ini dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul dibantu alat pemecah
batu (bor) karena pada saat penggalian masih ada permukaan yang keras.

20
Gambar 4.4 Proses Pembuatan Kolam Penampung

Setelah proses pembuatan kolam pendingin selesai, selanjutnya adalah


pekerjaan pemasangan tiang dan kerangka yang terbuat dari baja. Pemasangan
tiang kerangka baja tersebut bertujuan untuk menjadi tempat menyimpan cooling
tower, dimana berdasarkan perencanaan penempatan cooling tower akan
diletakkan diatas dengan tujuan untuk mempermudah pengaliran air outlet secara
gravitasi. Pekerjaan ini dilakukan selama kurang lebih seminggu. Adapun detail
pekerjaan pada pemasangan tiang dan rangka baja ini terdiri dari kegiatan
pengukuran, pemotongan dan pengelesan. Pada prinsipnya PT Bio Pilar
mengutamakan keselamatan kerja, maka langkah mitigasi kecelakaan kerja yaitu
menggunakan APD seperti kacamata las, sepatu safety dan sarung tangan. Akan
tetapi kekurangannya hanya pada penutup kepala, sebaiknya pekerja harus
menggunakan penutup kepala dalam hal ini helm safety. Sehingga risiko
kecelakaan kerja pada proyek tersebut dapat dicegah dengan maksimal.

21
Gambar 4.5 Proses Pemasangan Tiang dan Rangka Baja

Pada minggu ketiga rencana pekerjaan proyek harus sampai pada


dinaikkannya cooling tower dan pemasangan saluran pipa air panas. Cooling
tower yang telah dibuat dari pihak ketiga dalam hal ini mitra PT Bio Pilar Utama
yang berlokasi di Tangerang, selanjutnya di kirim ke PT SU Indonesia kemudian
dinaikkan ke atas rangka baja yang telah dibuat sebelumnya. Untuk cooling tower
jenis induced draft pada umumnya menggunakan bahan dari alumunium,
fiberglass dan baja yang digalvanis celup panas. Adapun konstruksi cooling tower
akan sedikit dijelaskan berikut.
1. Wadah atau Rangka
Hampir semua cooling tower memiliki wadang atau rangka/casing
dimana didalamnya dilengkapi oleh penggerak (motor), fan dan komponen-
komponen lainnya. Pada proyek ini bahan casing cooling tower ini
menggunakan fiberglass.
2. Kipas/Fan

22
Bagian utama sebuah cooling tower adalah kipas atau fan. Yang
memiliki fungsi menarik udara dan kemudian mensirkulasi nya di dalam
menara yang bertujuan mendinginkan air. Maka jika kipas ini tidak
berfungsi dengan baik makam kinerja cooling tower tidak akan optimal.
Kipas tersebut digerajkkan oleh sebuah motor bertenaga listrik. Ada dua
jenis fan yang biasa digunakan pada cooling tower yaitu Fan Aksial dan Fan
Sentrifugal.
3. Bahan Pengisi
Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi yang terbuat dari
bahan plastic maupun bahan kayu. Bahan pengisi ini digunakan untuk
mengantarkan perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan
air. Sistem kerjanya yaitu bahan pengisi mencampurkan air yang jatuh
dengan udara yang bergerak naik. Air masuk dengan suhu tinggi misalnya
33°C akan disemprotkan ke bahan pengisi. Pada bahan pengisi inilah air
yang mengalir turun ke water basin akan bertukar kalor dengan udara segar
dari atmosfer yang suhunya 28°C.
4. Pipa Sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa berlubang-lubnag kecil yang kemudian
disatukan ke dalam head sprinkler memiliki fungsi untuk mensirkulasikan
air secara merata pada cooling tower, sehingga perpindahan kalor air dapat
menjadi efektif dan efisien.
5. Water Basin
Water basin atau kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian
bawah menara.
6. Inlet Louver

23
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang-
lubang yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air

yang didistribusikan. Pada umumnya menara dengan aliran silang memiliki


saluran masuk louvers. Keguanaan louvers yaitu untuk menyamakan aliran
udara kebahan pengisi dan menahan air dalam menara.
Gambar 4.6 Pemasangan Pipa Air Panas

Gambar 4.7 Pengangkutan Cooling Tower ke Atas Rangka Baja

24
Pada minggu keempat segera dilakukan pekerjaan elektrikal atau
pemasangan instalasi listrik untuk menjalankan cooling tower. Pada pekerjaan
elektrikal penulis hanya mengamati apa yang dikerjakan oleh pekerja, karena hal
ini berbahaya jika belum ada pengalaman dibidang tersebut. Sedikit pengetahuan
penulis tentang instalasi listrik, namun pada dasarnya

Gambar 4.8 Pemasangan Instalasi Listrik

Pekerjaan terakhir yaitu running atau pengoperasian cooling tower secara


manual. Pada prinsipnya air limbah panas dari proses produksi kemudian masuk
ke kolam pendingin. Setelah masuk ke kolam pendingin, maka secara otomatis air
akan dipompakan kedalam tangki cooling tower. Maka setelah air masuk
kemudian akan dilakukan proses pendinginan secara fisika untuk menurunkan
suhu air sesuai baku mutu lingkungan hidup. Air sudah melewati proses
pendinginan maka pekerjaan selanjutnya adalah pengecekan suhu awal dan suhu
akhir. Berdasarkan pengukuran suhu menggunakan thermometer didapat suhu
awal (inlet) paling rendah 46,5°C dan paling tinggi 70,3°C. Sedangkan suhu outlet

25
yang dihasilkan sebesar antara 30 – 33°C. Suhu bersifat dinamis atau berubah-
ubah karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

4.5 Uji Kualitas Air


Berikut merupakan tabel perbandingan uji kualitas air panas sebelum dan
sesudah dilakukan proses pendinginan menggunakan cooling tower.

Tabel 4.1 Perbandingan Kualitas Air Limbah Panas di PT SU Indonesia

No Parameter Satuan Before After


1 Suhu °C 46,5 30
2 TDS Ppm 513 504
3 pH - 7,55 6,94
(Sumber: Hasil Pengukuran, 2022)

Pada dasarnya pada proses pengujian kualitas air limbah ini ditekankan pada
parameter suhu saja, karena tujuan penting dari pembangunan cooling tower
tersebut hanya menurunkan suhu air limbah namun disini penulis hanya ingin
mengetahui apakah parameter lain pun mengalami perubahan nilai.
Berdasarkan hasil uji kualitas air berdasarkan ketiga parameter yaitu suhu,
TDS dan pH menunjukkan angka penurunan. Misalnya nilai suhu awal air limbah
panas sebesar 46,5°C kemudian setelah dilakukan proses pendinginan
menggunakan cooling tower mengalami penurunan menjadi 30°C. Selain suhu,
ternyata pada parameter lain pun nilainya mengalami perubahan. Pada
pengukuran nilai TDS yang dilakukan, ternyata mengalami penurunan pula dari
513 ppm menjadi 504 ppm. Begitupun pada nilai pH air limbah panas mengalami
penurunan dari suhu awal 7,55 menjadi 6,94.
4.6 Efisiensi Biaya Penggunaan Air Bersih Untuk Pencelupan Kain
Efisiensi Biaya merupakan upaya untuk penghematan biaya yang harus
dikeluarkan setiap bulannya oleh PT SU Indonesia. Dengan cara ini pula PT SU
Indonesia telah mendukung program pemerintah yaitu “Green Industry”, salah
satunya dengan cara penghematan penggunaan energi dan pengurangan
permintaan air bersih. Berikut merupakan langkah-langkah untuk menghitung
efisiensi biaya dalam penggunaan air bersih pada proses pencelupan kain di PT
SU Indonesia:

26
1. Biaya Air Bersih
PDAM Tirta Benteng yang menjadi pemasok air bersih pada PT SU
Indonesia mematok harga air bersih untuk industri besar yaitu Rp. 9.000,-/m3. Air
bersih yang sudah ditampung didalam bak penampung, suatu saat dibutuhkan
akan dialirkan dan masuk kedalam Water Heater. Air panas yang digunakan
untuk pencucian kain pada proses produksi kemudian nantinya akan menjadi air
limbah panas yang akan masuk kedalam kolam pendingin. Sehingga dapat
dihitung berapa kubik air yang terbuang sia-sia jika tidak adanya pengolahan.
Namun sebaliknya, jika air tersebut diolah kembali maka akan terjadi efisiensi
cost pada perusahaan. Untuk mengetahui jumlah total tagihan air per bulan yang
digunakan untuk proses pencucian kain, dapat diasumsikan berikut:

−Debit rata−rataair limbah panas=24,3 m 3/hari(Data Primer, 2022)


−Biaya beban tetap air=Rp 9.000/m3(Data Sekunder, 2022)
−Biaya pemakaian air=Rp . 9.000 ×24,3
−Total tagihan=Rp. 218.700 ×30=Rp. 6.561 .000 ,−¿

Berdasarkan perhitungan diatas jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh


PT SU Indonesia untuk membayar tagihan air bersih yang diperuntukkan pada
proses pencucian kain setiap bulannya sebesar Rp. 6.561.000,-.

2. Biaya Operasional Penggunaan Cooling Tower


A . Pemakaian Listrik
1. Pompa
¿ Daya alat ( watt ) ×lama pemakaian ( jam )
¿ 1 pompa × 900 watt × 8 jam
¿ 7200 watt
2. Air Cooler
¿ Daya alat ( watt ) ×lama pemakaian ( jam )
¿ 1 air cooler × 250 watt × 8 jam
¿ 2000 watt
Jumlah Pemakaian Listrik
¿ 7200 watt + 2000 watt
¿ 9200 watt per hari

27
¿ 9,2 kwh per hari
Asumsikan satu bulan terdiri dari 30 hari , maka:
¿ 30 hari× 9,2 kWh=276 kWh
Total Biaya Tagihan Listrik
¿ Pemakaianlistrik per bulan × harga per kWh
¿ 276 kWh × Rp. 1,600 ,−¿
¿ Rp . 441,600 per bulan

Untuk mengetahui efisiensi biaya (cost) dengan menggunakan teknologi


cooling tower untuk memanfaatkan air limbah panas pada PT SU Indonesia, maka
dapat dihitung dengan cara berikut:

- Efisiensi Biaya = Total Tagihan Air Bersih Per Bulan – Total


Tagihan Operasional
- Efisiensi Biaya = Rp. 6.561.000 – Rp. 441.600 = Rp. 6.119.400
Jadi, jika teknologi cooling tower ini digunakan maka setiap bulannya PT SU
Indonesia akan menghemat biaya untuk penggunaan air bersih sebesar Rp.
6.119.400,-

28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

PT Bio Pilar Utama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang


jasa dan konstruksi pembuatan instalasi pengolahan air limbah dan supply bahan
kimia yang berada di Jln. Kalodran - Pamong Km.01 Link. Sidapurna Kel. Teritih
Kec. Walantaka kabupaten Kota Serang. Kegiatan yang dilakukan pada saat itu
adalah pembangunan cooling tower pada PT SU Indonesia. PT SU Indonesia
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil pembuatan kain.
Cooling tower merupakan teknologi pemanfaatan/pengolahan air limbah
panas menjadi air dingin. Proses pendinginin menggunakan teknologi tersebut
sangat cepat dan efisien. Air limbah panas yang dihasilkan oleh PT SU Indonesia
pada proses pencelupan kain memiliki debit rata-rata yaitu 24,3 m3/hari. Data
tersebut diperoleh dari proses perhitungan. Limbah air panas dialirkan melalui
pipa dengan jenis pipa PP-R (Polypropylene Random), sampai masuk kedalam
bak penampung yang memiliki ukuran volume 4,8 m3. Setelah ditampung didalam
bak, selanjutnya air akan di pompa kan kedalam cooling tower.
Hasil pengujian kualitas air limbah panas tersebut didapatkan suhu inlet
46,5°C dan suhu outlet 30°C. nilai TDS pada inlet 513 sedangkan TDS outletnya
sebesar 504 dan pH inlet 7,55 sedangkan pH outlet sebesar 6,94. Nilai efisiensi
cost atau upaya penghematan biaya selama satu bulan pada penggunaan teknologi
cooling tower di PT SU tersebut didapatkan melalui perhitungan sebesar Rp.
6.119.400. Selain menghemat biaya pada perusahaan, cara tersebut menjadi upaya
penghematan energi sehingga dapat di katakan PT SU Indonesia sudah
menerapkan konsep green industry.
5.2 Saran

Pada kerja praktek ini penulis ingin memberikan saran dan masukan pada
proyek-proyek yang telah dilaksanakan oleh PT Bio Pilar Utama agar lebih
optimal. Mengenai sistem dan teknologi pengolahan air limbah menurut penulis
sudah sangat bagus dan tidak diragukan namun penulis mengetahui bahwa PT Bio
Pilar Utama belum menggunakan software manajemen proyek dalam hal ini yaitu

29
Ms. Project untuk proyek skala besar, sedang dan kecil. Sebaiknya PT Bio Pilar
menggunakan software tersebut yang memiliki fungsi dan manfaat banyak sekali.
Microsoft Project adalah produk perangkat lunak manajemen proyek,
dikembangkan dan dijual oleh Microsoft. Ini dirancang untuk membantu manajer
proyek dalam mengembangkan jadwal, menetapkan sumber daya untuk tugas-
tugas, melacak kemajuan, mengelola anggaran, dan menganalisis beban kerja.
Selain itu, agar lebih professional PT Bio Pilar juga perlu memiliki Standard
Operational Procedur (SOP) secara tertulis kemudian ditempel di dinding dari
proses awal hingga akhir melaksanakan proyek.

30
DAFTAR PUSTAKA
Castro C.P, Ma’sum Zuhdi dan Poerwanto Hesti. Pengaruh Suhu Air Akan
Penambahan Cooling Tower Dan Tanpa Penambahan Cooling Tower Pada
Proses Destilasi Uap Daun Sereh Dapur Terhadap Kemurnian Minyak
Hasil Destilasi.

Irnaning N.H, Budi S.S dan Hadiyarto Agus. 2012. Kajian Parameter Suhu dalam
Baku Mutu Air Limbah Industri Gula Jenis Air Limbah Kondensor di
Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan. Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro.

Subardjo P, Ario R dan Handoyo G. 2016. Pola Persebaran Limbah Air Panas
PLTU Di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang. Jurnal Kelautan
Tropis Vol. 19 Nomor 1 hal 48-54.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan


Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah.

Adibiah J.N. 2017. Studi Baku Mutu Buangan Air Panas Ke Lingkungan Laut.
Tesis Institut Teknologi Sepuluh November.

Mukti N.F, Danial dan Taufiqurrahman M. 2021. Analisa Efisiensi Water Tube
Boiler Dengan Menggunakan Metode Langsung. Jurnal Teknologi
Rekayasa Teknik Mesin Vol 2 No. 2 hal 105-110.

Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 38 Tahun 2012. Panduan Pengguna


Bangunan Hijau Jakarta; Efisiensi Air.

https://www.fansct.com/en/forced-draft-cooling-towers/

https://www.electrical4u.com/natural-draft-cooling-towers/

https://dlhk.jogjaprov.go.id/blog/topic/290#:~:text=Sebagaimana%20tertuang
%20dalam%20Peraturan%20Pemerintah,ditenggang%20keberadaannya
%20di%20dalam%20air.

31
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kerja Praktek

32
33
34
35
36
37
38
39
Lampiran 2. Surat Kerja Praktek

40
Lampiran 3. Surat Rekomendasi

41
Lampiran 4. Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan

42
Lampiran 5. Daftar Kehadiran Kerja Praktek

43

Anda mungkin juga menyukai