Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermula dari kegusaran atas minimnya hasil kemampuan peserta didik


dalam bidang baca tulis al-Quran dan pembiasaan ubudiyah, madrasah sadar diri
berinstrofeksi serta inisiatif sesegera mungkin mengambil langkah-langkah yang
lebih membumi. Ini bukan soal martabat lembaga tapi tentang tanggung jawab
keprofesionalannya seorang pendidik.

Selain daripada itu, hasil dari kajian dan gelar musyawarah bersama tokoh
masyarakat dan wali murid yang berkompeten untuk mewadahi aspirasi beserta
langkah-langkahnya menemukan aneka permasalahan dan terobosan yang sangat
layak untuk diterapkan dengan mempertimbangkan skala prioritas dan keadaan.
Termasuk didalamnya adalah ikhtiar untuk membebaskan peserta didik ada
jaminan sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya bisa membaca
dan menulis al-Quran dan pembiasaan ubudiyyah.

Kami berada pada posisi sulit tentang keberadaan madrasah antara jalan
ditempat, perubahan kearah positif atau akan hilang dari peredaran bumi dan
menjatuhkan martabat kementerian agama. Atas sengkarut inilah, kemudian
dilkukanlah pendekatan lebih intens kepada semua pihak tenaga pendidik,
kependidikan, peran serta komite madrasah, paguyuban dan para tokoh
masyarakat sekitar yang ahli dibidangnya.

Selanjutnya, tanpa bermaksud menavikan ketekunan serta kesungguhan


pelaksana pendidikan, dengan ditemukannya hasil yang kurang memuaskan
kemampuan dalam membaca al-Quran dan pembiasaan ubudiyah, yang notabene
jelas ada kelemahan pengembangan kurikulum perlu disingkronkan dengan hasil
pengamatan terhadap peserta didik yang masih berada di madrasah maupun yang
sudah melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Padahal kita sama-sama sadar, bahwa
ketercapian tidak pernah mengkhianatai kerja benar.
2

B. Tujuan Penyusunan Masalah

1. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dalam hal program baca tulis al-
Quran dan pembiasaan ubudiyyah.
2. Mendeskripsikan keaktifan dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran
program baca tulis al-Quran dan ubudiyyah yang diprogramkan di
madrasah.
3. Memastikan peserta didik sebelum melanjutkan ke jenjang selanjutnya
sudah mampu membaca al-Quran dan pembiasaan ubudiyyah.
4. Mendapatkan titik terang jalan keluar permasalahan kesulitan baca tulis al-
Quran di madrasah.
5. Sebagai manifestasi program jangka panjang bahwa pentingnya sebuah
madrasah yang berkarakter dengan ”keagamaan” ada jaminan tuntas bebas
dari buta huruf al-Quran dan kesepian soal ubudiyyah.

Anda mungkin juga menyukai