Anda di halaman 1dari 4

Taman Ismail Marzuki

Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang populer disebut Taman Ismail Marzuki (TIM)
merupakan sebuah pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di jalan Cikini Raya 73, Jakarta
Pusat. Di sini terletak Institut Kesenian Jakarta dan Planetarium Jakarta. Selain itu, TIM juga memiliki
enam teater modern, balai pameran, galeri, gedung arsip, dan bioskop.

Acara-acara seni dan budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, termasuk pementasan
drama, tari, wayang, musik, pembacaan puisi, pameran lukisan dan pertunjukan film. Berbagai jenis
kesenian tradisional dan kontemporer, baik yang merupakan tradisi asli Indonesia maupun dari luar
negeri juga dapat ditemukan di tempat ini.

Sejarah

Pintu masuk TIM

Diresmikan pembukaannya oleh Gubernur Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Jenderal Marinir
Ali Sadikin, tanggal 10 November 1968. TIM dibangun di atas areal tanah seluas sembilan hektare.
Dulu tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS) yang merupakan
Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan. Pengunjung ‘TRS’ selain dapat menikmati
kesejukan paru-paru kota dan melihat sejumlah hewan, juga bisa nonton balap anjing di lintasan
‘Balap Anjing’ yang kini berubah menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan
televisi IKJ. Ada juga lapangan bermain sepatu roda berlantai semen. Fasilitas lainnya ialah dua
gedung bioskop, Garden Hall dan Podium melengkapi suasana hiburan malam bagi warga yang suka
nonton film. Tetapi sejak 37 tahun lalu suasana seperti itu tidak lagi dapat ditemukan. Khususnya
setelah Bang Ali menyulap tempat ini menjadi Pusat Kesenian Jakarta TIM.at kesenian ini berasal dari
nama pencipta lagu terkenal Indonesia, Ismail Marzuki.

Ruang ekspresi

TIM sejak berdiri tahun 1968 lalu hingga kini telah menjadi ruang ekspresi seniman yang menyajikan
karya-karya inovatif. Pertunjukkan eksperimen, suatu dunia atau karya seni yang sarat dengan dunia
ide. Membuka pintu seluas-luasnya bagi ruang berfikir dan berkreasi menuju seni yang berkualitas.
Untuk beberapa waktu lamanya harapan muncul suatu karya dalam dunia penciptaan, menjadi
kenyataan. Panggung TIM menjadi marak dengan karya-karya eksperimen yang sarat ide. Ini ditandai
oleh sejumlah kreator seni yang sempat membuka peta baru di atas pentas. Diantaranya Rendra,

This study source was downloaded by 100000858824842 from CourseHero.com on 12-07-2022 14:57:31 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/76314136/Tugas-PLKJdocx/
pimpinan Bengkel Teater Yogya dari kampung Ketanggungan Wetan Yogyakarta. Awalnya karya
Rendra, berupa drama "Be Bop" atau drama mini kata "SSSTTT" ditayangkan dilayar kaca TVRI.
Menyusul pentas drama klasik Yunani "Oedipus Rex", "Menunggu Godot", "Hamlet" dan karya
pentas mini kata lainnya.

Koregrafer kondang, Sardono W. Kusumo, lewat pentas tari "Samgita Pancasona" menyuguhkan
konsep gerak yang memiliki skala tak terbatas. Balerina terkemuka, Farida Oetojo mewarnai TIM
denga karya baletnya yang berani. Slamet Abdul Syukur, yang lama bermukim di Perancis menggedor
publik dengan konser piano "Sumbat" yang membuat penonton terpana. Sutradara teater Arifin C.
Noer, Teguh Karya, Suyatna Anirun (Bandung), mempesona publik. Koreografer senior, Bagong
Kusudiardjo, Huriah Adam, pelukis Affandi, Trisno Soemardjo, Hendra Gunawan, Agus Djaya, Oesman
Effendi, S. Sudjojono, Rusli, Rustamadji, Mustika mengisi TIM dengan karya-karya mereka yang indah
dan artistik.

Fasilitas

1. Graha Bhakti Budaya

Graha Bhakti Budaya (GBB) adalah Gedung Pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800 kursi,
600 kursi berada di bawah dan 200 kursi di balkon. Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m.
Gedung ini dapat dipergunakan untuk gedung pertunjukan konser musik, teater baik tradisional
maupun modern, tari, film, dan dilengkapi dengan tata cahaya, sound sistem akustik, serta pendingin
ruangan.

2. Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III

Galeri Cipta II (GC II) adalah ruang pameran yang lebih besar dari Galeri Cipta III (GC III). Kedua ruang
tersebut dapat dipergunakan untuk pameran seni lukis, seni patung, diskusi dan seminar, dan
pemutaran film pendek. Gedung ini dapat memuat sekitar 80 lukisan dan 20 patung serta dilengkapi
dengan pendingin ruangan, tata cahaya khusus, tata suara serta panel yang dapat dipindah-
pindahkan.

3. Teater Kecil/Teater Studio

Merupakan gedung pertunjukan yang dipersiapkan untuk 200 orang. Gedung ini mempunyai banyak
fungsi seperti seni pertunjukan teater, musik, pembacaan puisi, seminar,dll. Teater Kecil mempunyai
ukuran panggung 10m x 5m x 6m. Gedung ini juga dilengkapi sistem akustik, tata cahaya dan
pendingin ruangan.

4. Teater Halaman (Studio Pertunjukan Seni)

Dipersiapkan untuk pertunjukan seni eksperimen bagi seniman muda teater dan puisi, mempunyai
kapasitas penonton yang fleksibel.

5. Plaza dan Halaman

TIM mempunyai areal parkir yang cukup luas yang merupakan lahan serba guna dan dapat
dipergunakan untuk berbagai pertunjukkan kesenian open air.

This study source was downloaded by 100000858824842 from CourseHero.com on 12-07-2022 14:57:31 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/76314136/Tugas-PLKJdocx/
Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal adalah masjid nasional negara Republik Indonesia yang terletak di pusat
ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara.[2] Pembangunan masjid
ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu
pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan
Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri
Gereja Katedral Jakarta. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar.
Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi
ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar
berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter
menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu
jamaah.

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai
kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga
menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang
berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam.
Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat
pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh
dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.

Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah,
Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan
kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan
sebagian televisi swasta.

Nama masjid

Masjid Istiqlal merupakan masjid negara Indonesia, yaitu masjid yang mewakili umat muslim
Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka masjid ini harus dapat menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih
kemerdekaan. Masjid ini dibangun sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia
yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan
nikmat kemerdekaan, terbebas dari cengkraman penjajah. Karena itulah masjid ini dinamakan
"Istiqlal" yang dalam bahasa Arab berarti "Merdeka".

This study source was downloaded by 100000858824842 from CourseHero.com on 12-07-2022 14:57:31 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/76314136/Tugas-PLKJdocx/
Sejarah

Setelah perang kemerdekaan Indonesia, mulai berkembang gagasan besar untuk mendirikan
masjid nasional. Ide pembangunan masjid tercetus setelah empat tahun proklamasi kemerdekaan.
Gagasan pembangunan masjid kenegaraan ini sejalan dengan tradisi bangsa Indonesia yang sejak
zaman kerajaan purba pernah membangun bangunan monumental keagamaan yang melambangkan
kejayaan negara. Misalnya pada zaman kerajaan Hindu-Buddha bangsa Indonesia telah berjaya
membangun candi Borobudur dan Prambanan. Karena itulah di masa kemerdekaan Indonesia terbit
gagasan membangun masjid agung yang megah dan pantas menyandang predikat sebagai masjid
negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

This study source was downloaded by 100000858824842 from CourseHero.com on 12-07-2022 14:57:31 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/76314136/Tugas-PLKJdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai