Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gusti Ayu Andira (2211050142)

Program Studi : Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII. D)

Mata Kuliah : Pengantar Studi Pemikiran Islam (PSPI)

Dosen Pengampu : Endrika Widdia Putri, M.

“Perjalanan Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan”

Dalam menjalani kehidupan manusia senantiasa berpijak pada prinsip


dasar atau pilar teologis yang diyakini. Popularitas Ilmu Kalam sebagai bagian
integral dari khazanah Islam dapat dilihat dari realitas umat Islam pada berbagai
belahan dunia yang sebagian besarnya merupakan penganut akidah Sunni atau
pada sebagian wilayah menganut Syi’ah, atau sebagian lagi bercorak pikir
Mu’tazilah, dan lain-lain.

Ilmu Kalam adalah ilmu yang dikaitkan dengan Allah baik perbuatan
maupun sifat- sifatnya. Oleh sebab itu Ilmu Kalam biasa dianggap sebagai Ilmu
Ushuludin atau Ilmu Tawhid, yaitu ilmu yang membahas tentang penetapan
aqāidah diniyah dengan dalil (petunjuk) yang nyata. Maka Ilmu Kalam adalah
rangkaian argumentasi rasional yang disusun secara sistematik untuk
memperkukuh kebenaran akidah agama Islam. Masalah Ilmu Kalam jika tidak
menyelidiki dasar-dasar epistemologis yang melandasi timbulnya Ilmu Kalam.
Dasar-dasar epistemologis adalah dasar-dasar atau pijakan-pijakan dalam agama
Islam yang mendorong lahirnya masalah Kalam.

Ilmu Kalam tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama
islam yang mengarahkan pembahasannya mengenai Tuhan dan berbagai
derivasinya. Dalam tradisi umat Islam, Ilmu Kalam menempati posisi yang
signifikan. Ini terbukti dengan adanya penyebutan lain, seperti Ilmu Aqāid (Ilmu
Aqidah-aqidah), Ilmu Ushūl al-Dīn (Ilmu pokok-pokok Agama), dan Ilmu Tauhīd
(Ilmu tentang Kemaha Esaan Tuhan). Disebut Ilmu Aqāid karena yang
dibicarakan adalah masalah akidah atau kepercayaan dalam agama Islam. Disebut
Ilmu Ushūl al-Dīn karena objek kajiannya adalah masalah sendiri-sendiri atau
dasar-dasar ajaran Islam. Disebut Ilmu Tauhīd karena tujuan pokok dari ilmu ini
adalah “meng-Esakan” Allah SWT, baik Dzat, sifat maupun perbuatannya. Untuk
membedakan dengan logika yang digunakan di dalam filsafat, maka cara
pembuktian para mutakallimin dinamai Kalam.

Ilmu Kalam mengangkat tema-tema seperti politik (termasuk makar),


kepatuhan, kepemimpinan, masalah kehendak Tuhan dan kebebasan manusia,
Mukmin dan fakir, pelaku dosa besar, perbuatan, atribut dan keadilan Tuhan
hingga masalah hormoonisasi akal dan wahyu. Secara umum tema-tema tersebut
bersifat teosentris, kecuali bagian-bagian awal dari sistem teologis Khawārij yang
kental nuansa politis-sosiologisnya.

Secara tematik, Ilmu Kalam kontemporer lebih memihak kepada


“pembelaan” terhadap kemanusiaan, atau menjunjung tinggi tercapainya
“keadilan” bagi manusia. Persoalan signifikan terkait Kalam antroposentris ini
merilis sinergi akal dan wahyu dalam membangun manusia dan alam, masalah
pergerakan dan pembebasan manusia, termasuk mengaktualisasikan identitas dan
jati diri manusia sebagai wakil tuhan di muka bumi.

Efektivitas iman dan amal dalam membangun peradapan dunia menjadi


bagian tersendiri dalam hal ini. Tauhid sebagai dasar pergerakan dan revolusi
yang sekaligus mengikat seluruh aktivitas sosial, politik, ekonomi, dan
kebudayaan manusia menjadi bagian penting lainnya dari Kalam kontemporer.
Ruang antariksa ilmu pengetahuan tidak lepas dari ikatan dasar-dasar tauhid
sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dikemas berdasarkan pijakan teologis.

Kajian Kalam ini dapat menghindari pandangan misioginis terhadap kaum


perempuan, sebagai masyarakat yang sering mendapat perlakuan “tidak adil” oleh
kaum laki-laki, sehingga memupus keterpinggiran kaum perempuan dalam
balantika peradapann dan kemodrenan. Secara konseptual, memiliki relevansi
dengan sikap hidup sehari-hari berdasarkan kepada konsep dan doktrin teologi
yang dibangun oleh para Mutakalimin, sehingga praktik keseharian mereka
perpijak pada konsep-konsep teologis kuat, otoritif, dan argumentatif. Persoalan
Ilmu Kalam yang memiliki kaitan erat dengan realitas dan problematika riil umat
islam seperti masalah keadilan, kemiskinan, kebodohan, penindasan, perbudakan
wanita, dan fenomena terorisme.

RESENSI

Burhanuddin Nunu. 2016. Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan. Kencana:
Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai