Anda di halaman 1dari 8

ANALISA YURIDIS SURROGATE MOTHER

DARI ASPEK SAHNYA PERJANJIAN

Tomson Situmeang1
Email: tomson@s2slawyers.com
Universitas Kristen Indonesia

Abstract
Humans are created in pairs for future descendants (grandchildren), but not all pairs of humans can have
children/ offspring with various causes. It turns out to be overcome by In Vitro Fertilization, one of which is
Surrogate Mother, which is a woman who is willing on the basis of an agreement to lease her uterus to contain
the seeds of the spouses, give birth and give birth to a couple by receiving certain rewards. But it is hindered
by the provisions of existing laws and applicable in Indonesia as well as contrary to decency.

Kata Kunci: Sahnya Perjanjian, Surrogate Mother, Ibu Pengganti, Sewa Rahim

Pendahuluan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga 5


Sejak penciptaan manusia, manusia telah yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
diciptakan berpasang-pasangan untuk tujuan Yang Maha Esa. Keluarga atau Rumah Tangga yang
berketurunan (beranak-cucu). Bagi penganut Agama ideal terdiri dari suami, isteri dan anak-anak. Dalam
Kristen, hal tersebut dengan jelas dan tegas disebutkan ajaran Agama Islam tujuan pernikahan diantaranya
dalam Kitab Kejadian 1: 282. Sedangkan bagi adalah untuk memperoleh keturunan yang shalih,
penganut Agama Islam, dapat kita lihat dari Surat Q.S untuk melestarikan dan mengembangkan bani
Al-Furqon: 74: “Dan orang-orang yang berkata: Ya Adam, sebagaimana firman Allah „Azza wa Jalla
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri- dalam Surat An-Nahl: 726: “Dan Allah menjadikan
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang- sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu
orang yang bertakwa” dan Surat Q.S Ath-Thur: 21: dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang
“Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucu baik”.
mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami Harapan berketurunan (mempunyai anak) dalam
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan pembentukan keluarga atau rumah tangga tidak saja
kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal diajarkan dalam ajaran agama, tetapi juga dalam
mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang ajaran/ budaya masyarakat adat yang ada di Indonesia.
dikerjakannya”3. Sebut saja masyarakat adat Batak, yang setiap
Dalam perjalanan perkembangan kehidupan perkawinan pesta adat Batak selalu disampaikan/
manusia, upaya memperoleh keturunan yang diucapkan “umpasa”7, yang berbunyi: “bintang na
sah dilakukan melalui proses perkawinan rumiris, ombun na sumorop, sai tubu anak riris, boru
(“pernikahan”)4. Menurut UU No. 1 Tahun 1974 pe tong torop”, yang artinya: “semoga memperoleh
tentang Perkawinan, Tujuan Perkawinan adalah banyak anak laki-laki dan perempuan”. Bahkan
hal tentang mempunyai keturunan (anak) adalah
merupakan bagian Hak Asasi Manusia yang sudah
1 Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia. diakui dan diatur dalam ketentuan Konstitusi Negara
2
Kejadian 1: 28, berbunyi: “Allah memberkati mereka, lalu Al-
lah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas 5
Penjelasan Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan:
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala “membentuk keluarga yang bahagia rapat hubungan dengan
binatang yang merayap di bumi”. keturunan, yang pula merupakan tujuan perkawinan, pemeliha-
3
https://www.arrahman.id/tujuan-mulia-menikah-berdasarkan-al- raan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua”.
quran-untuk-rumah-tangga-bahagia-dunia-dan-akhirat/ 6
https://almanhaj.or.id/3232-tujuan-pernikahan-dalam-islam.
4
Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, berbunyi: html
“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria den- 7
Umpasa adalah karya sastra dalam bentuk syair/puisi yang be -
gan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan memben- risi pernyataan restu, nasehat dan doa bagi orang yang menden-
tuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasar- garnya.
kan Ketuhanan Yang Mahaesa”.

503
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017

RI8 dan sebagaimana dipertegas dalam ketentuan Tujuan Penulisan


Pasal 10 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang 1) Untuk mengetahui keberadaan “Surrogate
Hak Asasi Manusia, yang berbunyi: “Setiap orang Mother” dalam kehidupan masyarakat.
berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan 2) Untuk mengetahui dan menjelaskan aspek syarat
keturunan melalui perkawinan yang sah”. Namun sahnya perjanjian “Surrogate Mother” menurut
dalam kenyataannya, tidak sedikit perkawinan yang hukum yang berlaku Indonesia.
tidak dapat berketurunan (memiliki anak) dengan
berbagai hal penyebab9.
Aspek Umum Surrogate Mother dan Perkem-
Masalah memiliki keturunan dalam perkawinan
bangannya
tersebut, seolah dapat terselesaikan dengan
perkembangan teknologi di bidang kesehatan, yaitu: Pengertian Surrogate Mother sesungguhnya
lahirnya metode pembuahan di luar rahim, dimana adalah Ibu Pengganti, akan tetapi kemudian lebih
pembuahan suami istri atau suami yang menanam populer dikenal dengan istilah “Sewa Rahim”.
benih kehidupan di dalam rahim yang bukan istrinya Ibu Pengganti adalah wanita yang mengikat janji
melalui proses inkubasi yang telah dikembangkan atau kesepakatan (gestational agreement) dengan
sejak tahun 1970, yaitu: dengan melakukan penyatuan pasangan suami-istri yang bersedia disewa rahimnya
benih laki-laki terhadap benih perempuan dalam untuk mengandung benih dari pasangan suami-
suatu wadah atau cawan petri di laboratorium yang istri dan melahirkan serta menyerahkan anak yang
kemudian ditanam pada benih pasangannya atau dilahirkan kepada pasangan suami-isteri dengan
pada perempuan yang tidak mempunyai hubungan, menerima imbalan tertentu11.
ataupun sebaliknya seorang perempuan yang dibuahi Surrugate Mother adalah merupakan salah satu
dengan benih lain yang bukan suaminya, dalam arti dari beberapa jenis teknologi bayi tabung (in vitro
tidak terikat oleh hubungan perkawinan10 yang dikenal fertilization) yang telah dikembangkan oleh para ahli
dengan nama in vitro fertilization (bayi tabung). kedokteran. Maka karena sewa rahim merupakan
In Vitro Fertilization (“IVF”) yang dilakukan salah satu dari jenis bayi tabung, sehingga tak dapat
dengan menanam benih pada perempuan yang tidak dipungkiri sejarah kemunculannya berawal dari
mempunyai hubungan ataupun sebaliknya seorang lahirnya teknologi bayi tabung itu sendiri12.
perempuan yang dibuahi dengan benih lain yang IVF untuk pertama kalinya berhasil dilakukan di
bukansuaminyadalamartitidakterikatolehhubungan Oldham Inggris oleh Dr. P. C. Steptoe dan Dr. R. G.
perkawinan dalam perkembangannya dikenal dengan Edwards terhadap pasangan John Brown dan Leslie
istilah Surrogate Mother, yang kemudian secara (pasangan suami-isteri), dimana sperma dari John
populer diterjemahkan dengan istilah “Sewa Rahim”. Brown yang sudah dibuahi ovum dari Leslie, yang
Hal inilah yang kemudian memunculkan masalah selanjutnya embrionya ditransplantasikan ke dalam
baru, yaitu: keabsahan secara hukum atas Surrogate rahim Leslie, yang kemudian berhasil dan lahirlah
Mother atau Sewa Rahim tersebut. bayi tabung pertama di dunia pada tanggal 25 Juli
1978 dengan berat badan seberat 2,7 Kg, yang diberi
Permasalahan nama Louise Brown13.
Perkembangan IVF awalnya dilakukan dengan
1) Apa dan bagaimana keberadaan “Surrogate
pembuahan sperma suami oleh ovum dari isteri di luar
Mother” dalam kehidupan masyarakat?
rahim isteri, yang kemudian embrionya ditanamkan
2) Bagaimana aspek sahnya perjanjian “Surrogate
kembali ke rahim isteri. Akan tetapi perkembangan
Mother” menurut hukum yang berlaku
teknologi IVF ini semakin pesat yang memunculkan
Indonesia?
ide, dimana embrio hasil pembuahan sperma suami
oleh ovum dari isteri di luar rahim isteri, ditanamkan
ke rahim wanita lain, yang kemudian disebut sebagai
Surrogate Mother atau Ibu Pengganti. Bahkan
di beberapa Negara, seperti di Inggris, Amerika
8
Pasal 28B ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945, berbunyi: “Se- Serikat, Australia, dan Afrika Selatan IVF kini
tiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan ketu - sudah dikembangkan yang menggunakan sperma
runan melalui perkawinan yang sah”.
9
Sebagai Contoh: Studi Kasus Terhadap Pasangan Infertil di
Banjarsari Surakarta, dalam Laporan Penelitian oleh Argyo
Demartoto, Dampak Infertilitas Terhadap Perkawinan: Suatu 11
Koes Irianto, Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia,
Kajian Perspektif Gender, (Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Bandung: Alfabeta, 2014, h. 315.
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, 2008), h. 38-39. 12
10 Salim H.S., Bayi Tabung Tinjauan Aspek Hukum, Jakarta: Sinar
Muntaha, Surrogate Mother Dalam Perspektif Hukum Pidana Grafika, 1993, h. 8.
Indonesia Fakultas Hukum Universitas Haluoleo: Mimbar Hu- 13
kum Volume 25, Nomor 1, Februari 2013, h. 77. Koes Irianto, Op.Cit., h. 315

504
Analisa Yuridis Surrogate Mother dari Aspek Sahnya Perjanjian Tomson Situmeang

dari donor dan ovumnya dari istri yang embrionya rahim wanita lain. Keadaan ini apabila suami
ditransplantasikan ke dalam rahim istri maupun yang mandul dan istri ada halangan atau kecacatan pada
menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami rahimnya, tetapi benihnya dalam keadaan baik.
istri yang embrionya ditransplantasikan ke dalam d. Sperma suami disenyawakan dengan ovum
rahim wanita lain atau Ibu Pengganti (Surrogate wanita lain, kemudian dimasukkan ke dalam
Mother)14. Sementara di sejumlah Negara, Surrogate rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila
Mother masih kontroversial, seperti di Indonesia, keadaan istri ditimpa penyakit pada ovari dan
praktik ini dilarang15, meskipun di Indonesia berlaku rahimya.
asas kebebasan berkontrak. e. Sperma suami dan ovum istri disenyawakan,
Awalnya, hanya ada satu alasan mengapa kemudian embrionya dimasukkan ke dalam
pasangan suami-isteri menyewa rahim wanita lain, rahim istri yang lain dari suami yang sama.
yaitu karena si isteri mengalami masalah kesehatan Dalam keadaan ini istri yang lain sanggup
tertentu sehingga sulit hamil atau si istri tidak subur mengandungkan anak suaminya dari istri yang
atau fisiknya tak mampu membawa janin yang tidak dapat hamil.
sedang berkembang. Akan tetapi sekarang, tak sedikit Hal senada disampaikan oleh Koes Irianto, yang
pasangan yang melakukannya berdasarkan alasan menyatakan terdapat lima bentuk atau cara melakukan
yang jauh lebih sederhana16. Beberapa di antaranya17 Surrogate Mother19, yaitu sebagi berikut:
adalah sebagai berikut: a. Sperma dari suami dan ovum dari istri, kemudian
a. Seorang wanita tidak mempunyai harapan untuk embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim Ibu
mengandung secara biasa karena mempunyai Pengganti;
penyakit atau kecacatan yang menghalanginya b. Hasil pembuahan sperma suami dan ovum milik
untuk mengandung dan melahirkan seorang anak; Ibu Pengganti dengan cara donor sperma atau
b. Rahim wanita tersebut dibuang karena persetubuhan langsung;
pembedahan; c. Sperma berasal dari donor dan ovumnya berasal
c. Wanita ingin menjaga kecantikan tubuhnya dari istri, kemudian embrionya ditransplantasikan
dengan mengelakkan diri dari akibat kehamilan; ke dalam rahim Ibu Pengganti;
d. Wanita ingin memiliki anak, akan tetapi sudah d. Sperma dari suami, sedangkan ovumnya
berhenti haid (menopause); dan berasal dari donor, kemudian embrionya
e. Wanita ingin mencari pendapatan dengan ditransplantasikan ke dalam rahim Ibu Pengganti;
menyewakan rahimnya kepada orang lain. dan
Terdapat lima bentuk atau cara melakukan Surrogate e. Sperma dan ovum sama-sama berasal dari donor,
Mother (Sewa Rahim)18, yaitu sebagi berikut: kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam
a. Benih istri (ovum) disenyawakan dengan benih rahim Ibu Pengganti.
suami (sperma), kemudian dimasukkan ke dalam Dari beberapa bentuk atau macam cara melakukan
rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam Surrogate Mother tersebut, secara garis besar dikenal
keadaan istri memiliki benih yang baik, tetapi dua tipe Sewa Rahim20, yaitu:
rahimnya dibuang karena pembedahan atau a. Sewa Rahim Semata (Gestational Surrogacy);
kecacatan yang terus akibat penyakit yang kronik dan
atau sebab-sebab yang lain.
b. Sewa Rahim dengan Keikutsertaan Ovum/ Sel
b. Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali
Telur (Genetic Surrogacy).
benih yang telah disenyawakan dibekukan dan
dimasukkan ke dalam rahim Ibu Pengganti (sewa) Pada tipe pertama, embrio lazimnya berasal dari
setelah kematian pasangan suami istri pemilik pasangan suami istri yang pembuahannya dilakukan
benih. melalui teknik IVF, kemudian embrionya ditanamkan
c. Ovum istri disenyawakan dengan sperma lelaki dalam rahim Ibu Pengganti. Sedangkan pada tipe
lain (bukan suaminya) dan dimasukkan ke dalam kedua, sel telur yang membentuk embrio adalah
Ovum/ Sel Telur milik wanita lain, baik itu milik
14
wanita lain atau milik Ibu Pengganti, sedangkan
Salim H.S., Op.Cit., h.10.
15
https://www.femina.co.id/article/kontroversi-surrogate-mother spermanya adalah milik suami.
16
Ibid.
17
Radin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi, Sekilas Tentang Sewa
Rahim, (Cairo: Badan Kebajikan Pelajar-Pelajar Perubatan Ma-
laysia-Mesir (Perubatan), American Open University, Cairo, 19
Koes Irianto, Op.Cit., h. 316.
Februari 2004), h. 3. 20
18 http://bidanbrownybear.blogspot.co.id/2012/02/sewa-rahim-di-
http://penamedis.blogspot.co.id/2016/01/dilema-etik-surrogate-
lihat-dari-etika-profesi.html
mother-atau-sewa.html

505
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017

Surrogate Mother di Indonesia terikat perkawinan yang sah dan sebagai


SurrogateMother,baiktipeGestationalSurrogacy upaya akhir untuk memperoleh keturunan serta
maupun tipe Genetic Surrogacy merupakan perbuatan berdasarkan pada suatu indikasi medik”.
yang dilarang dan bertentangan dengan ketentuan 4. Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes
peraturan perundang-undangan yang ada dan berlaku RI Tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi
di Indonesia, yaitu bertentangan dengan: Tabung di Rumah Sakit, berbunyi:
1. Ketentuan Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun (1) Pelayanan teknik reprodukasi buatan hanya
2009 tentang Kesehatan, yang berbunyi: dapat dilakukan dengan sel sperma dan sel telur
Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat pasangan suami-istri yang bersangkutan;
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah
(2) Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian
dengan ketentuan: (a) hasil pembuahan sperma
dan ovum dari suami istri yang bersangkutan dari pelayanan infertilitas, sehingga kerangka
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum pelayannya merupakan bagian dari pengelolaan
berasal; (b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang pelayanan infertilitas secara keseluruhan;
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk (3) Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk
itu; dan (c) pada fasilitas pelayanan kesehatan apapun.
tertentu. Surrogate Mother, selain merupakan perbuatan
Hal yang sama sesungguhnya telah diatur yang dilarang dan bertentangan dengan ketentuan
sebelumnya dalam ketentuan Pasal 16 ayat (1) dan peraturan perundang-undangan yang ada dan berlaku
ayat (2) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan21 di Indonesia, juga bertentangan dengan Fatwa Majelis
(yang telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Ulama Indonesia (“MUI”), tertanggal 13 Juni 1979,
oleh UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). yaitu: Fatwa tentang Bayi Tabung/ Inseminasi
2. Ketentuan Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Buatan22, yang berbunyi:
Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan 1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari
Reproduksi, berbunyi berbunyi: pasangan suami isteri yang sah hukumnya
(1) Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar
di Luar Cara Alamiah hanya dapat dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah agama.
pada pasangan suami istri yang terikat 2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan
perkawinan yang sah dan mengalami titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari
ketidaksuburan atau infertilitas untuk isteri kedua dititipkan pada isteri pertama)
memperoleh keturunan. hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-
(2) Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah
di Luar Cara Alamiah sebagaimana yang rumit dalam kaitannya dengan masalah
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan
menggunakan hasil pembuahan sperma dan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang
ovum yang berasal dari suami istri yang mengandung kemudian melahirkannya, dan
bersangkutan dan ditanamkan dalam rahim sebaliknya).
istri dari mana ovum berasal. 3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari
3. Ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri suami yang telah meninggal dunia hukumnya
Kesehatan RI No. 39/Menkes/SK/I/2010 haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah,
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang
Reproduksi Buatan, berbunyi: “pelayanan pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan
teknologi reproduksi buatan hanya dapat nasab maupun dalam kaitannya dengan hal
diberikan kepada pasangan suami isteri yang kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya
21
Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 23 Tahun 1992 tentang diambil dari selain pasangan suami isteri yang
Kesehatan, berbunyi: (1) Kehamilan di luar cara alami dapat sah hukumnya haram, karena itu statusnya
dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami ist-
ri mendapat keturunan.(2) Upaya kehamilan diluar cara alami sama dengan hubungan kelamin antar lawan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan
oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan: (a) hasil
jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan
pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangku-
tan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal; (b)
22
dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan http://mui.or.id/id/produk/bayi-tabung-imseminasi-buatan/
kewenangan untuk itu; (c) pada sarana kesehatan tertentu.

506
Analisa Yuridis Surrogate Mother dari Aspek Sahnya Perjanjian Tomson Situmeang

berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu suami-istri dan melahirkan serta menyerahkan anak
untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina yang dilahirkan kepada pasangan suami-isteri dengan
sesungguhnya. menerima imbalan tertentu, maka didapatkan hal-hal
Fatwa MUI tentang Bayi Tabung/ Inseminasi sebagai berikut:
Buatan ialah apa yang dimaksud denggan IVF. - adanya janji atau kesepakatan;
Sedangkan poin 2 s/d poin 4 tersebut di atas adalah - adanya para pihak, yaitu: satu pihak adalah wanita
IVF yang dilakukan dengan tindakan Surrogate (Ibu Pengganti) yang menyewakan rahimnya dan
Mother yang nyata dan jelas diharamkan oleh MUI. di pihak lainnya adalah pasangan suami isteri
Aspek Hukum Sahnya Perjanjian Surrogate yang menyewa rahimnya;
Mother Menurut KUHPerdata - adanya hal yang diperjanjikan (prestasi), yaitu:
Menurut Pasal 1233 KUHPerdata, Perikatan untuk mengandung benih, melahirkan dan
lahir karena suatu persetujuan atau karena undang- menyerahkan anak; dan
undang. Maka jika mencermati ketentuan Pasal 1233 - adanya kontra prestasi, yaitu: menerima imbalan
KUHPerdata, Surrogate Mother masukdalamkategori tertentu.
perikatan yang lahir karena suatu persetujuan. Dalam hukum Indonesia, adanya Kontrak Tidak
Sedangkan menurut Pasal 1234 KUHPerdata, Bernama didukung dengan adanya asas kebebasan
Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, berkontrak, yaitu suatu asas yang memberikan
untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat kebebasan kepada para pihak untuk25:
sesuatu. Maka jika mencermati ketentuan Pasal a. membuat atau tidak membuat perjanjian;
1234 KUHPerdata, Surrogate Mother masuk dalam b. mengadakan perjanjian dengan siapapun;
kategori perikatan untuk berbuat sesuatu. c. menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan
Selain itu, Perikatan dikelompokkan dalam 2 persyaratannya;
(dua) kategori yang didasarkan pada nama perjanjian d. menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis
yang tercantum di dalam Pasal 1319 KUHPerdata23, atau lisan.
dimanaperjanjianyangdalam Pasal1319KUHPerdata
Yang dalam pelaksanaannya dijamin dengan
disebut sebagai Kontrak Nominaat (Bernama) dan
adanya Asas Pacta Sunt Servanda, yaitu suatu
yang di luar ketentuan Pasal 1319 KUHPerdata
asas yang diatur dalam ketentuan Pasal 1338
disebut sebagai Kontrak Innominaat (Tidak
KUHPerdata, yang berbunyi:
Bernama). Yang termasuk dalam Kontrak Bernama
(1) Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
adalah jual beli, tukar menukar, sewa menyewa,
sebagai undang-undang bagi mereka yang
persekutuan perdata, hibah, penitipan barang,
membuatnya.
pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa,
(2) Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali
penanggungan utang, dan perdamaian. Sedangkan
selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau
Kontrak Tidak Bernama adalah kontrak yang timbul,
karena alasan-alasan yang oleh undang-undang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, seperti:
dinyatakan cukup untuk itu.
leasing, beli sewa, franchise, joint venture, kontrak
karya, keagenan, production sharing, dan lain-lain, (3) Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan
termasuk salah satunya adalah kontrak rahim24 atau itikad baik.
Surrogate Mother (Ibu Pengganti). Artinya, semua perjanjian yang dibuat secara
Oleh karena itu, memahami Surrogate Mother sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
atau Ibu Pengganti atau yang lebih populer dikenal yang membuatnya, dimana kedua belah pihak wajib
dengan “Sewa Rahim”, dimana terdapat seorang mentaati dan melaksanakan perjanjian yang telah
wanita yang mengikat janji atau kesepakatan disepakati sebagaimana mentaati undang-undang
dengan pasangan suami-istri yang bersedia disewa sehingga tidak dapat ditarik kembali tanpa persetujuan
rahimnya untuk mengandung benih dari pasangan dari pihak lain.
Akan tetapi, kebebasan tersebut bukanlah
suatu kebebasan yang mutlak, karena tetap harus
23
Pasal 1319 KUHPerdata, berbunyi: “semua perjanjian, baik memenuhi ketentuan syarat-syarat terjadinya
yang mempunyai nama khusus, maupun yang tidak dikenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum
yang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”. 25
24 Salim H.S., Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan
http://www.negarahukum.com/hukum/jenis-jenis-kontrak.html.

507
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017

suatu perjanjian yang sah, sebagaimana ketentuan KUHPerdata, yang berbunyi: “suatu perjanjian
Pasal 1320 KUHPerdata, yang berbunyi: harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang
“untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat sekurang-kurangnya ditentukan jenisnya. jumlah
syarat: barang itu tidak perlu pasti, asal saja jumlah itu
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; kemudian dapat ditentukan atau dihitung” jo. Pasal
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 1334 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi: “barang
3. suatu hal tertentu; yang baru ada pada waktu yang akan datang,
dapat menjadi pokok suatu perjanjian”. Jika kita
4. suatu sebab yang halal”.
mencermati dan memahami pengertian Surrogate
Tentang sepakat mereka yang mengikatkan
Mother atau Ibu Pengganti atau yang lebih populer
dirinya dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1321
dikenal dengan “Sewa Rahim”, terdapat hal yang
KUHPerdata, yang berbunyi: “tiada sepakat yang
diperjanjikan (prestasi), yaitu: untuk mengandung
sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan,
benih, melahirkan dan menyerahkan anak dengan
atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan”.
menerima imbalan tertentu, jika dihubungkan dengan
Jika kita mencermati dan memahami pengertian
ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata (perikatan
Surrogate Mother atau Ibu Pengganti atau yang lebih
ditujukan untuk untuk berbuat sesuatu), sehingga
populer dikenal dengan “Sewa Rahim” dihubungkan
jika dihubungkan dengan ketentuan Pasal 1332
dengan ketentuan Pasal 1321 KUHPerdata, maka
KUHPerdata, Pasal 1333 KUHPerdata dan Pasal
Surrogate Mother telah dilakukan atas dasar sepakat
1334 KUHPerdata, maka Surrogate Mother telah
dan tidak atas dasar kekhilafan atau dengan paksaan
dilakukan atas suatu hal tertentu.
atau penipuan.
Tentang suatu sebab yang halal dijelaskan
Tentang kecakapan untuk membuat suatu
dalam ketentuan Pasal 1335 KUHPerdata, yang
perikatan dijelaskan dalam ketentuan Pasal
berbunyi: “suatu persetujuan tanpa sebab, atau
1329 KUHPerdata, yang berbunyi: “tiap orang dibuat berdasarkan suatu sebab yang palsu atau yang
berwenang untuk membuat perikatan, kecuali jika
terlarang, tidaklah mempunyai kekuatan” jo. Pasal
ia dinyatakan tidak cakap untuk hal itu”. Sedangkan 1337 KUHPerdata, yang berbunyi: “suatu sebab
kategori orang yang tidak cakap untuk membuat
adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-
suatu perikatan disebutkan dalam ketentuan Pasal
undang, atauapabila berlawanandengankesusilaan
1330 KUHPerdata, yang berbunyi: “yang tak cakap baik atau ketertiban umum”. Jika kita mencermati
untuk membuat perjanjian adalah: dan memahami pengertian Surrogate Mother atau
1) anak yang belum dewasa; Ibu Pengganti atau yang lebih populer dikenal dengan
2) orang yang ditaruh di bawah pengampuan; “Sewa Rahim”, ternyata bertentangan atau dilarang
3) perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang berdaskan ketentuan:
ditentukan undang-undang (ketentuan ini sudah - Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang
tidak berlaku lagi), dan Kesehatan;
4) pada umumnya semua orang yang oleh undang- - Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
undang dilarang untuk membuat perjanjian Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
tertentu”. Reproduksi;
Jika kita mencermati dan memahami pengertian - Pasal2ayat(3)PeraturanMenteriKesehatanRINo.
Surrogate Mother atau Ibu Pengganti atau yang lebih 39/Menkes/SK/I/2010 tentang Penyelenggaraan
populer dikenal dengan “Sewa Rahim”, pihaknya Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan; dan
adalah wanita (Ibu Pengganti) yang menyewakan - Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes
rahimnya dan di pihak lainnya adalah pasangan suami RI Tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi
isteri yang menyewa rahimnya, dihubungkan dengan Tabung di Rumah Sakit.
ketentuan Pasal 1329 KUHPerdata dan Pasal 1330 Selain itu, Surrogate Mother ternyata berlawanan
KUHPerdata, maka Surrogate Mother dilakukan oleh dengan kesusilaan, sebagaimana Fatwa MUI,
pihak yang cakap untuk membuat perjanjian. tertanggal 13 Juni 1979 tentang Bayi Tabung/
Tentang suatu hal tertentu dijelaskan dalam Inseminasi Buatan, sehingga jika dihubungkan
ketentuan Pasal 1332 KUHPerdata, yang berbunyi: dengan ketentuan Pasal 1335 KUHPerdata dan
“hanya barang yang dapat diperdagangkan saja Pasal 1337 KUHPerdata, maka Surrogate Mother
yang dapat menjadi pokok perjanjian” jo. Pasal 1333 tidak mengandung suatu sebab yang halal karena

508
Analisa Yuridis Surrogate Mother dari Aspek Sahnya Perjanjian Tomson Situmeang

dilarang oleh undang-undang atau berlawanan Depkes RI Tahun 2000 tentang Pedoman
dengan kesusilaan. Pelayanan Bayi Tabung di Rumah Sakit.
Dengan demikian, Surrogate Mother atau Ibu Selain itu, juga berlawanan dengan kesusilaan,
Pengganti atau yang lebih populer dikenal dengan sebagaimana Fatwa MUI, tertanggal 13 Juni 1979
“Sewa Rahim” tidak memenuhi salah satu syarat tentang Bayi Tabung/ Inseminasi Buatan.
objektif suatu perikatan, yaitu syarat suatu sebab
yang halal, sebagaimana ketentuan Pasal 1320
KUHPerdata, yang mengakibatkan perikatan atau Saran
perjanjian atau kontrak atau “Sewa Rahim” batal 1) Melihat begitu pentingnya peran adanya
demi hukum, sehingga dianggap tidak berlaku dan teknologi kedokteran, berupa IVF, yaitu: salah
tidak pernah ada (null and void). satunya Surrogate Mother atau Ibu Pengganti
atau lebih populer dengan istilah “Sewa Rahim”
untuk memberikan kesempatan bagi pasangan
Kesimpulan suami isteri yang tidak dapat memiliki anak/
1) Penciptaan manusia yang berpasang-pasangan keturunan, sehingga dapat memiliki anak/
bertujuanagarkelakberketurunan(beranak-cucu). keturunan yang setidak-tidaknya memiliki
Dalam upaya memperoleh keturunan tersebut, hubungan darah dengan orangtuanya (pasangan
manusia melakukan perkawinan. Akan tetapi, suami isteri) melalui sel sperma atau ovum kedua
tidak sedikit perkawinan yang tidak memiliki orangtuanya, yang ternyata sudah berkembang
anak/keturunan dengan berbagai hal penyebab. pesat di dunia meskipun dengan segala macam
Masalah tersebut seolah dapat terselesaikan permasalahannya. Akan tetapi, bukan berarti
dengan adanya IVF, salah satunya Surrogate teknologi tersebut harus ditolak, namun yang
Mother atau Ibu Pengganti atau lebih populer terpenting adalah bagaiman hal tersebut diatur
dengan istilah “Sewa Rahim”, dimana ada Ibu sedemikian rupa, sehingga tidak disalahgunakan
Pengganti yang bersedia atas dasar kesepakatan dan tidak merugikan siapapun.
dengan pasangan suami-istri yang tidak dapat 2) Perlu kearifan dan kebijaksanaan guna
memiliki anak/ keturunan untuk menyewakan melegalkan Surrogate Mother atau Ibu Pengganti
rahimnya guna mengandung benih dari pasangan atau lebih populer dengan istilah “Sewa Rahim”
suami-istri, melahirkan dan menyerahkan anak dengan syarat dan ketentuan yang komprehensif
yang dilahirkan kepada pasangan suami-isteri disertai pengawasan yang ketat dari pemerintah
dengan menerima imbalan tertentu. atau pihak-pihak terkait.
2) Surrogate Mother atau Ibu Pengganti atau yang
lebih populer dikenal dengan “Sewa Rahim”
yang dianggap sebagai salah satu cara/ alternatif DAFTAR PUSTAKA
untuk memiliki anak/ keturunan bagi pasangan
suami isteri yang tidak dapat memiliki anak/ Kitab Suci
keturunan, ternyata tidak memenuhi syarat - Alkitab
objektif suatu perikatan, yaitu syarat suatu - Al Quran
sebab yang halal, sebagaimana ketentuan Pasal
1320 KUHPerdata, dikarenakan bertentangan
Buku
atau dilarang berdaskan ketentuan:
- Argyo Demartoto, Dampak Infertilitas Terhadap
- Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009
Perkawinan: Suatu Kajian Perspektif Gender,
tentang Kesehatan;
Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Universitas Sebelas Maret, 2008.
Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang - Muntaha, Surrogate Mother Dalam Perspektif
Kesehatan Reproduksi; Hukum Pidana Indonesia, Fakultas Hukum
- Pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Universitas Haluoleo: Mimbar Hukum Volume
RI No. 39/Menkes/SK/I/2010 tentang 25, Nomor 1, Februari 2013.
Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi - Koes Irianto, Panduan Lengkap Biologi
Reproduksi Buatan; dan Reproduksi Manusia, Bandung: Alfabeta, 2014.
- Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik

509
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017

- Radin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi, Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi


Sekilas Tentang Sewa Rahim, Cairo: Badan Reproduksi Buatan.
Kebajikan Pelajar-Pelajar Perubatan - Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik
Malaysia-Mesir (Perubatan), American Depkes RI Tahun 2000 tentang Pedoman
Open University, Cairo, Februari 2004. Pelayanan Bayi Tabung di Rumah Sakit.
- Salim H.S., Bayi Tabung Tinjauan Aspek
Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1993. Internet
- Salim H.S., Hukum Kontrak, Teori dan - https://almanhaj.or.id/
Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar
- https://www.arrahman.id/
Grafika, 2006, Cetakan Ketiga.
- http://bidanbrownybear.blogspot.co.id/
- https://www.femina.co.id/
Peraturan Perundang-Undangan
- http://mui.or.id/
- Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun
1945. - http://www.negarahukum.com/
- KUHPerdata.
- UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. - http://penamedis.blogspot.co.id/
- UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
- Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 Lain-lain
tentang Kesehatan Reproduksi. - Fatwa MUI, tertanggal 13 Juni 1979
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. tentang Bayi Tabung/ Inseminasi Buatan.
39/Menkes/ SK/I/2010 tentang

Anda mungkin juga menyukai