Tomson Situmeang1
Email: tomson@s2slawyers.com
Universitas Kristen Indonesia
Abstract
Humans are created in pairs for future descendants (grandchildren), but not all pairs of humans can have
children/ offspring with various causes. It turns out to be overcome by In Vitro Fertilization, one of which is
Surrogate Mother, which is a woman who is willing on the basis of an agreement to lease her uterus to contain
the seeds of the spouses, give birth and give birth to a couple by receiving certain rewards. But it is hindered
by the provisions of existing laws and applicable in Indonesia as well as contrary to decency.
Kata Kunci: Sahnya Perjanjian, Surrogate Mother, Ibu Pengganti, Sewa Rahim
503
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017
504
Analisa Yuridis Surrogate Mother dari Aspek Sahnya Perjanjian Tomson Situmeang
dari donor dan ovumnya dari istri yang embrionya rahim wanita lain. Keadaan ini apabila suami
ditransplantasikan ke dalam rahim istri maupun yang mandul dan istri ada halangan atau kecacatan pada
menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami rahimnya, tetapi benihnya dalam keadaan baik.
istri yang embrionya ditransplantasikan ke dalam d. Sperma suami disenyawakan dengan ovum
rahim wanita lain atau Ibu Pengganti (Surrogate wanita lain, kemudian dimasukkan ke dalam
Mother)14. Sementara di sejumlah Negara, Surrogate rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila
Mother masih kontroversial, seperti di Indonesia, keadaan istri ditimpa penyakit pada ovari dan
praktik ini dilarang15, meskipun di Indonesia berlaku rahimya.
asas kebebasan berkontrak. e. Sperma suami dan ovum istri disenyawakan,
Awalnya, hanya ada satu alasan mengapa kemudian embrionya dimasukkan ke dalam
pasangan suami-isteri menyewa rahim wanita lain, rahim istri yang lain dari suami yang sama.
yaitu karena si isteri mengalami masalah kesehatan Dalam keadaan ini istri yang lain sanggup
tertentu sehingga sulit hamil atau si istri tidak subur mengandungkan anak suaminya dari istri yang
atau fisiknya tak mampu membawa janin yang tidak dapat hamil.
sedang berkembang. Akan tetapi sekarang, tak sedikit Hal senada disampaikan oleh Koes Irianto, yang
pasangan yang melakukannya berdasarkan alasan menyatakan terdapat lima bentuk atau cara melakukan
yang jauh lebih sederhana16. Beberapa di antaranya17 Surrogate Mother19, yaitu sebagi berikut:
adalah sebagai berikut: a. Sperma dari suami dan ovum dari istri, kemudian
a. Seorang wanita tidak mempunyai harapan untuk embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim Ibu
mengandung secara biasa karena mempunyai Pengganti;
penyakit atau kecacatan yang menghalanginya b. Hasil pembuahan sperma suami dan ovum milik
untuk mengandung dan melahirkan seorang anak; Ibu Pengganti dengan cara donor sperma atau
b. Rahim wanita tersebut dibuang karena persetubuhan langsung;
pembedahan; c. Sperma berasal dari donor dan ovumnya berasal
c. Wanita ingin menjaga kecantikan tubuhnya dari istri, kemudian embrionya ditransplantasikan
dengan mengelakkan diri dari akibat kehamilan; ke dalam rahim Ibu Pengganti;
d. Wanita ingin memiliki anak, akan tetapi sudah d. Sperma dari suami, sedangkan ovumnya
berhenti haid (menopause); dan berasal dari donor, kemudian embrionya
e. Wanita ingin mencari pendapatan dengan ditransplantasikan ke dalam rahim Ibu Pengganti;
menyewakan rahimnya kepada orang lain. dan
Terdapat lima bentuk atau cara melakukan Surrogate e. Sperma dan ovum sama-sama berasal dari donor,
Mother (Sewa Rahim)18, yaitu sebagi berikut: kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam
a. Benih istri (ovum) disenyawakan dengan benih rahim Ibu Pengganti.
suami (sperma), kemudian dimasukkan ke dalam Dari beberapa bentuk atau macam cara melakukan
rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam Surrogate Mother tersebut, secara garis besar dikenal
keadaan istri memiliki benih yang baik, tetapi dua tipe Sewa Rahim20, yaitu:
rahimnya dibuang karena pembedahan atau a. Sewa Rahim Semata (Gestational Surrogacy);
kecacatan yang terus akibat penyakit yang kronik dan
atau sebab-sebab yang lain.
b. Sewa Rahim dengan Keikutsertaan Ovum/ Sel
b. Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali
Telur (Genetic Surrogacy).
benih yang telah disenyawakan dibekukan dan
dimasukkan ke dalam rahim Ibu Pengganti (sewa) Pada tipe pertama, embrio lazimnya berasal dari
setelah kematian pasangan suami istri pemilik pasangan suami istri yang pembuahannya dilakukan
benih. melalui teknik IVF, kemudian embrionya ditanamkan
c. Ovum istri disenyawakan dengan sperma lelaki dalam rahim Ibu Pengganti. Sedangkan pada tipe
lain (bukan suaminya) dan dimasukkan ke dalam kedua, sel telur yang membentuk embrio adalah
Ovum/ Sel Telur milik wanita lain, baik itu milik
14
wanita lain atau milik Ibu Pengganti, sedangkan
Salim H.S., Op.Cit., h.10.
15
https://www.femina.co.id/article/kontroversi-surrogate-mother spermanya adalah milik suami.
16
Ibid.
17
Radin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi, Sekilas Tentang Sewa
Rahim, (Cairo: Badan Kebajikan Pelajar-Pelajar Perubatan Ma-
laysia-Mesir (Perubatan), American Open University, Cairo, 19
Koes Irianto, Op.Cit., h. 316.
Februari 2004), h. 3. 20
18 http://bidanbrownybear.blogspot.co.id/2012/02/sewa-rahim-di-
http://penamedis.blogspot.co.id/2016/01/dilema-etik-surrogate-
lihat-dari-etika-profesi.html
mother-atau-sewa.html
505
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017
506
Analisa Yuridis Surrogate Mother dari Aspek Sahnya Perjanjian Tomson Situmeang
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu suami-istri dan melahirkan serta menyerahkan anak
untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina yang dilahirkan kepada pasangan suami-isteri dengan
sesungguhnya. menerima imbalan tertentu, maka didapatkan hal-hal
Fatwa MUI tentang Bayi Tabung/ Inseminasi sebagai berikut:
Buatan ialah apa yang dimaksud denggan IVF. - adanya janji atau kesepakatan;
Sedangkan poin 2 s/d poin 4 tersebut di atas adalah - adanya para pihak, yaitu: satu pihak adalah wanita
IVF yang dilakukan dengan tindakan Surrogate (Ibu Pengganti) yang menyewakan rahimnya dan
Mother yang nyata dan jelas diharamkan oleh MUI. di pihak lainnya adalah pasangan suami isteri
Aspek Hukum Sahnya Perjanjian Surrogate yang menyewa rahimnya;
Mother Menurut KUHPerdata - adanya hal yang diperjanjikan (prestasi), yaitu:
Menurut Pasal 1233 KUHPerdata, Perikatan untuk mengandung benih, melahirkan dan
lahir karena suatu persetujuan atau karena undang- menyerahkan anak; dan
undang. Maka jika mencermati ketentuan Pasal 1233 - adanya kontra prestasi, yaitu: menerima imbalan
KUHPerdata, Surrogate Mother masukdalamkategori tertentu.
perikatan yang lahir karena suatu persetujuan. Dalam hukum Indonesia, adanya Kontrak Tidak
Sedangkan menurut Pasal 1234 KUHPerdata, Bernama didukung dengan adanya asas kebebasan
Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, berkontrak, yaitu suatu asas yang memberikan
untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat kebebasan kepada para pihak untuk25:
sesuatu. Maka jika mencermati ketentuan Pasal a. membuat atau tidak membuat perjanjian;
1234 KUHPerdata, Surrogate Mother masuk dalam b. mengadakan perjanjian dengan siapapun;
kategori perikatan untuk berbuat sesuatu. c. menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan
Selain itu, Perikatan dikelompokkan dalam 2 persyaratannya;
(dua) kategori yang didasarkan pada nama perjanjian d. menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis
yang tercantum di dalam Pasal 1319 KUHPerdata23, atau lisan.
dimanaperjanjianyangdalam Pasal1319KUHPerdata
Yang dalam pelaksanaannya dijamin dengan
disebut sebagai Kontrak Nominaat (Bernama) dan
adanya Asas Pacta Sunt Servanda, yaitu suatu
yang di luar ketentuan Pasal 1319 KUHPerdata
asas yang diatur dalam ketentuan Pasal 1338
disebut sebagai Kontrak Innominaat (Tidak
KUHPerdata, yang berbunyi:
Bernama). Yang termasuk dalam Kontrak Bernama
(1) Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
adalah jual beli, tukar menukar, sewa menyewa,
sebagai undang-undang bagi mereka yang
persekutuan perdata, hibah, penitipan barang,
membuatnya.
pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa,
(2) Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali
penanggungan utang, dan perdamaian. Sedangkan
selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau
Kontrak Tidak Bernama adalah kontrak yang timbul,
karena alasan-alasan yang oleh undang-undang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, seperti:
dinyatakan cukup untuk itu.
leasing, beli sewa, franchise, joint venture, kontrak
karya, keagenan, production sharing, dan lain-lain, (3) Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan
termasuk salah satunya adalah kontrak rahim24 atau itikad baik.
Surrogate Mother (Ibu Pengganti). Artinya, semua perjanjian yang dibuat secara
Oleh karena itu, memahami Surrogate Mother sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
atau Ibu Pengganti atau yang lebih populer dikenal yang membuatnya, dimana kedua belah pihak wajib
dengan “Sewa Rahim”, dimana terdapat seorang mentaati dan melaksanakan perjanjian yang telah
wanita yang mengikat janji atau kesepakatan disepakati sebagaimana mentaati undang-undang
dengan pasangan suami-istri yang bersedia disewa sehingga tidak dapat ditarik kembali tanpa persetujuan
rahimnya untuk mengandung benih dari pasangan dari pihak lain.
Akan tetapi, kebebasan tersebut bukanlah
suatu kebebasan yang mutlak, karena tetap harus
23
Pasal 1319 KUHPerdata, berbunyi: “semua perjanjian, baik memenuhi ketentuan syarat-syarat terjadinya
yang mempunyai nama khusus, maupun yang tidak dikenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum
yang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”. 25
24 Salim H.S., Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan
http://www.negarahukum.com/hukum/jenis-jenis-kontrak.html.
507
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017
suatu perjanjian yang sah, sebagaimana ketentuan KUHPerdata, yang berbunyi: “suatu perjanjian
Pasal 1320 KUHPerdata, yang berbunyi: harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang
“untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat sekurang-kurangnya ditentukan jenisnya. jumlah
syarat: barang itu tidak perlu pasti, asal saja jumlah itu
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; kemudian dapat ditentukan atau dihitung” jo. Pasal
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 1334 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi: “barang
3. suatu hal tertentu; yang baru ada pada waktu yang akan datang,
dapat menjadi pokok suatu perjanjian”. Jika kita
4. suatu sebab yang halal”.
mencermati dan memahami pengertian Surrogate
Tentang sepakat mereka yang mengikatkan
Mother atau Ibu Pengganti atau yang lebih populer
dirinya dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1321
dikenal dengan “Sewa Rahim”, terdapat hal yang
KUHPerdata, yang berbunyi: “tiada sepakat yang
diperjanjikan (prestasi), yaitu: untuk mengandung
sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan,
benih, melahirkan dan menyerahkan anak dengan
atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan”.
menerima imbalan tertentu, jika dihubungkan dengan
Jika kita mencermati dan memahami pengertian
ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata (perikatan
Surrogate Mother atau Ibu Pengganti atau yang lebih
ditujukan untuk untuk berbuat sesuatu), sehingga
populer dikenal dengan “Sewa Rahim” dihubungkan
jika dihubungkan dengan ketentuan Pasal 1332
dengan ketentuan Pasal 1321 KUHPerdata, maka
KUHPerdata, Pasal 1333 KUHPerdata dan Pasal
Surrogate Mother telah dilakukan atas dasar sepakat
1334 KUHPerdata, maka Surrogate Mother telah
dan tidak atas dasar kekhilafan atau dengan paksaan
dilakukan atas suatu hal tertentu.
atau penipuan.
Tentang suatu sebab yang halal dijelaskan
Tentang kecakapan untuk membuat suatu
dalam ketentuan Pasal 1335 KUHPerdata, yang
perikatan dijelaskan dalam ketentuan Pasal
berbunyi: “suatu persetujuan tanpa sebab, atau
1329 KUHPerdata, yang berbunyi: “tiap orang dibuat berdasarkan suatu sebab yang palsu atau yang
berwenang untuk membuat perikatan, kecuali jika
terlarang, tidaklah mempunyai kekuatan” jo. Pasal
ia dinyatakan tidak cakap untuk hal itu”. Sedangkan 1337 KUHPerdata, yang berbunyi: “suatu sebab
kategori orang yang tidak cakap untuk membuat
adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-
suatu perikatan disebutkan dalam ketentuan Pasal
undang, atauapabila berlawanandengankesusilaan
1330 KUHPerdata, yang berbunyi: “yang tak cakap baik atau ketertiban umum”. Jika kita mencermati
untuk membuat perjanjian adalah: dan memahami pengertian Surrogate Mother atau
1) anak yang belum dewasa; Ibu Pengganti atau yang lebih populer dikenal dengan
2) orang yang ditaruh di bawah pengampuan; “Sewa Rahim”, ternyata bertentangan atau dilarang
3) perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang berdaskan ketentuan:
ditentukan undang-undang (ketentuan ini sudah - Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang
tidak berlaku lagi), dan Kesehatan;
4) pada umumnya semua orang yang oleh undang- - Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
undang dilarang untuk membuat perjanjian Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
tertentu”. Reproduksi;
Jika kita mencermati dan memahami pengertian - Pasal2ayat(3)PeraturanMenteriKesehatanRINo.
Surrogate Mother atau Ibu Pengganti atau yang lebih 39/Menkes/SK/I/2010 tentang Penyelenggaraan
populer dikenal dengan “Sewa Rahim”, pihaknya Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan; dan
adalah wanita (Ibu Pengganti) yang menyewakan - Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes
rahimnya dan di pihak lainnya adalah pasangan suami RI Tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi
isteri yang menyewa rahimnya, dihubungkan dengan Tabung di Rumah Sakit.
ketentuan Pasal 1329 KUHPerdata dan Pasal 1330 Selain itu, Surrogate Mother ternyata berlawanan
KUHPerdata, maka Surrogate Mother dilakukan oleh dengan kesusilaan, sebagaimana Fatwa MUI,
pihak yang cakap untuk membuat perjanjian. tertanggal 13 Juni 1979 tentang Bayi Tabung/
Tentang suatu hal tertentu dijelaskan dalam Inseminasi Buatan, sehingga jika dihubungkan
ketentuan Pasal 1332 KUHPerdata, yang berbunyi: dengan ketentuan Pasal 1335 KUHPerdata dan
“hanya barang yang dapat diperdagangkan saja Pasal 1337 KUHPerdata, maka Surrogate Mother
yang dapat menjadi pokok perjanjian” jo. Pasal 1333 tidak mengandung suatu sebab yang halal karena
508
Analisa Yuridis Surrogate Mother dari Aspek Sahnya Perjanjian Tomson Situmeang
dilarang oleh undang-undang atau berlawanan Depkes RI Tahun 2000 tentang Pedoman
dengan kesusilaan. Pelayanan Bayi Tabung di Rumah Sakit.
Dengan demikian, Surrogate Mother atau Ibu Selain itu, juga berlawanan dengan kesusilaan,
Pengganti atau yang lebih populer dikenal dengan sebagaimana Fatwa MUI, tertanggal 13 Juni 1979
“Sewa Rahim” tidak memenuhi salah satu syarat tentang Bayi Tabung/ Inseminasi Buatan.
objektif suatu perikatan, yaitu syarat suatu sebab
yang halal, sebagaimana ketentuan Pasal 1320
KUHPerdata, yang mengakibatkan perikatan atau Saran
perjanjian atau kontrak atau “Sewa Rahim” batal 1) Melihat begitu pentingnya peran adanya
demi hukum, sehingga dianggap tidak berlaku dan teknologi kedokteran, berupa IVF, yaitu: salah
tidak pernah ada (null and void). satunya Surrogate Mother atau Ibu Pengganti
atau lebih populer dengan istilah “Sewa Rahim”
untuk memberikan kesempatan bagi pasangan
Kesimpulan suami isteri yang tidak dapat memiliki anak/
1) Penciptaan manusia yang berpasang-pasangan keturunan, sehingga dapat memiliki anak/
bertujuanagarkelakberketurunan(beranak-cucu). keturunan yang setidak-tidaknya memiliki
Dalam upaya memperoleh keturunan tersebut, hubungan darah dengan orangtuanya (pasangan
manusia melakukan perkawinan. Akan tetapi, suami isteri) melalui sel sperma atau ovum kedua
tidak sedikit perkawinan yang tidak memiliki orangtuanya, yang ternyata sudah berkembang
anak/keturunan dengan berbagai hal penyebab. pesat di dunia meskipun dengan segala macam
Masalah tersebut seolah dapat terselesaikan permasalahannya. Akan tetapi, bukan berarti
dengan adanya IVF, salah satunya Surrogate teknologi tersebut harus ditolak, namun yang
Mother atau Ibu Pengganti atau lebih populer terpenting adalah bagaiman hal tersebut diatur
dengan istilah “Sewa Rahim”, dimana ada Ibu sedemikian rupa, sehingga tidak disalahgunakan
Pengganti yang bersedia atas dasar kesepakatan dan tidak merugikan siapapun.
dengan pasangan suami-istri yang tidak dapat 2) Perlu kearifan dan kebijaksanaan guna
memiliki anak/ keturunan untuk menyewakan melegalkan Surrogate Mother atau Ibu Pengganti
rahimnya guna mengandung benih dari pasangan atau lebih populer dengan istilah “Sewa Rahim”
suami-istri, melahirkan dan menyerahkan anak dengan syarat dan ketentuan yang komprehensif
yang dilahirkan kepada pasangan suami-isteri disertai pengawasan yang ketat dari pemerintah
dengan menerima imbalan tertentu. atau pihak-pihak terkait.
2) Surrogate Mother atau Ibu Pengganti atau yang
lebih populer dikenal dengan “Sewa Rahim”
yang dianggap sebagai salah satu cara/ alternatif DAFTAR PUSTAKA
untuk memiliki anak/ keturunan bagi pasangan
suami isteri yang tidak dapat memiliki anak/ Kitab Suci
keturunan, ternyata tidak memenuhi syarat - Alkitab
objektif suatu perikatan, yaitu syarat suatu - Al Quran
sebab yang halal, sebagaimana ketentuan Pasal
1320 KUHPerdata, dikarenakan bertentangan
Buku
atau dilarang berdaskan ketentuan:
- Argyo Demartoto, Dampak Infertilitas Terhadap
- Pasal 127 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009
Perkawinan: Suatu Kajian Perspektif Gender,
tentang Kesehatan;
Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Universitas Sebelas Maret, 2008.
Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang - Muntaha, Surrogate Mother Dalam Perspektif
Kesehatan Reproduksi; Hukum Pidana Indonesia, Fakultas Hukum
- Pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Universitas Haluoleo: Mimbar Hukum Volume
RI No. 39/Menkes/SK/I/2010 tentang 25, Nomor 1, Februari 2013.
Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi - Koes Irianto, Panduan Lengkap Biologi
Reproduksi Buatan; dan Reproduksi Manusia, Bandung: Alfabeta, 2014.
- Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik
509
Jurnal Hukum tô-râ, Vol. 3 No. 1, April 2017