Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAPATAN, PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI DAN


PEMERATAAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

FARMI FITRI

NIM. B2052211050

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Perumusan Masalah................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN LITERATUR.................................................................................................3
A. Pertumbuhan Ekonomi...........................................................................................3
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.....................................................................3
2. Pertumbuhan Ekonomi dalam persfektif Islam...................................................4
3. Konsep Pertumbuhan Ekonomi..........................................................................5
4. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi.............................................................5
5. Peran pertumbuhan ekonomi..............................................................................6
6. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi..................................................................6
7. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi..........................................................................9
BAB III............................................................................................................................11
METODE.........................................................................................................................11
A. Metodologi Ilmu Ekonomi...................................................................................11
1. Definisi Metodologi Ilmu Ekonomi..................................................................11
2. Istilah-istilah dalam Ekonomi...........................................................................12
3. Subjektivitas.....................................................................................................13
4. Hipotesis Kredibilitas.......................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................16
PEMBAHASAN..............................................................................................................16
A. Pengeluaran Konsumen Perseorangan..................................................................16
B. Investasi Domestik Swasta Bruto.........................................................................19
C. Pengeluaran Pemerintah.......................................................................................20
4. Ekspor..............................................................................................................20
5. Impor................................................................................................................22
D. Data Pertumbuhan Ekonomi.................................................................................24

ii
BAB V.............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. KESIMPULAN....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bagi masyarakat awam, pertumbuhan ekonomi tidak terlalu
penting. Ini karena bagi mereka yang terpenting apakah kehidupan
sudah beranjak, misalnya, tidak miskin lagi alias lebih makmur
dibandingkan dengan masa sebelumnya.

Tidak pernah menjadi risau ketika pertumbuhan ekonomi


yang dicapai itu salah sasaran alias hanya dinikmati oleh kelompok
tertentu. Ini karena adanya distribusi yang tidak merata. Atau
bahkan ada anggapan bahwa ketimpangan perolehan kekayaan yang
bermuara pada kemiskinan hanya dinilai sebagai kondisi sementara.
Yang penting, indikator makro di atas kertas selalu menunjukkan
performa bagus.

Tetapi pemberantasan kemiskinan sebenarnya justru


merupakan kondisi penting atau syarat yang harus diadakan guna
menunjang pertumbuhan ekonomi. Bagaimana pun, bertambahnya
penduduk miskin mendorong taraf hidup yang rendah, sehingga
akan menurunkan produktivitas mereka yang pada gilirannya
ekonomi nasional menurun dan akhirnya mendorong melambatnya
pertumbuhan ekonomi.

Padahal, kalau strategi ditekankan pada pemerataan


pendapatan dan pengurangan angka kemiskinan, maka taraf hidup
masyarakat secara keseluruhan akan meningkat, sehingga
mendorong permintaan barang primer dan sekunder yang dapat
dihasilkan oleh perekonomian nasional.

Ini pada gilirannya menunjang makin melajunya pertumbuhan


ekonomi melalui kenaikan permintaan barang lokal dari hasil

1
2

produksi industri lokal, selanjutnya mendorong penciptaan lapangan


kerja dan investasi. Bandingkan jika kenaikan pendapatan hanya
terjadi pada si kaya dan yang miskin tetap miskin atau justru
bertambah miskin, maka golongan kaya akan mengonsumsi barang
tersier yang umumnya merupakan barang impor.

Jika kesenjangan pendapatan terus berlangsung, maka akan


tercipta disinsentif material dan psikologis yang pada gilirannya
menghambat kemajuan ekonomi. Padahal, sudah pasti pemerintah
bersusah payah melakukan serangkaian strategi guna menyajikan
kemakmuran masyarakat.

Karena itu, strategi pembangunan yang terlalu mengagungkan


pertumbuhan ekonomi dan kurang penekanan pemerataan
pendapatan dan pengurangan angka kemiskinan perlu dipikir ulang.
Ini karena pemerataan pendapatan adalah suatu alat yang efektif
untuk pemberantasan kemiskinan yang merupakan tujuan utama
dari pembangunan ekonomi.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pokok
permasalahan yang akan kami bahas, antara lain sebagai berikut :

1) Ciri-ciri dan ukuran pertumbuhan ekonomi


2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
3) Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi
4) Ketidakmerataan distribusi pendapatan
5) Upaya mengatasi pengangguran dan kemiskinan
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan (growth) adalah suatu proses untuk

meningkatkan produksi (output) yang merupakan kegiatan rutin.

Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi akan berkembang

pesat dalam lingkup masyarakat yang menghargai dan merangsang

orang untuk menggali penemuan-penemuan baru. Yang paling

cocok untuk itu ialah lingkungan masyarakat yang menganut laissez

faire, bukan dalam masyarakat sosial atau komunis yang cenderung

mematikan kreativitas orang.

Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya

pertambahan/perubahan pendapatan nasional (produksi

nasional/GDP/GNP) dalam satu tahun tertentu, tanpa

memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya.

Pertumbuhan Ekonomi merupakan suatu keadan di suatu

negara yang menunjukkan adanya peningkatan produk domestik

bruto (PDB) masyarakatnya tanpa perlu membandingkan besar atau

kecilnya tingkat pertumbuhan penduduk, akibat atau tanpa

memperbaiki kondisi yang ada.

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan

pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah

3
4

tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang

terjadi. Menurut Boediono “pertumbuhan ekonomi adalah proses

kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.” Jadi, persentase

pertambahan output iniharuslah lebih tinggi dari persentase

pertambahan jumlah dan ada kecenderungan dalam jangka panjang

bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut.

2. Pertumbuhan Ekonomi dalam persfektif Islam


Menurut Khursyid pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari

konsep keadilan distribusi pendapatan dan kekayaan bagi setiap

individu pada seluruh generasi, menghapus riba dan mewajibkan

zakat. Pendapat lain menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi

bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan akidah dan

membenarkan iman. Dengan demikian, terdapat perbedaan

mendasar antara konsep pertumbuhan ekonomi menurut islam

dengan kapitalisme dan sosialisme. Sistem ekonomi islam menurut

pandangan Khursyid berdasarkan falsafah yang berhubungan

dengan al-tauhid, al-rububiyah dan al-istikhlaf. Namun menurut

Al-Fasi perbedaan tersebut karena lebih disebabkan oleh system

kapitalisme yang membolehkan riba dan system sosialisme yang

cenderung tidak terikat dengan agama.

Penulis lainnya seperti Yusuf berpendapat bahwa penerapan

al-„urf untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dan

tidak relevan dengan masyarakat muslim. Ketidaksesuaian ini kata


5

abdulmannan karena adanya persoalan-persoalan yang tidak popular

yang tidak dapat dijadikan dasar bagi pembangunan ekonomi yang

berlaku bagi masyarakat non muslim. Pertumbuhan ekonomi dalam

masyarakat muslim berdasarkan prinsip menggembirakan (at-

targib) yang terdapat didalam Al-Quran dan as- sunnah.

Pertumbuhan ekonomi dalam perspektif Islam menurut Yusuf

untuk mewujudkan kehidupan yang baik (al-hayat at-taiyibah).

Sumberekonomi yang penting ialah modal, tanah, sumber

manusia, sumber tenaga, kemudahan infrastruktur dan sebagainya.

Pertumbuhan ekonomi bukan saja memerlukan pertambahan sumber

ekonomi secara kuantitatif, tetapi boleh juga dicapai melalui

peningkatan kualiti sumber ekonomi. Oleh yang demikian,

pertumbuhan dianggap hanya sebagian dari aspek kuantitatif

pembangunan dan jauh sekali dari pada menyelesaikan masalah

kualitatif pembangunan. Dengan kata lain, pertumbuhan

mempunyai hubungan yang rapat dan penting dengan

pembangunan. Pertumbuhan sudah semestinya merupakan suatu

pembangunan, tetapi pembangunan tidak semstinya bermakna

pertumbuhan semata

3. Konsep Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan

merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan

pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Jumlah

penduduk bertambah setiap tahun, sehingga dengan sendirinya


6

keutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka

dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.

4. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi


Perumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan

permintaa agregat atau pertumbuhan penawaran agregat. Dari sisi

permintaan agregat, peningkatannya didalam ekonomi bisa terjadi

karena PN, yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen),

perusahaan, dan pemerintah, meningkat. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya, sisi permintaan agregat (penggunaan PDB) terdiri atas

empat komponen: konsumsi rumah tangga, investasi (termasuk

perubahan stok), konsumsi/pengeluaran pemerintah, dan ekspor

netto (ekspor barang dan jasa minus impor impor barang dan jasa).

Dari sisi penawaran agregat, pertumbuhan output bisa

disebabkan oleh peningkatan volume dari faktor-faktor produksi

yang digunakan, seperti tenaga kerja, modal (kapital), tanah; faktor

produksi terakhir ini khususnya penting bagi sektor pertanian, dan

energi. Pertumbuhan output juga bisa didorong oleh peningkatan

produktivitas dari faktor-faktor tersebut.-

5. Peran pertumbuhan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi yang sering sekali diindikasikan

sebagai pendapatan per kapita diyakini mendorong kemakmuran

ekonomi yang lebih besar. Tentu saja kesejahteraan ekonomi tidak

persis sama dengan pendapatan per kapita sebagaimana telah

diyakini bahwa sistem perekonomian dengan tingginya pendapatan


7

per kapita tidaklah selalu menajmin kesejahteraan bagi semua

orang jika distribusi pendapatan sangat timpang antar daerah

maupun antar penduduk. Dengan demikian, peningkatan

kesejahtaeraan secara umum akan meningkatkan kualitas kehidupan

bagi semua pihak untuk mampu berkonntribusi terhadap sistem

perekonomian yang dibangun. Setiap orang diharapkan mampu

memenuhi semua kebutuhan, dan mencukupi setiap keinginan tanpa

adanya penggunaan kekuatan untuk bertarung. Peningkatan

kesejahteraan secara empiris terkait dengan semakin tingginya

standar hidup dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

Sebaliknya, tanpa pertumbuhan ekonomi, maka ekonomi akan

mengalami stagnasi, sehingga negara tidak lagi mampu memberikan

kesejahteraan yang layak bagi warga negaranya.

6. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor.

Faktor ekonomi dan nonekonomi.

1. Faktor Ekonomi
1) Sumber Alam
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu

perekonomian adalah sumber alam atau “tanah”sebagaimana

dipengaruhi dalam ilmu ekonomi mencangkup sumber alam seperti

kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral,

iklim, sumber air, sumber lautan dan sebagainya. Dalam dan bagi

pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber alam secara melimpah

merupakan hal yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber


8

alam tidak akan membangun dengan cepat. Sebagaimana

dinyatakan oleh Lewis, “dengan hal-hal lain yang sama, orang dapat

mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan

apabila mereka tidak memilikinya”.

2) Akumulasi modal
Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik

dapat diproduksi. Apabila setok modal naik dalam batas waktu

tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal.

Dalam ungkapan prof. Nurkse, “makna pembentukan modal ialah,

masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini

sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang

mendesak, tetapi mengarah sebagian dari padanya untuk pembuatan

barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin dan fasilitas

pengangkutan, pabrik dan peralatannya.”

3) Organsisasi
Organisasi merupakan bagian penting dari proses

pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor

produksi didalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi

(komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan

produktivitasnya.

4) Kemajuan Teknologi
Pertumbuhan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi

modern. Kelima pola tersebut ialah penemuan ilmiah atau

penyempurnaan pengetahuan iptek, inovasi, penyempurnaan, dan

penyebarluasan penemuan yang biasanya diikuti dengan


9

penyempurnaan.

5) Pembagian Kerja dan Skala Produksi


Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi

perkembangan ekonomi. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan

kemampuan produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien dari

sebelumya. Ia menghemat waktu. Ia mampu menemukan mesin

baru dan berbagai proses baru dalam berproduksi. Akhirnya,

produksi meningkatkan berbagai hal. Akan tetapi, pembagian kerja

tergantung pada luas pasar. Luas pasar, sebaliknya tergantung pada

kemajuan ekonomi, yaitu seberapa jauh perkembangan

permintaan, tingkat produksi pada umumnya, sarana transportasi,

dan sebagainya. Jika skala produksi luas, spesialisasi dan

pembagian kerja akan meluas pula. Alhasil, jika produksi naik, laju

pertumbuhan ekonomi akan melesat. Ekomomi eksternal keuangan

semakin banyak tersedia dan manfaat dari investasi minimal adalah

sumber tenaga, angkutan, dan sebagainya, yang penggunanya

membawa ke arah kemajuan industri. Dengan cara ini produksi

meningkat dan pertumbuhan ekonomi kian melaju.

2. Faktor Non-Ekonomi
1) Faktor Sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa ke arah

penalaran () dan skeptisisme. Ia menanamkan semangat yang

menghasilkan berbagai penemuan baru dan akhirnya memunculkan

kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan


10

pandangan, harapan, struktur, dan nilai-nilai sosial.

2) Faktor Manusia
Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada

jumlah sumberdaya manusia saja, tetapi lebih menekan pada

efisiensi mereka. Peningkatan GNP per kapita yang begitu hebat

rupanya berkaitan erat dengan pemngembangan faktor manusia

sebagaiman terlihat dalam efisisensi atau produktivitas yang

melonjkan dikalangan tenaga buruh.

3) Faktor Politik dan Administrasi


Pemerintah harus memberikan kepada masyarakat jasa-jasa

yang diperlukan untuk merangsang perkembangan ekonomi sepeti:

ketertiban, keadilan, keamanan dan pertahanan. Dalam administrasi

yang bersih dan kuat seperti itu keadilan sepenuhnya dapat

merangsang pertumbuhan ekonomi . sebagaimana dikemukakan

secara tepat oleh Lewis, “tidak ada negara yang berhasil maju tanpa

dorongan positif dari pemerintahannya yang cakap.

7. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi


Untuk mengetahui maju tidaknya suatu perekonomian

diperlukan adanya suatu alat pengukur yang tepat. Alat pengukur

pertumbuhan perekonomian ada beberapa macam diantaranya

adalah:

1) Produk Domestik Bruto (PDB)


PDB ini merupakan ukuran yang global sifatnya dan bukan

merupakan alat pengukur yang tepat, karena belum dapat

mencerminkan kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya.


11

Rumus untuk menghitung laju pe r tumbuhan ekonomi sebagai

berikut :

PDBt−PDBt−1
LPE = X 100%
PDBt−1

Keterangan :

` PDBt : pertumbuhan ekonomi tahun sekarang

PDBt-1 : pertumbuhan ekonomi tahun ` sebelumnya

2) Produk Domestik Bruto (PDB) Per Kapita atau Pendapatan Per Kapita
Produk domestik bruto per kapita dapat dipakai sebagai proxy

pendapatan per kapita dan lebih tepat mencerminkan kesejahteraan

penduduk suatu negara dari pada PDB saja. PDB per kapita adalah

jumlah PDB nasional dibagi jumlah dengan jumlah penduduk,

atau dapat disebut PDB rata-rata atau PDB per kepala.

3) Pendapatan Per Jam Kerja


Pendapatan per jam kerja sebenarnya paling baik dipakai

sebagai alat mengukur maju tidaknya suatu perekonomian. Biasanya

suatu negara yang mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam

kerja lebih tinggi daripada upah per jam kerja di negara lain untuk

jenis pekerjaan yang sama, pasti boleh dikatakan bhwa negara yang

bersangkutan lebih maju daripada negara yang satunya lagi.

4) Harapan Hidup Waktu Lahir


Harapan hidup waktu lahir juga dapat dipakai untuk melihat

kemajuan dan kesejahteraan suatu prekonomian. Memang

kesejahteraan dapat benar-benar dirasakan adanya bila seseorang

dapat memenuhi segala macam kebutuhannya seperti kebutuhan


12

akan barang dan jasa termasuk kesehatan, pendidikan dan

sebagainya, dan dalam jangka waktu yang lama yaitu bila

dikaruniai umur panjang.


BAB III

METODE

A. Metodologi Ilmu Ekonomi

1. Definisi Metodologi Ilmu Ekonomi


Ilmu Ekonomi memiliki beberapa metodologi dalam melakukan proses
kajian keilmuannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metodologi
memiliki pengertian uraian tentang metode. Metode sendiri dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau dapat diartikan pula
sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Ilmu Ekonomi sendiri telah banyak didefinisikan pengertiannya oleh


beberapa ahli atau pakar yang bergelut di bidang ekonomi sejak lama. Beberapa
pengertian ilmu ekonomi menurut tokoh sebagai berikut:

Menurut Paul A. Samuelson Ekonomi adalah studi mengenai bagaimana


cara manusia dan masyarakat sampai pada pilihan dengan atau tanpa uang untuk
menggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas yang dapat mempunyai
kegunaan-kegunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai macam barang dan
mendistribusikan untuk konsumsi baik sekarang maupun masa yang akan datang
diantara berbgai orang dan golongan dalam masyarakat.

Menurut Alfred Marshall Ekonomi politik atau ekonomi adalah studi


tentang umat manusia dalam kehidupan bisnis biasa. Mengkaji bagian dari
tindakan individu dan sosial yang paling erat dengan pencapaian dan dengan
penggunaan syarat material kesejahteraan. Bahwa itu adalah di satu sisi sebuah
studi kekayaan, dan di sisi lain dan yang lebih penting bagian dari manusia studi.

11
12

Menurut Lionnel Robbins mengatakan bahwa ekonomi adalah ilmu yang


mempelajari perilaku manusia sebagai kaitan antara tujuan dan sarana yang
langka yang mempunyai banyak alternatif kegunaan.

2. Istilah-istilah dalam Ekonomi


Sebelum melangkah lebih jauh dalam membahas metode ilmu ekonomi,
terdapat beberapa istilah yang sering digunakan pada proses ekonomi dan
digunakan pada contoh-contoh yang ada. Beberapa istilah yang  ada dalam
ekonomi yaitu:

1) Deflasi

Penurunan tingkat pendapatan nasional (national income) dan output,


uang biasanya diiringi dengan penurunan tingkat harga-harga umum. Deflasi
selalu berkaitan dengan inflasi, sehingga suatu negara pasti akan mengalami
salah satu fase dari deflasi ataupun inflasi. Negara Indonesia juga mengalami
fenomena ekonomi ini. Deflasi atau inflasi dapat dihitung secara umum yaitu
kaitannya dengan deflasi atau inflasi yang dihadapi negara, ataupun deflasi
atau inflasi yang dihadapi oleh setiap daerah dalam negara karena setiap daerah
memiliki aktivitas ekonomi masing-masing yang mempengaruhi derajat
terjadinya inflasi atau deflasi tersebut. Berikut beberapa daerah yang memiliki
tingkat inflasi atau deflasi pada September 2016.

2) Apresiasi

Peningkatan dalam nilai mata uang (currency) terhadap nilai mata uang
lainnya dalam sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate system).
Sama halnya dengan deflasi dan inflasi, apresiasi juga selalu berkaitan dengan
depresi sebagai pihak yang berkebalikan.

3) Depresiasi

Penurunan dalam nilai mata uang (currency) terhadap nilai mata uang
lainnya dalam sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate system).
Berikut dibawah ini merupakan nilai tukar mata uang beberapa negara terhadap
USD yang disertai apresiasi dan depresiasi.
13

4) Depresi

Tahap dari siklus ekonomi yang ditandai oleh penurunan tingkat kegiatan
ekonomi (Produk nasional bruto aktual / aktual gross national product) yang
dapat diatasi dengan kebijakan fiskal dan moneter. Berikut ini terdapat tabel
yang menginformasikan mengenai pertumbuhan Indonesia dari sisi
pembangunan ekonominya dari tahun ke tahun.

5) Devaluasi

Kebijakan menurunkan nilai tukar mata uang (Exchange rate) terhadap


nilai mata uang asing lainnya di dalam sistem nilai tukar tetap.

6) Revaluasi

Kebijakan menaikkan nilai tukar mata uang (Exchange rate) terhadap


nilai mata uang asing lainnya di dalam sistem nilai tukar tetap. Berikut suatu
tabel perjalanan kebijakan keuangan Indonesia mengenai nilai tukar mata uang:

7) Redenominasi

Penyederhanaan nilai nominal mata uang dengan mengurangi digit


(angka nol) tanpa mengurangi nilai riil mata uang tersebut. Hal ini bukanlah
hal yang tidak mungkin karena redenominasi ini telah dilakukan oleh beberapa
negara di dunia. Berikut adalah daftar beberapa negara yang telah melakukan
redenominasi mata uang dimulai dari negara Finlandia pada tahun 1963:

3. Subjektivitas
Pengalaman ini memberiku kesempatan untuk belajar mengenai fakta – dan
ini merupakan hal yang luar biasa bagiku – ialah bahwa: suatu kebenaran ilmiah
yang baru tidak dibuktikan dengan jalan meyakinkan lawan-lawannya untuk
melihat kebenaran dan cahaya terang, tetapi lebih disebabkan oleh karena para
lawannya akhirnya punah dan mati, dan satu generasi lagi yang lebih dekat pada
teori baru tadi telah tumbuh menggantikannya. (Plank, dalam Samuelson dan
Nordhaus, 1988).
14

Dari penggalan kalimat diatas, teringat sebuah kisah tokoh falsafah Socrates
pada jaman Yunani Kuno dalam buku “Filsafat Umum” karya Dr. Ahmad Tafsir.
Disana diceritakan bahwa Socrates merupakan seorang tokoh ilmuwan yang
sangat berpengaruh dalam dunia perkembangan ilmu pengetahuan. Berkat
perjuangan dan jasanya ilmu pengetahuan bisa berkembang sampai sekarang. Dia
rela mengorbankan nyawanya demi meyakinkan manusia, khususnya kaum sofis
bahwa diluar goa yang telah membelenggu pemikiran mereka bertahun-tahun itu,
ada sebuah cahaya yang indah. Namun karena keyakinan manusia itu yang sudah
terdoktrin oleh kaum sofis, manusia pada jaman itu tidak percaya kepada Socrates
karena sudah nyaman diam disebuah goa yang membelunggu mereka. Socrates
pun dibunuh karena dianggap sebagai pembohong dan sesat. Namun pada
akhirnya kini terbukti kebenaran Socrates ini, hal tersebut karena musuh-musuh
dari penentang pemahaman dia telah punah dan mati.

4. Hipotesis Kredibilitas
Sebuah hipotesis merupakan sebuah terkaan, atau dugaan(asumsi) mengenai
hubungan yang mungkin terdapat antara dua buah fenomin. Hal tersebut sering
dikemukakan pada waktu diobservasi sejumlah kejadian. Mengenai berbagai
kebijakan yang telah dilakukan pemerintah tentang inflasi masih menjadi suatu
perdebatan dan juga rundingan para ahli ekonomi untuk dapat mengambil sikap
dan langkah tepat apa yang sesuai untuk membuat kebijakan. Sebagian besar
kebijakan yang dibuat sering kali menghasilkan rendah tingkat kepercayaan
kepada pemerintah. Maka dibuatlah adanya suatu metodologi hipotesis
kredibilitas yang artinya Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan
untuk menimbulkan kepercayaan.

Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan kesaksian
dari seseorang atau suatu lembaga. Suatu pandangan baru yang lain menyatakan
bahwa “ kredibilitas” (Credibility) dan  merupakan hal yang penting bagi masalah
teori tersebut yaitu inflasi. Kredibilitas itu merupakan Kajian-kajian yang
dilakukan para pakar ekonomi yang bersumber dari pengalaman selama beberapa
periode 1979 – 1984 untuk dapat mengetahui kebenaran dari kajian untuk dapat
15

mengetahui kebenaran dari kajian hipotesis dengan menyusun “model” yang


merupakan penggambaran yang sederhana dan juga seringkali secara matematis,
tentang suatu kenyataan yang lebih rumit.

Namun pada tahun 1984, telah banyak dilakukan serangkaian penelitian


mengenai hipotesis kredibilitas yang banyak tidak disepakati karena model-model
yang digunakan tidak serupa. Walaupun demikian kesimpulan yang mendasar
bahwa kebijakan-kebijakan yang ketat ataupun memiliki nilai kepercayaan yang
kuat ternyata tidak cukup berperan dalam menekan inflasi, sebagaimana
kenyataan menunjukan sejarah yang kurang mendukung kebenaran hipotesis
kredibilitas.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengeluaran Konsumen Perseorangan


Indonesia adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara
(BUMN) dan kelompok usaha swasta besar (konglomerat) memainkan
peran penting. Ada ratusan kelompok swasta yang terdiversifikasi yang
berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan sebagian kecil dari
jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama dengan para
BUMN mereka mendominasi perekonomian domestik. Ini juga berarti
bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (dan biasanya
ada kaitan erat antara elit korporat dan elite politik di negara ini).
Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama
berkontribusi 99 persen dari jumlah total perusahaan yang aktif di
Indonesia, tidak kalah pentingnya. Mereka menyumbang sekitar 60 persen
dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk hampir 108
juta orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah
merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai
mempercepat lagi setelah perlambatan ekonomi di tahun
2000,2010,2015,2020 dan 2021. Dengan demikian kita mungkin berada
pada awal sebuah masa yang dicirikhaskan pertumbuhan ekonomi yang
pesat. Namun, juga harus digarisbawahi bahwa Indonesia adalah negara
yang kompleks dan berisi risiko tertentu untuk investasi. Lagipula,
dinamika dan konteks negara ini ikut membawa risiko. Untuk menyadari
risiko yang terlibat kami menyarankan Anda untuk membaca
bagian Risiko Investasi di Indonesia dan melacak perkembangan ekonomi,
politik dan sosial terbaru di Indonesia melalui bagian Berita,
bagian Bisnis dan bagian Keuangan.

16
17

Bagian Ekonomi ini menyajikan paparan keadaan ekonomi


Indonesia saat ini serta membahas sejumlah bab penting dalam sejarah
ekonomi Indonesia:

Penerimaan/Pengeluaran Pemerintah (Rupiah)


Penerimaan-Pengeluaran
2005 2010 2015 2020 2021
461483199157
PENERIMAAN 4 5590241980925 8302656062439 4614831991574 4684814744783
Sisa Anggaran Tahun Lalu 74031280901 28762746143 74332578134 74031280901 2853518194530
192447916798
Pendapatan Asli Desa 1 2264441310531 3305682235020 1924479167981 497197971566
Bantuan Pemerintah Pusat 957813782533 1048630435757 1130855439522 957813782533 286129080578
Bantuan Pemerintah Daerah Tingkat
I 261662770281 403156084840 529501879780 261662770281 232822486632
Bantuan Pemerintah Daerah Tingkat 102282814067
II 8 1341663198103 1672671577921 1022828140678 581840754281
Lain-lain yang Diperoleh Secara Sah 374016849200 503588205551 1589612352062 374016849200 1589612352062
447799644387
PENGELUARAN 3 5244738128199 7868370593065 4477996443873 7868370593065
248137737886
PENGELUARAN RUTIN 9 2863805073774 4684814744783 2481377378869 8302656062439
146144739589
Belanja Pegawai 2 1531148972974 2853518194530 1461447395892 74332578134
Belanja Barang 271109972137 356377034379 497197971566 271109972137 3305682235020
Biaya Pemeliharaan 172804787276 213261902033 286129080578 172804787276 1130855439522
Biaya Perjalanan 141531643378 193959773049 232822486632 141531643378 529501879780
Belanja Lain-lain 335799069171 410532152045 581840754281 335799069171 1672671577921
Pengeluaran Tidak Terduga 98684511015 158525239294 233306257196 98684511015 233306257196
199661906500
PENGELUARAN PEMBANGUNAN 4 2380933054425 3183555848282 1996619065004 3183555848282
Prasarana Fisik Pemerintah Desa 333211586724 426117470762 587971079096 333211586724 587971079096
Prasarana Produksi 221552092722 263823591796 385998503653 221552092722 385998503653
Prasarana Perhubungan 584706944213 610693234669 751413711813 584706944213 751413711813
Prasarana Pemasaran 66902325388 72617560226 136737883839 66902325388 136737883839
Prasarana Sosial 463068704822 547485428632 695364107418 463068704822 695364107418
Pembangunan Lain-lain 327177411135 460195768340 626070562463 327177411135 626070562463

Rata-rata pengeluaran konsumsi bulanan penduduk Indonesia terus


meningkat dalam lima tahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), pada 2021 penduduk Indonesia rata-rata menghabiskan Rp1,26 juta
18

per bulan untuk konsumsi. Nilai itu bertambah sekitar Rp38.905 atau naik
3,17% dari tahun 2020, yang rata-ratanya Rp1,22 juta per bulan.
Pengeluaran konsumsi bulanan pada 2021 bahkan meningkat 22% jika
dibanding tahun 2017, yang rata-ratanya masih Rp1,03 juta per bulan.
Menurut BPS, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan biaya
kebutuhan hidup masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Jika dirinci
berdasarkan pos pengeluarannya, pada 2021 rata-rata penduduk Indonesia
menghabiskan Rp622,8 ribu per bulan untuk konsumsi makanan,
kemudian Rp641,7 ribu untuk konsumsi non-makanan. Berdasarkan
wilayah tempat tinggal, rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk di
perkotaan sebesar Rp1,48 juta per bulan. Lebih besar daripada penduduk
di perdesaan yang rata-rata konsumsinya Rp971,4 ribu per bulan. BPS
juga mencatat pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi
signifikan bagi perekonomian nasional, yakni sebesar 54,42% pada 2021.

Sumber: databoks

Rata-rata Harian Konsumsi Protein Per Kapita dan Konsumsi Kalori Per Kapita Tahun
1990 - 2021
19

Indikator Terpilih Unit 2005 2010 2015 2020 2021

4 4
Rata-rata Harian Konsumsi Protein 4 9
4 4 4
Per Kapita (tidak termasuk Gram , ,
5,33 5,3 9,93
konsumsi protein makanan jadi) 0 1
5 1
4 5
Rata-rata Harian Konsumsi Protein 8 4
4 4 5
Per Kapita (termasuk estimasi kasar Gram , ,
7,39 8,89 4,49
konsumsi protein makanan jadi) 6 4
7 5
1 1
6 7
Rata-rata Harian Konsumsi Kalori 1 1 7 8
1
Per Kapita (tidak termasuk KKal 896, 849, 8 9
869,52
konsumsi kalori makanan jadi) 05 21 , ,
5 0
8 4
1 1
8 9
Rata-rata Harian Konsumsi Kalori 1 2 4 8
2
Per Kapita (termasuk estimasi kasar KKal 983, 019, 9 7
018,97
konsumsi kalori makanan jadi) 23 79 , ,
3 1
6 3
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Modul Konsumsi 2000 dan 2005 hanya mencakup panel 10.000 rumahtangga,
sedangkan 2010 mencakup panel 68.800 rumah tangga),
Untuk tahun 2015 merupakan merupakan data Susenas Semester (Maret dan September) dengan sampel (300.000 dan
75.000) rumah tangga.
* Dihitung dengan menggunakan data individu bukan data kelompok pengeluaran seperti pada tahun sebelumnya.

B. Investasi Domestik Swasta Bruto


Investasi adalah pembelian barang yang akan digunakan pada masa
depan untuk memproduksi lebih banyak barang atau jasa. Termasuk dalam
pengertian investasi ini adalah pengeluaran untuk modal perlengkapan,
inventori, dan bangunan, termasuk pembelian rumah baru. Investasi ini
merupakan total investasi dalam modal yang dilakukan oleh sektor swasta
bukan dilakukan oleh sektor pemerintah.
Penggunaan istilah investasi dalam komponen PDB mungkin akan
sedikit berbeda dibandingkan penggunaan istilah investasi dalam
percakapan sehari-hari. Biasanya kita akan mendengar istilah investasi
seperti untuk saham, surat berharga dan reksa dana. Namun investasi yang
dimaksud dalam pembahasan PDB yaitu pembelian barang yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa dimasa depan.
1. Investasi nonresidensial
20

Jenis investasi nonresidensial yaitu investasi yang dikeluarkan oleh


perusahaan untuk membeli mesin, alat, pabrik dan lain sebagainya. Dari
pengertian tersebut sudah jelas bahwa contoh investasi nonresidensial
yaitu mesin, alat dan pabrik yang dibeli perusahaan. Bila perusahaan
percetakan, maka mesin print atau cetak yang akan dibeli sebagai investasi
nonresidensial.
2. Investasi residensial
Jenis investasi residensial yaitu investasi yang dikeluarkan oleh
rumah tangga dan perusahaan untuk membeli rumah baru atau apartemen.
Contoh investasi resindesial ini juga sudah jelas yaitu berupa bangunan
rumah atau apartemen baru yang dibeli.
3. Investasi berupa inventori
Inventori adalah barang yang diproduksi saat ini dan ingin dijual
dikemudian hari. Pada perhitungan produk domestik bruto (PDB), barang
yang diproduksi saat ini maksudnya yaitu barang yang diproduksi pada
tahun perhitungan PDB. Sedangkan dijual kemudian hari maksudnya yaitu
dijual pada tahun setelah perhitungan PDB untuk barang yang diproduksi.
Oleh karenanya, perhitungan inventori ini pada perubahan inventori dalam
bisnis.

C. Pengeluaran Pemerintah
4. Ekspor
1) Perdagangan luar negeri
terdiri dari ekspor dan impor barang-barang
a. Cakupan komoditas
Semua jenis barang termasuk kecuali yang termasuk dibawah ini:
a. Pakaian dan perhiasan dari para penumpang dan awak alat angkut.
b. Barang-barang yang diekspor / diimpor dari suatu negara untuk
digunakan untuk keperluan kedutaan besar negara tersebut.
c. Barang-barang yang digunakan untuk keperluan ekshebisi atau pameran.
21

d. Peti Kemas yang dimaksudkan untuk diisi kembali.


e. Uang, surat-surat berharga dan barang finansial lainnya.
f. Barang-barang contoh.
b. Sistem Perdagangan
a. Statistik ekspor berdasarkan pada Sistem Perdagangan Umum yang
meliputi seluruh area geografi Indonesia.
b. Statistik Impor berdasarkan pada Sistem Perdagangan Umum sejak tahun
2008. Sebelum tahun 2008 menggunakan Sistem Perdagangan Khusus
yang meliputi seluruh area geografi Indonesia kecuali Kawasan Berikat
yang dianggap sebagai Luar Negeri.
c. Penilaian
a. Ekspor mengacu pada nilai Free On Board (FOB).
b. Impor mengacu pada nilai Cost Insurance and Freight (CIF).
c. Keduanya dinyatakan dalam Dollar Amerika (USD)
d. Pengukuran Kuantitas
a. Semua kuantitas dinyatakan dalam bentuk berat netto dalam satuan
kilogram.
e. Rekan Negara
a. Negara tujuan adalah negara yang pada saat pengiriman diketahui
sebagai negara terakhir dimana barang tersebut akan terkirim.
b. Negara asal adalah negara dimana barang-barang tersebut diproduksi,
setelah diverifikasi oleh Kantor Bea Cukai, sesuai dengan peraturan.

Nilai Ekspor Menurut Negara Tujuan Utama (Nilai FOB: juta US$),  2000-2021

Negara Tujuan 2005 2010 2015 2020 2021

ASIA          
1 1 1
0 9 9 0 2
. . . . .
8 5 9 7 9
8 0 3 2 9
3 7 3 5 7
, , , , ,
ASEAN 7 1 5 4 5
22

1 1 1 1 1
. . . . .
0 0 2 3 9
2 6 2 9 7
6 3 7 2 6
, , , , ,
Thailand 5 6 4 6 2
6 5 5 5 6
. . . . .
5 3 3 3 0
6 6 4 9 0
2 3 9 9 1
, , , , ,
Singapura 4 9 1 7 2
1
.
8 8 7 9 2
1 1 7 4 3
9 4 8 4 7
, , , , ,
Filipina 5 8 2 7 6
1 1 2 2 3
. . . . .
9 7 0 3 0
7 7 2 6 1
1 8 9 3 6
, , , , ,
Malaysia 8 6 9 9 0
6 6 5 4 6
4 9 4 5 0
, , , , ,
Myanmar 8 0 4 7 3
5 7 6 7 7
1 2 8 9 1
, , , , ,
Kamboja 7 1 8 9 8
2 2 3 3 3
5 1 2 0 1
, , , , ,
Brunei Darussalam 5 6 1 4 8
0 1 0 0 1
, , , , ,
Laos 9 4 7 5 6
3 3 3 4 6
6 2 9 6 0
0 2 2 8 1
, , , , ,
Vietnam 6 1 9 1 0

Asia Lainnya          
Jepang 1 1 1 1 1
4 3 2 3 5
. . . . .
4 0 0 6 9
1 1 4 0 6
5 0 5 3 2
, , , , ,
23

2 2 1 5 1
1 1 1 1 1
. . . . .
5 2 2 1 3
5 9 4 8 8
4 0 2 3 7
, , , , ,
Hongkong 1 3 3 3 5
4 4 4
. . .
1 3 8
0 2 3
7 3 0
, , ,
Korea Selatan - - 2 8 2
2 2 2
. . .
0 2 8
6 3 5
7 3 4
, , ,
Taiwan - - 5 1 3
2 3 4
. . .
9 8 6
0 0 0
2 2 4
, , ,
Tiongkok1) - - 9 5 7
1 1
3 1 5
. . .
3 8 5
5 6 3
1 2 4
, , ,
Lainnya 0 5 - - 2

           
1 1 1
. . .
0 1 3
9 8 5
8 1 9
, , ,
AFRIKA 5 9 - - 4

           

AUSTRALIA & OCEANIA          


1 1 1 1 1
. . . . .
5 8 9 7 8
1 4 2 9 8
9 4 4 1 7
, , , , ,
Australia 4 9 4 6 4
24

1
8
7
,
Selandia Baru         2
1 2 2 2
7 4 4 5 7
4 1 6 8 0
, , , , ,
Oceania Lainnya 6 1 3 1 1

           

AMERIKA/AMERICA          
8 7 9
. . .
2 9 4
0 9 8
0 4 3
, , ,
NAFTA - - 8 0 3
8 7 7 7 8
. . . . .
4 7 5 3 7
7 4 5 7 6
5 8 8 3 7
, , , , ,
Amerika Serikat 4 7 6 7 3
4 3 3 3 4
0 9 7 8 3
3 0 8 2 6
, , , , ,
Kanada 9 2 0 1 5
2 2 2
6 3 7
4 8 9
, , ,
Meksiko - - 2 1 4
1
.
0 9 8
7 9 5
4 3 1
, , ,
Amerika Lainnya 6 3 - - 6

           

EROPA          
8 7 8 8 9
. . . . .
8 9 1 2 0
5 2 6 3 9
5 6 1 0 3
, , , , ,
Uni Eropa2) 1 0 6 5 2
25

1 1 1 1 1
. . . . .
8 4 6 4 7
3 9 1 0 9
7 8 8 1 7
, , , , ,
Belanda 4 2 4 5 5

7 6 6 6 6
1 6 4 5 5
8 2 8 2 9
, , , , ,
Perancis 3 7 9 8 8
1 1 1 1 1
. . . . .
4 2 2 4 6
4 9 6 1 5
3 7 9 6 4
, , , , ,
Jerman 1 0 9 8 6
8 7 7 9 9
4 7 8 0 1
0 2 2 2 5
, , , , ,
Belgia 6 1 8 9 6
1 1 1 1
3 0 0 9 1
5 8 2 5 2
, , , , ,
Denmark 3 8 5 8 2
1 1 1 1 1
1 1 2 1 1
2 8 7 0 5
, , , , ,
Swedia 8 1 7 4 2
1 1 1 1 1
3 1 4 3 4
9 6 5 2 8
, , , , ,
Finlandia 9 2 1 1 3
7 6 7 8 9
5 2 1 4 2
7 1 9 3 2
, , , , ,
Italia 8 8 8 9 6
1
.
9 9 9 0 8
3 0 9 2 3
2 3 6 2 7
, , , , ,
Spanyol 2 6 4 4 5
9 9 8 9 9
8 4 8 5 2
, , , , ,
Yunani 6 0 5 1 5
26

1 1
1 9 0
1 6 1
, , ,
Polandia - - 2 2 7
1 1 1 1 1
. . . . .
8 7 5 4 7
3 3 5 6 3
9 3 0 0 5
, , , , ,
Uni Eropa Lainnya 1 5 5 5 9
6 6
. .
3 3 3 9 4
1 2 2 1 8
8 4 7 2 2
, , , , ,
Eropa Lainnya 5 8 2 5 1

           
6 5 5 6 7
2 6 7 1 1
. . . . .
1 3 1 0 5
2 2 5 5 8
4 0 8 8 4
, , , , ,
Jumlah 0 9 8 2 6
Catatan:
1) Berdasarkan Keppres No.12/2014 tentang penggunaan kata Tiongkok untuk menggantikan kata Cina
2) Sejak tahun 2020, Inggris tidak lagi menjadi anggota Uni Eropa
Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)
Dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia

5. Impor
2) Perdagangan luar negeri
terdiri dari ekspor dan impor barang-barang
f. Cakupan komoditas
Semua jenis barang termasuk kecuali yang termasuk dibawah ini:
g. Pakaian dan perhiasan dari para penumpang dan awak alat angkut.
h. Barang-barang yang diekspor / diimpor dari suatu negara untuk
digunakan untuk keperluan kedutaan besar negara tersebut.
i. Barang-barang yang digunakan untuk keperluan ekshebisi atau pameran.
j. Peti Kemas yang dimaksudkan untuk diisi kembali.
k. Uang, surat-surat berharga dan barang finansial lainnya.
27

l. Barang-barang contoh.
g. Sistem Perdagangan
a. Statistik ekspor berdasarkan pada Sistem Perdagangan Umum yang
meliputi seluruh area geografi Indonesia.
b. Statistik Impor berdasarkan pada Sistem Perdagangan Umum sejak tahun
2008. Sebelum tahun 2008 menggunakan Sistem Perdagangan Khusus
yang meliputi seluruh area geografi Indonesia kecuali Kawasan Berikat
yang dianggap sebagai Luar Negeri.
h. Penilaian
d. Ekspor mengacu pada nilai Free On Board (FOB).
e. Impor mengacu pada nilai Cost Insurance and Freight (CIF).
f. Keduanya dinyatakan dalam Dollar Amerika (USD)
i. Pengukuran Kuantitas
b. Semua kuantitas dinyatakan dalam bentuk berat netto dalam satuan
kilogram.
j. Rekan Negara
c. Negara tujuan adalah negara yang pada saat pengiriman diketahui
sebagai negara terakhir dimana barang tersebut akan terkirim.
d. Negara asal adalah negara dimana barang-barang tersebut diproduksi,
setelah diverifikasi oleh Kantor Bea Cukai, sesuai dengan peraturan.

Impor Beras Menurut Negara Asal Utama, 2005-2021

Negara Asal 2005 2010 2015 2020 2021

  Berat Bersih : Ton


India 34.167,5 36.142,0 32.209,7 337.999,0 7.973,3
Thailand 126.745,7 557.890,0 108.944,8 795.600,1 53.278,0
28

Vietnam 509.374,2 535.577,0 16.599,9 767.180,9 33.133,1


Pakistan 180.099,5 134.832,5 87.500,0 310.990,0 182.564,9
Myanmar 8.775,0 16.650,0 57.475,0 41.820,0 166.700,6
Jepang     72,1 0,2 90,0
1
Tiongkok 479,9 1.271,9 2.419,0 227,7 24,3
Lainnya 1.959,2 815,1 54,3 6,5 744,6
1.283.178, 2.253.824,
Jumlah 861.601,0 5 305.274,8 4 444.508,8
           
  Nilai CIF: 000 US$
India 13.671,7 15.795,0 13.397,1 139.158,5 3.018,5
Thailand 66.772,4 243.131,2 60.286,9 386.533,7 38.561,5
Vietnam 202.563,1 212.602,8 6.761,3 360.745,6 16.609,5
Pakistan 62.949,2 49.124,1 34.793,1 134.416,0 67.819,9
Myanmar 2.732,3 6.382,8 19.546,1 15.161,4 56.287,2
Jepang     235,0 1,7 243,2
1
Tiongkok 1.631,0 4.220,7 8.118,7 1.094,1 482,5
Lainnya 1.282,4 585,0 503,4 17,3 1.231,7
1.037.128,
Jumlah 351.602,1 531.841,6 143.641,6 3 184.254,0

D. Data Pertumbuhan Ekonomi


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia Kuartal II-2021 mengalami peningkatan hingga 7,07 persen
secara tahunan (year on year/yoy). Lebih lanjut, ekonomi Indonesia
triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,31 persen (quartal-to-
quartal) dari triwulan sebelumnya. Peningkatan ekonomi Indonesia pada
triwulan II-2021 terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspor,
konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah. Perbaikan
ekonomi ini menunjukkan bahwa Indonesia berhasil bangkit setelah
mengalami tekanan selama beberapa triwulan terakhir akibat Covid-19.
Peningkatan ekonomi tersebut memang menjadi pertanda yang baik,
namun tetap penting untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi
penurunan kembali pada triwulan berikutnya. Salah satu hal yang cukup
berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah investasi. Kinerja
investasi sebagai salah satu mesin pertumbuhan mulai mengalami
peningkatan, yaitu sebesar 7,54% (year on year/yoy).
29

Sejak diberlakukan Undang-Undang Cipta Kerja No.11 Tahun 2020


dan petunjuk operasionalnya yaitu PP No.5 Tahun 2021 tentang
Penyelanggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko telah memberikan
sentiment positif pada para investor untuk tetap merealisasikan
investasinya baik yang sedang dalam masa persiapan, konstruksi maupun
masa produksi. Pada periode April-Juni 2021 investasi berjalan dengan
baik dimana beberapa perusahaan besar telah melakukan groundbreaking.
Banyak Negara berkembang di dunia ini yang sudah berhasil
menunjukan pertumbuhan ekonomi di Negara itu sendiri, tetapi
permasalahan dalam Negara itu sendiri pun masih banyak yang belum
terselesaikan, seperti contohnya : pengangguran, tingkat kelahiran yang
sangat tinggi, minimnya tenaga ahli, dan susahnya mendapatkan tempat
untuk bekerja. Keadaan ini pun menjadi sorotan oleh ahli ahli ekonomi
dengan permasalahan “pembangunan bukan lah arti dari pembangunan”
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sering kali di kait
kan dengan suatu hal yang sama oleh beberapa ahli ekonomi, tetapi pada
dasar nya dua hal itu berbeda pengertiannya. Dengan ada nya pertumbuhan
ekonomi maka akan ada pembangunan ekonomi itu sendiri dimana dengan
pertumbuhan ekonomi itu sendiri akan memuncul kan pembangunan
pembangunan ekonomi.
Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan
naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan
perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus.

Realisasi Investasi atau Penanaman Modal


Realisasi investasi di Indonesia selama triwulan II-2021 mengalami
peningkatan sebesar 16,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun
sebelumnya (Rp 191,9 triliun). Kementerian Investasi/Badan Koordinasi
30

Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi pada


triwulan II-2021 (April – Juni) yang mencapai Rp 223,0 triliun. Selain itu,
terdapat juga data realisasi investasi kumulatif sepanjang periode Januari
hingga Juni 2021 yang mencapai Rp 442,8 triliun.
Jika dilihat berdasarkan persebarannya, persentase realisasi investasi
di Pulau Jawa mencapai 52,4% dengan nilai investasi sebesar Rp 100,6
triliun. Persentase realisasi investasi di luar Pulau Jawa adalah sebesar
47,6% dengan nilai investasi sebesar Rp 91,3 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyatakan
bahwa “Besarnya proporsi realisasi investasi PMDN yang hampir
menyamai PMA adalah tendensi yang positif bahwa PMDN kita memiliki
ketahanan uji terhadap dampak pandemi Covid-19. Lebih
menggembirakan lagi apabila kita melihat angka penyerapan tenaga kerja
dari realisasi investasi PMDN yang melampaui penyerapan tenaga kerja
dari realisasi investasi PMA.”
Capaian investasi pada periode Januari – Juni menyumbang 49,2%
terhadap target tahun 2021, yaitu Rp 900 triliun. Jika dilihat capaian
triwulan II dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun
sebelumnya, Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh sebesar 19,6% dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 12,7%. Capaian PMA
di triwulan II meningkat sebesar 4,5% dibandingkan dengan capaian pada
triwulan I-2021.
Kontribusi yang cukup signifikan dari PMDN terlihat sebesar Rp
106,2 atau 47,6% dari total capaian dengan penyerapan tenaga kerja
Indonesia sebanyak 165.684 orang atau 53,1% dari total penyerapan
tenaga kerja terjadi. Sektor penyumbang terbesar berasal dari sektor
perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (19,3%) sedangkan untuk
lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar (13,1%) berada di Jawa
Timur.
Realisasi PMA pada periode yang sama adalah sebesar RP 97,6
triliun atau 50,9% dari total capaian dengan kemampuan penyerapan
31

tenaga kerja Indonesia sebanyak 117.798 orang. Sektor penyumbang


realisasi PMA terbesar berasal dari sektor listrik, das, dan air, yaitu sebesar
21,6%. Lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar berada di Jawa
Barat (19,9%). PMA yang menyumbangkan realisasi terbesar berasal dari
negara Singapura, yaitu sebesar 28,8%.

Investasi Dapat Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


Investasi merupakan salah satu indikator yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi.Melalui investasi akan berdampak positif pada
proses produksi dalam bisnis yang semakin giat, kemudian juga akan
berimbas pada meningkatnya konsumsi rumah tangga. Investasi berperan
dalam pemulihan ekonomi dan memiliki korelasi positif terhadap
pembangunan infrastruktur negara. Pendapatan nasional atau PDB yang
meningkat akan mendukung upaya pembangunan yang akan dilakukan
oleh pemerintah.
Investasi juga dapat membantu menumbuhkan iklim bisnis. Semakin
banyak penanaman modal yang dilakukan, maka semakin banyak pula
bisnis baru yang bermunculan. Hal ini akan berdampak kepada
ketersediaannya lapangan pekerjaan serta penyerapan tenaga kerja, akan
mendukung pertumbuhan daya beli, sehingga dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mencegah terjadinya
penurunan pada triwulan berikutnya.
32
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1) Pembangunan itu harus berarti pembangunan manusia seutuhnya, bukan
pembangunan dalam arti fisik saja (bangunan, jalan, bendungan dan lain
sebagainya). Pembangunan harus dapat dirasakan secara merata oleh
seluruh rakyat.

2) Efektifitas dan efisiensi penggunaan dana pendidikan dan kesehatan


harus dapat dipertanggungjawabkan. Pemerintah harus tegas menindak
penyelewengan yang terjadi. Penggunaan dana yang efisien dan efektif
akan semakin meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
masyarakat sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang
produktif. Sumber daya manusia yang produktif menghantarkan negara
pada keunggulan komparatif sehingga mampu bersaing di dunia
internasional.

3) Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil


pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan
pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
tanpa disertai pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan
perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber daya manusia. 

4) Dapat dipastikan bahwa ternyata pengangguran berpengaruh pada


pertumbuhan ekonomi. Karena pengangguran memberikan dampak
negatif langsung bagi perekonomian, sehingga menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan nasional yang akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Namun tidak
menutup kemungkinan untuk mengurangi pengangguran, jika kita serius
dan terus berusaha untuk mengatasi pengangguran dengan melihat
penyebab terjadinya pengangguran tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Subandi, (2016). Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta.

Pohan,Aulia.2008.Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta:Rajawali pers.

Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan


Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT.Grasindo.

17

Anda mungkin juga menyukai