Anda di halaman 1dari 33

UNIVERSITAS BERSISTIM PONDOK MODERN

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah:


Kepondokmoderenan
Dosen pengampu:
Ustadz Suyanto M.M.

Disusun oleh:
Isna Lathi Fatul Khoeriyah
402019421047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR KAMPUS PUTRI
SAMBIREJO MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR INDONESIA
1443/2022
A. Universitas Bersistim Pondok Modern
Universitas Darussalam Gontor menerapkan system asrama yang
mana merupakan ciri khas system Pendidikan pesantren. Sebagai Lembaga
Pendidikan agama, unida gontor menerapkan system asrama dengan Kyai
sebagai pengasuh mahasiswa dan dibantu oleh Rektor bidang akademik
dan kemahasiswaan.
System pondok modern pada Kampus Universitas Darussalam
Gontor menggunakan pola tri pusat Pendidikan sebagai catur pusat
Pendidikan yang terdiri masjid sebagai sentral atau pusat kegiatan, kyai
sebagai figure sentralnya dan asrama sebagai masyarakat dan keluarga,
kegiatan akademik sebagai Pendidikan formalnya. Dengan begitu
mahasiswa terdidik agar menjadi generasi islami seperti keihlasan,
kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah dan kebebasan.
System Pendidikan tersebut dirangkai khusus agar mahasiswa
dapat berinteraksi dengan dosen sehingga dapat secara langsung
mendapatkan ilmu dan pengalaman. Selain itu di dalam system asrama,
mahasiswa juga memiliki organisasi khusus yaitu Dewan Mahasiswa yang
bertugas mengatur aktivitas yang berhubungan dengan kemahasiswaan
dan kemasyarakatan. Organisasi tersebut diharapkan dapat
mengembangkan potensi spiritual, intelektual, fisik, dan juga disiplin
dalam menaati peraturan yang disusun sendiri di bawah bimbingan Biro
Administrasi Penunjang Akademik. Dalam kampus yang bersistim asrama
yang menunjang segala fasilitasnya ini mahasiswa dapat dengan leluasa
menunagkan minat dan bakatnya dibawah bimbingan para dosen dan kyai.
Sistim pondok (asrama):
1. Semua mahasiswa harus tinggal dalam asrama (pondok)
dengan disiplin penuh
2. Semua aktifitas di dalam kampus dikerjakan oleh organisasi
mahasiswa dibimbing oleh dosen untuk Pendidikan
3. Masjid adalah pusat aktifitas ibadah
4. Bahasa Arab atau Inggris menjadi Bahasa percakapan sehari-
hari dan Bahasa skripsi, thesis dan disertasi
5. Kehidupan di pondok dijiwai oleh Panca Jiwa
6. Semua civitas akademika yang terdiri dari Rektor, Dekan dan
dosen harus menjadi tauladan bagi para mahasiswa.
Universitas bersistim pondok modern memiliki system akademik
dan non akademik yang diintegrasikan menjadi satu sehingga keseluruhan
potensi dan prestasi mahasiswanya dapat diketahui dan dikembangkan
selama belajar di UNIDA Gontor. Potensi-potensi yang dapat
dikembangakan tersebut meliputi potensi intelektual, spiritual, dan fisik
mahasiswa secara seimbang.
Struktur Universitas Pesantren

Badan Waqaf

Kyai Pimpinan
Pondok

Ketua IKPM
Ketua Yayasan Direktur KMI Rektor UNIDA
IKADA

Pondok 4 Kampus
Cabang UNIDA
Kelembagaan Universitas Pesantren

Yayasan Universitas

Rektor dan Kyai Senat Universitas

Wakil Rektor I Bidang Wakil rektor II Bidang Wakil Rektor III Bidang
Akademik dan SDM, Keuangan dan Penelitian,
Kemahasiswaan Administrasi Umum Pengembangan dan
Kerjasama

DKP BAAKFakultas-2 Studi Islam BAUKDekan Islamisasi BPM Sains dan TeknologiLPPM
Fakultas-2
B.
C. 1926 Kongres Umat Islam
Pada suatu ketika Indonesia diundang untuk menghadiri Muktamar
Islam Sedunia yang bertempat di Makkah pada tahun 1926. Tetapi tidak
ada satu pun orang yang menguasai dua Bahasa asing sekaligus. Pada saat
itu syarat dalam mengikuti acara tersebut adalah menguasai Bahasa inggris
dan arab. Pada akhirnya, dipilihlah dua orang yaitu KH. Mas Mansur yang
pandai dalam menguasai Bahasa arab dan H.O.S Cokroaminoto yang
pandai dalam Bahasa inggris untuk mewakili umat Islam Indonesia.
Dari kejadian tersebut akhirnya Trimurti memunculkan gagasan
bahwa “Bagaimana mencetak ulama intelek yang menguasai Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris sekaligus?”. Bahasa arab adalah kunci untuk
menguasai ilmu-ilmu keislaman dan Bahasa inggris bermanfaat untuk
menguasai ilmu-ilmu umum atau sains. Dengan begitu Gontor dapat
mencetak ulama yang intelek bukan intelek yang tahu agama.
Dalam proses pembelajarannya buku-buku materi Bahasa arab
tidak boleh diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, demikian juga buku-buku
pelajaran Bahasa inggris. Kedua jenis pelajaran ini cara penyampaiannya
harus menggunakan Bahasa aslinya. Proses tersebut dilakukan secara
bertahap mulai dari kelas satu KMI yang terdapat sedikit pelajaran yang
menggunakan Bahasa arab dan inggris lambat laun semakin tingginya
tingkatan KMI maka pelajaran yang menggunakan Bahasa Indonesia
semakin jarang.
Tidak hanya di bangku sekolah KMI saja, ketika santrinya berada
di asrama pun tetap harus menggunakan Bahasa inggris dan arab Ketika
bersosialisasi dengan santri-santri lain. Kedua bahasa tersebut terbagi atas
waktu penggunaannya, yaitu dua minggu Bahasa arab dan dua minggu
Bahasa inggris.
Adapun cara untuk meningkatkan kualitas bahasa santrinya, pada
setiap selesai shalat subuh berjamaah di masjid santri-santri wajib
mengikuti kegiatan muhadatsah/conversation. Kegiatan ini dilakukan
secara rutin setiap hari. Dalam acara pekanan juga diadakan
muhadhoroh/public speaking yang diselenggarakan dua kali dalam satu
pekan.
D. Tiga Anak Yatim Idealis Hadapi Problematika Umat
Pondok modern Darussalam gontor pertamakali didirikan pada 10
april 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga bersaudara yaitu putra dari
Kyai Santoso Anom Besari. Ketiga bersaudara ini adalah KH Ahmad
Sahal, KH Zainudin Fananie, dan KH Imam Zarkasyi yang kemudian
dikenal dengan Trimurti.
Mengulas tentang kongres Islam Sedunia yang diselenggarakan di
Makkah, Indonesia tidak memiliki tokoh ulama yang menguasai Bahasa
arab dan inggris sekaligus sehingga hal tersebut menjadi problematika
yang sangat serius. Terdapat masalah dalam diri umat yang dilihat dari
cara pandang mereka terhadap ilmu. Mereka memandang bahwa ilmu
islam dan ilmu umum adalah dua hal yang berbeda. Kesalahan cara
pandang inilah yang berdampak pada dimensi kehidupan. Lembaga-
lembaga pendidikan yang didirikan umat Islam khususnya pesantren hanya
mengajarkan ilmu-ilmu agama dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu umum.
Sementara pada pendidikan umum.
Melihat problematika yang sudah dijelaskan diatas, ketiga
bersaudara itu akhirnya bertekad untuk memberikan solusinya. Untuk
mendirikan Lembaga Pendidikan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu agama
dan ilmu pengetahuan umum. Dalam prosesnya mereka memilih ilmu
Pendidikan pesantren yang bersistim madrasah atau sekolah. Hal ini
dilakukan dengan banyak mempertimbangkan kedua system tersebut
sebenarnya memiliki kelebihan tersendiri. Kelebihan pesantren terlihat
dari system asramanya serta pendidikan akhlaknya yang kental. Sedangkan
system madrasah atau sekolah memiliki kelebihan pada metodologis dan
manajemen yang efektif dan efisien dan juga wawasan intelektual yang
menyeluruh. Dengan begitu integrasi tersebut dilakukan dengan harapan
Trimurti dapat menjadi sistim yang saling melengkapi.
E. Kondisi Pendidikan Islam Saat Itu
Pendidikan Islam di Indonesia pada zaman dahulu dikenal dengan
istilah pondok pesantren. Pusat Pendidikan Islam berpusat di daerah Jawa,
santri yang dating untuk menuntut ilmu agama berasal dari berbagai
daerah. Setelah menyelesaikan Pendidikan agamanya di pondok pesantren
para santrinya merasa berkewajiban untuk mengamalkan ilmunya di
daerahnya masing-masing. Maka berdirilah pondok-pondok pesantren
dengan sistim yang sama seperti yang mereka dapatkan sewaktu menimba
ilmu.
Materi-materi yang dipelajari adalah ilmu-ilmu agama meliputi
fiqih, nahwu, tafsir, tauhid, hadits dan lain-lain. Rujukan yang digunakan
biasanya kitab turost atau dikenal dengan istilah kitab kuning. Lama waktu
Pendidikan tidak menentu sesuai dengan keinginan santri atau keputusan
kyai, bila dirasa santri telah cukup mendapatkan ilmu.
Pondok pesantren pada zaman dahuu bukanlah seperti pesantren
masa kini. Lingkungan pesantren lebih membaur dengan masyarakat
karena tidak dibatasi oleh pagar. Bentuk pesantren seperti diatas masih
banyak ditemui di daerah pedesaan pada saat ini.
Pesantren dengan sistim dan model di atas saat ini telah mengalami
banyak reformasi, walaupun pada beberapa sistim dan metode masih
dipertahankan. Akan tetapi, model bangunan dan lama waktu belajar telah
berubah.
F. Profil Biodata Trimurti
1. KH. Ahmad Sahal
Pengalaman:
a. Nyantri di pondok-2 tradisional
b. Anggota Syarekat Islam
c. Hadiri Mu’tamar umat Islam syarqi Hindi di Surabaya
Idealism:
Mencetak ulama intelek, bukan intelektual yang hanya tahu agama
2. KH. Zainudin Fannani
Pengalaman:
a. Nyantri di pondok-2 tradisional
b. Ikut Pendidikan Muballigh
c. Menjadi Muballigh di Sumatera
Idealism:
Kita buat Lembaga Pendidikan Islam dengan metode modern, untuk
mencetak pemimpin
3. KH.Imam Zarkasyi
Pengalaman:
a. Nyantri di pondok-2 tradisional
b. Nyantri di Jamsaren; Mambaul Ulum; Arabiyah Adabiyah Solo
c. Kuliah di Normal Islam & Sumatera Thawalib
Idealism:
Kita buat sistim Pendidikan yang baru, untuk menciptakan manusia dan
masyarakat baru.
G. Pondok Pesantren
Gagasan dan cita-cita para pendiri Pondok Modern Darussalam
Gontor adalah rasa tanggungjawab memajukan ummat Islam dalam
mencari ridha Allah. Tempat yang dipilih untuk mewujudkan cita-cita itu
adalah Pondok Pesantren, yaitu Lembaga pendidikan Islam yang pernah
Berjaya pada masa nenek moyang mereka tetapi pada saat itu telah mati.
Pendidikan Pondok pesantren merupakan model pendidikan Islam
yang banyak digunakan di beberapa negara Islam. Akan tetapi, negara
Islam telah banyak mengalami kemajuan dan perkembangan, sedangkan
Lembaga pendidikan pesantren di Indonesia masih belum mampu
berkembang pesat dikarenakan situasi penjajahan dan lain sebagainya.
Para Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, Ketika awal
pembangunan mengkaji berbagai Lembaga pendidikan terkenal dan maju
di luar negeri, khususnya yang sesuai dengan system pondok pesantren.
1. Al-Azhar, merupakan Universitas di Mesir yang terkenal
dengan keabadiannya.
2. Syanggit, Lembaga pendidikan yang terletak di Mauritania.
Lembaga pendidikan ini harum namanya berkat kedermawanan
dan keikhlasan para pengasuhnya. Para pengasuh pondok di
Syanggit siap menanggung segala kebutuhan para santrinya.
3. Aligarh, Lembaga pendidikan modern yang terletak di India ini
membekali para muridnya dengan ilmu pengetahuan umum dan
agama serta menjadi pelopor revival of Islam.
4. Santiniketan, terletak di India yang didirikan oleh Rabindranath
Tagore yaitu seorang filosuf Hindu. Perguruan ini dikenal
dengan kedamaiannya karena berlokasi di Kawasan hutan,
serba sederhana dan mampu mengajar dunia.
Trimurti mengintegrasikan dua system (system madrasah dan
system pesantren) secara menyeluruh dan konsekuen. Prinsip integrasi
dapat di mengerti secara jelas dalam penjabarannya, “semua yang ada di
pondok ini sengaja diciptakan untuk Pendidikan”. Yang artinya, semua
kegiatan di Pondok Modern Gontor bersistem madrasah dan berjiwa
pesantren ini yang saling terikat dan mendukung satu sama lain. Dengan
begitu Pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Gontor di
selenggarakan berdasarkan system sekolah modern dengan menggunakan
metode modern dan akan selalu memperhatikan perkembangan dalam
system Pendidikan modern.
Gontor merupakan Lembaga Pendidikan pesantren yang penerapan
sistim Pendidikan yang modern. Berbeda dengan Lembaga Pendidikan
pada umumnya, Lembaga ini menjadikan Kyai sebagai sentral figure, dan
masjid sebagai pusat kegiatannya. Gontor telah menggunakan sistim
belajar dalam ruang kelas, dimana terdapat guru, murid, materi pelajaran.
Pondok Modern Gontor merupakan Lembaga Pendidikan Islam
yang memiliki suatu system Pendidikan yang akan menentukan masa
depan santrinya dan mampu menjawab tantangan zaman. Hal ini
berdasarkan pada orientasi nilai yang milikinya dan ketetapan proses
pengelolanya. System Pendidikan ini yang dapat dikatakan bisa mengatasi
tantangan zamannya jika ia dapat merespon kebutuhan anak didik,
kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan pembangunan nasional dalam
struktur relevansi cita-cita kehidupan sesuai dengan pandangan hidup
bangsa dan ajaran agama Islam.
System Pendidikan yang dikembangkan di Pondok Mpdern Gontor
memberikan peluang bagi santrinya untuk mengembangkan kemampuan
sesuai dengan minat dan bakatnya sehingga mereka dapat mempraktikkan
keilmuan dan mengaktualisasikan diri dalam lingkungan social terjun ke
masyarakat.
System pondok modern pada Kampus Universitas Darussalam
Gontor menggunakan pola tri pusat Pendidikan sebagai catur pusat
Pendidikan yang terdiri masjid sebagai sentral atau pusat kegiatan, kyai
sebagai figure sentralnya dan asrama sebagai masyarakat dan keluarga,
kegiatan akademik sebagai Pendidikan formalnya. Dengan begitu
mahasiswa terdidik agar menjadi generasi islami seperti keihlasan,
kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah dan kebebasan.
System Pendidikan tersebut dirangkai khusus agar mahasiswa
dapat berinteraksi dengan dosen sehingga dapat secara langsung
mendapatkan ilmu dan pengalaman. Selain itu di dalam system asrama,
mahasiswa juga memiliki organisasi khusus yaitu Dewan Mahasiswa yang
bertugas mengatur aktivitas yang berhubungan dengan kemahasiswaan
dan kemasyarakatan. Organisasi tersebut diharapkan dapat
mengembangkan potensi spiritual, intelektual, fisik, dan juga disiplin
dalam menaati peraturan yang disusun sendiri di bawah bimbingan Biro
Administrasi Penunjang Akademik. Dalam kampus yang bersistim asrama
yang menunjang segala fasilitasnya ini mahasiswa dapat dengan leluasa
menunagkan minat dan bakatnya dibawah bimbingan para dosen dan kyai.
H. Sejarah Berdirinya Universitas Darussalam Gontor
1. 1926 Mendirikan Tarbiyatul Atfal
Dalam rangka menghidupkan kembali Pondok Gontor yang
telah lama redup, KH. Ahmad Sahal membuka Tarbiyatul Atfal.
Merupakan suatu program Pendidikan anak-anak yang ditujukan untuk
masyarakat Gontor. Materi, sarana dan prasarana pendidikannya
dirancang sangat sederhana. Semua ini dilakukan dengan modal
seadanya, dengan modal keuletan, kesungguhan, kesabaran dan
keikhlasan. Usaha ini dapat membakar kembali semangat belajar
masyarakat desa Gontor dan sekitarnya.
Para santrinya dididik secara langsung oleh KH. Ahmad Sahal.
Kegiatan mengajar diselenggarakan pada siang dan malam hari dengan
beralaskan tikar dan daun kelapa. Pada siang hari mereka belajar
dibawah pepohonan di luar ruangan, sedangkan pada malam hari
mereka belajar hanya di temani oleh lampu batok (tempurung kelapa).
Dengan kegigihan dan keuletan beliau, pada tiga tahun pertama
para santri yang belajar dengan beliau mencapai 300 orang. Mereka
belajar tanpa dipungut biaya apapun, bahkan terkadang pengasuh
Pondok yang memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada dasarnya
tujuan utama pembelajaran di Tarbiyatul Atfal adalah menumbuhkan
kesadaran santrinya terhadap pemahaman dan pelaksanaan ajaran
agama.
Tarbiyatul Atfal terus berkembang seiring dengan meningkatnya
minat masyarakat untuk belajar, bahkan pada tahun ketujuh santri
Tarbiyatul Atfal sudah mencapai 500 orang putra dan putri. Oleh
karena itu didirikanlah cabang-cabang Tarbiyatul Atfal di desa-desa
sekitar Gontor yang di pegang oleh kader yang telah disiapkan secara
khusus melalui kursus pengkaderan. Selain mendirikan madrasah-
madrasah Tarbiyatul Atfal, kualitas madrasah pun mulai ditingkatkan
agar para lulusannya memiliki kemampuan yang mencukupi ketika
terjun untuk mengurusi beberapa cabang Tarbiyatul Atfal yang ada.
2. 1936 Mendirikan KMI
Melalui Tarbiyatul Atfal yang sudah berkembang, Pondok
Gontor membuat minat belajar masyarakat kembali bersemangat.
Lembaga ini telah berhasil mencetak kader Islam di sekitar Gontor.
Melalui mereka nama Gontor menjadi lebih dikenal masyarakat.
Perkembangan tersebut sangat menggembirakan pengasuh
pesantren, terlebih setelah KH. Imam Zarkasyi Kembali dari
belajarnya di berbagai pesantren dan Lembaga Pendidikan di Jawa dan
Sumatera pada tahun 1935. Beliau ikut serta dalam mengembangkan
Pondok Gontor. Sampai suatu ketika dimana peringatan Kesyukuran
10 tahun Pondok Gontor, diikrarkan pembukaan program Kulliyatul
Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) pada tanggal 19 Desember 1936.
Program baru tersebut dipegang oleh KH. Imam Zarkasyi, yang
sebelumnya pernah memimpin sekolah serupa tetapi untuk perempuan,
yaitu Mu’allimat Muhammadiyyah di Padang Sidempuan, Sumatra
Utara.
Dalam acara peringatan 10 tahun ini juga tercipta nama baru
Pondok Gontor yang dilahirkan kembali, yaitu Pondok Modern
Darussalam Gontor. Nama tersebut merupakan sebutan masyarakat
yang sudah melekat pada Pondok Gontor yang nama aslinya
Darussalam, artinya Kampung Damai.
Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) adalah sekolah yang
modelnya menggunakan kelas biasa seperti sekolah pada umunya yang
kemudian dipadukan dengan model pendidikan pndok pesantren.
Santri belajar agama di kelas-kelas dan tinggal di asrama seperti
pesantren pada umumnya. Proses pendidikan dan pengajaran
berlangsung selama 24 jam. Pelajaran agama dan pelajaran umum
diberikan secara seimbang dalam jangka yang sudah ditentukan.
Panca Jangka Pondok Modern:
1. Pendidikan dan Pengajaran
Tujuan dari panca jangka ini adalah untuk melakukan
segala upaya untuk meningkatkan dan menyempurnakan
pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor
setiap waktu. Upaya tersebut didokumentasikan dalam sejarah
perjalanan Pondok ini, yang dimulai dengan berdirinya Tarbiatul
Athfal pada tahun 1926 dan Sullamul Muta'allimin pada tahun
1932. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1936, Kulliyatu-l-
Mu'allimin Al-Islamiyah didirikan. Setingkat dengan SMP
(tsanawiyah dan aliyah). Pada tahun 1963 didirikan sebuah
lembaga pendidikan tinggi yang disebut Lembaga Pendidikan
Darussalam (sekarang dikenal sebagai Universitas Darussalam)
dengan 20 prodi dan 7 fakultas sebagaimana tertuang dalam
Piagam Penaklukan Wakaf Pondok Darsalam Gontor modern.
Dengan kata lain, meskipun nantinya pesantren berkembang hingga
ratusan cabang dan hingga puncak, atau hingga bisnisnya
berkembang pesat, tidak boleh lupa bahwa focus utamanya adalah
Pendidikan dan pengajaran. Diantaranya dengan mendatangkan
beberapa pengajar langsung dari luar negeri. Atau sebaliknya guru-
guru dikirimkan untuk melakukan pelatihan dengan dibiayai studi
di luar negeri.
2. Kaderisasi
Kisah jatuh bangunnya suatu usaha, terutama hidup dan
matinya pondok dinusantara, mengajarkan para pendiri Pondok
akan pentingnya memperhatikan regenerasi. Dulu terkenal dengan
kemajuannya dan banyak cerita tentang pondok-pondok yang maju
tetapi harus mundur setelah pendiri pondok atau kyainya
meninggal. Salah satu penyebab utama merosotnya atau matinya
pondok-pondok ini adalah tidak adanya program kaderisasi yang
baik. Berangkat dari pemikiran tersebut, Pondok Modern
Darussalam Gontor sangat memperhatikan upaya penyiapan
pengurus untuk meneruskan cita-cita Pondok. Kaderisasi di gontor
juga dikenal dengan semboyan patah tumbuh hilang berganti,
belum patas sudah tumbuh Kembali. Dengan begitu pemimpin-
pemimpin sudah harus dipersiapkan dengan betul-betul. Yaitu
orang yang bersungguh-sungguh mewakafkan dirinya demi
berkembangnya pondok. Bahkan sejak awal berdirinya, pondok
Gontor sudah muli mengirim banyak kadernya ke timur tengah
untuk melanjutkan studynya dengan dibiayai pondok.
3. Pergedungan
Jangka ini berfokus pada upaya untuk menyediakan fasilitas
dan infrastruktur serta peralatan pendidikan yang tepat bagi para
santri. Di Gontor terdapat sebuah prinsip tidak boleh berhenti
membangun. Paling tidak memperbaiki Gedung. Tidak hanya
membangun Gedung saja, tapi harus sesuai standard. Tidak hanya
asal bangun. Oleh karena itu Gontor memiliki pertumbuhan yang
cukup pesat.
4. Chizanatullah
Di antara usaha yang telah dilakukan untuk memenuhi
persoalan sumber dana yang mumpuni adalah membentuk suatu
badan khusus yang mengurusi dana, bernama Yayasan
Pemeliharaan dan Perluasan Badan Wakaf Pondok Modern
(YPPWPM). Yayasan ini mengurusi dan mengembangkan harta
wakaf milik pondok. Pendanaan didapat dari sumber usaha pondok
yang cukup banyak. Berbagai macam usaha pondok berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan para santrinya.
Salah satu syarat terpenting bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki
sumber pendanaan sendiri. Lembaga pendidikan yang hanya
mengandalkan bantuan pihak lain, yang tidak selalu tersedia, tentu
saja tidak dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Bahkan
hidupnya menjadi seperti rumput liar di atas batu, "Hidup menolak
dan tidak mau mati."
Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
antara lain pembentukan badan khusus yang mengurusi dana,
disebut Yayasan Pembinaan dan Pemeliharaan dan Perluasan
Badan Wakaf Pondok Modern (YPPWPM). Yayasan ini mengelola
dan mengembangkan harta wakaf milik pondok.
5. Kesejahteraan Keluarga Pondok
Jangka tersebut dimaksudkan untuk membantu kehidupan
keluarga-keluarga yang telah bertanggungjawab langsung agar
penghidupan pondok, sehingga mereka tidak bergantung pada
pondok. Mereka hendaknya harus bisa menghidupkan pondok.
Seperti moto " Hidupilah Pondok dan jangan menggantungkan
hidup kepada Pondok”. Bahkan pondok memiliki cita-cita untuk
adanya kedermawanan pengasuh-pengasuhnya dan kepada pondok.
3. 1942 Mendirikan Pesantren Tinggi Underbow dan Bovenbow
Setelah KMI berkembang pesat, usaha Trimurti menuju
Universitas masih terus dipikirkan. Pada tahun 1942 didirikanlah
pendidikan tinggi yang disebut Underbow dan Bovenbow sebagai
lanjutan bagi para lulusan KMI. Akan tetapi karena kondisi yang tidak
memungkinkan program tersebut tidak dapat dilanjutkan.
4. 1958 Mewakafkan Pondok Modern Gontor
Tepat pada tanggal 12 Oktober 1958, para pendiri Gontor
mewakafkannya kepada umat Islam. Trimurti mewakafkannya demi
kemaslahatan umat. Trimurti memiliki tiga gagasan dalam mendirikan
Gontor, yaitu sebagai berikut:
a. Pondok pesantren di masa depan harus memiliki khazanah atau
simpanan agar bisa mandiri secara financial.
b. Pondok pesantren harus memiliki system kepemimpinan yang kuat
dan dapat bertahan lama.
c. Pondok pesantren di masa depan harus berbentuk wakaf.
Badan wakaf merupakan posisi tertinggi dalam organisasi Balai
Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor. Tersusun oleh
beberapa alumni yang beranggotakan 15 orang, Badan Wakaf
dipilih setiap lima tahun sekali. Badan wakaf bertanggung jawab
atas segala pelaksanaan dan perkembangan Pendidikan dan
pengajaran di Pondok.
Amanat wakif adalah “memelihara dan menyempurnakan
agar pondok Modern menjadi Universitas Islam yang bermutu dan
berarti”.
Prinsip-prinsip wakaf:
a. Badan Wakaf Lembaga tertinggi namun kekuasaan eksekutif
tertinggi di Gontor adalah Kyai
b. Kekayaan wakaf tidak ditangan Badan Wakaf tapi diurus oleh
Yayasan Pemeliharaan dibawah control Kyai
c. Rector ditunjuk oleh Pimpinan dan disyahkan oleh Badan
Waqaf, dan berada dibawah Pimpinan Pondok (Kyai)
d. Dosen-dosen kader UNIDA adalah manusia-manusia waqaf
e. Kalastarian Lembaga di dukung oleh unit-unit usaha waqaf
5. 1963 Mendirikan PTD
Perguruan Tinggi Darussalam atau jika di singkat menjadi PTD
berdiri pada tanggal 17 November 1963 selang lima tahun setelah
disampaikannya amanat pemberi wakaf. Pembukaan secara resmi
diselenggarakan 10 hari kemudian, yaitu tanggal 27 November 1963.
Persiapan pembukaan PTD dimulai empat setengah bulan
sebelumnya. Langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk
Sekretariat Persiapan Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Darussalam.
Yang beranggotakan dua guru senior Pondok Modern Gontor, yaitu
Ustadz Shoiman dan Ustadz Abdullah Mahmud, Drs Aly Saifullah
(putra K.H. Ahmad Sahal), Drs. M. Zainy (menantu K.H. Ahmad
Sahal), dan Chozin Siroj.
Dari hasil musyawarah para anggota Sekretariat Persiapan
Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Darussalam pada tanggal 1-5
Agustus 1963 berhasil disusun pola PTD. Pada penyusunan pola
tersebut dihadiri oleh Dr. K.H. Idham Chalid dan Ustadz Aly Cheider
El-Khennany serta para pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor.
Hasil musyawarah diserahkan pada Badan Wakaf untuk dimintai
persetujuan. Dalam sidangnya pada tanggal 24-25 Agustus 1963 yang
dipimpin oleh Ustadz Aly Murtadho, Badan Wakaf menyetujui hasil
musyawarah sekaligus menyetujui rencana pendirian Yayasan
Perguruan Tinggi Darussalam (YPTD). Persetujuan tersebut
merupakan isyarat untuk dapat melaksanakan Langkah-langkah
selanjutnya.
Acara ikrar pembukaan Perguruan Tinggi Darussalam secara
resmi diselenggarakan di aula pondok pada tanggal 27 November 1963
yang di hadiri oleh beberapa pejabat pemerintah. Piagam Pembukaan
Perguruan Tinggi Darussalam ditandatangani oleh K.H. Ahmad Sahal.
Pemimpin Perguruan Tinggi yang ditetapkan menjadi Pejabat
Rektor dan Ketua Senat adalah K.H. Imam Zarkasyi, sedangkan Ketua
Dewan Kuratornya adalah K.H. Zainuddin Fannani. Drs. Aly Saifullah
terpilih menjadi Ketua Yayasan Perguruan Tinggi.
Setelah perkuliahan PTD berjalan tiga tahun, Pemerintah RI
(Departemen Agama) dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI
tepatnya pada tanggal 24 Agustus 1966, memberikan penghargaan
berupa Persamaan Ijazah Sarjana Muda Fakultas Ushuluddin dan
Fakultas Tarbiyah Perguruan Tinggi Darussalam, diseratakan dengan
lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
6. 1972 PTD Berubah Menjadi IPD
Setelah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah RI dan
penyetaraan lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), nama PTD
berubah menjadi Institut Pendidikan Darussalam atau disingkat
menjadi IPD.
Selanjutnya IPD diakui oleh Darul Ulum Cairo tahun 1980, oleh
University of the Punjab Lahore, Pakistan tahun 1984, dan dari
International Islamic University Islamabad Pakistan tahun 1989.
Pada tahun 1990, IPD menambah satu Fakultas lagi, yaitu
Fakultas Syariah, dengan jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum.
Pada tahun yang sama pemerintah memutuskan untuk
menyelenggarakan S1, dengan gelar akademik Sarjana Agama.
Mahasiswa yang belum sempat atau telah selesai menempuh gelar
Sarjana Muda diberi kesempatan untuk mengikuti program ini. Pada
tahun 1991 IPD menyelenggarakan Wisuda Perdana Sarjana dengan
lulusan sebanyak 25 orang.
7. 1994 IPD Berubah Menjadi Institud Studi Islam Darusaalam (ISID)
Nama IPD berubah menjadi Institud Studi Islam Darusaalam
atau dikenal dengan singkatan ISID pada tahun 1994 melalui
Keputusan Menteri Agama.
8. 1996 Pembukaan Kampus Siman
Pada tahun 1996 mulai dibangun kampus baru di Siman yang
akan dikembangkan dengan lebih maksimal.
Visi
“Menjadi universitas unggulan yang mengintegrasikan sains,
teknologi dan ilmu-ilmu keislaman dan tetap mengikuti perkembangan
zaman pada tahun 2030”
Misi
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan tinggi dalam rangka
mengembangkan sains, teknologi, ilmu-ilmu kemanusiaan
dari perspektif Islam yang dapat merespon tantangan global
2. Berperan aktif mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui penelitian dan pengabdian
masyarakat guna memajukan peradaban Islam demi
kesejahteraan umat dan bangsa Indonesia.
Tujuan
1. Menghasilkan insan yang beriman, berakhlak mulia,
berpengetahuan luas yang mampu mengamalkan ilmunya
secara kreatif dan inovatif sehingga dapat memecahkan
masalah umat dan bangsa, serta sanggup berkompetisi di
tingkat nasional maupun internasional melalui program
pendidikan diploma, sarjana, pascasarjana, dan profesi
2. Menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berdasarkan nilai-nilai keislaman yang dapat
merespon tantangan global
3. Menghasilkan penelitian yang antisipatif dan adaptif
terhadap tantangan masa depan dan bermanfaat bagi umat
manusia.
9. 2010 Pembukaan Pascasarjana
Permintaan dan harapan dari Pondok-pondok Alumni supaya
membuka program studi lanjutan strata dua terus berdatangan. Pada
Maret 2009 di rencanakan pendirian Program Pascasarjana. Program
tersebut didirikan dengan segala kesiapan sarana prasarana dan juga
kesiapan sumber daya manusianya. Disamping itu dukungan dari
beberapa perguruan tinggi dari dalam maupun luar negeri yang telah
bekerjasama (MoU). Program pascasarjana berdiri berdasarkan Surat
Keputusan Kementrian Agama RI pada tahun 2010. Program tersebut
telah memiliki dua Prodi; Ilmu Aqidah dan Pendidikan Bahasa Arab.
10. 2014 Peresmian Unida Gontor
Pada tahun 2014, ISID berubah menjadi Universitas
Darussalam Gontor berdasarkan Surat Keputusan pada tanggal 17 Juli
2014 tentang izin Pendirian Universitas Darussalam Gontor dengan 10
Program Studi baru.
I. Universitas Darussalam Gontor
Universitas Darussalam merupakan Lembaga perguruan tinggi
berbasis pesantren yang artinya semua mahasiswa tinggal didalam asrama.
Metode ini lahir dari system pondok modern yang ditonjolkan dengan cara
yang berbeda dari universitas umum.
Seperti yang diungkapkan pada Piagam Wakaf:
1. Pondok Modern Gontor sebagai Lembaga Pendidikan Islam,
harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum Islam dan
menjadi amal jariyah serta tempat beramal
2. Pondok Modern Gontor harus menjadi sumber ilmu agama
Islam, Bahasa Arab, dan ilmu pengetahuan umum, tetapi
berjiwa pondok
3. Pondok Modern Gontor harus menjadi lembaga yang
berkhidmat kepada masyarakat dan membentuk karakter umat,
guna kesejahteraan lahir dan batin, dunia dan akhirat
4. Pihak penerima amanat berkewajiban memelihara dan
menyempurnakan Pondok Modern Gontor agar menjadi sebuah
Universitas Islam yang bermutu dan berarti.
Sedangkan visinya adalah:
Universitas bersistem pesantren yang bermutu dan berarti sebagai
pusat pengembangan ilmu pengetahuan berbasis Islamisasi Ilmu
pengetahuan kontemporer dan pusat pengkajian Bahasa Al-Qur’an untuk
kesejahteraan ummat manusia.
4 Visi Sesuai dengan Amanah wakaf:
1. Bersistem pesantren
2. Pusat pengajian ilmu agama dan umum berbasis Islamisasi
ilmu pengetahuan kontemporer
3. Pusat pengkajian Bahasa Al-Qur’an
4. Universitas yang bermutu dan berarti
Prinsip integrasi Universitas Darussalam tidak hanya memiliki
Tri Dharma tetapi juga Panca Dharma yaitu:
a. Pendidikan dan Pengajaran
b. Penelitian
c. Pengabdian masyarakat
d. Kepesantrenan
e. Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer
Semua Panca Dharma mengikuti Standar Nasional Pendidikan
dan semua Program Studi mengkuti Badan Akreditasi Nasional
(BAN PT)
Fakultas-fakultas Universitas Darussalam Gontor:
a. Fakultas Tarbiyah
b. Fakultas Ushuluddin
c. Fakultas Shariah
d. Fakultas Ekonomi & Manajemen
e. Fakultas Sosial
f. Fakultas Kesehatan
g. Fakultas Saintek
Program Pascasarjana Strata 2:
a. Akidah dan Filsafat Islam
b. Pendidikan Bahasa Arab
c. Hukum Ekonomi Islam
Program Pascasarjana Strata 3:
a. Akidah dan Filsafat Islam
J. Worldview
Secara etimologis, worldview terdiri dari dua kata yaitu world yang
bermakna dunia dan view yang bermakna pandangan. Dalam Bahasa
Indonesia, kata worlview dimaknai dengan beberapa istilah, baik
pandangan dunia, pandangan alam, maupun pandangan hidup. Selain itu,
terdapat istilah lain yang maknanya serupa dengan makna worldview yaitu
falsafah hidup, filsafat hidup maupun filosofi.
Proses terbentuknya worldview yang pertama ketika manusia lahir
dalam keadaan belum mengerti apapun secara bertahap memperoleh
pengetahuan. Pengetahuan ini secara berangsur akan membentuk kerangka
atau framework dalam pikiran, kerangka inilah yang disebut dengan
worldview. Dari cara berfikir seseorang tersebut akan tumbuh sebuah
keyakinan sehingga menjadi dasar pemikiran dan perbuatan manusia
sehari-hari.
K. Worldview Islam
Dalam Islam, worldview merupakan sebuah aqidah. Meskipun
begitu, dengan adanya aqidah tidak lengkap tanpa adanya ilmu. Karakter
dan ilmu manusia tergantung dengan pandangan hidupnya, maka yang
perlu diperhatikan oleh Lembaga Pendidikan Islam adalah penanaman
elemen-elemen pandangan hidup Islam ke dalam kurikulum Pendidikan.
Antara perilaku, jiwa, ilmu dan iman pada hakikatnya tidak saling
berhubungan. Ilmu itu tidak bebas nilai, tetapi sarat nilai. Kekeliruan yang
terjadi dalam sekelompok umat Islam disebabkan oleh kerusakan ilmu
yang berasal dari kekeliruan iman. Islamic worldview lebih bermaksud
ru’yat al-islam li’l-wujud atau pandangan Islam terhadap hakikat dan
kebenaran semesta. Ia berlandaskan kepada wahyu dan agama yang
dikukuhkan dengan akal, hati dan intuisi.
Seseorang memiliki aqidah akan dapat dipastikan memiliki
hubungan yang kuat dengan Tuhan. Muslim dikatakan sudah sungguh-
sungguh masuk Islam jika sudah memahami rukun Iman. Syariah
dimaknai sebagai jalan menuju Allah, yang dipahami sebagai wujud nyata
dari aqidah. Syariah dipecah lagi menjadi ibadah, muamalah dan akhlak
yang memiliki hubungan satu sama lain. Dari kesatuan hubungan tersebut
akan terbentuk worldview yang sempurna.
Pendidikan karakter melalui olah fikir, olah zikir, olah raga, olah
rasa merupakan nilai-nilai karakter yang mulia.
1. Olah fikir, antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu,
produktif, berorientasi ipteks dan reflektif
2. Olah raga, antara lain bersih dan sehat, sportif, Tangguh, andal,
berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative,
kompetitif, ceria, dan gigih
3. Olah rasa, antara lain kemanusiaan, saling menghargai, ramah,
hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia),
mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis),
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
4. Olah zikir antara lain tergambarkan dalam rutinitas shalat lima
waktu setiap hari.
L. Islamisasi Ilmu Pengetahuan Modern
Makna Islamisasi adalah proses installing worldview, prinsip
hukum, nilai, etik dan norma Islam yang merupakan software (perangkat
lunak) ke dalam hardware (perangkat keras) berupa pelaku (dosen,
mahasiswa, pegawai) dan Lembaga (universitas).
Proses islamisasi dan tahapan-tahapannya:
1. Proses islamisasi diawali dengan islamisasi jiwa, berproses dengan
islamisasi ilmu dan berakhir dengan islamisasi perilaku (adab),
Lembaga dan produk
2. Proses islamisasi ilmu dilakukan melalui tiga tahapan utama:
a. Mastering: usaha untuk menguasai secara penuh dua disiplin ilmu
yang dimaksud (ilmu-ilmu modern dan ilmu-ilmu agama)
b. Integrasi: usaha untuk menyatukan sebuah disiplin ilmu setelah
menguasai dua disiplin ilmu (ilmu-ilmu modern dan ilmu-ilmu
keislaman).
c. Islamisasi: usaha untuk mengumpulkan unsur-unsur yang layak
dan patut dari dua cabang ilmu yang dimaksud, untuk di
aplikasikan ke dalam sebuah ilmu baru yang disebut dengan istilah
Sains Islam.
Dari Integrasi Menuju Islamisasi
1. Worldview barat sekuler
Definisi worldview barat sekuler disimpulkan menjadi lima poin
penting diantaranya yaitu:
a. Presuposisi/spekulasi
b. Pengalaman hidup
c. Produk budaya
d. Keyakinan berdasarkan dunia
e. Visi kehidupan
Dari lima poin diatas diambil kesimpulan bahwa Barat
mengartikan worldview sebagai pandangan hidup dan system
keyakinan manusia bahkan visi terhadap dunia yang terpengaruh dari
spekulasi filosofis dan aspek sosio-historis yang berperan sebagai
dasar dari perbuatan, perkataan, dan pikiran manusia yang
diaplikasikan kedalam menjalani kehidupan.
2. Sains Barat Sekuler
Peradaban barat yang mendominasi peradaban dunia saat ini
sudah menjadikan ilmu sebagai problematis. Selain telah salah
memahami ilmu, peradaban tersebut telah menghilangkan maksud dan
tujuan ilmu. Sekalipun peradaban barat modern telah menghasilkan
ilmu yang bermanfaat, namun, tidak dapat dinafikkan bahwa
peradaban tersebut juga telah menghasilkan ilmu yang telah merusak
khususnya kehidupan spiritual manusia.
Epistimologi barat bersumber kepada akal dan pancaindera.
Konsekuensinya, berbagai aliran pemikiran sekuler seperti
rasionalisme, empirisme, skeptisisme, relatifisme, ateisme, agnotisme,
humanism, sekularisme, eksistensialisme, materialism, sosialisme,
kapitalisme, liberalism mewarnai peradaban barat modern dan
kontemporer.
3. Sains Barat Sekuler vs Islam
Solusi mengatasi sekuler sains barat
1. Bersihkan aspek sekuler sains barat (dewesternisasi)
Merupakan proses memisahkan dan menghilangkan unsur-unsur
sekuler dari suatu pengetahuan yang akan merubah bentuk-bentuk
dan nilai-nilai dari pandangan koseptual tentang pengetahuan.
2. Integrasikan aspek positif sains barat dan islam (integrasi)
Pembauran antara ilmu dan Islam hingga menjadi kesatuan yang
utuh atau bulat.
3. Islamkan (islamisasi)
Proses pengislaman terhadap hal-hal yang menyangkut aspek
kehidupan manusia yang ada.
Kasusnya seperti dalam ilmu politik sekuler yang memiliki
tujuan menghalalkan segala cara karena hakikatnya manusia adalah
ukuran segala sesuatu. Kemudian oleh ilmuan atau politik islam
menampik semua perspektif tersebut dengan berpendapat bahwa
tujuan politik harus berdasarkan syariat (maslahah) karena pada
hakikatnya benar atau salah, baik atau buruk seseorang adalah syariat.
M. Kinerja Unida
Universitas Darussalam Gontor tidak hanya merealisasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, tetapi Panca Dharma sebagai pelengkap Tri
Dharma yang tentunya hanya dimiliki oleh UNIDA Gontor yaitu sebagai
berikut:
1. System Pendidikan dan pengajaran
2. Penelitian
3. System pengabdian masyarakat
4. System asrama pesantren
5. Islamisasi ilmu pengetahuan
Suasana kehidupan di Universitas Darussalam Gontor yang
didesain sebagai sarana edukasi untuk menciptakan nilai Pendidikan
berkarakter. Seperti kalimat-kalimat wejangan yang sudah tidak asing
didengar “Hidup sekali hiduplah yang berarti”, “berjasalah dan jangan
minta jasa”, Bondo, bahu, piker nek perlu sak nyawane pisan”, “Fi ayyi
ardi tato fa anta masul an islamiha”, dan “Ikhlas adalah jiwa dari perbuatan
(amal)”.
1. Kuliah
2. Kegiatan asrama
3. Kajian-kajian
4. Dema
5. Mileu
Panca jiwa sebagai kriteria social:
1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Ukhuwwah Islamiyah
4. Kemandirian
5. Kebebasan
N. Integrasi Kurikulum
Kurikulum yang disusun Universitas Darussalam Gontor telah
terintegrasi dengan system Pendidikan tinggi berstandar nasional atau
biasa disebut dengan kurikulum akademik. Kurikulum ini didukung
dengan berbagai sumber daya dan sarana serta prasarana yang memadai.
Pembelajarannya telah diatur dalam pedoman akademik UNIDA Gontor.
Kurikulum pendidikan (akademik) dan pengajaran (non akademik)
yang disusun di UNIDA Gontor memiliki target yang ingin dicapai yaitu
menghasilkan insan yang beriman, berakhlak mulia, berbadan sehat,
berpengetahuan luas, berfikiran kreatif, dan menguasai sepuluh
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh dunia yang mencakup didalamnya
terdapat sistim asrama, panca jiwa, motto, dema dan sistim nilai yaitu:
1. Problem solving
2. Critical thinking
3. Creativity
4. People management
5. Coordinating with others
6. Emotional intelligent
7. Judgement and decision making
8. Service orientation
9. Negotiation
10. Cognitive flexibility
Pada intinya system pendidikan Universitas Islam yang paling
efektif untuk belajar adalah sistim Universitas yang diasramakan.
Universitas Darussalam Gontor telah terakreditasi baik sekali oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Dengan begitu para pendiri
UNIDA Gontor berharap di tahun 2025 UNIDA menjadi universitas
unggul yang dapat mencetak generasi yang memiliki kriteria berbudi
tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas. Dan juga
memiliki kriteria individu sebagai berikut:
1. Pemimpin/ ulama yang berakhlak mulia
2. Pribadi yang sehat jasmani
3. Ulama yang berilmu luas
4. Ulama mujtahid (ilmuwan yang innovative)
Memiliki kriteria social sebagai berikut:
1. Pejuang yang ikhlas
2. Pemimpin yang sederhana
3. Tokoh perekat umat
4. Hidup mandiri
5. Bebas dari hegemoni
“Jika Pondok Modern Darussalam Gontor yang berdiri pada awal
abad ke 20, telah memberikan solusi terhadap kelesuan sistim pendidikan
pesantren, apa yang akan diberikan oleh Pondok Modern Darussalam
Gontor pada abad ke 21 di tengah-tengah kelesuan sistim perguruan tinggi
di Indonesia. UNIDA adalah jawabannya” Prof. Dr. Imam Suprayogo.
“Jika KMI Pondok Modern Darussalam Gontor pada awal abad ke
20, telah berjasa menghasilkan sistim pendidikan pesantren yang alumni-
alumninya telah berperan di kancah nasional maka apa yang akan
diberikan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor pada abad ke 21” Dr.
KH. Hasyim Muzadi.
O. Suasana Kampus
System pesantren yang ada di UNIDA Gontor didesain khusus agar
menjadi lingkungan pendidikan yang mana mahasiswanya dapat
berinteraksi dengan dosen untuk menimba pengalaman dan pemikiran
mereka secara langsung.
Asrama para mahasiswa didesain untuk hidup berdampingan satu
sama lain untuk mengeratkan tali persaudaraan. Dalam setiap semester
para mahasiswa diadakan perpindahan kamar agar dapat beradaptasi
dengan lingkungan social, bertemu orang baru dan tempat baru. Hal ini
bertujuan agar setelah menjadi lulusan UNIDA Gontor sudah dapat
terbiasa beradaptasi dengan lingkungan baru.
Fasilitas sarana dan prasarana mahasiswa dalam menunjang kegiatan
menimba ilmu adalah sebagai berikut:
1. Asrama mahasiswa, mahasiswa difasilitasi tempat tinggal yang bersih
dan memadai, juga dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung
2. Ruang makan, mahasiswa dijamin makan tiga kali sehari dengan menu
yang bervariasi dan sehat demi menjaga stamina dan gizinya
3. Klub mahasiswa, kampus meyediakan berbagai ruang untuk klub
mahasiswa di bidang olahraga, seni, dan sains
4. Kantin, tersedia berbagai kebutuhan mahasiswa mulai dari makanan
hingga kebutuhan sehari-hari
5. Sarana belajar, mahasiswa dimudahkan dengan akses wifi 24 jam di
seluruh area kampus untuk kegiatan belajar
6. Transportasi, sepeda adalah transportasi yang paling disenangi Ketika
didalam kampus, sedangkan bus adalah layanan favorit untuk
transportasi di luar kampus
7. Terdapat sarana Kesehatan, laboratorium, studio music, student
council, laundry, latansa store dan masih banyak lagi fasilitas yang
lainnya.
Pendidikan Pondok menekankan pada pembentukan pribadi
mukmin muslim yang berkarakter, semua karakter utama tersebut
tercantum padaa motto pendidikan Gontor yaitu sebagai berikut:
1. Berbudi tinggi, merupakan landasan utama yang ditanamkan oleh
Pondok ini kepada seluruh santrinya tanpa terkecuali.
2. Berbadan sehat, hal ini juga tak kalah pentingnya dalam pendidikan
Pondok ini. Dengan memiliki tubuh yang fit maka dengan begitu akan
mudah melaksanakan kegiatan dan beribadah dengan baik.
Pemeliharaan Kesehatan ini dilakukan melalui berbagai kegiatan
olahraga secara rutin yang diikuti sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
3. Berpengetahuan luas, melalui proses yang sudah dirancang secara
sistematik para mahasiswa agar wawasan pengetahuannya semakin
luas. Bukan hanya diajari cara belajar yang bisa digunakan untuk
membuka jendela pengetahuan. Berbudi tinggi juga tak kalah
pentingnya karena seseorang harus tahu untuk apa belajar serta
memahami prinsip untuk apa menimba ilmu.
4. Berfikiran bebas, maknanya adalah bukan liberal melainkan kebebasan
yang tidak boleh menghilangkan prinsip sebagai seorang muslim
mukmin. Kebebasan yang dimaksud merupakan lambing kematangan
dan kedewasaan dari hasil pendidikan. Motto yang harus dipegang
mahasiswa adalah memiliki budi tinggi atau budi luhur dan
berpengetahuan luas.
P. Dosen-dosen Universitas Darussalam Gontor
UNIDA Gontor berkembang berkat usaha para dosen-dosen yang
berasal dari lulusan universitas-universitas ternama di dalam negeri
maupun diluar negeri.
1. Alumni Universitas Mesir, Studi Arabia, Qatar, Pakistan, Malaysia.
2. Dr. Ahmad Saifullah, M.Pd adalah Alumni University of Sydney,
Australia.
3. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi adalah Alumni University of Birmingham
Uk.
4. Abdullah Muslich Rizal Maulana, M.A. adalah Alumni Free
University, Netherland.
5. Royyan Ramadhan Djayusman, M.A yang sedang melanjutkan sarjana
strata tiga di Kingston University London.
6. Eko Nur Cahyo, S.TH.I., M.A. PhD yang merupakan Candidate
Conventry University Uk.
Q. Kegiatan Internasional
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di UNIDA Gontor pun sangat
beragam, mulai dari kegiatan di dalam kampus sampai ranah internasional:
1. Istanbul, Intensive Course on Nursi
2. MoU Muslim College London
3. Discussion with Prof. Dr. Abdul Halim at SOAS, University of
London
4. Visit to SOAS, University of London
5. Visit to University of Durham Uk
6. Drs. K.H. M. Akrim Mariyat. Dipl.A.Ed.s General Lecture at MIHE
(Markfield Islamic Higher Education) Leicester, Uk
7. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarlasyi General Lecture at MIHE (Markfield
Islamic Higher Education) Leicester, Uk
8. Visit to University De La Rochelle, France
9. Visit to Ghent University, Belgium
10. MoU with Dongseo University, Korea
11. MoU with Leipzig University, Netherland
12. Visit to Utrech University, Netherland
13. MoU with University of Karabuk Turkey
14. General Lecture at Abu Dhabi
15. International Converence, Istanbul Sabahattin Zaim University
16. Symposium, Islam in Asia, Tokyo
17. Joining International Conference, Amsterdam Paris
R. Tamu-tamu Penting
1. Dr. Zakir Naik
Acara International Public lecture dilaksanakan UNIDA Gontor
dengan khidmat. Ceramah Dr. Zakir Naik disampaikan dengan Bahasa
inggris diterjemahkan melalui siaran Radio Suara Gontor atau
disingkat dengan istilah Suargo agar para tamu undangan disarankan
untuk membawa earphone untuk mendengarkan terjemahan melalui
gadget masing-masing.
2. British Ambassador
Kedatangan dubes Inggris muslim pertama untuk Indonesia bernama
Moazzam Malik dalam acara Public Lecture yang bertemakan “Islam,
Education and United Kingdom” dihadapan segenap mahasiswa
UNIDA Gontor. Beliau menyampaikan tentang Islam dengan segala
dinamikanya dan juga membahas pentingnya pendidikan sekaligus
bercerita tentang negara asalnya. Beliau ingin memotivasi
bahwasannya seorang Muslim bisa berperan di kancah internasional.
S. University of Darussalam Gontor, The Fountain of Wisdom
Mendirikan UNIDA Gontor adalah cita-cita yang dijadikan
langkah awal demi terwujudnya peradaban dunia melalui Gontor.
Lambang Universitas Darussalam Gontor sendiri berbentuk pintu gerbang
dengan al-Qu’'an didepannya. Pintu gerbang dimaknai sebagai perjalanan
mencapai ilmu pengetahuan atau disebut sebagai “gerbang ilmu
pengetahuan”. Gerbang tersebut berbentu pancuran dengan 6 jumlah layer
yang dimaknai sebagai pondasi 6 rukun iman yang artinya dasar berpijak
ilmu pengetahuan adalah keimanan. Sedangkan jumlah pintu gerbang ada
5 yang melambangkan panca jiwa Universita yang artinya Universitas
Darussalam Gontor merupakan tempat mencetak manusia berjiwa
keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwwah islamiyyah, dan
kebebasan. Warna biru melambangkan keeleganan, tegas, luas, dan
modern, seiring dengan perkembangan teknologi dan sains. Warna hijau
toska bermakna dinamis dan harmonis serta menggambarkan lingkungan
yang ramah dan damai yaitu Islam (Darussalam). Maka dari gabungan dua
wara tersebut menunjukkan integrasi sainss teknologi dan Islam.
Makna Logo Universitas Darussalam Gontor merupakan “Pintu
gerbang pengetahuan menuju terciptanya manusia-manusia yang memiliki
empat karakter berakhlak mulia, berbadan sehat, berilmu pengetahuan
luas, sehingga dapat berfikiran bebas atau kreatif meletakkan sesuatu
secara proporsional (pada tempatnya) atau adil”.
Berdasarkan makna logo diatas, ketinggian akhlak dan keluasan
ilmu pengetahuan yang berdasarkan keimanan itulah seseorang dapat
memperoleh atau mencapai hikmah. Maka dari itulah semboyan UNIDA
Gontor berbunyi “The Fountain of Wisdom”.
Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor K.H. Imam Zarkasyi
pernah berkata “Perjalanan seribu kilometer dimulai dengan ayunan
langkah kaki pertama”.
T. UNIDA Gontor is Your Future
Menempa ilmu di UNIDA Gontor merupakan suatu kesyukuran
dan nikmat yang sangat besar. Segala ilmu pengetahuan yang telah
diberikan oleh para dosen-dosen di serap sedikit demi sedikit. Saat ini
masalah serius yang dihadapi ummat yaitu wabah corona, alhamdulillah di
kampung nan damai ini kami masih bisa melanjutkan perkuliahan dengan
normal yang mana berbeda dengan teman-teman yang ada di kampus lain
yang mengharuskan melakukan perkuliahan dengan cara online.
Sarana prasarana dan fasilitas di UNIDA Gontor pun selalu di
perhatikan terutama demi mencetak generasi unggul dan menjadi ulama
intelek yang melek akan permasalahan di dunia saat ini. Kami sangat
beruntung karena diajarkan islamisasi ilmu pengetahuan yang mana sangat
jarang ditemui kampus yang mempelajari islamisasi ilmu pengetahuan
apalagi dengan para dosen-dosen yang sangat berkualitas yang ekspert di
bidangnya.
Dengan sistim pesantren, UNIDA Gontor tetap mempertahankan
nilai-nilai yang diajarkan di saat menduduki bangku KMI serta
menjunjung tinggi Tri Dharma perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai