TUGAS MINGGUAN 4
Soal :
Sebutkan dan jelaskan konsep atau bentuk organisasi vertikal dan horizontal yang dapat
memberikan kebebesan manajer mengelola organisasi guna mencapai tujuan organisasi dan
manajer
Jawab :
Struktur organisasi vertikal (vertical organizational structure) adalah struktur organisasi dengan
banyak hirarki manajerial. Organisasi melibatkan banyak lapisan menengah sebagai perantara
antara manajemen teratas dan manajemen terbawah. Rantai komando adalah panjang, dimana
masing-masing manajer memiliki lebih sedikit anak buah daripada di bawah struktur horizontal.
Keputusan harus mengalir melalui banyak lapisan manajerial, dan karena itu seringkali lambat.
Begitu juga, komunikasi harus melewati setiap elemen dalam rantai komando. Selain
membutuhkan waktu lama, pesan dan informasi mungkin terdistorsi selama melalui lapisan
tersebut.
Namun demikian, struktur vertikal memungkinkan organisasi yang terstruktur dengan baik.
Perusahaan membagi peran dan tanggung jawab dan mendistribusikannya ke banyak lapisan.
Selain itu, perusahan juga mendeskripsikan fungsi pekerjaan di dalam perusahaan,
memungkinkan masing-masing orang untuk berspesialisasi.
Struktur vertikal adalah pendekatan logis untuk perusahaan besar. Mereka memiliki organisasi
yang besar dengan banyak karyawan. Selain itu, operasi juga kompleks. Sehinga, mereka
membutuhkan lebih banyak lapisan manajerial untuk mengawasi dan berbagi peran dalam
mengelola perusahaan.
Perusahan dengan struktur vertikal mungkin mengatur organisasi mereka berdasarkan produk
atau fungsi. Misalnya, sebuah pemanufaktur mobil membagi organisasi mereka berdasarkan lini
produk: truk, mobil listrik dan mobil berpenumpang. Atau, mereka membagi operasi menjadi
beberapa departemen seperti operasi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Direktur keuangan
Vice president
Kepala divisi keuangan
Manajer
Assistant manager
Memiliki banyak lapisan manajerial adalah karakteristik utama struktur organisasi vertikal.
Perusahaan merekrut banyak manajer menengah. Misalnya, jabatan di perusahan mungkin
melibatkan direktur, vice president, kepala divisi, manajer, dan assistant manager. Karakteristik
lain dari struktur organisasi vertikal adalah:
Otoritas adalah terpusat di mana semakin tinggi posisi, semakin besar kekuasaan.
Pengambilan keputusan tertinggi terkonsentrasi pada manajemen level atas.
Rantai komando yang panjang mulai dari yang manajemen terbawah hingga manajemen
teratas di mana masing-masing tingkat otoritas yang berbeda.
Rentang kendali adalah sempit di mana setiap manajer memiliki sedikit bawahan.
Kontrol terhadap bawahan adalah ketat dan mengharuskan mereka patuh terhadap
peraturan dan prosedur yang berlaku.
Jalur komunikasi adalah panjang karena harus melalui banyak lapisan.
Organisasi cenderung birokratis karena melibatkan banyak pengawasan dan aturan.
Level bawah menerima lebih sedikit otonomi dan delegasi dalam mengatur pekerjaan dan
mengambil keputusan.
Operasi lebih tertata dengan baik adalah keuntungan utama struktur vertikal. Perusahaan
mendeskripsikan pekerjaan dan fungsi di dalam organisasi secara spesifik. Pembagian semacam
itu mengarah pada spesialisasi, di mana orang-orang bisa fokus pada area khusus. Akhirnya, itu
memungkinkan perusahaan untuk mengelola organisasi besar secara efektif. Keuntungan lain
dari struktur organisasi vertikal adalah:
- Produktivitas lebih tinggi. Spesialisasi memungkinkan setiap orang bisa dengan cepat
menjadi ahli di area kerja mereka. Mereka bisa menjadi lebih mahir dengan belajar
sambil melakukan dan pelatihan. Di sisi lain, perusahan juga bisa lebih mudah untuk
menetapkan prioritas dalam mengembangkan sumber daya manusia mereka.
- Lebih banyak peluang promosi. Perusahaan memiliki banyak posisi untuk diisi.
Karyawan yang termotivasi dengan karir melihatnya sebagai peluang bagus untuk
mengembangkan karir dan profesionalisme mereka di masa depan. Mereka termotivasi
untuk berkinerja terbaik untuk mendapatkan promosi. Selain itu, mereka mungkin enggan
untuk beralih ke perusahaan lain.
- Operasi lebih terkontrol. Perusahaan mengatur organisasi melalui membagi fungsi
pekerjaan secara spesifik dan mendorong ketaatan terhadap aturan, kebijakan dan
prosedur. Sehingga, penyimpangan lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi.
- Distribusi beban kerja lebih baik. Perusahan membagi operasi menjadi beberapa tugas
spesifik dan mendistribusikannya ke karyawan. Sehingga, mereka kecil kemungkinan
untuk mendapatkan tugas atau peran ganda.
- Kontrol lebih ketat. Pengawasan adalah lebih ketat karena setiap manajer memiliki
bawahan yang terbatas. Selain itu, mereka bisa memberikan lebih banyak dukungan
kepada bawahan karena bisa lebih dekat.
Kekurangan struktur organisasi vertical :
Biaya yang tinggi adalah kekurangan utama struktur vertikal. Perusahan harus merekrut lebih
banyak manajer menengah, yang mana seringkali berbiaya mahal. Mereka harus menghabiskan
lebih banyak uang untuk menggaji dan menawarkan tunjangan, yang mana lebih tinggi daripada
posisi staf. Kerugian lain dari struktur organisasi vertikal adalah:
- Komunikasi yang kurang efektif. Pesan harus melalui rantai komando yang panjang.
Selain lambat, itu mungkin juga menyebabkan informasi terdistorsi selama melalui rantai
komando tersebut.
- Keputusan yang lambat. Ketika manajemen puncak harus mengambil keputusan
tentang operasi di tingkat terbawah, prosesnya bisa memakan waktu karena harus melalui
banyak lapisan manajerial. Selain itu, ketika keputusan telah dibuat, implementasinya
juga bisa berlangsung lama. Instruksi harus melalui lapisan yang sama dan harus
melewati banyak tingkat. Sebaliknya, jika bawahan diberi wewenang, sebagaimana di
bawah struktur horizontal, keputusan lebih cepat karena mereka lebih dekat dengan
sumber masalah.
- Kepuasan kerja yang rendah. Meski spesialisasi kerja memungkinkan karyawan lebih
produktif karena area kerja mereka lebih spesifik. Tapi, karena manajer tidak memberi
lebih banyak otonomi, kepuasan kerja mereka mungkin rendah. Mereka tidak memiliki
kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dan mengontrol pekerjaan mereka. Mereka
harus melakukan tugas secara monoton dan berulang, membuat mereka kehilangan
motivasi.
- Lebih birokratis. Organisasi meminta karyawan untuk mematuhi aturan dan prosedur
secara ketat. Selain itu, lapisan manajerial yang banyak dan sistem pengawasan yang
ketat membuat perusahan lebih birokratis.
- Kurang fleksibel. Perusahan mungkin sulit beradaptasi dengan perubahan di lingkungan
bisnis secara cepat. Birokratis dan pengambilan keputusan yang lambat adalah diantara
penyebabnya.
Struktur Organisasi Horizontal
Bisnis kecil atau perusahaan baru seringkali mengadopsi struktur ini. Mereka memiliki operasi
yang relatif sederhana. Selain itu, mereka juga memiliki karyawan yang sedikit, sehingga kurang
membutuhkan lapisan manajerial untuk mengawasi karyawan.
Dalam beberapa kasus, pemilik merekrut penyelia untuk mengawasi langsung karyawan. Mereka
memiliki beberapa tugas di area yang berbeda dan dengan mudah melapor langsung ke pemilik
bisnis. Tapi, ketika perusahaan tumbuh, organisasi menjadi lebih besar. Operasi perusahaan
menjadi lebih kompleks dengan banyak karyawan.
Dan, struktur horizontal seringkali bukan menjadi pilihan. Itu dianggap kurang optimal karena
seringkali menyebabkan ketidakjelasan di dalam organisasi. Misalnya, perusahaan tidak
memecah tugas, peran dan tanggung jawab secara spesifik. Jadi, beberapa orang mungkin
memiliki peran ganda. Dan, itu bisa menyebabkan masalah di organisasi besar.
Tidak seperti struktur vertikal, struktur horizontal memiliki lebih sedikit lapisan, biasanya dua
atau tiga lapisan. Misalnya, organisasi hanya melibatkan pemilik dan penyelia sebagaimana
sering kita lihat dalam bisnis kecil. Dalam kasus lain, posisi manajerial mungkin melibatkan
direktur, kepala divisi dan manajer.
- Peluang promosi lebih sedikit. Perusahan memiliki lebih sedikit posisi manajerial untuk
diisi. Sebagai akibatnya, karyawan merasa tidak bisa mengejar karir yang lebih tinggi.
Akhirnya, mereka memilih mengejar karir di perusahaan lain.
- Beban kerja yang lebih tinggi. Manajer harus mengawasi lebih banyak bawahan dan
karena itu beban kerja mereka lebih berat. Di sisi lain, ketika memberi karyawan lebih
banyak delegasi, itu membuat tugas dan pekerjaan mereka juga bertambah. Sebagai
hasilnya, itu menyebabkan karyawan stres dan manajer kewalahan.
- Kebingungan. Perusahaan tidak membagi peran dan tanggung jawab secara spesifik.
Generalisasi semacam itu memunculkan risiko. Misalnya, karyawan kebingungan karena
tidak jelas kepada siapa harus melapor.
- Perebutan kekuasan. Perebutan kekuasaan bisa muncul karena peran dan tanggung
jawab tidak terdefinisi secara spesifik. Beberapa ingin memiliki pengaruh yang kuat
terhadap yang lain dengan mendominasi. Selain itu, struktur horizontal juga dapat
memunculkan pertentangan di antara departemen karena tanggung jawabnya saling
tergantung dan berada pada level yang sama.
- Kurangnya spesialisasi. Perusahaan tidak mendeskripsikan secara spesifik fungsi
pekerjaan tertentu. Beberapa karyawan mungkin merangkap peran atau mendapatkan
tugas ganda untuk area yang berbeda. Selain beban kerja bertambah berat, itu bisa
menurunkan produktivitas mereka.