OLEH:
NI NYOMAN WIDHIANI
C2120042
a. Global
Sekitar 50% populasi dunia terinfeksi dengan Helicobacter pylori, di mana data
epidemiologi menunjukkan prevalensi yang tertinggi berada di Asia dan negara-
negara yang sedang berkembang lainnya. Dengan demikian, hampir setengah
populasi dunia menderita gastritis kronis. Di negara-negara berkembang, sekitar
30%-50% infeksi Helicobacter pylori ini terjadi pada ada anak-anak, dan
mencapai 60% pada orang-orang usia lanjut. Pada autoimun gastritis, penderita
wanita diperkirakan lebih banyak daripada pria dengan perbandingan 3:1.
b. Indonesia
Data epidemiologi gastritis di Indonesia masih belum begitu jelas. Namun,
sebuah penelitian di RS Cikini yang melibatkan 2093 pasien menunjukkan
bahwa tren prevalensi Helicobacter pylori semakin menurun. Pada 1998,
prevalensi infeksi Helicobacter pylori adalah 12.8%, sedangkan pada tahun
2005, prevalensi ini menurun drastis menjadi 2.9%. Di Jakarta, dilaporkan
bahwa infeksi Helicobacter pylori yang terbanyak ditemukan di Jakarta barat,
dimana tidak didapatkan perbedaan bermakna pada prevalensi di antara
kelompok usia, konsumsi alkohol, dan perokok.
5. Etiologi/faktor predisposisi dan presipitasi
a. Gastritis akut
Penyebab gastritis akut adalah mengosumsi makanan dan alkohol yang
mengiritasi dalam waktu yang lama. Obat-obatan, seperti aspirin dan obat anti
inflamasi nonsteroid lain (dalam dosis tinggi ), agens sitotosik, kafein,
kortikosteroid, anti metabolit, fenilbutazon, dan indometasin. Menelan racun,
khususnya dikloro-difeniltrikloroetana (DDT), ammnonia, merkuri, karbon
tetraklrorida, atau zat korosif. Endotoksik dilepaskan oleh bakteri yang
menginfeksi, seperti stafilokokus, Escherichia coli, dan salmonela dan
komplikasi penyakit akut (Kluwer, 2011, hal. 293).
b. Gastritis kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh pemajanan berulang terhadap zat
iritan, seperti obat-obatan, alkohol, rokok, dan agens lingkungan. Anemia
pernisiosa, penyakit ginjal, atau diabetes militus dan infeksi helicobacter pylori
(penyebab gastritis nonerosif paling sering) (Kluwer, 2011, hal. 293).
6. Patofisioligi terkait dengan proses penuaan (dilengkapi dengan Pathway)
a. Gastritis akut
Penyebab yang paling umum gastritis akut adalah infeksi. Patogen
termasuk helicobacter pylori, Escherichia coli, proteus, haemophilus,
stresptokokus, dan stafilokokus. Infeksi bakteri lambung normal
melindunginya dari asam lambung, sementara asam lambung melindungi
lambung dari infeksi, sehingga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam
hidroklorida ( asam lambung ) menegenai mukosa lambung, maka terjadi luka
pada pembulih kecil yang di ikuti dengan edema, perdarahan, dan mungkin
juga terbentuk ulkus. Kerusakan yang berhubungan dengan gastritis akut
biasanya terbatas jika diobati dengan tepat (joycem, 2014, hal. 102).
b. Gastritis kronis
Perubahan patofisologis awal yang berhubungan dengan gastritis
kronis adalah sama dengan gastritis akut. Mulanya lapisan lambung menebal
dan eritematosa lalu kemudian menjadi tipis dan atrofi. Deteriorasi dan atrofi
yang berlanjut mengakibatkan hilangnya fungsi kelenjar lambung yang berisi
sel parietal. Ketika sekresi asam menurun, sumber faktor intrinsik hilang.
Kehilangan ini mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap vitamin B12
dan perkembangan anemia pernisiosa. Atrofi lambung dengan metaplasia telah
diamati pada gastritis kronis dengan infeksi H pylori. Perubahan ini mungkin
mengakibatkan peningkatan risiko adenokarsinoma lambung (joycem, 2014,
hal. 103)
7. Gejala Klinis
a. Tanda Gejala Gastritis Secara Umum adalah :
1) Perasaan mual dan muntah.
2) Nyeri perut (dapat bervariasi dari ringan sampai berat)
3) Rasa sakit yang mungkin merasa seperti nyeri terbakar diperut bagian atas
4) Merasa sakit atau berat di dada bagian bawah.
5) Nyeri meningkat pada perut kosong
6) Cegukan yang mengganggu dan berulang.
7) Kehilangan selera makan Merasa kenyang meski baru makan sedikit
8) Berat badan menurun Adanya gas yang berlebih atau perut terasa kembung
b. Tanda Gejala Gastritis Parah :
1) Darah di tinja atau feses berwarna hitam
2) Pendarahan reptum
3) Ketika muntah, warna yang terlihat seperti bubuk kopi
4) Lemah dan pucat.
5) Denyut nadi cepat, merasa pusing atau lelah
6) Pingsan.
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
a. Pemeriksaan darah:
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti body H.Pylori dalam darah.
Hasilt tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan
bahteri pada suatu waktu dalm hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa
pasien tersebut terkena imfeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernapasan:
Tes ini dapat menetukan apakah pasien terinfeksi oleh bahteri H.Pylori atau
tidak
c. Pemeriksaan feses:
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau tidak. Tes hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi dengan. Dengan hasil
pemeriksaan seperti berikut warna feses merah kehitam- hitaman, bau sedukit
amis, kosistensinya lembek tetapi ada juga agak keras terdapat lendir.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini
menunjukan adanya pendarahan pada lambung.
d. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas:
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar X
e. Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas:
Tes ini akan melihat akan adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan
akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
9. Terapi/Tindakan Penanganan
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang
jarang pembedahan untuk mengobatinya.
a. Jika penyebabnya adalah infeksi oleh H.pylori, maka diberikan Bismuth,
antibiotik (misalnya amoxcillin &Claritromycin) dan obat anti tukak (misalnya
omeprazole).
b. Penderita gastritis karena stres akut banyak mengalami perubahan (penyakit
berat, cidera atau pendarahan) berasil diatasi. Tetapi sekitar 25 % penderita
gastritis karena stres akut mengalami pendarahan yang sering berakhir fatal.
Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antalsit. (untuk
menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi
atau menghentikan pembentukan asam lambung). Pendarahan hebat karena
gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber pendarahan
dengan tindakan endoskopi. Jika pendarahan masih berlanjut mungkin seluruh
lambang lambung harus diangkat.
c. Penderita gastritis erosif koronis bisa diobati dengan antasida. Penderita
sebaiknya menghidari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti
peradangan non – esteroit lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi
lambung.
d. Untuk menringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada gastritis
eosinofilik, bisa diberikan kortikostroied atau dilakukan pembedahan
e. Penderita meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh
lambung.
f. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti kulkus yang menghalangi
pelepasan asam lambung.
g. Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi
sering.
h. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan lemak seperti
sambal, bumbu dapur dan gorengan.
i. Kadisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien
dengan gastritis.
10. Komplikasi
a. Tukak lambung
Mayo Clinic menyebutkan bahwa tukak lambung termasuk komplikasi dari
gastritis. Penyakit ini menandakan adanya luka pada lambung atau lapisan perut
karena gastritis yang semakin parah. Tanpa perawatan, luka bisa menyebar ke
area usus kecil. Penyebab utama tukak lambung yakni infeksi bakteri dan
penggunaan obat pereda nyeri golongan NSAID. Gejala tukak lambung yang
umum yakni sensasi terbakar dan nyeri di area tengah perut atau antara pusar
dan dada.
b. Perdarahan pada lapisan perut
Selain peradangan dan luka menyebar ke usus kecil, komplikasi gastritis seperti
tukak lambung juga dapat menyebabkan perdarahan. Ini bisa menjadi
komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Gejala
komplikasi gastritis ini tidak berbeda jauh dengan tukak lambung. Hanya saja,
kondisi ini bisa menyebabkan feses jadi berwarna gelap karena tercampur darah
dan lebih lengket. Selain itu, beberapa orang juga merasakan muntah dengan
bercak darah dan pusing. Agar tidak semakin parah, dokter biasanya akan
meresepkan obat asam lambung, seperti obat proton pump inhibitor (PPI) atau
H-2 receptor blocker.
c. Anemia
Anemia pernisiosa termasuk komplikasi gastritis. Ini menandakan bahwa
jumlah sel darah merah mengalami penurunan karena usus yang luka tidak
dapat menyerap vitamin B12 dengan baik. Vitamin B12 termasuk komponen
pembentuk sel darah merah. Saat lapisan perut terluka, protein pengikat vitamin
B12 tidak diproduksi secara maksimal. Akibatnya, produksi sel darah merah
tidak mencukupi. Terjadinya perdarahan dan kurangnya penyerapan vitamin
B12 ini akan menyebabkan anemia pernisiosa. Orang yang mengalami
komplikasi gastritis ini biasanya akan mengalami gejala diare, kelelahan, mual
dan muntah, jaundice, dan sensasi panas disertai rasa nyeri di dada. Pengobatan
akan difokuskan dengan meningkatkan asupan vitamin B12, baik itu dengan
pola makanan maupun suplemen.
d. Kanker perut (komplikasi gastritis atrofi)
Melansir American Cancer Society, gastritis atrofi akut dapat menyebabkan
komplikasi kanker. Gastritis atrofi merupakan jenis gastritis yang muncul akibat
peradangan di lapisan perut selama bertahun-tahun. Kondisi ini bisa terjadi
karena adanya infeksi bakteri yang jadi penyebab gastritis, penyakit autoimun,
atau anemia pernisiosa. Tidak diketahui secara pasti bagaimana gastritis dapat
menyebabkan kanker. Namun, para periset berpendapat bahwa peradangan pada
lambunglah yang menyebabkan sel-sel di jaringan lambung atau perut jadi
abnormal. Pada kasus komplikasi gastritis ini, proses pembedahan akan
dilakukan untuk mengangkat sel kanker. Kemudian, pengobatan dilanjutkan
dengan obat, terapi radiasi, atau kemoterapi.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang
mengidentifikasi respon manusia atau individu terhadap masalah-masalah kesehatan
dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan tersebut dan keperawatan seorang individu. Adapun proses
keperawatan ini terdiri dari lima tahapan, yaitu :
1. Pengkajian
a. Pengkajian Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalanan penyakit pasien, awal dari
gejala yang dirasakan kalien. Keluhan timbul dirasakan secara mendadak
atau betahap, faktor pencetus, untuk mengatasi masalah tersebut.
2) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah saki dan riwayat pemakaian obat.
3) Riwayat penyakit keluarga : Terdapat keluarga menderita penyakit yang
behubungan dengan penyakit yang diderita penyakit yang diderita oleh
pasien.
b. Pengkajian pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL)
1) Aktivitas / Istirahat
a) Biasanya klien mengalami kelelahan, kelemahan, dan hiperventilasi.
Sirkulasi
b) Biasanya klien mengaami kelemahan, berkeringat, warna kulit pucat,
nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat, warna kulit pucat dan
kelemaan pada kulit. Integritas ego
c) Apakah ada faktor stressakut atau kronis (kehilangan, hubungan
kerja) dan perasaan tak berdaya.
d) Eliminasi
e) Adanya riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan atau masalah yang berhubungan dengan gastritis.
f) Makanan atau cairan
g) Anoreksia, mual, muntah( muntah yangmemenjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
h) Neurosensori Rasa berdenyut, pusing/ sakit kepala karena sinar,
kelemahan.
c. Pengkajian Pemeriksaan
Fisik Keadaan umum : Tampak kesakitan dari pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan dikuadran epigastrik.
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan darah: Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H.
Pylori.
2) Uji nafas urea :Suatu metode diagnostik berprinsip bahwa urea diubah oleh
ureaseha.
3) Pemeriksaan Feces :Suatu metode yang dapat membuktikan apakah ada
bahteri H. Pylori dalam veses atau tidak
4) Pemeriksaan Endoskopi saluran cerna bagian atas: Tes ini dapat terlihat
adanya ketidak normalanpada saluran cerna baian atas yang mungkin tidak
terlihat dari sinar-X.
5) Rontgen saluran cerna bagian atas: Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
6) Analisis lambung : Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
teknik penting untuk menegakan diaknosis penyakit lambung.
7) Analisis Stimulasi : Tes ini untuk mengetahui terjadinya aklorhidria atau
tidaK.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri berhubungan mukosa lambung ter iritasi.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak
cukup dan kehilangan cairan yang berlebih.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri
3. Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Kekurangan NOC NIC
volume cairan 1. Fluid balance Fluid management
berhubungan 2. Hydration 1. Pertahankan catatn
dengan 3. Nutritional status: Food intake dan output yang
masukan cairan and fluid Intake akurat.
yang tidak 2. Monitor status hidrasi.
cukup dan Kriteria hasil : 3. Monitor vital sign.
kehilangan 1. Mempertahankan urin 4. Monitor masukan
cairan yang output sesuai dengan usia makanan/ cairan dan
berlebih. dan berat badan hitung intake cairan.
2. Tekanan darah, 5. Dorong masukan oral.
nadi,suhu, dalam batas
normal
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi.
4. Elastisitas turgor kulit
baik, membrane mukosa
lembab tidakada rasa
haus yang berlebihan
2. Gangguan NOC NIC
pemenuhan 1. Anxiety reduction Sleep Enhancement
kebutuhan 2. Comfortlevel 1. Jelaskan pentingnyatidur
istirahat dan 3. Pain level yang adekuat
tidur Kriteria hasil : 2. Ciptakan lingkungan
berhubungan 1. Jumlah jam tidur dalam yang nyaman.
dengan nyeri batas normal 6- 8 jam/ 3. Diskusikan dengan
hari pasien dan keluarga
2. Pola tidur kualitas tentang teknik tidur
dalam normal Perasaan pasien.
setelah tidur 4. Monitor waktu makan
3. Mampu dan minum dengan
mengidentifikasi halhal waktu tidur.
yamg meningkatkan 5. Catat kebutuhan tidur
tidur. pasien.
3. Gangguan NOC NIC
pemenuhan 1. Anxiety reduction Sleep Enhancement
kebutuhan 2. Comfort level 1. Determinasi efek-efek
istirahat dan 3. Pain level medikasi terhadap pola
tidur 4. Rest : Extent and tidur
berhubungan Pattern 2. Jelaskan pentingnya
dengan nyeri 5. Sleep : Extent an tidur yang adekuat
Pattern Kriteria Hasil : 3. Fasilitas untuk
1. Jumlah jam tidur dalam mempertahankan
batas normal 6-8 aktivitas sebelum tidur
jam/hari (membaca)
2. Pola tidur, kualitas 4. Ciptakan lingkungan
dalam batas normal yang nyaman
3. Perasaan segar sesudah 5. Kolaborasikan
tidur atau istirahat pemberian obat tidur
4. Mampu 6. Diskusikan dengan
mengidentifikasikan pasien dan keluarga
hal-hal yang tentang teknik tidur
meningkatkan tidur pasien
7. Instruksikan untuk
memonitor tidur pasien
8. Monitor waktu makan
dan minum dengan
waktu tidur
9. Monitor/catat
kebutuhan tidur pasien
setiap hari dan jam
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien di sesuaikan dengan
prioritas masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan mengacu
pada intervensi yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien
terpenuhi secara optimal.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan
OLEH:
NI NYOMAN WIDHIANI
C2120042
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Ny. PN
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Mengwi, 31 Desember 1933
Umur : 78tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan :-
Alamat : Perum Pondok Abianbase Link Semate, Kapal
Tgl. Masuk ke RS :-
Diagnosa medis : Gastritis
b. Penanggung jawab
Nama : Tn.MS
Jenis kelamin : Laki - laku
Umur : 48 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Perum Pondok Abianbase Link Semate, Kapal
……………………………………………........
2. KELUHAN UTAMA
Nyeri ulu hati
3. GENOGRAM
KETERANGAN :
: perempuan
: laki-laki
: meninggal
: pasien
Genogram tersebut menjelaskan bahwa Tn. MS yang merupakan penanggung jawab dari
Ny. PT merupaakan anak kedua dari 4 bersaudara. Tn. MS menikah dengan anak ketiga
dari Ny. PN dimana Ny. PN merupaka ibu mertua dari Tn. MS dan tinggal bersama.
4. RIWAYAT KESEHATAN
Klien mengatakan mengalami penyakit ini sudah kurang lebih 5 bulan yang lalu,
keluhan yang dirasakan yaitu nyeri di ulu hati, perut sakit dan kembung. Klien
mengatakan jarang berobat atau kontrol ke puskesmas. Saat ditanya klien tidak
memperhatikan pola makannya dan sering menkomsumsi makanan pedas.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan anggota keluarganya ada juga menderita penyakit gastritis yaitu anak
pertama klien. Keluarga klien juga mempunyai penyakit keturunan yaitu hipertensi, dan
keluarga klien tidak pernah dirawat dirumah sakit.
6. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Klien mengatakan bahwa tempat tinggalnya merupakan rumah tetap dan bias melakukan
kebersihan rumah setiap hari.
7. RIWAYAT REKREASI
Klien mengatakan sekarang sudah tidak pernah berekreasi. Klien hanya melakukan
waktu luang dengan kumpul-kumpul bersama anak dan cucu sesekali dirumah.
8. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Klien mengatakan bahwa dalam menjaga kesehatan dirinya dibantu oleh anaknya dan
menantunya memeriksakan diri ke dokter terdekat. Klien mengatakan tidak memahami
tentang penyakit yang dideritanya.
9. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hari khusus dirinya hanya mengatakan
biasa melakukan persembahyangan bersama anggota keluarga saat hari raya.
10. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki riwayat penyakit atau rawat inap di
rumah sakit. Klien mengatakan apabila nyeri uluhatinya kambuh klien biasa meminum
obat maag yang dibelikan oleh anaknya di apotik namun bila tidak kunjung membaik
klien diajak ke dokter oleh anaak dan menantunya
11. TINJAUAN SISTEM
a. Keadaan umum: Keadaan umum baik dan hanya mengeluh nyeri ulu hati kadang –
kadang
b. Kesadaran: CM
c. TTV : TD. 140/90 mmhg N. 85 x /menit S. 37o C RR. 20 x / menit, skala nyeri 3 dari
rentang 0-10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan di uluhati, nyeri dirasakan
sewaktu-waktu.
d. IMT: 20 ( bb: 45 TB: 150)
e. Integumen
S : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan pada kulitnya
O:-
I : Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang dan sama dengan warna
kulit disekitarnya
P : Kulit tidak elastis
f. Kepala
S : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan pada kepalanya
O:-
I : Sklera anikterik, konjuntiva anemis, pupil isokor, pergerakan bola mata
simetris
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
g. Mata
S : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan pada matanya
O :
I : Sklera anikterik, konjuntiva anemis, pupil isokor, pergerakan bola mata
simetris
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
h. Telinga
S : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan pada telinganya
O :
I : Bentuk telinga simetris, warna kulit sawo matang sama seperti warna kulit
disekitarnya
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
i. Hidung dan Sinus
S : Klien mengatakan tidak ada masalah pada hidungnya
O :
I : Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, tidak terdapat cairan
berlebih
P : Tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada
j. Mulut dan tenggorokan
S : Klien mengatakan tidak ada masalah dalam mulut dan tenggorokan
O:
I : Mulut tampak bersih, gigi tampak tidak utuh karena sudah ada gigi yang
tanggal
P : Tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada, pembesaran kelenjar limfe tidak
ada
k. Leher
S: Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada lehernya
O:
I : Warna kulit sawo matang sama seperti warna kulit disekitarnya
P : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa
l. Payudara
S: Klien mengatakan tidak ada masalah pada payudaranya
O:
I : Bentuk payudara simtris, areola berwarna coklat muda, payudara
tampak bersih
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
m. Pernapasan
S: Klien mengatakan tidak ada masalah pada pernafasannya, sesak dan batuk
tidak ada
O:
I : Bentuk thorax simetris, tidak ada retraksi otot dada
P : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa
P : Terdengar suara sonor
A : Suara nafas vesicular pada kedua lapang paru
n. Kardiovaskuler
O:
I : Warna kulit sawo matang, sama seperti kulit sekitar
P : Nyeri tekan tidak ada
P : Terdengar suara pekak
A : S1 S2 tunggal regular
o. Gastrointestinal
S : Klien mengatakan nyeri pada bagian uluhati
O:
I : Warna kulit sawo matang
A : Suara bising usus 10 x/menit
P : terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
P : terdengar suara timpani
p. Perkemihan
S : Klien mengatakan tidak ada masalah pada perkemihan, biasa BAK 5-6 x/hari
O:
I : Tidak tampak iritasi pada area kandung kemih
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
q. Muskuloskeletal
S : Klien mengatakan tidak ada masalah pada kedua kakinya
O:
I : Warna kulit sama dengan warna kulit sekitarnya
P : Tidak terdapat nyeri tekan pada kedua lutut kaki
r. Sistem saraf pusat
S : Klien mengatakan tidak memiliki masalah pada ingatannya
O:
I : Klien mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik dan mampu
berfokus pada saat interaksi
P:-
s. Reproduksi
S : Klien mengatakan tidak ada masalah pada organ reproduksi. Klien mengatakan
mempunyai 3 orang anak perempuan, saat ini Klien mengatakan sudah
menopause.
O:
I : Tidak terkaji
P : Tidak terkaji
12. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. Psikososial
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam berinteraksi. Klien mengatakan biasa
melakukan komunikasi dan interaksi dengan anggota keluarga maupun dengan
warga masyarakat disekitar tempat tinggalnya.
b. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
Apakah klien mengalami kesulitan tidur? iya
Apakah klien sering merasa gelisah? iya
Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri? tidak
Apakah klien sering was-was dan khawatir? iya
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”
Pernyataan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? iya
Ada atau banyak pikiran? Tidak
Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain? Tidak ada
Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter? Tidak ada
Cenderung mengurung diri? Tidak ada
Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) / NEGATIF (-)
Kesimpulan :
Pasien mengalami masalah kurang istirahat oleh karena nyeri uuhati yang terkadang
timbul
c. Spiritual
Kesimpulan:
Klien dalam pengkajian Barthel Indeks dengan skor 130 yaitu mandiri dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-harinya
Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik
Kesimpulan:
Klien dalam pengkajian Mini Mental Status Exam dengan skor 23 yaitu
memiliki aspek kognitif dari fungsi mental baik
Tanggal Penyebab
No Data Fokus Masalah
/Jam (pathway)
1. 26 Des DS : Nyeri akut Sekresi asam
2021
- Pasien mengatakan nyeri pada lambung
Pukul 16.00
ulu hati. bikarbonat naik
wita
- Pasien mengatakan perut turun
sakit .
- Pasien mengatakan apabila Lambung teriritasi
sering telat makan perut akan
terasa sakit. Nyeri
DO:
- Nyeri tekan pada daerah ulu
hati
- Pasien tampak meringis
kesakitan sambil memegang
perutnya.
- Adanya nyeri tekan pada
abdomen.
- Skala nyeri 3 (sedang) - TTV:
TD. 140/90 mmhg N. 85 x
/menit S. 37 o C RR. 20 x /
menit
3. Defisit pengetahuan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji pengetahuan klien 1. Mengetahui sejauh mana
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x interaksi tentang penyakit gastritis pemahaman klien tentang
kurang informasi selama 30 menit diharapkan penyakit gastritis
masalah kurang pengetahuan 2. Jelaskan kepada klien 2. Klien paham mengenai
dapat teratasi dengan kriteria hasil tentang pengertian, pengertian, penyebab, tanda
: penyebab, tanda gejala, gejala, komplikasi pada
1. Klien mampu menjelaskan komplikasi pada penyakit
kembali mengenai penyakit gastritis. penyakit gastritis.
gastritis. 3. Jelaskan pada klien tentang
2. Klien paham mengenai pola makanan yang boleh
makan dan pengaturan diet dimakan dan tidak boleh 3. Meningkatkan pengetahuan
gastritis dimakan bagi penderita klien terhadap pemilihan
gastritis. makanan yang tepat dalam diet
hipertensi yang dilakukan
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. PN Ruang : Perum pondok abianbase
Usia : 78 tahun Tanggal : 26-28 Des 2021
Hari, Dx Nama/
No Implementasi Respon Klien
Tanggal/Jam Kep TTD
1. Minggu, 26 Nyeri Akut - Mengukur skala nyeri pasien dengan cara S: Pasien mengatakan nyeri pada widhi
Des 2021 berhubungan menanyakan pada pasien seberapa besar uluhatinya
16.00 dengn mukosa kualitas nyeri yang dirasakannya . O: Skala nyeri 3 TD. 130/80 mmhg
lambung yang - Melakukan anamnesa nyeri pada pasien . A: Masalah belum teratasi.
ter iritasi P : Ketika makan terlambat P: Intervensi dilanjut kan
Q: Nyeri tekan - Kaji ulang skala nyeri
R : Menyebar disekitar abdomen - Berikan obat antinyeri
S:3 - Ajarkan teknik nafas dalam
T : Kadang-kadang
- Mengajarkan teknik napas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri pada pasien - TD :
130/80 mmhg RR : 20/ menit, P: 85 x /
menit, T : 37 oC
Senin, 27 Nyeri Akut -Mengkaji ulang skala nyeri S: Pasien mangatakan masih terasa nyeri Widhi
Des 2021 berhubungan - Memberikan obat anti nyeri ketika makan terlambat dan masih
16.00 dengn mukosa - Menajarkan tehnik nafas dalam menyebar disekitar abdomen
lambung yang - Tensi 130/80 mmhg, RR 20 x/ menit P : O: Skla nyeri 3 TD. 130/80 mmhg
ter iritasi 90 x menit. T . 36 oC A: Masalah yang belum teatasi .
P: Intervensi dilakukan
- Kaji ulang nyeri pasien
- Berikan obat antinyeri
- Menanyakan kepada pasien tentang
pengalaman nyeri
- Ajarkan tehnik nafas dalam.
Selasa,28 Nyeri Akut -Mengkaji ulang skala nyeri 1-3 (ringan) S: Pasien mengatakan nyeri pada
Des 2021 berhubungan - Memberikan penyuluhan kepada pasien abdomen tidak terasa lagi.
16.00 dengn mukosa jika terasa nyeri kembali melakukan O: Skala nyeri 1 ( ringan)
lambung yang tehknik nafas dalam A: Masalah teratasi
ter iritasi - Menganjurkan pasien untuk istrirahat P. Intervensi di hentikan.
yang cukup
- Membatasi aktifitas pisik pasien - TD.
120/80 mmhg,
2. Minggu, 26 Gangguan - Mengkaji rutinitas tidur yang biasa S: Pasien mengatakn susah tidur karena
pemenuhan
Des 2021 kebutuhan dilakukan pasien nyeri di abdomen
16.30 istirahat dan - Memberikan kondisi nyaman bagi O: Pasien nampak letih dan lesu, mata
tidur pasien - Melakukan TTV : TD. 130/80 pasien tampak sayu, TD 130/80 mmhg
berhubungan mmhg - N. 85 x/ menit - RR 20 x /menit - A: Masalah belum teratasi
dengan nyeri S. 37 oc P: Intervensi dilajutkan
- Memberikan kondisi lingkungan yang
nyaman bagi pasien
- Mengukur ulang tensi
- Mengajarkan pernapasan dalam
- Meakukan ritual tidur pada pasien
Senin, 27 Gangguan - Memberikan kondisi senyaman S: Pasien mengatakan kepalanya terasa
Des 2021 pemenuhan mungkinbagi pasien pusing dan sudah tidak bisa tidur.
16.30 kebutuhan - Mengukur ulang tekanan darah TD. O: TD. 130/80 mmhg. Pasien terlihat
istirahat dan 130/80 mm hg pucat, mata sayu dan cekung.
tidur -Melakukan teknik nafas dalam untuk A: Masalah belum teatasi.
berhubungan mengurangi nyeri pasien agar kebutuhan P: Intervensi dilanjutkan.
dengan nyeri istirahat dan tidur pasien terpenuhi. - Mempertahankan jadwal harian yang
- Melakukan ritual tidur kepada pasien. konsistem untuk bangun tidur dan
istirahat. - Mengukur ulang tensi
- Melakukan ritual tidur pada pasien
Selasa, 28 Gangguan - Mengukur ulang tekanan darah TD. S: Pasien mengatakan kepalanya sudah
pemenuhan tidak pusing lagi dan pasien sudah bisa
Des 2021 kebutuhan 120/80 mm hg tidur.
16.30 istirahat dan - Melakukan ritual tidur O: Pasien tidak lemas lagi, TD 120/80
tidur - Memberikan penyuluhan kepada pasien mm hg.
berhubungan tentang pemenuhan kebutuhan istirahat A: Masalah teratasi
dengan nyeri dan tidur. P: Intervensi dihentikan
3. Minggu, 26 Defisit - Mengkaji pengetahuan klien tentang S: Widhi
Des 2021 pengetahuan penyakit gastritis - Klien mengatakan belum terlalu paham
16.30 berhubungan - Memberikan edukasi kepada klien mengenai diet dan komplikasi yang
dengan kurang tentang pengertian, penyebab, tanda akan terjadi pada penyakitnya
informasi gejala dan komplikasi penyakit - Klien mengatakan paham dan mengerti
gastritis. setelah diberikan edukasi mengenai
pengertian, penyebab, tandagejala dan
komplikasi penyakit gastritis.
O:
Klien tampak kooperatif
A: Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
Selasa, I S: Pasien mengatakan nyeri pada abdomen tidak Widhi
28 Des terasa lagi.
1. 2021 O: Skala nyeri 1 ( ringan)
16.00 A: Masalah teratasi
P. Intervensi di hentikan.