Anda di halaman 1dari 26

PREFORMULASI DAN EVALUASI

SEDIAAN TABLET KONVENSIONAL

10/11/20
21
2

LANGKAH LANGKAH PREFORMULASI

1. Tentukan Bentuk Sediaan Tablet (


Konvensional atau pelepasan khusus/modified
release)
2. Kumpulkan Data sifat fisikokimia, Fisikomekanik
dan BioFarmakokinetik dari bahan aktif
3. TENTUKAN METODE PEMBUATAN TABLET
(Sesuaikan dengan data fisikokimia)
4. Tentukan Bahan Tambahan
5. Hitung Komposisi Formula
6. Evaluasi Mutu Fisik Tablet
(1). TABLET PARASETAMOL
3

Alternatif Metode Pembuatan Tablet

10/11/202
1
(1). DATA FISIKOKIMIA, FISIKOMEKANIK
DAN BIOFARKOKINETIK
4

10/11/202
1
5

10/11/202
1
6
6. Data Fisik/Fisikomekanik

➢ Titik Lebur : 163 – 172 OC


➢ Sifat Alir : Jelek ( bentuk partikel tidak sferis)
➢ Kompaktibilitas : Jelek
➢ Higroskopisitas : Tidak higroskopis (menyerap uap
air dengan jumlah yang tidak signifikan)
➢ Polimorfisme : Ada tiga bentuk meta stabil

7. Data Fisikokimia
❑ Kelarutan : Agak sukar larut dalam air,
mudah larut dalam etanol ( 1,4 g/100 ml
❑ Pka : 9,5

10/11/202
1
7

10/11/202
1
Dari Data Data Fisikokimia, Fisikomekanik dan BioFarmakokinetik/Farmakologi, didapatkan
hasil:
1. Dosis besar : Paracetamol 250 atau 500 mg per tablet
8 2. Sifat alir Jelek
3. Kompaktibilitas Jelek
4. Stabil pada air dan panas

10/11/202
1

KESIMPULAN : METODE GRANULASI BASAH DENGAN PENAMBAHAN AQUA


METODE GRANULASI BASAH
9

FORMULA YANG DIBUAT

No Nama bahan Fungsi % %


Rentang Yang
Pemaka Dibuat
ian
1 Paracetamol Bahan aktif
2 Laktosa Pengisi
3 Primojel Penghancur 2–8% 5%
4 Gelatin Pengikat 1–4% 1%
5 Mg Stearat Lubrikan 0,25 – 2 1%
(pelicin) %
6 Aqua Membentuk
Mucilago
gelatin 10/11/202
1
Skema kerja
10 Penimbangan
IPC masa pencampuran : Uji homogenitas

Pencampuran

Pengayakan

Pengeringan
IPC masa granul : Kadar lembab

Pengayakan
IPC masa granul :
Kecepatan aliran, kompresibiltas, distribusi
ukuran partikel
lubrikasi

Tabletasi
IPC pencetakan :
Kekerasan dan pemeriksaan bobot

Pengemasan

10/11/202
Evaluasi 1
Prosedur
1. Parasetamol dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan;
11
2. Parasetamol, primojel, laktosa yang telah ditimbang, dicampur selama 15 menit
dengan kecepatan 50 rpm.
3. Mucilago gelatin (gelatin dikembangkan dalam aquades) ditambahkan sedikit-
sedikit ke dalam campuran nomer (1) hingga diperoleh campuran/ massa yang
baik (dapat dikepal namun dapat dihancurkan kembali);
4. Campuran dibentuk menjadi granul dengan menggunakan ayakan nomor 14;
5. Granul dikeringkan dalam lemari pengering / oven pada suhu 40 °C selama 12
jam
6. Tentukan kadar air dengan menggunakan moisture analyzer,

7. Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air ( <2%), granul diayak kembali
dengan ayakan nomor 16;
8. Lakukan evaluasi mutu fisik granul
9. Granul dicampur dengan magnesium stearate, dicampur selama 3 menit dengan
kecepatan 50 rpm.
10.Lakukan penkempaan tablet;
10/11/202
11.Lakukan evaluasi tablet. 1
12 Kontrol Kualitas Granul
Adanya berbagai variabel formulasi dan proses, dapat
mempengaruhi langkah-langkah pembuatan granul. Untuk
memperoleh tablet yang baik dan bermutu perlu dilakukan
evaluasi granul yg akan dipakai, meliputi antara lain :
❑ Ukuran dan Bentuk Partikel
❑ Luas Permukaan
❑ Kerapatan (Density)
❑ Sifat (waktu) Alir
❑ Sudut Diam (Baring)
Ukuran & Bentuk Partikel
13

Ukuran partikel granul dapat


mempengaruhi :
❑ Berat rata-rata tablet
❑ Variasi berat tablet
❑ Waktu hancur
❑ Kerenyahan (friabilitas)
tablet
❑ Daya mengalir (waktu
alir) granul
❑ Kinetika kecepatan
pengeringan (pada
proses granulasi basah)
Kerapatan (Density)
14

Kerapatan granul dapat mempengaruhi :


❑ Kompresibilitas
❑ Porositas Tablet
❑ Kelarutan, dan sifat-sifat lainnya
15
Waktu Alir
Sifat alir suatu bahan dihasilkan dari banyak gaya:
❑ Gaya gesekan/friksi
❑ Gaya tegangan permukaan
❑ Gaya mekanik yang disebabkan oleh saling menguncinya
partikel yang berbentuk tidak teratur
❑ Gaya elektrostatik
❑ Gaya kohesi (van der Waals)
Proses Pentabletan
16 ❑ Tablet dibuat dengan jalan mengempa
bahan atau campuran bahan obat pada
mesin cetak yang diisebut dengan
pencetak/penekan (press)
❑ Komponen-komponen dasar mesin cetak
:
❑ Hopper, yaitu untuk tempat
menyimpan granul yang akan
dikempa
❑ Die yang menentukan ukuran dan
bentuk tablet
❑ Punch untuk mengempa granulat
yang terdapat di dalam die
❑ Jalur Cam, untuk mengatur
gerakan punch
❑ Pencetak tablet dibagi dua, pencetak
tunggal (single punch) dan pencetak
ganda berputar (rotary multi punch)
Kontrol Kualitas
17 Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum,
selama dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan
(in process control/IPC), meliputi antara lain :
❑ Pemeriksaan Sebelum tabletting
❑ Kualitas formulasi bahan yang dipakai
❑ Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan
setelah proses pencampuran
❑ Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi
ukuran partikel dan kompressibilitas

❑ Pemeriksaan Selama dan setelah Tabletting


❑ Penampilan umum (organoleptis)
❑ Keseragaman kadar zat aktif (content uniformity)
❑ Keragaman bobot (weight variation)
❑ Kekerasan (hardness)
❑ Kerapuhan (friability)
❑ Waktu hancur (disintegration time)
❑ Kecepatan Pelarutan (dissolution)
Kontrol Kualitas
18 ❑ Penampilan Umum (organoleptis)
Pengukuran sejumlah data teknis tablet, seperti ukuran
(panjang, lebar, diameter), bentuk, warna, bentuk
permukaan, konsistensi dan cacat fisik, dan tanda-tanda
pengenal lainnya (logo, break line, dsb), bau, ciri-ciri khas
lainnya
❑ Keseragaman kadar zat aktif
Dilakukan pemeriksaan kadar zat aktif sesuai dengan
monografi masing-masing bahan
❑ Keragaman Bobot
Dilakukan pemeriksaan 20 tablet, dihitung rata-rata dan
standard deviasi relatif (RSD).
Syarat :
Tablet dengan bobot < 130 mg, max RSD 10 %
Tablet dengan bobot 130 – 324 mg, max RSD 7,5 %
Tablet dengan bobot > 324 mg, max RSD 5%
Kontrol Kualitas
19 ❑ Kekerasan tablet (Hardness)
Diperiksa dengan alat Hardness Tester, yang prinsipnya
mengatur tekanan yang dibutuhkan untuk memecah satu
tablet yang diletakkan dalam alat tersebut
Gunanya untuk mengetahui ketahanan tablet bila mengalami
benturan selama proses pengemasan dan transportasi. Tablet
yang baik kekerasan : min 4 kg
❑ Kerapuhan Tablet (friability)
Diperiksa dengan alat Friabilator Tester, prinsipnya dengan
mengukur prosentase susut berat tablet setelah diputar dalam
alat tersebut selama 4 menit (rpm 25) atau 100 putaran.
❑ Waktu Hancur (disintegration time)
Ditentukan dengan alat Disintegration tester, prinsipnya
sejumlah tablet (6 tablet) dimasukkan dalam air atau medium
lain dengan suhu 37oC, dinaik-turunkan, diukur waktunya
sampai semua tablet hancur. Syarat : jika tidak disebutkan lain ,
tidak boleh lebih dari 15 menit.
Kontrol Kualitas
❑ Kecepatan Kelarutan (dissolution)
20
Diperiksa dengan alat Dissolution tester, pada prinsipnya
mengukur laju pelepasan obat pada media air atau media lain
yang sesuai. Digunakan sebagai dasar menghuji kemanjuran suatu
obat secara in vitro (bioavaibilitas). Terdapat 2 metode/alat
pengujian disolusi obat.
❑ Alat 1
Tablet dileakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yg
diikatkan pada bagian bawah suatu tongkat yang
dihubungkan pada sebuah motor yg kecepatannya dapat
diatur. Keranjang dicelupkan ke dalam medium disolusi,
suhu labu dipertahankan 37oC + 0,5oC, kemudian cairan
sampel diambil pada selang waktu tertentu untuk
menentukan jumlah bahan obat yang terlarut
❑ Alat 2
Sama dengan alat 1, hanya keranjangnya diganti dengan
pedal/dayung (paddle) yang berbentuk pisau dan tongkat
sebagai elemen pengaduk
21

Alat untuk mengukur Kecepatan Kelarutan (dissolution)


Problema Pencetakan Tablet
1. Binding
22
Keadaan dimana bahan yang ditablet sebagian melekat pada
die atau matris, sehingga sukar didorong keluar
Penyebab :
❑ Kurang lubricant atau lubricant kurang efektif
❑ Granul terlalu dingin atau terlalu panas atau kurang
kering
❑ Die/matris sudah usang/perlu pemolesan

2. Sticking
Keadaan di mana sebagian massa tablet melekat pada punch
Penyebab:
❑ Granul terlalu basah (kurang kering) atau pemanasan
kurang sempurna
❑ Tekanan pengempaan mesin tablet kurang
❑ Punch sudah usang/aus atau perlu pemolesan
❑ RH ruangan pencetakan terlalu tinggi
Problema Pencetakan Tablet
23 3. Capping
Keadaan dimana lapisan atas atau bawah tablet terbelah
sebagian atau seluruhnya. Hal ini dapat terjadi SEGERA
setelah keluar dari cetakan atau setelah BEBERAPA WAKTU
kemudian

Penyebab :
❑ Adanya udara yang ikut terkempa sehingga setelah tablet
keluar dari cetakan, udara bereaksi mendesak keluar
❑ Terlalu banyak fines
❑ Pengeringan granul kurang sempurna atau granul terlalu
kering
❑ Lubricant terlalu banyak atau terlalu sedikit

Chipping Capping
4. Mottling
24 Keadaan dimana terjadi warna yang tidak merata pada
permukaan tablet
Penyebab :
❑ Obat atau hasil uraiannya mempunyai warna yang berbeda
dengan bahan tambahan dan tidak tercampur homogen
❑ Terjadi migrasi warna selama proses pengeringan granul
❑ Bahan tambahan yg berupa larutan berwarna tidak terbagi
merata, hal ini disebabkan karena larutan panas dicampur
dengan serbuk dingin

5. Variasi Berat
Tablet yang dihasilkan tidak memenuhi syarat keragaman bobot
Penyebab :
1. Distribusi granul tidak rata
2. Granul tidak free flowing
3. Lubricant atau glidant tidak tercampur merata
25
No. PROBLEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Capping O O O O
2 Chipping O O O O
3 Weight Variation O O O O
4 Soft Tabletting O O O O O O
5 Hard Tablets O O O
6 Delayed Disintegration O O
7 Oil Spots O O
8 Oil Smodges O
9 Sticking O O O O O
10 Rough Edges O O O O O
11 Market Sides O O O
12 Color Shade Variation O O
13 Rough Dull Surface O O O O O O
14 Too Thick O O O
15 Too Thin O

Notes :
1 Granulation too dry 9 Granulation un even
2 Granulation too wet 10 Feed Frame/Hopper flow restricted
3 Compression too hard 11 Anti-turn plugs worn out
4 Compression too soft 12 Poor Granulation
5 Damaged punches or dies 13 Top punches too wet or too dry
6 Rough handling 14 Lower punches too wet
7 Machine too fast 15 High relative humidity
8 Faulty machine setting 16 Punches need polishing
26

10/11/20
21

Anda mungkin juga menyukai